TintaTeras

Biografi W.R. Soepratman, Kisah Jagoan Pencipta Lagu Indonesia Raya

Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

TintaTeras.com – Biografi W.R. Soepratman. Pahlawan Nasional ini diketahui oleh rakyat Indonesia sebagai orang yang membuat lagu kebangsaan Republik Indonesia. Selain sebagai seorang komponis, WR Supratman juga ialah seorang wartawan dan ikut terlibat dalam sumpah pemuda tahun 1928. Berikut profil dan biografi W.R Supratman.

Profil dan Biografi W.R Supratman

W.R. Supratman lahir dengan nama lengkap Wage Rudolf Supratman pada tanggal 9 Maret 1903 di Jatinegara, Jakarta. Ayahnya bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, sersan di Batalyon VIII, KNIL Belanda. Ibunya bernama Siti Senen. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu, yang lain wanita. Salah satunya bernama Roekijem.

Riwayat Pendidikan W.R Supratman

Pada tahun 1914, WR Supratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan didanai oleh suami Roekijem yang berkebangsaan Belanda berjulukan Willem van Eldik.

WR Supratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama 3 tahun, lalu melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar hingga simpulan. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2.

Dua tahun berikutnya dia mendapat ijazah Klein Ambtenaar. Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada suatu perusahaan jualan . Dari Makassar, beliau pindah ke Bandung dan melakukan pekerjaan selaku wartawan surat kabar Sin Po.

Pekerjaan itu tetap dilakukannya di saat sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu dia mulai terpesona kepada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan.

Rasa tidak bahagia kepada penjajahan Belanda mulai tumbuh dan kesudahannya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dihentikan beredar oleh pemerintah Belanda.

Supratman dipindahkan ke kota Singkang. Di situ tidak lama kemudian minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem, sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik. Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer.

Selain itu Roekijem juga bahagia bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca buku musik

Sejarah Lagu Indonesia Raya

WR Soepratman tidak beristri serta tidak memiliki anak angkat. Sewaktu tinggal di Makassar, Soepratman menemukan pelajaran musik dari abang iparnya yakni Willem van Eldik, sehingga bakir bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu.

Ketika tinggal di Jakarta, pada sebuah kali dia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang hebat-hebat musik Indonesia untuk membuat lagu kebangsaan. Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya.

Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan akseptor biasa (secara intrumental dengan biola atas usulan Soegondo berkaitan dengan kodisi dan suasana pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito).

Pada ketika itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional.

Apabila partai-partai politik menyelenggarakan kongres, maka lagu Indonesia Raya senantiasa dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan hasratuntuk merdeka.

Ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan pada hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 di Batavia, lagu ciptaan WR Supratman tersebut lalu ditetapkan sebagai lagu kebangaaan Indonesia.

Sejak saat itu, Polisi Rahasia Belanda senantiasa memata-matai gerak-gerik dan kehidupan WR Supratman. Ini menciptakan kehidupannya tidak lagi nyaman.

Pada tahun 1930, dikala WR Supratman pergi ke Bandung menyaksikan sidang ketua PNI Ir. Soekarno dengan kawan-kawannya. Ketika bertemu Ir. Soekarno melihat WR Supratman, Soekarno berkata melihatnya dan spontan mengucapkan kata-kata:

…Daar hebt je de komponis van Indonesia Raya? Strijdt voort voor Onse Vrijheid Meneer Soepratman. Merdeka!” (Bukankah Anda pencipta lagu Indonesia Raya? Berjuang teruslah demi kemerdekaan kita Tuan Soepratman)

WR Supratman menggantungkan hidupnya dari mencari isu untuk harian Sin Po. Di Jakarta, WR Supratman dikenal dengan istilah Bapak Lagu Indonesia Raya.

Indonesia Raya Menjadi Lagu Kebangsaan Indonesia

Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Rudolf Supratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.

Jatuh Sakit dan Wafat

Akibat membuat lagu Indonesia Raya, ia senantiasa dikejar oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir “Matahari Terbit” pada permulaan Agustus 1938, beliau ditangkap oleh Belanda.

Ini terjadi saat menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM jalan Embong Malang, Surabaya. Ia selanjutnya ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya.

Biografi WR Supratman

Dari penjara, WR Supratman yang mulai sakit-sakitan tinggal di rumah kakaknya, Roekijem Soepratijah van Eldik.

…Mas, nasibku telah begini. Inilah yang disukai Pemerintah Belanda. Biarlah saya meninggal, aku nrimo. Saya toh sudah bersedekah, berjuang dengan caraku, dengan biolaku. Saya yakin Indonesia niscaya Merdeka! – W.R. Supratman

Wage Rudolf Soepratman atau W.R. Supratman meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 di rumah kakaknya di jalan Jalan Mangga, Tambaksari, Surabaya.

W.R. Soepratman meninggal dunia, tanpa meninggalkan apa-apa, tanpa istri dan anak, juga tanpa meninggalkan harta. Ia hanya meninggalkan secarik kertas not-not musik, lagu ciptaannya yang terakhir terhadap bangsanya sebagai bentuk usaha WR Supratman.

Dalam buku biografi WR Supratman yang berjudul Meluruskan Sejarah dan Riwayat hidup Wage Rudolf Soepratman: Pencipta lagu kebangsaan Republik Indonesia “Indonesia Raya” dan jagoan nasional yang ditulis oleh Anthony C. Huutabarat dikatakan bahwa Jasad WR Supratman dimandikan dan disucikan secara agama Islam oleh keluarganya.

WR Supratman lalu dimakamkan di daerah peristirahatannya yang terakhir di Kuburan Umum Kapas, Jalan Kenjeran, Surabaya.

Hari Musik Nasional

Hari kelahiran WR Supratman, 9 Maret, oleh Megawati dikala menjadi presiden RI, didirikan sebagai Hari Musik Nasional. Namun tanggal kelahiran ini bantu-membantu masih diperdebatkan.

Hal ini alasannya adalah ada usulan yang menyatakan WR Supratman dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.  Pendapat ini didukung keluarga Supratman dan dikuatkan keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007.

Biografi Tan Malaka, Kisah Bapak Pendiri Bangsa Yang Selsai Tragis Tanpa Peradilan

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Tan Malaka dikenal sebagai salah satu jagoan Indonesia, dia ialah salah satu pejuang dari kemerdekaan Republik Indonesia. Jasa Tan Malaka bagi negara sungguh besar sebab yaitu yang pertama kali memperkenalkan gagasan Republik Indonesia yang menjadi ilham bagi Ir. Soekarno.

Walaupun begitu, beliau diketahui selaku tokoh gerakan kiri yang banyak disanjung bahkan oleh Soekarno sampai Mohammad Hatta. Namun siapa sangka, hidupnya selsai tragis dihabisi tanpa peradilan sebab dianggap selaku pemberontak oleh pemerintah Indonesia. Bagaimana cerita Tan Malaka?  

Biografi Tan Malaka

Sejarah Tan Malaka diketahui juga sebagai pejuang yang berani dan berjiwa sosial. Ia ialah seorang pemikir besar. Seorang patriot yang gagasannya takkan pernah hilang dari negara ini bahkan mampu disebut selaku filsuf nya Indonesia. Berikut biografi Tan Malaka secara singkat yang diketahui sebagai salah satu bapak pendiri bangsa yang dilupakan.

Biografi Tan Malaka

Tan Malaka lahir dengan nama Sultan Ibrahim di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat pada 2 Juni 1897. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga islamis.

Biografi Tan Malaka

Ayahnya bernama HM Rasad yang melakukan pekerjaan sebagai pegawai pertanian sementara ibunya Rangkayo Sina merupakan orang yang disegani di desanya alasannya adalah berasal dari keluarga terpandang.

Saat berusia 16 tahun, Ia diminta untuk menerima dua anjuran dari keluarganya ialah diberi gelar Datuk atau dijodohkan dengan gadis yang dipilihkan oleh keluarganya. 

Namun beliau menjawab bahwa dirinya cuma mendapatkan satu dari dua proposal tersebut saja. Keluarganya akhirnya menentukan untuk memberinya gelar Datuk Tan Malaka daripada menjodohkannya. Sejak ketika itu Ibrahim dikenal dengan nama Tan Malaka. 

Sekolah ke Belanda

Selepas menuntaskan pendidikan di Kweekschool alias Sekolah Guru Negara di Bukittinggi pada tahun 1913, Ia melanjutkan pendidikannya ke Rijks Kwekschool di Haarlem, Belanda.

Di Belanda inilah beliau berkenalan dengan pemikiran ajaran komunisme dan sosialisme lewat karya Karl Marx, Engels hingga Lenin.

Beberapa waktu kemudian, beliau bertemu dengan Henk Sneevliet salah seorang pendiri Indische Sociaal Democratische Vereeniging alias ISDV. ISDV ialah suatu organisasi yang menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia. Disinilah sejarah Tan Malaka dan komunis dimulai.

Kembali ke Indonesia

Tan Malaka kemudian kepincut dengan tawaran Sneevliet yang mengajaknya bergabung dengan Social Democratische-Onderwijzers Vereeniging alias Asosiasi Demokratik Sosial Guru. Setelah lulus dari SDOV, Ia lalu kembali ke desanya di Sumatera Barat.

