TintaTeras

Biografi Dr Lo Siaw Ging – Dokter Acuan

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Kisah Inspiratif,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Hampir semua masyarakat Solo niscaya telah tahu atau mengenal nama dr Lo Siaw Ging, Dokter yang satu ini menjadi buah bibir di Solo maupun di media sebab kedermawanannya, meskipun usianya yang sudah lanjut, selama ia berpraktik menjadi dokter, beliau tidak pernah meminta bayaran dari pasien yang beliau obati, bahkan seringkali ia membantu pasien yang tidak mampu menebus obat dengan uang yang dimiliki oleh dr Lo Siaw Ging sendiri, hal ini menjungkirbalikkan hal yang umum orang bicarakan yakni “Orang miskin dilarang sakit” sebab biaya berobat mahal. Dr Lo Siaw Ging sang Dokter Teladan ini mempunyai visi yang serupa dengan dr lie Dharmawan yang juga salah satu dokter yang patut untuk diteladani karena mereka sangat peduli dengan orang yag kurang bisa. Tidak mirip kebanyakan dokter dokter yang memiliki kehidupan yang kaya atau berkecukupan luar biasa, kehidupan dr Lo Siaw Ging sungguh sederhana.

Biografi dr Lo Siaw Ging

dr Lo Siaw Ging Lahir di Magelang, 16 Agustus 1934, Lo berkembang dalam sebuah keluarga keturunan Tionghoa yang ialah pebisnis tembakau yang moderat. Ayahnya bernama Lo Ban Tjiang dan ibunya berjulukan Liem Hwat Nio, keduanya memberi kebebasan kepada anak-anaknya untuk menentukan apa yang dinginkan. Salah satunya ialah ketika Lo ingin melanjutkan Sekolah Menengan Atas ke Semarang, alasannya ia menilai tidak ada SMA yang kualitasnya anggun di Magelang saat itu.

Setamat Sekolah Menengan Atas, Lo Siaw Ging menyatakan keinginannya untuk kuliah di kedokteran. Ketika itu, ayahnya hanya berpesan jika ingin menjadi dokter jangan berdagang. Sebaliknya jikalau ingin berdagang, jangan menjadi dokter. Rupanya, usulan itu sangat membekas di hati Lo. Maksud anjuran itu, menurut Lo Siaw Ging, seorang dokter dihentikan memburu bahan semata alasannya adalah peran dokter ialah membantu orang yang membutuhkan tunjangan. Kalau cuma ingin mengejar-ngejar keuntungan, lebih baik menjadi pedagang yang berarti “Jika ingin kaya jangan menjadi Dokter tetapi jadilah seorang pedagang.”

Kaprikornus semua orang pasien yang tiba ke sini, miskin atau kaya, saya mesti melayani dengan baik. Membantu membantu orang itu dilarang membeda-bedakan. Semuanya harus dilakukan dengan nrimo. Profesi dokter itu menolong orang sakit, bukan menjual obat,

Lo Siaw Ging telah menjadi dokter semenjak 1963, Lo Siaw Ging mengawali karir dokternya di poliklinik Tsi Sheng Yuan milik Dr Oen Boen Ing (1903-1982), seorang dokter legendaris di Solo. Pada masa orde gres, poliklinik ini menjelma RS Panti Kosala, dan sekarang berubah nama menjadi RS Dr Oen. Selain dari ayahnya, Lo Siaw Ging mengaku banyak berguru dari Dr Oen. Selama 15 tahun bekerja pada seniornya itu, Lo Siaw Ging memahami benar bagaimana seharusnya menjadi seorang dokter. ”Dia tidak cuma berakal mengobati, namun juga sederhana dan jiwa sosialnya hebat,” kata mantan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.