Ia lalu menerima proposal untuk mengajar anak-anak kuli di perkebunan teh di Deli, Sumatera Utara. Di kala inilah ia mengamati dan mengetahui penderitaan kaum pribumi Sumatera serta terus melaksanakan kekerabatan ISDV dan menulis untuk media massa.

Tan Malaka sempat menjadi kandidat anggota Volksraad semacam dewan perwakilan rakyat bentukan pemerintah Hindia Belanda dalam pemilihan tahun 1920 mewakili kaum kiri. Namun dia hasilnya mengundurkan diri setahun tanpa karena yang terperinci.

Dekat Dengan Darsono dan Semaun

Kiprahnya lalu dilanjutkan dengan membuka sekolah di Semarang atas pinjaman Darsono yang merupakan tokoh dari Sarekat Islam Merah (SI Merah). Sekolah itu disebut selaku sekolah rakyat dan mempunyai kurikulum yang sama dengan sekolah di Uni Soviet.

Kedekatan Tan Malaka dengan tokoh mirip Semaun dan Darsono pada akhirnya menciptakan dirinya kian bersahabat dengan gerakan komunisme sesudah Sarekat Islam pecah menjadi SI Merah dan SI Putih. 

Semaun kemudian mengajaknya untuk bergabung dengan PKI. Selain aktif dalam berpolitik, ia juga bersungguh-sungguh menulis dan menerbitkan beberapa buku. Bukunya yang berjudul Parlemen atau Soviet? yang dipublikasikan secara berseri oleh PKI.

Karena sosoknya dianggap radikal, Pemerintah Hindia Belanda menangkapnya di Bandung pada Februari 1922. Ia lalu hendak dibuang ke Kupang namun meminta untuk diasingkan ke Belanda.

Di Belanda beliau bergabung dengan Communist Party of the Netherlands atau CPN dengan motif untuk membawa gosip kemerdekaan Indonesia di dalamnya.

Mengikuti Konferensi Komunis Internasional (Komintern)

Tan Malaka kemudian pergi ke Jerman dan kemudian ke Uni Soviet untuk mengikuti konferensi komunis internasional atau Komintern. Di Soviet, Ia memberikan proposal kerja sama antara komunisme dengan pan islamisme meskipun kemudian ditolak.

Selama beberapa tahun dia aktif selaku distributor Komintern distributor Timur dan bahkan sempat menjadi perwakilan Komintern Asia Tenggara. Ia sempat berpindah-pindah mirip ke Kanton, Hongkong, Singapura, Filipina dan beberapa wilayah yang lain untuk peran yang tersebut.

Menulis Buku Naar De Republik Indonesia (Menuju Republik Indonesia)

Pada tahun 1924 saat masih dalam pelarian, Tan Malaka menulis salah satu buku yang paling terkenal yang pernah dibuatnya berjudul Naar De Republik Indonesia atau Menuju Republik Indonesia.

Buku tersebut dianggap sebagai karya yang fenomenal dan melebihi zamannya. Hal ini sebab buku Naar De Republik Indonesia atau Menuju Republik Indonesia telah membicarakan ihwal bentuk negara Indonesia selaku Republik Indonesia.  

Buku karya Tan Malaka ini disebut-sebut selaku sumber wangsit Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dalam merumuskan mirip apa Indonesia di lalu hari.

Pada tahun 1927, Tan Malaka mendirikan partai Republik Indonesia (PARI), ini akibat ketidakpuasan kepada strategi yang diambil oleh PKI dalam perjuangannya. 

Menulis Buku Madilog

Dalam biografi Tan Malaka dikenali bahwa selanjutnya pada tahun 1942, beliau datang kembali di Jakarta. Tak usang kemudian beliau menulis buku berjudul Madilog : Materialisme Dialektika dan Logika.

Biografi Tan Malaka

Ia juga mulai menghitung-hitung potensi Indonesia untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang pada hasilnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Namun diplomasi Indonesia kepada Belanda dinilainya terlalu lemah pasca proklamasi kemerdekaan tersebut. Ia kemudian mendirikan Persatuan Perjuangan yang beranggotakan 140 organisasi politik laskar dan partai politik. 

Didalamnya termasuk juga Masyumi dan PNI yang tidak puas dengan lambannya diplomasi yang dikerjakan oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir. Tan Malaka sempat dipenjara alasannya dituduh sebagai otak penculikan Sutan Syahrir di tahun 1948. Namun beliau lalu dibebaskan dikala pemberontakan PKI meletus di bulan september tahun 1948. 

Mendirikan Partai Murba

Setelah keluar dari penjara, Tan Malaka lalu mendirikan Partai Musyawarah Rakyat Banyak atau MURBA, suatu partai politik dengan ideologi nasionalis komunis.

Sejarawan Hari Poeze dalam yang menulis perihal biografi Tan Malaka dalam bukunya yang berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia jilid 4 menyebutkan bahwa tokoh garis kiri ini menolak menjadi ketua partai tersebut.

Ia kemudian masih terus secara rutin mengecam politik diplomasi yang dijalankan oleh Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta yang dia sebut telah menyia-nyiakan hak-hak mereka selaku pemimpin.

Akibatnya propagandanya, Ia lalu menjadi tokoh yang anti politik diplomasi Soekarno-Hatta dianggap sebagai bahaya bagi pemerintah Indonesia. Gerakannya dianggap oleh beberapa pihak mesti ditumpas.

Tan Malaka Tertangkap dan Dieksekusi Mati

Dalam persembunyiannya, Tan Malaka kemudian ditangkap di Gunung Wilis, Selopanggung, Kediri. Ia ditangkap oleh Letnan Dua Sukotjo dari Batalyon Sikatan Divisi Brawijaya pada 21 Februari 1949. 

Atas perintah Sukotjo, Tan Malaka lalu dieksekusi mati di Kediri yang dilaksanakan oleh Suradi Tekebek, orang yang diberi peran Sukotjo. Ia pun dimakamkan disana.

Kematian tokoh pendiri bangsa Indonesia ini tanpa dibuatkan laporan maupun investigasi lebih lanjut. Lokasi makamnya bahkan dirahasiakan. Lokasi makamnya lalu didapatkan oleh Harry Poeze melalui serangkaian wawancara yang dilakukan pada era 1986 hingga dengan 2005 dengan para pelaku sejarah yang berada gotong royong dengan tokoh kiri ini pada tahun 1949.

Sejarawan Harry Poeze menyebutkan bahwa ihwal hukuman mati Tan Malaka bahkan dirahasiakan selama beberapa tahun. Pada tahun 1963, Presiden Soekarno memperlihatkan gelar pendekar nasional untuk Tan Malaka. Walaupun demikian makamnya baru dipindahkan secara simbolik ke Sumatera Barat pada tahun 2017.

Fakta Unik Tan Malaka 

Tan Melaka dikenali pernah dipenjara sebanyak kurang lebih 13 kali. Ia bahkan pernah diburuoleh Polisi Rahasia di 11 negara dan dua benua alasannya sepak terjangnya.

Selama hidupnya, Tan Malaka memiliki 23 nama samaran dan hidup 20 tahun dalam pelarian. Ia juga menguasai 8 bahasa mulai dari Minang, Indonesia, Tagalog, Mandarin, Jerman, Belanda, Rusia dan Inggris.

Karena dianggap sebagai tokoh kiri selama kala Orde Baru Presiden Soeharto, Nama Tan Malaka salah dihilangkan dari buku-buku sejarah walaupun jasanya juga besar bagi Indonesia.

Inilah Daftar 10 Orang Terkaya Di Indonesia Tahun 2018 Model Majalah Forbes

Feed,  Konglomerat,  Milyarder,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

TintaTeras.com – Setiap tahun Majalah Forbes (Majalah bisnis nasional yang berbasis di Amerika Serikat) senantiasa merilis peringkat orang terkaya di dunia, disamping itu dunia, kita juga mampu melihat daftar orang terkaya di Indonesia yang dirilis oleh majalah tersebut dari tahun ke tahun terutama 2018.

Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2017Majalah Forbes mengkalkulasikan jumlah kekayaan para konglomerat/pengusaha berdasarkan aset serta utang yang mereka miliki dalam bentuk dollar Amerika. Berikut daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia tahun 2018 model Majalah Forbes.

1. Robert Hartono dan Michael Hartono (USD 32.3 Miliar / 430 Triliun Rupiah)

Robert Hartono dan Michael Hartono

Robert Budi Hartono dan Michael Budi Hartono ialah dua bersaudara pemilik pabrik rokok PT Djarum. Mereka berdua juga ialah pemegang saham terbesar dari Bank BCA. Selain memiliki perusahaan pabrik rokok serta bisnis perbankan, Robert dan Michael Hartono juga mempunyai usaha yang bergerak di bidang kelapa sawit, properti serta elektronik.

Bertahun-tahun mereka berdua menempati posisi satu di daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah forbes. Kekayaan mereka berdua ditaksir senilai $32.3 miliar dollar atau sekitar 430 triliun rupiah. Lihat Biografi Robert Budi Hartono & Biografi Michael Hartono

2. Eka Tjipta Widjaja (USD 9.1 Miliar / 121.3 Triliun Rupiah)

Eka Tjipta Widjaja ialah pemilik sekaligus pendiri Grup Sinar Mas. Usaha dari Grup Sinar Mas bergerak di banyak sektor seperti bisnis kelapa sawit, kertas, Properti, serta perbankan. Eka sempat menjadi orang pertama terkaya di Indonesia pada tahun 2011 dengan total kekayaan sebensar 8 miliar dollar.

Ia diketahui sebagai sosok pekerja keras dan pantang menyerah hal itu bisa kita lihat dari biografi atau kisah hidupnya, bagaimana dia membangun bisnisnya dari nol hinga kemudian menjadi besar seperti sekarang.

Tahun 2018, kekayaannya meningkat hingga 9.1 milyar dollar. Pencapaian ini membuat namanya naik ke posisi kedua dalam sebagai orang terkaya di Indonesia menurut majalah forbes dengan total kekayaan sebesar 9.1 miliar dollar. Lihat Biografi Eka Tjipta Widjaja

3. Susilo Wonowidjojo (USD 8.8 Miliar / 117.3 Triliun Rupiah)

Susilo Wonowidjojo ialah pemilik dari pabrik rokok PT Gudang Garam. Setelah kematian sudaranya Rahman Halim, Susilo lalu mengambil alih kendali PT Gudang Garam. Inovasi yang tiada henti menciptakan PT Gudang Garam dari tahun ke tahun senantiasa mendapatkan kenaikan keuntungan perusahaan membuat harta dari Susilo Wonowidjojo terus meningkat.

Tahun lalu pendapatan PT Gudang Garam senilai 70 triliun rupiah dan memberdayakan sekitar 36.900 karyawan. Tak heran Susilo Wonowidjojo bertengger di urutan 3 dalam daftar orang terkaya di Indonesia berdasarkan majalah forbes. Lihat Biografi Susilo Wonowidjojo

4. Anthony Salim (USD 6.9 Miliar / 92 Triliun Rupiah)

Anthony Salim merupakan pemilik dari Salim Group, dia yaitu anak dari Soedono Salim, taipan asal Indonesia yang mendirikan Salim Group dan mempunyai kekerabatan akrab dengan presiden Soeharto ketika itu. Usahanya bergerak di bidang industri makanan. Ia ialah pemilik dari PT Indofood serta PT Bogasari.

Ketika krisis moneter tahun 1997 menghantam Indonesia, perusahaan Salim Group nyaris kolaps atau melarat, kemudian dengan tangan dingin dari Anthony Salim, ia sukses membangun kembali bisnis keluarganya yang hampir bangkrut. Di tahun 2018 oleh Forbes, kekayaan Anthony Salim ditaksir sebesar 6.9 miliar dollar, beliau berada di urutan 4 orang terkaya di Indonesia. Lihat Biografi Anthony Salim

5. Sri Prakash Lohia (USD 6.4 Miliar / 85.3 Triliun Rupiah)

Di posisi ke 5 ditempati oleh Sri Prakash Lohia. Posisinya tidak bergeser sejak tahun 2017. Sri Prakash Lohia ialah pengusaha asal Indonesia yang bisnisnya bergerak di bidang petrokimia yang memproduksi poliester. Ia merupakan pebisnis keturunan India yang lalu menjadi WNI.

Perusahaan Sri Prakash Lohia dikenal sebagai perusahaan pemasok poliester paling besar di dunia. Tak heran kalau ia lazimdisebut selaku Raja Poliester asal Indonesia. Usahanya telah menyebar ke banyak sekali negara di dunia. Selain Poliester beliau juga memiliki usaha tekstil di Indonesia dengan pemasukan yang cukup tinggi pertahunnya. Kekayaannya sebesar 6.4 miliar dollar atau sekitar 85.3 trilun rupiah. Lihat Biografi Sri Prakash Lohia

6. Boenjamin Setiawan (USD 3.65 Miliar / 48.6 Trilun Rupiah)

Di posisi keenam ditempati oleh dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D atau diketahui dengan nama dr. Boen dengan total kekayaan sebesar 3.65 miliar dollar. Beliau diketahui sebagai salah satu usahawan sekaligus dokter terkaya di Indonesia. Usahanya bergerak di bidang farmasi atau obat-obatan.

Ia merupakan pemilik dari PT Kalbe Farma yang merupakan salah satu perusahaan farmasi paling besar di Indonesia. Dengan latar belakang selaku dokter, ia mencoba membuka perjuangan pabrik obat-obatan yang disokong oleh keluarga serta sahabat temannya. Berbekal kenalan yang luas dengan banyak dokter di Indonesia menciptakan bisnisnya PT Kalbe Farma berhasil memasarkan produknya. Dengan Lihat Biografi Boenjamin Setiawan

7. Chairul Tanjung (USD 3.6 Miliar / 48 Triliun Rupiah)

Chairul Tanjung menggeluti ke dunia bisnis ketika kuliah di Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia. Ia merupakan pemilik perusahaan konglomerasi CT Group yang dulu dikenal dengan nama Para Group. Perusahaan Chairul Tanjung bergerak di banyak sektor dan puluhan anak perjuangan. Yang paling diketahui , dia ialah pemilik dari Trans Corp yang memiliki anak perjuangan Trans TV, Trans Studio dan Trans Mall.

Selain itu beliau juga pemilik Bank Mega yang ialah tulang punggung perjuangan dari CT Corp. Chairul Tanjung juga memiliki saham terbesar di Carrefour Indonesia. Tak heran ia dikenal sebagai saah satu usahawan sukses di Indonesia. Ia bahkan pernah menjadi menteri Ekonomi di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Tahun kemudian kekayaannya mencapai 4.9 miliar Di tahun 2018, jumlah kekayaan Chairul Tanjung sekitar 3.6 milyar dollar atau sekitar 48 triliun rupiah dan posisinya turun di urutan ke tujuh dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2017. Lihat Biografi Chairul Tanjung

8. Tahir (USD 3.5 Miliar / 46.6 Triliun Rupiah)

Tahir merupakan ipar dari James Riady dan menantu dari Mochtar Riady. Tahir ialah salah satu pengusaha yang usahanya bergerak di banyak sektor seperti perbankan, otomotif, properti serta bisnis media. Ia ialah pemilik dari Mayapada Group dan juga dikenal selaku seorang filantropis atau sosok pebisnis yang dermawan.

Ia mendirikan rumah sakit RS Mayapada yang memberikan saluran pelayanan kesehatan bagi yang tidak mampu dan juga menyumbangkan 75 juta dollar kekayaannya untuk kesehatan. Kekayaannya pada tahun 2018 naik hingga 3.5 Miliar dollar dan berada di urutan ke 8. Lihat Biografi Tahir

9. Mochtar Riady (USD 3 Miliar / 40 Triliun Rupiah)

Di posisi ke 9, ada Sosok Mochtar Riady yang diketahui luas selaku seorang bankir yang sungguh handal. Julukannya selaku ‘The Magic Hand‘. Di tangannya Bank yang kondisinya hampir bankrut ia mampu ubah menjadi bank dengan keuangan yang sehat. Seperti yang dia pernah kerjakan pada Bank BCA serta Bank Perniagaan.

Bisnisnya dikerjakan lewat Lippo Group yang mempunyai banyak anak perjuangan dan bergerak di aneka macam sektor mirip keuangan, ritel, media, kesehatan, properti, elektronik serta telekomunikasi. Ayah dari James Riady ini diketahui mempunyai koneksi yang luas dengan banyak pebisnis serta politisi. Kekayaannya tahun 2018 naik hingga 3 miliar dollar atau sekitar 40 triliun rupiah. Baca Biografi Mochtar Riady

10. Jogi Hendra Atmadja (USD 2.7 Miliar / 36 Triliun Rupiah)

Nama Jogi Hendra Atmadja berada di urutan ke 10 dalam daftar orang terkaya di Indonesia model Majalah Forbes. Di tahun 2017 lalu, posisinya berada di urutan 35. Naiknya nama Jogi Hendra Atmadja di urutan 10 besar disebabkan oleh meroketnya harga saham dari PT Mayora Indah membuat pundi-pundi kekayaan Jogi Hendra Atmadja bertambah sampai tiga kali lipat.

Jogi Hendra Atmadja yaitu seorang usahawan yang juga pendiri dan pemilik dari PT Mayora Indah yang ialah produsen masakan dan minuman ringan yang mengusai 40 persen pangsa pasar camilan di Indonesia. Di tahun 2018, kekayaannya di taksir sebesar 2.7 milyar dollar atau sekitar 36 triliun rupiah. Baca Biografi Jogi Hendra Atmadja

Itulah daftar 10 orang terkaya model majalah forbes pada tahun 2018. Data kekayaan diambil dari majalah forbes pada bulan januari 2018.

Daftar nama-nama diatas mampu saja berubah suatu ketika alasannya nilai fluktuasi mata uang serta naik turunnya nilai saham dari perusahaan yang mereka miliki. Semoga Informasi ini mampu berguna bagi para pembaca www.biografiku.com sekalian.