Dokter Lo Siaw Ging menjadi istimewa karena tidak pernah memasang tarif. Ia juga tak pernah membedakan pasien kaya dan miskin. Ia justru marah bila ada pasien yang menanyakan ongkos periksa padahal dia tidak punya duit. Bahkan, selain membebaskan ongkos periksa, tak jarang Lo juga menolong pasien yang tidak bisa menebus resep. Ia akan menuliskan resep dan meminta pasien mengambil obat ke apotek tanpa harus mengeluarkan uang. Pada setiap final bulan, pihak apotek yang mau menagih harga obat terhadap sang dokter.

Saya tahu pasien mana yang bisa membayar dan tidak. Untuk apa mereka mengeluarkan uang biaya dokter dan obat jikalau setelah itu tidak mampu membeli beras? Kasihan jikalau anak-anaknya tidak bisa makan.

Perlakuan ini bukan cuma untuk pasien yang periksa di kawasan prakteknya, tetapi juga untuk pasien-pasien rawat inap di rumah sakit tempatnya bekerka, RS Kasih Ibu. Alhasil, Lo mesti mengeluarkan uang tagihan resep antara Rp 8 juta sampai Rp 10 juta setiap bulan. Jika biaya perawatan pasien cukup besar, contohnya, harus menjalani operasi, Lo tidak mengalah. Ia akan turun sendiri untuk mencari donatur. Bukan sembarang donatur, sebab cuma donatur yang bersedia tidak disebutkan namanya yang akan dihadiri Lo.

Apa yang dibilang Lo Siaw Ging perihal membantu semua orang yang membutuhkan itu bukanlah omong kosong. Ketika terjadi kerusuhan Mei 1998 lalu misalnya, Lo tetap buka praktek. Padahal para tetangganya meminta supaya dia tutup karena situasi berbahaya, terutama bagi warga keturunan Tionghoa. Namun, Lo tetap mendapatkan pasien yang datang. Para tetangga yang cemas akibatnya beramai-ramai mempertahankan rumah Lo.

“Banyak yang butuh derma, termasuk korban kerusuhan, masak saya tolak. Kalau semua dokter tutup siapa yang mau menolong mereka?” kata Lo yang juga lulusan Managemen Administrasi Rumah Sakit (MARS) dari Universitas Indonesia.

Hingga kerusuhan rampung dan situasi kembali kondusif, rumah Lo tidak pernah tersentuh oleh para perusuh. Padahal rumah-rumah di sekitarnya banyak yang dijarah dan dibakar. Kini, meski usianya telah nyaris 80 tahun, dr Lo Siaw Ging tidak meminimalkan waktunya untuk tetap melayani pasien. Setiap hari, Rumah dr Lo di Jalan Yap Tjwan Bing No 27, Jagalan, Jebres, Solo, Jawa Tengah, terlihat senantiasa dipadati warga yang mengantre untuk berobat terhadap dr. Lo Siaw Ging. Setiap hari, dr Lo mulai buka praktik pukul 06.00 dan pukul 16.00. Saat siang, ia melayani pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Setelah istirahat dua jam, dia kembali buka praktek di rumahnya sampai pukul 20.00.

Selama aku masih besar lengan berkuasa, aku belum akan pensiun. Menjadi dokter itu baru pensiun jikalau telah tidak mampu apa-apa. Kepuasan bagi saya bisa menolong sesama, dan itu tidak bisa dibayar dengan uang..

Menurut Lo Siaw Ging, istrinya mempunyai tugas besar kepada apa yang dia kerjakan. Tanpa wanita itu, kata Lo, dia tidak akan mampu melakukan semuanya. “Dia perempuan luar biasa. Saya mujur menjadi suaminya,” ujar Lo tentang wanita yang beliau nikahi tahun 1968 itu.

Puluhan tahun menjadi dokter, dan bahkan pernah menjadi eksekutif suatu rumah sakit besar, kehidupan Lo tetap sederhana. Bersama istrinya, ia tinggal di rumah tua yang relatif tidak berganti sejak permulaan dibangun, kecuali cuma diperbaharui catnya. Bukan rumah yang megah dan bertingkat seperti biasanya rumah dokter.