Biografi Dan Profil Muhammad Husni Thamrin – Hero Nasional Indonesia

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

TintaTeras.com – Nama Muhammad Husni Thamrin atau lebih dikenal sebagai MH Thamrin ialah salah satu tokoh pahlawan Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama jalan protokol di Jakarta dan juga diabadikan dalam serpihan uang kertas rupiah nominal 2.000. Siapakah dia bekerjsama? Dan bagaimana kisah biografi dan profil dari Muhammad Husni Thamrin?

Biografi Muhammad Husni Thamrin

Biografi dan Profil Muhammad Husni Thamrin

Nama lengkapnya yakni Muhammad Husni Thamrin yang dilahirkan di wilayah Sawah besar, Batavia (sekarang Jakarta) pada hari jumat, 16 Februari 1894. Nama kecilnya adalah Matseni, ayah Husni Thamrin berjulukan Muhammad Tabri Thamrin dan ibunya berjulukan  Nurkhamah.

Muhammad Tabri Thamrin melakukan pekerjaan sebagai seorang wedana, ia mengepalai sebuah distrik atau kawasan jabatan wedana ialah terpandang pada abad kolonial yang membawahi beberapa ajudan wedan (camat). Ayah Muhammad Husni Thamrin juga diketahui selaku tokoh Betawi.

Kakek Husni Thamrin bernama Ort, pria berkebangsaan Inggris yang menikah dengan Nuraini, nenek dari Husni Thamrin yang berasal dari Betawi. Ort melakukan pekerjaan sebagai seorang pedagang. Ia juga memiliki hotel berjulukan Ort de Rijwik di Batavia.

Sepeninggal Ort, ayah Husni Thamrin adalah Tabri Thamrin yang berusia 10 tahun di adopsi oleh paman dari pihak ibunya yang berjulukan Muhammad Thabri yang bekerja selaku seorang pamong praja di kawasan kepulauan Seribu.

Ketika pamannya wafat ayah Husni Thamrin menjadi kaya raya sebab mewarisi kekayaan dari paman dan warisan ayahnya dahulu. Muhammad Husni Thamrin yang sejak kecil lahir dari keluarga terpandang namun beliau bergaul dengan bawah umur dari rakyat jelata disekitar kawasan tinggalnya.

Tokoh Betawi Terkenal

Biografi Muhammad Husni Thamrin
M.H Thamrin dan Istri

Beliau mendapatkan pendidikan yang layak semasa kecilnya. Di usia muda, Muhammad Husni Thamrin yang dikenal fasih dalam berbahasa Belanda dan Inggris bekerja sebagai pegawai di perusahaan pelayaran besar bernama KPM (Koninklijke Paketvaart-Maatschappij.). Muhammad Husni Thamrin memimpin organisasi kedaerahan berjulukan Kaoem Betawi yang mulanya didirikan oleh Ayahnya, Thabri Thamrin.

Mulai Menjadi Politikus, Dari Gemeenteraad Hingga Volksraad

Disini Husni Thamrin mulai diketahui selaku salah satu tokoh Betawi yang besar lengan berkuasa. Karena pergaulannya yang luas dengan para tokoh-tokoh politik etis Belanda, maka di tahun 1919, Muhammad Husni Thamrin menjabat sabagai anggota Gemeenteraad (Dewan Kota) Batavia. Disini wujud perjuangan Muhammad Husni Thamrin yakni memperjuangkan kehidupan rakyat pribumi utamanya rakyat Betawi ketika itu untuk memproleh pendidikan, ekonomi dan kesehatan yang patut.

Karena mempunyai kecerdasan dan kecakapan dalam memimpin Husni Thamrin kemudian bergabung ke Volksraad (Dewan Rakyat) tahun 1927 mengisi kekosongan jabatan yang ada saat itu bareng dengan tokoh tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia seperti H.O.S Cokroaminoto dan Haji Agus Salim. Di Voolksraad, Muhammad Husni Thamrin memperjuangkan penggunaan bahasa indonesia dalam sidang dewan.

Di tahun 1929, menjabat selaku wakil walikota Batavia menggantikan seorang laki-laki Belanda yang dikala itu dianggap kurang terlatih dan Husni Thamrin yaitu orang Betawi dianggap sebagai sosok yang terlatih baik di Gemeenteraad (Dewan Kota) dan Volksraad (Dewan Rakyat).

Di tahun-tahun 1930an, sikap kritis Husni Thamrin dalam Volksraad terhadap pemerintahan kolonial Belanda makin menjadi-jadi, ia banyak mengkritik kebijakan pemerintah kolonial yang dianggapnya lebih mementingkan kepentingan kelompok Eropa tanpa melihat keadaan rakyat Pribumi dikala itu. Kritikan-kiritikan yang beliau lontarkan mulai menerima derma-sumbangan dari anggota sosial demokrat.

Menjadi Tahanan Rumah

Pada kurun 1920 sampai 1930an sikap pemerintah kolonial Belanda berubah dan kian keras. Muhammad Husni Thamrin dianggap sebagai politisi berbahaya oleh pemerintah Belanda. Rumah Muhammad Husni Thamrin kemudian digeledah oleh polisi belakang layar Belanda dengan tuduhan sebagai anti Belanda dan pada wakti itu juga keadaan kesehatan Husni Thamrin sedang sakit demam.

Setelah penggeledahan, Muhammad Husni Thamrin lalu dijatuhi hukuman tahanan rumah oleh pemerintah Belanda pada tanggal 6 Januari 1941. Rumahnya dijaga ketat oleh polisi dan tidak membiarkan siapapun menemui Husni Thamrin tergolong dokter yang ingin mengobatinya.

Akibatnya, sakit demam yang diderita oleh Muhammad Husni Thamrin kian parah. Baru ditanggal 10 Januari 1941, dokter berjulukan J. Kayadi gres mampu menyelidiki dan menjajal mengobati sakit demam yang diderita oleh Muhammad Husni Thamrin.

Muhammad Husni Thamrin Wafat

Namun penanganan oleh dokter tersebut terlambat. Di tanggal 11 Januari 1941, Muhammad Husni Thamrin menghembuskan nafas terakhirnya dam rumahnya akibat sakit demam yang beliau derita. Mengenai keluarganya, Istri Muhammad Husni Thamrin bernama St. Huzayyana bin Malik tetapi tidak dikenali gosip berapa jumlah anak dari Muhammad Husni Thamrin.

Biografi Muhammad Husni Thamrin

Pemakaman Muhammad Husni Thamrin sendiri didatangi sekitar 10.000 pelayat. Beliau dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Atas jasa-jasa MH Thamrin, Pemerintah Indonesia lalu menawarkan gelar Pahlawan Nasional terhadap Muhammad Husni Thamrin.

Namanya juga diabadikan selaku nama jalan protokol di Jakarta ialah Jl. MH Thamrin. Selain itu beliau juga diabadikan dalam penggalan duit kertas rupiah nominal 2.000 yang dikeluarkan pada tahun 2016.

Profil Dan Biografi Ustadz Hanan Attaki – Pendiri Pemuda Hijrah

Feed,  Penceramah,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Agama,  Ustadz

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Ustadz Hanan Attaki. Penceramah asal Aceh ini namanya tengah naik daun di masyarakat. Hanan Attaki yang diketahui selaku pendiri atau founder pemuda hijrah ini ceramah-ceramahnya yang banyak beredar di Youtube berhasil di tonton oleh banyak netizen atau masyarakat.

Biodata Ustadz Hanan Attaki

Ustadz Hanan Attaki

Nama : Tengku Hanan Attaki

Lahir : Aceh, 31 Desember 1981

Agama : Islam

Istri : Haneen Akira

Anak : Maryam, Aisyah dan Yahya

Profesi : Penceramah

Biografi dan Profil Ustadz Hanan Attaki

Kajian-kajian atau topik ceramah yang dibawa Ustadz Hanan Attaki sangat gampang di mengetahui dan ringan sehingga banyak penduduk terutama anak muda.

Masa Kecil

Hanan Attaki lahir di Aceh pada tanggal 31 Desember 1981 dengan nama lengkap Tengku Hanan Attaki. Ia mempunyai 6 orang saudara dimana dia ialah anak kelima. Sejak masih anak-anak, Hanan Attaki telah bersahabat dengan Quran.

Dikenal pintar dikala masih duduk disekolah dasar sehingga ia lalu mendapat beasiswa untuk pendidikannya. Beberapa kali Hanan Attaki menjuarai Musabaqah Tilawatil Quran didaerahnya hadiahnya berupa televisi dan juga sepeda. Untuk sepeda ia pergunakan berangkat ke sekolah.

Setelah final menamatkan pendidikannta di Pondok Pesantren Ruhul Islam Banda Aceh, dia menerima beasiswa ke Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir alasannya prestasinya dalam hal tilawatil Quran.

Kuliah di Al Azhar, Mesir

Di Al Azhar, Hanan Attaki kuliah Fakultas Ushuluddin dengan mengambil jurusan Tafsir al-Qur’an. Sewaktu kuliah di di Kairo Mesir, Hanan Attaki bergabung dalam kalangan studi al-Qur’an dan ilmu-ilmuislam dan menjadi pemimpin redaksi dari buletin ‘Salsabila’ yang dipimpin oleh beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin Mesir.

Untuk memadai keperluan hidupnya selama kuliah di Mesir, Hanan Attaki menjajal banyak bisnis, mulai dari catering, berjualan bakso, sampai sebagai ‘joki’ Hajar Aswad ketika ekspresi dominan Haji datang dengan modal nekat.