Rumah ini sudah cukup besar untuk kami berdua. Kalau ada penghasilan lebih, biarlah itu untuk mereka yang membutuhkan. Kebutuhan kami hanya makan. Bisa sehat hingga usia seperti kini ini saja, saya sudah sangat bersyukur. Semakin panjang usia, bertambah banyak peluang kita untuk membantu orang lain.

Alumni dari Universitas Airlangga tahun 1962 yang sempat merasakan pendidikan di Manajemen Administrasi Rumah Sakit di Universitas Indonesia ini pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, era 1981-2004. Setelah pensiun dari bangku direktur, suami dari Maria Gan May Kwee tersebut tetap melayani pasien di rumah sakit yang serupa dan di tempat praktiknya sekaligus rumahnya di Jagalan, Jebres, Solo, hingga kini. Setiap akhir bulan, apotek langganan dokter Lo Siaw Ging akan memberikan tagihan obat yang besarnya bervariasi antara ratusan ribu hingga sepuluh juta per bulan. Untuk pasien yang sakit parah, dokter Lo juga menyediakan dana eksklusif untuk keperluan rawat pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu. Di tengah biaya obat-obatan yang mahal, pelayanan rumah sakit yang sering menyebalkan, dan dokter yang lebih sering mengutamakan materi, keberadaan Lo Siaw Ging memang mirip embun yang menyejukkan. Rasanya, kini ini tidak banyak dokter mirip Dr Lo. www.biografiku.com

Biografi Tri Rismaharini – Walikota Surabaya

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Profil,  Tokoh Pemimpin,  Tokoh Wanita
Biografi Tri Rismaharini - Walikota Surabaya

TintaTeras.com. Sosok walikota satu ini belakangan hangat menjadi perbicangan di media alasannya adalah gebrakannya dalam memimpin kota Surabaya, ia menjadi salah satu walikota terbaik di Indonesia dan juga di dunia. Kota Surabaya kini menjadi kota yang bersih dan juga teratur dibawah pimpinannya. Dalam artikel kali ini kita akan membicarakan wacana Profil dan Biografi Tri Rismaharini yang merupakan Walikota Surabaya dimana dia menjadi salah satu pimpinan terbaik di Indonesia. Ir. Tri Rismaharini, M.T lahir di Kediri, Jawa Timur , pada 20 November 1961. Ia menjabat sebagai Walikota Surabaya sejak tahun 2010, ia menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya. Ia lulusan Arsitektur dan Pasca sarjana Managemen Pembangunan Kota dari Institut Teknologi Sepuluh November. Ia di usung oleh Partai PDI P, sebelum menjabat selaku Wali Kota Surabaya, ia menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya.

Beliau menempuh pendidikan SD Negeri Kediri, SMP Negeri 10 Surabaya, SMU Negeri 5 Surabaya, S1 Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, S2 Manajemen Pembangunan Institut Teknologi Sepuluh November. Ia mulai menjabat selaku Wali Kota Surabaya pada tahun 2010, Surabaya sudah mengalami banyak pergeseran semenjak dipimpinnya. Kota Surabaya menjadi tertata, lebih hijau, asri dan higienis.

Taman-taman kota yang di berdiri oleh Risma antara lain taman Bungkul yang terletak di Jalan Raya Darmo. Taman tersebut mempunyai desain all in one entertainment park, disamping itu terdapat beberapa taman lain mirip taman yang terletak di Bundaran Dolog, taman buah Undaan dan taman di Bawean. Selain itu, Risma juga telah membangun jalur pedestrian dengan rancangan modern. Belum usang ini beredar info jikalau Risma akan mengundurkan diri selaku Wali Kota Surabaya.

Banyak hal yang melatarbelakangi rencana Risma untuk mengundurkan diri dari jabatannya, mulai dari pelantikan wakil walikota yang tidak sesuai mekanisme sampai duduk perkara pembangunan tol. Hampir sebagian warga Surabaya menolak planning pengunduran diri Risma, alasannya beliau di anggap sudah membawa banyak perubahan baik untuk kota Surabaya. Isu pengunduran diri Risma mulai surut ketika Ketua Umum PDI P, Megawati Soekarno Putri di damping Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo datang ke Surabaya dan meminta Risma untuk terus melanjutkan tugasnya selaku Wali Kota Surabaya hingga kurun jabatannya final pada September 2015.

Setelah Surabaya di pimpin oleh Risma, kota tersebut mampu meraih tiga kali piala adipura, pada athun 2011, 2012 dan 2013, untuk kategori kota metropolitan. Selain itu, kota Surabaya sudah menjadi kota terbaik se- Asia Pasifik atas semua partisipasinya pada tahun 2012 versi Citynet, atas kesuksesan pemerintah kota dan sumbangan masyarakat dalam mengorganisir lingkungan. Pada tahun 2013, kota Surabaya menjangkau penghargaan tingkat Asia-Pasifik , Future Government Awards 2013 dalam dua bidang sekaligus yakni data center serta inklusi digital, ia mampu menyisihkan 800 kota yang ada di seluruh Asia- Pasifik. Risma menikah dengan Ir. Djoko Saptoadji dan dikaruniai dua anak ayng berjulukan Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni Saptoadji. Beliau sungguh dicintai oleh warganya sebab menjinjing perkembangan yang aktual bagi kota Surabaya. Demikian ulasan wacana Biografi Tri Rismaharini yang juga Walikota Surabaya dengan segala pertentangan dan pinjaman yang di mampu dalam memimpin kota Surabaya. Sekarang ini kota Surabaya mampu menjadi bermetamorfosis salah satu kota besar yang bersih dan nyaman bagi masyarakatnya. – TintaTeras.com

Biografi J.E Sahetapy – Pakar Aturan Pidana Indonesia

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pakar,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia
Biografi J.E Sahetapy, Pakar Hukum Pidana Indonesia

Jika anda biasa menonton acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di TVOne anda mungkin biasa menyaksikan sosok dari Profesor J.E Sahetapy yang biasa tampil menawarkan pertimbangan dan juga kritikannya terhadap aneka macam masalah atau gosip-isu aturan dan politik di program tersebut. Kali ini kita akan membahas ihwal biografi J.E Sahetapy seorang pakar aturan pidana Indonesia.

Beliau berjulukan lengkap Jacob Elfinus Sahetapy atau yang lebih dikenal selaku J.E Sahetapy yakni guru besar ilmu hukum Universitas Airlangga, Surabaya. Sahetapy lahir pada 6 Juni 1932 di Saparua, Maluku. Ia lahir dari pasangan guru, beliau menuntaskan Sekolah Menengan Atas di Surabaya.

Setelah lulus SMA, dia melanjutkan pendidikan di Universitas Gajah Mada, Fakultas Hukum di Surabaya yang berikutnya menjelma Universitas Airlangga.

Pandai Berbahasa Belanda

Saat menjadi mahasiswa, dia termasuk mahasiswa yang pintar dan cendekia berbicara memakai bahasa Belanda yang menjadi modal utama mempelajari ilmu aturan di Indonesia. Selanjutnya ia di angkat menjadi ajun dosen mata kuliah Hukum Perdata, sehabis lulus kuliah dia menerima usulan melanjutkan studinya di Amerika Serikat.

Tawaran tersebut ia terima, dalam dua tahun beliau berhasil menuntaskan acara studi Magister di bidang Hubungan Bisnis dan Industri dari Universitas Utah di Salt Lake City, dan kembali ke Indonesia.

Pada tahun 1979, ia terpilih menjadi dekan Fakultas Hukum di Universitas Airlangga, berikutnya beliau melanjtkan pendidikan untuk mengambil gelar doktor dan menulis suatu buku berjudul “Ancaman Pidana Mati Terhadap Pembunuh Berencana”.

Selain selaku pengajar ilmu aturan di Universitas Airlangga, dia juga mengajar di Program Pasca Sarjana Hukum Universitas Indonesia dan Universitas Diponegoro. Selai itu ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Petra.