Disini pula Hanan Attaki berjumpa dengan jodohnya. Istri Hanan Attaki berjulukan Haneen Akira. Mereka berdua menikah disaat sama-sama menempuh pendidikan di Al Azhar, Kairo Mesir. Dari pernikahannya dengan Ustadzah Haneen Akira, Hanan Ataki memiliki tiga orang anak bernama Maryam, Aisyah dan Yahya.

Qori Terbaik

Di tahun 2004, Hanan Attaki menamatkan kuliahnya di Al Azhar, Kairo Mesir dan mendapat gelar Lc (License). Di tahun 2005, ia sempat terpilih selaku qori terbaik Fajar TV, Kairo dan mengisi acara tilawah di channel Fajar Tv dan Iqro Tv.

Setelah menamatkan pendidikannya di Mesir, Hanan Attaki kemudian kembali ke Indonesia dan tinggal di kota Bandung. Disini dia tinggal bareng dengan istri dan anaknya yang bernama Aisyah.

Mendirikan Gerakan Pemuda Hijrah

Ustadz Hanan Attaki

Di Bandung, Hanan Attaki bekerja sebagai pengajar SQT Habiburrahman dan Jendela Hati, menjadi direktur Rumah Quran Salman di ITB.

Di kota Bandung pula Hanan Attaki mendirikan Gerakan Pemuda Hirjah pada bulan Maret 2015 yang kemudian menjadi susukan dakwahnya. Pemuda Hijrah mempunyai akun di Instagram, Facebook serta Twitter.

Aktif Mengisi Kajian keislaman

Selain menjadi founder perjaka hijrah dan mengajar di aneka macam tempat. Ustadz Hanan Attaqi kerap mengisi kajian tentang Islam di Masjid Trans Studio Bandung.

Disini jamaahnya banyak di ikuti oleh para perjaka alasannya adalah kajiannya yang ia bawakan menawan dan penyampaiannya pun mudah di mengerti.

Biografi Cut Nyak Meutia, Kisah Usaha Hero Wanita Dari Aceh

Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Wanita

Profil dan Biografi Cut Nyak Meutia. Cut Nyak Meutia diketahui sebagai salah satu hero wanita Indonesia yang berasal dari Aceh. Tokoh ini dikenal karena perjuanganya bersama dengan suaminya melawan penjajah Belanda.

Cut Meutia merupakan salah satu tokoh dalam sejarah usaha perlawanan rakyat Aceh terhadap belanda. Cut Meutia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1964 dari pemerintah Indonesia atas jasa-jasanya melawan penjajah Belanda.

Biografi Cut Nyak Meutia

Biografi Cut Nyak Meutia

Mengenai masa kecilnya, Cut Nyak Meutia lahir pada tahun 1870 di daerah Pirak, Aceh Utara. Ayahnya bernama Teuku Ben Daud Pirak seorang ulubalang (pemimpin pemerintahan) daerah Pirak dan ibunya bernama Cut Jah.

Latar Belakang Keluarga Cut Meutia

Cut Meutia ialah anak wanita satu-satunya dikeluarga tersebut. Ia mempunyai empat kerabat laki-laki yakni Teuku Cut Beurahim, Teuku Muhammadsyah, Teuku Cut Hasan dan Teuku Muhammad Ali.

Ayahnya Cut Meutia yakni Teuku Ben Daud Pirak diketahui sebagai pemimpin pemerintahan yang bijaksana dan tegas di kawasan Pirak.

Ia juga dikenal selaku seorang ulama di kawasan tersebut. Daerah Pirak sendiri ialah tempat yang memiliki metode pemerintahan tersendiri.

Menjelang remaja, Cut Meutia menikah dengan perjaka berjulukan Teuku Syamsarif yang diketahui dengan sebutan Teuku Chik Bintara. Namun ijab kabul mereka tidak berlangsung lama karena budbahasa suaminya yang dianggap lemah dan senantiasa ingin melakukan pekerjaan sama dengan Belanda dikala itu.

Cut Meutia lalu menikah dengan Teuku Chik Muhammad diketahui selaku Teuku Chik Tunong. Suminya ini yakni kerabat dari Teuku Syamsarif, yang merupakan suaminya terdahulu.

Persamaan visi dengan Teuku chik Tunong yang sama-sama menentang penjajahan Belanda di bumi Aceh menciptakan Cut Meutia dan suaminya hijrah ke gunung dan melaksanakan perlawanan dengan Belanda dengan seni manajemen gerilya.

Taktik perang gerilya juga dilaksanakan oleh para pejuang aceh lainnya seperti Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dhien serta Panglima Polim. Rakyat Aceh sangat menentang kedudukan Belanda di bumi Nangroe Aceh Darussalam.

Awal Perlawanan Cut Meutia Terhadap Belanda 

Dalam biografi Cut Nyak Meutia dikenali bahwa mulanya perlawanan Cut Meutia melawan Belanda dimulai pada tahun 1901. Ketika itu Sultan Aceh adalah Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah melakukan perlawanan hingga ke pedalaman Aceh.

Membantu usaha Sultan Aceh, Perang sengit terjadi antara pasukan yang dipimpin oleh suami Cut Meutia adalah Teuku Chik Muhammad melawan Belanda yang terjadi dari Juni hingga agustus 1902.

Namun di bulan Januari 1903, tersiar kabar bahwa Sultan Aceh berserta para panglimanya termasuk panglima Polim Muhammad Daud dan para petinggi kerajaan lain mneyerah atau turun gunung. Walaupun kabar ini mulanya diragukan oleh suami Cut Meutia namun ternyata kabar tersebut benar adanya.

Menurut buku catatan Gedenkboek van het Korps Marechaussee van Atjeh en Onderhoorigheden tahun 1890 – 1940 disebutkan bahwa Teuku Chik Muhammad turun gunung dan melapor di Lhokseumawe pada bulan oktober 1903.

Teuku Tunong dan Cut Meutia kemudian tinggal di daerah Keureutoe namun pindah ke kawasan Panton Labu. Namun alasannya adalah insiden di tempat Meunasah Meurandeh Paya menciptakan suami Cut Meutia yakni Teuku Tunong ditangkap Belanda alasannya adalah disangka terlibat dalam pembunuhan pasukan Belanda. Suaminya dihukum dengan cara ditembak mati di tepi pantai Lhokseumawe.

Dari pernikahannya dengan Teuku Cik Tunong, Cut Meutia mempunyai seorang anak bernama teuku Raja Sabi. Namun sebelum meninggal, Teuku Cik Tunong berwasiat terhadap Pang Nangroe semoga menikahi istrinya dan mempertahankan anaknya.

Perjuangan Cut Meutia dan Pang Nangroe Melawan Belanda 

Dalam biografi Cut Nyak Meutia dimengerti kemudian menikah dengan Pang Nangroe sesuai wasiat dari suaminya terdahulu sebelum meninggal. Setelah menikah, usaha melawan Belanda kembali dimulai dengan basis perlawanan di tempat Buket Bruek Ja.

Perlawanan Cut Nyak Meutia dilakukan dengan taktik yang telah dikontrol oleh Pang Nangroe dengan seni manajemen gerilya di hutan-hutan dan kemudian menyerang pos-pos penjagaan pasukan Belanda.

Taktik Perang Gerilya

Di tahun 1907, Pasukan Pang Nangroe bareng Cut Meutia menyerang pos dari pasukan Belanda yang mengaawal para pekerja kereta api. Penyerangan itu membuat beberapa prajurit Belanda tewas dan yang lainnya luka-luka.

Di bulan Juni 1907, Pasukan pang Nangroe kemudian menyerang pos Belanda di kawasan Keude Bawang yang menjadikan seorang tentara Belanda tewas dan yang yang lain terluka.

Serta sabotase jalur logistik dan kereta api menciptakan, strategi perang gerilya yang dilaksanakan oleh Pang Nangroe bersama Cut Meutia menciptakan Belanda kesulitan dalam mengatasinya.

Belanda sempat mengenali basis pertahanan Pang Nangroe dan Cut Meutia pada bulan agustus 1910 tetapi sebelum dilaksanakan pengepungan oleh Belanda, Pasukan Pang nagroe bareng Cut Meutia telah berpindah tempat terlebih dulu.

Perjuangan Cut Nyak Meutia bareng suaminya terus berlanjut dengan melaksanakan Penyerangan ke pos-pos Belanda untuk melemahkan kekuatan Belanda. Namun pada bulan september 1910, Pang Nangroe gugur sehabis terkena tembakan dari Belanda di kawasan Paya Cicem dan dimakamkan di samping masjid Lhoksukon.

Keteladanan Cut Nyak Meutia dapat dilihat dari kiprahnya yang menggantikan kepemimpinan pasukan dan melanjutkan perlawanannya dengan Belanda sepeninggal suaminya. Untuk itu basis pertahanan lalu pindah ke Gayo dan Alas dan bergabung dengan pasukan lain yang dipimpin oleh Teuku Seupot Mata.