Jabatan J.E Sahetapy

Jabatan lain yang sempat beliau duduki antara lain ajun Gubernur Jawa Timur, Ketua Komisi Hukum RI, Ketua Forum Pengkajian HAM dan Demokrasi Indonesia, Surabaya, Anggota BP MPR RI, Anggota Komisi II DPR RI, Anggota Panitia Ad Hoc I MPR RI, Anggota Sub Komisi Bidang Hukum dewan perwakilan rakyat RI, Anggota Badan Legeslatif DPR RI dan menggeluti dalam dunia politik serta menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI P.

Sahetapy menikah dengan gadis yang berasal dari Jawa, bernama Lestari Rahayu Lahenda yang bekerja selaku dosen dan seorang sarjana aturan. Mereka dikaruniai tiga orang putri yang berjulukan Elfina Lebrine yang lahir pada tahun 1969 dan ialah lulusan S2 di Fakultas Hukum, Universitas Leiden di kota Belanda.

Kemudian Athilda Henriete yang lahir pada 1971 dan lulusan S2 Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, di kota Semarang dan Wilma Laura yang lahir pada tahun 1979, ia lulusan Fakultas Sastra Universitas Katolik Petra dan S2 Fakultas Hukum Universitas Surabaya.

Selain mempunyai 3 anak kandung, dia juga mempunyai satu orang anak angkat yang bernama Kezia, lahir pada tahun 1992. Kezia kini masih menempuh studi di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra, Surabaya. Sahetapy merupakan sosok yang sederhana, tegas, jujur dan menjadi pola keluarga dan para anak didiknya serta setiap kata-katanya senantiasa berbobot , benar dan positif.

Kritik-kritiknya pandangannya terhadap aturan dan politik di Indonesia kadang-kadang sungguh pedas. Menurutnya politik sekarang sudah tidak memiliki budbahasa dan adat sehingga dapat menjerumuskan bangsa ini. Demikian biografi J.E Sahetapy seorang pakar hukum pidana Indonesia. Semoga sifat kritisnya mampu menjadi ide kita untuk menjadi orang yang lebih baik.

Biografi Mohammad Natsir – Satria Indonesia

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Pemimpin
Biografi, Mohammad Natsir, Pahlawan Indonesia, Tokoh Indonesia, Profil

Beliau diketahui selaku negarawan ataupun sebagai tokoh pergerakan islam pada saat sebelum dan sesudah Indonesia Merdeka. Ia merupakan tokoh Indonesia yang paling sederhana sepanjang abad. Artikel kali ini akan mengangkat tentang biografi Mohammad Natsir yang ialah salah satu Pahlawan Indonesia dan juga tokoh penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Mohammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, kabupaten Solok, Sumatera Barat tepatnya pada tangga 17 Juli 1908 beliau ialah anak dari pasangan Mohammad Idris Sutan Saripado serta Khadijah. Ia memiliki 3 orang saudara kandung, yang bernama Yukinan, Rubiah, serta Yohanusun. Jabatan ayahnya adalah pegawai pemerintahan di Alahan Panjang, sedang kakeknya yaitu seorang ulama. Ia nantinya akan menjadi pemangku kebiasaan atau adat untuk kaumnya yang berasal Maninjau, Tanjung Raya, Agam dengan gelar Datuk Sinaro nan Panjang.