Cut Meutia Wafat

Di bulan Oktober 1910, Pasukan Belanda makin mengintensifkan pengejaran kepada pasukan Cut Meutia. Merasa posisinya kian terjepit menciptakan Cut Meutia memindahkan pasukannya dari gunung ke gunung untuk menghindari pengepungan yang dilakukan Belanda.

Namun pada tanggal 24 oktober 1910 di tempat Alue Kurieng, Pasukan Belanda pertempuran sengit terjadi antara pasukan yang dipimpin oleh Cut Meutia dan pasukan Belanda. Dalam peperangan itu Cut Meutia jadinya gugur. Sebelum wafat, Cut Meutia menitipkan anaknya terhadap teuku Syech Buwah untuk dijaga.

Atas jasa-jasanya, Cut Meutia kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Indonesia oleh pemerintah Indonesia melalui SK Presiden Nomor 107/1964 di tahun 1964. Pemerintah Indonesia juga mengabadikannya dalam kepingan uang mata uang rupiah pada tahun 2016.

Polemik Foto/Gambar Asli Cut Meutia

Biografi dan Profil Lengkap Cut Nyak Meutia

Diabadikannya foto Cut Meutia dalam penggalan uang kertas rupiah oleh pemerintah pada tahun 2016 menyebabkan polemik perihal tampang orisinil Cut Meutia. Banyak pihak yang menganggap bahwa foto dalam duit kertas tersebut bukanlah muka orisinil dari Cut Meutia.

Foto tampang Cut Meutia bersumber dari hasil jepretan fotografer Belanda bernama Christiaan Benjamin Nieuwenhuis pada tahun 1901.

Foto tersebut kemudian dijadikan postcard (kartu pos) dan digunakan sampai tahun 1905. Sampai sekarang foto tersebut masih bisa dilihat di situs KITLV Universitas Leiden Belanda.

Foto yang diambil pada tahun 1901 itu diberi nama ‘Voorname Atjehsche vrouw (Perempuan Aceh)’ dengan aba-aba 82872. Jika itu ialah sosok orisinil dari Cut Meutia maka keterangannya pastilah diberi nama Cut Meutia bukan Voorname Atjehsche vrouw (Perempuan Aceh).

Dan juga pada tahun 1901 dikala foto tersebut diambil, tahun itu merupakan periode dari dimulainya perang oleh Cut Meutia melawan Belanda di pedalaman Aceh.

Biografi Sultan Ageng Tirtayasa, Pendekar Nasional Dari Banten

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah

Profil dan biografi singkat Sultan Ageng Tirtayasa. Ia diketahui sebagai raja kesultanan Banten yang terkenal dengan sejarahnya.

Beliau diketahui gigih melaksanakan perlawanan terhadap penajajah Belanda. Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa melawan Belanda di Serang, Banten membuat ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia.

Biografi dan Profil Sultan Ageng Tirtayasa

Biodata Sultan Ageng Tirtayasa

Nama lengkap : Sultan Ageng Tirtayasa (Abu al-Fath Abdulfattah)
Lahir: 1631, Banten
Meninggal: 1695, Jakarta
Masa Pemerintahan : 1651–1683
Anak Sultan Ageng Tirtayasa : Haji dari Banten, Arya Purbaya, Raden Muhsin, LAINNYA
Orang Tua: Ratu Martakusuma (ibu), Abdul Ma’ali Ahmad (ayah).

Biografi Sultan Ageng Tirtayasa

Siapa nama asli Sultan Ageng Tirtayasa? Beliau dimengerti lahir di Banten pada tahun 1631. Sejak kecil beliau memiliki banyak nama tetapi nama kecil Sultan Ageng Tirtayasa adalah Abdul Fatah atau Abu al-Fath Abdulfattah. Ayahnya bernama Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad yang merupakan sultan Banten dan ibunya berjulukan Ratu Martakusuma.

Sultan Ageng Tirtayasa masih mempunyai darah keturunan Sunan Gunung Jati dari Cirebon melalui anaknya Sultan Maulana Hasanuddin. Diketahi bahwa Sunan Gunung Jati merupakan pendiri dari Kesultanan Banten. Sejak kecil sebelum diberi gelar Sultan Ageng Tirtayasa, Abdul Fatah diberi gelar Pangeran Surya.

Beliau diangkat sebagai Sultan Muda dengan gelar Pangeran Dipati saat ayahnya Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad wafat. Abdul Fatah atau pangeran Dipati merupakan pewaris tahta kesultanan Banten. Namun dikala ayahnya wafat belum belum menjadi sultan alasannya adalah kesultanan Banten ketika itu kembali dipimpin oleh kakeknya Sultan Abul Mufakhir Mahmud Abdul Qadir.

Sultan Ageng Tirtayasa Menjadi Sultan Banten

Ketika kakeknya Sultan Abul Mufakhir Mahmud Abdul Qadir wafat di tahun 1651, Abdul Fatah atau pangeran Dipati lalu naik tahta sebagai Sultan Banten ke 6 dengan nama Sultan Abul Fath Abdul Fattah atau Sultan Ageng Tirtayasa. Sewaktu naik tahta menjadi Sultan Banten, dia masih sangat muda.

Beliau diketahui sangat menaruh perhatian kepada perkembangan agama Islam di daerahnya. Ia mendatangkan banyak guru agama dari Arab, Aceh dan kawasan lain untuk membina mental para pasukan Kesultanan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa juga dikenal selaku hebat seni manajemen dalam perang.

Kejayaan Kesultanan Banten

Di bawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa pula kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan dan kemegahannya. Ia membuat mengembangkan metode pertanian dan irigasi baik dan juga berhasil menyusun armada perangnya.

Satu hal yang penting mengapa Kesultanan Banten ketika itu meraih puncak kejayaannya adalah hubungan diplomatik yang kuat antara kesultanan Banten dengan kerajaan yang lain di Indonesia mirip Makassar, Cirebon, Indrapura dan Bangka.

Disamping itu Sultan Ageng Tirtayasa juga menjalin kekerabatan baik dibidang jual beli dan pelayaran serta diplomatik dengan negara-negara Eropa seperti Inggris, Turki, Denmark serta Perancis. Hubungan inilah yang menciptakan pelabuhan Banten sangat ramai dikunjungi oleh para pedagang-penjualdari luar mirip Persia, Arab, India, china, melayu serta philipina.

Sultan Ageng Tirtayasa juga sempat menolong Trunojoyo dalam pemberontakan di Mataram. Beliau bahkan membebaskan Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya yang ketika itu ditahan di Mataram karena relasi baiknya dengan Cirebon.

Perlawanan Melawan Belanda

Di periode pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Konflik antara Kesultanan Banten dan Belanda semakin meruncing. Persoalannya adalah ikut campurnya Belanda dalam internal kesultanan Banten yang ketika itu sedang melaksanakan pemisahan pemerintahan. Belanda melalui politik langgar dombanya (Devide et Impera) menghasut Sultan Haji (Abu Nasr Abdul Kahar) melawan Pangeran Arya Purbaya yang merupakan saudaranya sendiri.

Sultan Haji menerka bahwa pembagian peran pemerintahan oleh Sultan Ageng Tirtayasa kepada ia dan saudaranya merupakan upaya menyingkirkan dirinya dari pewaris tahta kesultanan Banten. Dan menduga tahta itu lalu diberikan terhadap adiknya, Pangeran Arya Purbaya. Sultan Haji yang disokong oleh VOC Belanda kemudian berusaha menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa.

Biografi dan Profil Sultan Ageng Tirtayasa

Perang keluarga pun pecah. Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa saat itu mengepung pasukan Sultan Haji di tempat Sorosowan (Banten). Namun pasukan pimpinan Kapten Tack dan Saint-Martin yang dikirim oleh Belanda tiba menolong Sultan Haji.

Sultan Ageng Tirtayasa Tertangkap dan Wafat

Perang antar keluarga yang berlarut-larut membuat Kesultanan Banten melemah. Akhirnya di tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan lalu dibawa ke Batavia dan dipenjara disana.

Di tahun 1692, Sultan Ageng Tirtayasa karenanya wafat. Beliau lalu dimakamkan di Kompleks Pemakaman raja-raja Banten di Provinsi Banten.

Gelar Pahlawan Nasional

Pemerintah Indonesia lalu menawarkan gelar Pahlawan Nasional terhadap Sultan Ageng Tirtayasa pada tanggal 1 agustus 1970 lewat SK Presiden Republik Indonesia No. 045/Taman Kanak-kanak/Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto.

Nama Sultan Ageng Tirtayasa juga diabadikan selaku nama salah satu universitas di Banten berjulukan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Biografi Sam Ratulangi, Profil Pendekar Kemerdekaan Indonesia Dari Manado

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Sam Ratulangi. Nama lengkap tokoh ini yaitu Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, ia lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi, salah satu tokoh satria nasional Indonesia yang dari Manado, Sulawesi Utara.

Beliau berjasa dalam pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sam Ratulangi merupakan sosok intelektual yang populer dengan filsafat ‘Si tou timou tumou tou‘ yang memiliki arti ‘manusia baru dapat disebut selaku insan, jikalau sudah mampu memanusiakan manusia’.

Biografi dan Profil Sam Ratulangi

Profil dan Biografi Sam Ratulangi

Menurut buku-buku yang mengulas perihal profil dan biografi Sam Ratulangi, ia dilahirkan di kawasan Tondano wilayah Sulawesi Utara pada tanggal 5 November 1890. Ayahnya bernama Jozias Ratulangi dan ibunya berjulukan Agustina Gerungan.