Natsir mulai mengenyam pendidikan selama dua tahun di Sekolah Rakyat Maninjau, lalu ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Padang. Selama beberapa bulan bersekolah disana ia kemudian pindah ke Solok dan dititipkan dirumah saudagar yang bernama Haji Musa. Tak hanya berguru di HIS di Solok pada siang hari, beliau juga mencar ilmu pengetahuan agama Islam di Madrasah Diniyah saat malam hari. Ia lalu pindah sesudah tiga tahun ke HIS di Padang bersama-sama kakaknya. Kemudian tahun 1923, beliau meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) kemudian kemudian dia pubn bergabung dengan perhimpunan-perhimpunan pemuda seperti Pandu Nationale Islamietische Pavinderij serta Jong Islamieten Bond. Sesudah lulus dari MULO, ia selanjutnya pindah ke Bandung untuk mencar ilmu di Algemeene Middelbare School (AMS) sampai akhir pada tahun 1930. Di tahun 1928 sampai 1932, beliau lalu menjadi ketua Jong Islamieten Bond (JIB) Bandung. Ia juga jadi pengajar sesudah menerima training sebagai guru selama dua tahun di akademi tinggi. Ia yang sudah menemukan pendidikan Islam di Sumatera Barat pada awalnya juga memperdalam pengetahuan agamanya di Bandung, tergolong juga dalam bidang tafsir Al-Qur’an, aturan Islam, serta dialektika. Kemudian di tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan, yang nantinya akan menjadi tokoh organisasi Islam Persatuan Islam.

Mohammad Natsir banyak bergaul dengan pemikir-pemikir Islam, seperti Agus Salim, sepanjang pertengahan 1930-an, beliau serta Salim senantiasa bertukar asumsi ihwal kaitan Islam dengan negara demi abad depan pemerintahan Indonesia yang di pimpin Soekarno. Pada 20 Oktober 1934, Natsir menikah dengan Nurnahar di Bandung. Dari akad nikah itu, Natsir dikaruniai enam anak. Natsir juga di ketahui banyak menguasai bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Arab, serta Spanyol. Natsir juga mempunyai kesamaan hoby serta mempunyai kedekatan dengan Douwes Dekker, adalah bermain musik. Natsir sungguh menggemari memainkan biola serta Dekker yang menggemari bermain gitar. Mohammad Natsir juga kerap bicara dengan menggunakan bahasa Belanda dengan Dekker serta kerap mengulas musik sekelas Ludwig van Beethoven serta novel sekelas Boris Leonidovich Pasternak, novelis kenamaan Rusia pada dikala itu. Kedekatannya dengan Dekker, menjadikan Dekker ingin masuk Masyumi. Ide-pandangan baru Natsir dengan Dekker ihwal perjuangan, demokrasi, serta keadilan memanglah searah dengan Natsir.

Di tahun 1938, ia lalu bergabung dengan Partai Islam Indonesia, serta diangkat menjadi pimpinan untuk cabang Bandung dari tahun 1940 sampai 1942. Ia juga melakukan pekerjaan dengan posisi selaku Kepala Biro Pendidikan Bandung sampai 1945. Sepanjang pendudukan Jepang, dia menentukan bergabung dengan Majelis Islam A’la Indonesia (Yang lalu menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau Masyumi), serta diangkat selaku ketua dari 1945 hingga ketika Masyumi serta Partai Sosialis Indonesia dibubarkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia kemudian menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat. Sebelum diangkat sebagai perdana menteri, sebelumnya Mohammad Natsir menjabat sebagai menteri penerangan.

Pada tanggal 3 April 1950, beliau mengajukan Mosi Integral Natsir dalam sidang pleno parlemen. Mohammad Hatta yang menjabat sebagai Wapres Indonesia pada waktu itu mendorong keseluruhan pihak untuk berjuang dengan tertib dan sungguh merasa terbantu dengan adanya mosi ini. Mosi ini memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pada awalnya berupa serikat, sampai lalu Mohammad Natsir diangkat sebagai perdana menteri oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1950. Mohammad Natsir lalu mengkritik Soekarno bahwasanya ia kurang mencermati kemakmuran diluar Pulau Jawa. Lantaran kritiknya ini yang dilancarkan terhadap soekarno sampai kesannya Mohammad Natsir mengundurkan diri.