Semasa kecil, Sam Ratulangi memulai pendidikannya pada umur enam tahun di Europesche Lagere School yang merupakan sekolah dasar zaman Belanda di Tondano.

Tamat dari sana, ia lalu melanjutkan pendidikannya di Hoofden School yang setingkat SMA. Disini ia sering surat menyurat dengan sepupunya yang bersekolah di STOVIA di Batavia.

Sekolah Teknik di Jakarta

Semangat belajarnya yang tinggi membuat menerima beasiswa dari pemerintah. dia berangkat pada tahun 1904 ke Batavia (Jakarta). Awalnya beliau tertarikmasuk ke STOVIA tetapi urung dilakukannya setibanya di Batavia. Ia lantas menuntaskan pendidikannya tahun 1908 di Sekolah Teknik Koninginlijke Wilhelmina School dibagian mesin.

Tamat dari situ, beliau melakukan pekerjaan di pabrik kereta api di Bandung. Disana ia mengaplikasikan ilmu yang ia mampu dari sekolahnya. Namun ia diperlakukan tidak adil disana.

Upah yang ia terima lebih rendah cuma karena ia seorang pribumi meskipun jabatan yang ia duduki sama dengan para pegawai Belanda menciptakan Sam ratulangi kecewa.

Beliau bertekad untuk memenangkan orang-orang Belanda tersebut. Beliau sempat mencar ilmu di untuk memproleh tingkatan menengah di Middlebare Acte. Namun berhenti sebab dia kembali ke Tondano karena ibunya meninggal dunia.

Setelah permasalahan di Tondano akhir, beliau lalu menjual warisannya dan uangnya dipergunakan untuk biaya sekolah di belanda. Sam Ratulangi kemudian berangkat ke Belanda.

Ia menemukan ijazah ilmu pasti pendidikan sekolah menengah (Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek). Berbekal ijazah tersebut, ia melanjutkan kuliahnya di Vrije Universiteit van Amsterdam Belanda selama dua tahun.

Disini beliau sempat menjadi anggota Indische Vereniging (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) di Eropa. Beliau lulus di tahun 1915 selaku guru ilmu pasti (Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek).

Di Belanda pula ia berafiliasi dengan para tokoh pergerakan Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker dan disinilah semangat nasionalismenya mulai tumbuh.

Beliau kemudian ke Swiss atas pinjaman Mr. Abendanon dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan menemukan gelar Doktor dalam bidang fisika dan matematika dari Universitas Zurich pada tahun 1919.

Sam Ratulangi Kembali Ke Indonesia

Dalam profil dan biografi Sam Ratulangi diketahui bahwa ia dikenal selaku sosok yang pintar terbukti dari gelar yang ia dapat dalam waktu yang tidak usang. Selesai menuntut ilmu di mancanegara, ia pun kembali ke Indonesia.

Ia dikenali bahwa ia pernah mengajar di Yogyakarta di sekolah kejuruan teknik Prinses Juliana School dan di Algemene Middelbare School yang setara SMA dan rata-rata muridnya pada umumnya anak-anak Belanda selama tahun 1919 sampai 1922.

Beliau lalu pindah ke Bandung dan beliau bareng dengan DR. R. Tumbelaka mendirikan sebuah perusahaan asuransi berjulukan Algemene Levensverzekering Maatschappij Indonesia. Perusahaan pertama yang memakai kata ‘Indonesia’ sebuah ungkapan yang saat itu belum dikenal.

Dalam profil dan biografi Sam Ratulangi dimengerti bahwa dia ialah orang pertama yang menggunakan istilah ‘Indonesia’ dalam kampanyenya. Menurut gagasannya, Indonesia bukanlah hanya sebagai satuan kewilayahan , melainkan juga kesatuan politik sehingga dikala itu Hindia Belanda yang berisikan banyak kepulauan lebih pantas di sebut sebagai Indonesia. Menurutnya, kata Indonesia mengandung semangat persatuan dalam mencapai suatu kemerdekaan.

Sam Ratulangi Aktif Sebagai Aktifis Kemerdekaan Indonesia

Di tahun 1922, Bersama dengan Ir Crane, Douwes Dekker dan Suwardi Suryaningrat, Sam Ratulangi menyelenggarakan rapat besar di Bandung. Dalam rapat itulah istilah ‘Indonesia’ mulai diperkenalkan oleh Sam Ratulangi selaku alat untuk membangkitkan semangat dalam menjangkau kemerdekaan. Dalam rapat itu juga ditegaskan perlunya zelf gouvernement atau pemerintahan sendiri bagi bangsa Indonesia.

Jasa Jasa Sam Ratulangi

Selama hidupnya, Sam Ratulangi banyak mendirikan organisasi sosial menolong sesamanya. Beliau menetap di Manado sekitar tahun 1924. Ia menghapuskan sistem kerja paksa pada rakyat Minahasa dan membuka transmigrasi ke Minahasa Selatan saat menjabat sebagai sekretaris Dewan Minahasa (Minahasa Raad) pada tahun 1924 hingga 1927.

Di tahun 1927, Sam ratulangi bergabung di Volksraad atau lebih dikenal sebagai dewan rakyat atau lembaga perwakilan rakyat Indonesia. Ia merupakan perwakilan dari Minahasa. Di lembaga ini, Sam ratulangi memperjuangankan dan membela hak-hak dari rakyat Indonesia dikala itu yang tertindas dan perjuanganya dalam meraih suatu kemerdekaan.

Di Volksrad, Sam Ratulangi berpidato keras tentang ketidakadilan yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia :

….Hapuskan perbedaan antara bang­sa Belanda dengan bangsa Indonesia. Sungguh amat banyak hal-hal yang tidak adil yang dicicipi oleh bangsa Indonesia, baik di bidang politik, eko­nomi, pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan-perbedaan itu mesti segera ditiadakan

Beliau sempat di tahan selama empat bulan di penjara Sukamiskin, Bandung. Perkaranya alasannya ongkos jalan (declaratie) yang tidak sesuai dengan ketentuan. Namun dibalik itu, hal tersebut hanya upaya dari pemerintah kolonial dalam menjauhkan rakyat dari dampak Sam Ratulangi.

Karya Sam Ratulangi berbentukhasil pemikirannya dia tuangkan dalam goresan pena-tulisannya yang dimuat di majalah Peninjauan. Beliau juga menulis buku karangan berjudul ‘Indonesia in den Pasifiek’.

Ketika krisis ekonomi yang dikenal dengan perumpamaan ‘Malaise’ terjadi pada tahun 1930-an ia semakin banyak mendirikan organisasi sosial kemanusiaan. Beliau juga memimpin banyak organisasi sosial buruh dari tahun 1938 – 1942.

Disaat Jepang mendarat di Indonesia, banyak serdadu Belanda yang ditangkap sehingga menciptakan banyak keluarga mereka terlantar. Sam Ratulangi lewat Badan Penolong Korban Perang Sulawesi lalu membantu para keluarga serdadu Belanda yang terlantar.

Badan tersebut kemudian berubah menjadi KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi) yang kemudian gigih dalam bisnisnya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Beliau tetap berbelas kasih. Sehingga sungguh masuk akal rakyat sulawesi dikala itu memberinya gelar ‘Tonaas’ atas keberanian, kepemimpinan serta perjuangannya dalam melindungi hak-hak rakyat Sulawesi.

Walaupun sikapnya yang acuh taacuh kepada Jepang saat itu, namun di tahun 1944 beliau mendapatkan ajuan penasehat angkatan maritim jepang yang era itu menguasai daerah bagian timur Indonesia dan berkedudukan di Makassar.

Namun dibalik jabatannya tersebut, Sam Ratulangi membisu-diam berusaha mempersatukan semangat dari rakyat untuk secepatnya mencapai kemerdekaan. Pemerintahan militer Jepang dikala itu bahkan tidak mengenali tujuan dari organisasi ‘Sumber Darah Rakyat’ yang dibentuk oleh Sam Ratulangi.

Dari organisasi tersebut, Sam Ratulangi ulet menawarkan info kepada rakyat bahwa kependudukan jepang dikala itu sudah semakin terdesak alasannya kekalahan perang dan tidak lama lagi kemerdekaan dari bangsa Indonesia akan datang.

Di Jakarta sendiri, dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sam Ratulangi bersama Andi Sultan Daeng Raja serta Andi Pangeran Daeng Parani hadir selaku wakil dari Sulawesi.

Menjadi Gubernur Sulawesi

Ketika Jepang mengalah terhadap sekutu dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, Sam Ratulangi lalu diangkat selaku gubernur Sulawesi yang berkedudukan di Ujung Pandang.

Biografi dan Profil Sam Ratulangi

Namun pada bulan september pasukan Belanda bareng NICA mendarat di Makassar untuk mengambil alih pemerintahan disana. Tidak terima dengan keputusan tersebut, Beliau kemudian mendirikan ‘Pusat Keselamatan Rakyat’ sebagai bentuk perlawanan bareng rakyat.

Perebutan kekuasaan antara pihak Belanda dan rakyat kian meluas dan bentrokan terjadi dimana-mana. Kemudian pada 5 April 1946, Sam Ratulangi beserta para stafnya ditangkap dan di sempat dipenjara sebulan di Ujung Pandang kemudian dibuang ke Serui, Irian Jaya.

Di daerah pengasingannnya tersebut, ia membentuk organisasi Ibunda Irian dan Partai Kemerdekaan Irian yang bermaksud memupuk semangat kemerdekaaan wilayah tersebut dari tangan belanda.

Setelah persetujuan Renville di tahun 1948 terjadi, Sam Ratulangi akibatnya dibebaskan. dia pergi ke Yogyakarta dan ditunjuk oleh Soekarno selaku anggota Dewan Pertimbangan Agung dan juga delegasi Indonesia dalam perundingannya dengan Belanda.

Di tanggal 10 November 1948 keluar pernyataan ‘Manifes Ratulangi’ yang disiarkan oleh RRI. Isinya ialah pernyataan keras dari Sam Ratulangi yang menentang Indonesia bab Timur dari Republik Indonesia.

Wafatnya Sam Ratulangi

Di bulan 1948, ketika akan berangkat ke Filipina dalam membawa misi persahabatan, Sam Ratulangi ditangkap oleh Belanda yang dikala itu melakukan aksi militer kedua.

Di bulan januari 1949, Sam Ratulangi dibawa ke Jakarta untuk lalu diasingkan ke pulau Bangka oleh Belanda. Namun hal itu urung dijalankan sebab kondisi kesehatan Sam Ratulangi yang makin memburuk.

Pada tanggal 30 Januari 1949 pagi hari, Dr Sam Ratulangi karenanya menghembuskan nafas terakhirnya dalam penahanan Belanda. Walaupun pada malam hari sebelum wafatnya, dia sempat bertemu dengan Wolter Monginsidi. Sam Ratulangi dimakamkan di pekuburan tanah abang dan lalu makam Sam Ratulangi  dipindahkan ke tanah kelahirannya di Tondano.

Biografi dan Profil Sam Ratulangi

Atas jasa-jasanya, di tanggal 5 November 1961 Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional terhadap Sam Ratulangi lewat SK Presiden RI No.590.

Selain itu pemerintah juga menganugerahkan penghargaan Bintang Gerilya, Bintang Mahaputra dan Satyalencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan kepadanya. Nama Sam Ratulangi juga diabadikan selaku nama Universitas di Manado, Sulawesi Utara. Namanya juga banyak dipakai selaku nama jalan di Indonesia.

Biografi Susilo Bambang Yudhoyono, Profil Presiden Keenam Indonesia

Biodata,  Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Pemimpin

TintaTeras.com – Biografi Susilo Bambang Yudhoyono. Ia umumdisapa SBY. Ia merupakan mantan presiden Indonesia keenam dengan abad pemerintahan selama dua abad atau selama 10 tahun. SBY ialah presiden pertama Indonesia yang diseleksi melalui jalur pemilu semenjak masa reformasi bergulir.

Biografi Susilo Bambang YudhoyonoIa juga merupakan pendiri partai Demokrat ialah salah satu partai yang pernah berkuasa di Indonesia. Sebelum menggeluti ke dunia politik dan menjadi presiden, beliau merupakan mantan jenderal TNI AD. Berikut profil dan biografi dari Susilo Bambang Yudhoyono.

Biodata Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Nama : Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949

Agama : Islam

Orang Tua : R. Soekotjo (ayah), Sitti Habibah (ibu)

Istri : Kristiani Herrawati.

Anak : Agus Harimurti Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono.

Biografi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Singkat

Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati atau diketahui dengan nama Ani Yudhoyono. Ia merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Biografi Susilo Bambang Yudhoyono

Pensiunan jenderal berbintang empat ini yaitu anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas.

Dari pernikahannya dengan Ani Yudhoyono, SBY dikaruniai dua orang putra adalah Agus Harimurti Yudhoyono, lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara Magelang yang mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY di dalam militer.

Agus Harimurti juga lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa lalu putra kedua adalah Edhie Baskoro Yudhoyono yang merupakan lulusan Nanyang Technological University di bidang Ekonomi dan bekecimpung di dunia politik.

Masa Kecil SBY

Pendidikan SR yaitu pijakan era depan paling memilih dalam diri SBY. Ketika duduk di dingklik kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan dekat dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah.

Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini ialah sekolah idola bagi bawah umur Kota Pacitan.

Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk merealisasikan harapan masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) sehabis lulus Sekolah Menengan Atas final tahun 1968.

Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Masuk Militer

Namun lalu, SBY justru menentukan masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu mencar ilmu di PGSLP Malang itu, dia menyiapkan diri untuk masuk Akabri.

Tahun 1970, risikonya ia masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah setelah lulus cobaan penerimaan akhir di Bandung. Di Magelang saat sedang menjalani pendidikan Akabri, ia bertemu dengan jodohnya Ani Yuhoyono yang masa itu merupakan anak dari Gubernur AKABRI, Sarwo Edhie Wibowo seperti yang disebutkan dalam Buku Biografi Ani YudhoyonoKepak Sayap Putri Prajurit‘ yang tulis oleh Alberthiene Endah.

Lulusan Terbaik AKABRI

Dalam biografi Susilo Bambang Yudhoyono dikenali bahwa SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol sebab tubuhnya yang tegap dan tinggi.

Selama pendidikan AKABRI, Susilo Bambang yudhoyono menjangkau predikat lulusan terbaik AKABRI pada tahun 1973 dengan mendapatkan penghargaan lencana Adhi Makasaya. Setelah lulus AKABRI, SBY lalu melamar Ani Yudhoyono.

Setelah menikah, SBY melanjutkan pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih gaji graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983).

Kemudian Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991).

Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan selaku Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi eksklusif sekitar 30 serdadu.

Pengalaman Militer

Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang mempunyai nama harum dalam aneka macam operasi militer.

Ketiga batalyon itu adalah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak.

Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975.

Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.

Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau diposisikan selaku Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes Tentara Nasional Indonesia-AD, itu SBY kembali mendapat potensi sekolah ke Amerika Serikat.

Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983.

Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersama-sama SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar selaku lulusan terbaik Seskoad 1989.

SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan peran antara lain menciptakan naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat.

Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).

Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bareng dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama lalu, SBY diandalkan bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995).

Beliau menjabat selaku Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996).

Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang spesial MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Terjun Ke Dunia Politik

Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, ketika memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika diandalkan menjabat selaku Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid.

Tak usang lalu, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben alasannya adalah Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam.

Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, dia memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam.

Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik. Yang kemudian mengantarkannya ke bangku puncak kepemimpinan nasional sesudah mendirikan partai Demokrat pada tahun 2001.

Menjadi Presiden Indonesia Keenam

Dan jadinya, pada pemilu Presiden eksklusif putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih iktikad lebih banyak didominasi rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 ia dilantik menjadi Presiden RI ke-6.

Kemudian setelah akhir jabatannya pada tahun 2009, ia lalu menginformasikan akan maju lagi sebagai kandidat presiden dengan yang didampingi oleh Boediono selaku Cawapres yang diusung oleh partai Demokrat.

Setelah penyeleksian biasa pada tahun 2009, SBY lalu terpilih untuk kedua kalinya sebagai presiden dengan kurun jabatan 2009 sampai 2014 bareng Boediono selaku wakil presiden.

Pendidikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

  • Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
  • American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
  • Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
  • Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
  • On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
  • Jungle Warfare School, Panama, 1983
  • Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
  • Kursus Komando Batalyon, 1985
  • Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
  • Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
  • Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

Karier Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

  • Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
  • Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
  • Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
  • Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
  • Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
  • Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
  • Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
  • Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
  • Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
  • Dosen Seskoad (1989-1992)
  • Korspri Pangab (1993)
  • Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
  • Asops Kodam Jaya (1994-1995)
  • Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
  • Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
  • Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
  • Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
  • Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
  • Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
  • Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
  • Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)
  • Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
  • Penugasan : Operasi Timor Timur 1979-1980 dan 1986-1988
  • Presiden Republik Indonesia Dua periode  2004-2014

Penghargaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

  • Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
  • Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973
  • Satya Lencana Seroja, 1976
  • Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
  • Satya Lencana Dwija Sista, 1985
  • Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
  • Dosen Terbaik Seskoad, 1989
  • Satya Lencana Santi Dharma, 1996
  • Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
  • Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
  • Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
  • Wing Penerbang TNI-AU, 1998
  • Wing Kapal Selam Tentara Nasional Indonesia-AL, 1998
  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
  • Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
  • Bintang Dharma, 1999
  • Bintang Maha Putera Utama, 1999
  • Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
  • Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
  • Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006.

Berikut Daftar Biografi atau Profil Presiden yang pernah memimpin Indonesia :

  1. Biografi Ir. Soekarno Presiden Pertama Indonesia
  2. Biografi Soeharto Presiden Kedua Indonesia 
  3. Biografi B.J Habibie Presiden Ketiga Indonesia 
  4. Biografi KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur) Presiden Keempat Indonesia 
  5. Biografi Megawati Soekarno Putri Presiden kelima Indonesia
  6. Biografi Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Keenam Indonesia
  7. Biografi Joko Widodo (Jokowi) Presiden Ketujuh Indonesia (Sekarang)