Pemerintah Indonesia waktu itu, baik yang di pimpin oleh Soekarno ataupun Soeharto, keduanya sama-sama menuding Mohammad Natsir sebagai pemberontak serta bandel, dari tudingan itu membuatnya dipenjarakan. Oleh negara-negara lain, Natsir benar-benar dihormati serta dihargai, penghargaan yang dianugerahkan kepadanya pun amat banyak. Mohammad Natsir diakui oleh Dunia Islam selaku hero lintas bangsa serta negara. Bruce Lawrence mengatakan bekerjsama Natsir yakni politisi yang paling menonjol yang menolong pembaruan Islam. Di tahun 1957, Mohammad Natsir menerima bintang Nichan Istikhar (Grand Gordon) dari Raja Tunisia, Lamine Bey atas jasanya menolong perjuangan kemerdekaan rakyat Afrika Utara. Penghargaan internasional lainnya ialah Jaa-izatul Malik Faisal al-Alamiyah pada di tahun 1980, serta penghargaan dari sebagian ulama serta pemikir populer mirip Syekh Abul Hasan Ali an-Nadwi serta Abul A’la Maududi.

Biografi, Mohammad Natsir, Pahlawan Indonesia, Tokoh Indonesia, Profil

Pada tahun 1980, Natsir dianugerahi penghargaan Faisal Award dari Raja Fahd Arab Saudi lewat Yayasan Raja Faisal di Riyadh, Arab Saudi. Ia memperoleh gelar doktor kehormatan dalam bidang politik Islam dari Kampus Islam Libanon pada tahun 1967. Pada tahun 1991, beliau lalu memperoleh dua gelar kehormatan, yaitu dalam bidang sastra dari Universitas Kebangsaan Malaysia serta dalam bidang ajaran Islam dari Universitas Sains Malaysia. Mohammad Natsir wafat pada 6 Februari 1993 di Jakarta, serta dimakamkan satu hari kemudian. Soeharto enggan memperlihatkan gelar satria pada salah satu ” bapak bangsa ” ini. Kemudian pada masa pemerintahan B. J. Habibie, beliau diberi penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana.

Sepanjang hidupnya Mohammad Natsir diketahui tidak memiliki busana elok, jasnya pun banyak tambalan. Dia dikenang sebagai menteri yang tidak mempunyai rumah serta menampik di beri hadiah mobil mewah . Mohammad Natsir disebutkan menampik mobil Chevrolet Impala ketika diberikan. Walau sesungguhnya, di kawasan tinggalnya ia hanya memiliki mobil renta merk De Soto. Itulah Artikel perihal biografi Mohammad Natsir yang dikenal sebagai jagoan bangsa Indonesia dan juga Tokoh penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Semoga Biografi ini bisa berguna dan memberi wangsit bagi Pembaca. TintaTeras.com

Biografi Gita Wirjawan – Usahawan Berhasil Indonesia

Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Tokoh Pemimpin
Biografi, Gita Wirjawan

Siapa yang tak kenal Gita Wirjawan? Tokoh yang satu ini yaitu seorang Pengusaha Sukses asal Indonesia. Agar anda lebih mengenalnya, berikut adalah biografi Gita Wirjawan yang harus anda ketahui. Nama lengkapnya ialah Gita Irawan Wirjawan. Beliau lahir pada 21 September 1965 di Jakarta dari kedua orang bau tanah yang bernama Wirjawan Djojosoegito dan juga Paula Warokka Wirjawan. Gita Wirjawan memang dikenal selaku seorang usahawan yang berhasil. Pada sekitar tahun 2008, Gita mendirikan sebuah perusahaan berjulukan Ancora Capital (tempo) yang ialah perusahaan investasi pada bidang sumber daya dan juga pertambangan. Perusahaan tersebut didirikannya sehabis Gita mundur dari jabatan selaku Presdir (Presieden Direktur) JP Morgan Indonesia pada tahun 2006 hingga tahu 2008.

Gita Wirjawan menempuh pendidikan S1 di Texas, tepatnya di University of Texas yang terletak di Amerika Serikat, ketika kuliah tersebut dia berkerja paruh waktu di restoran cepat saji guna mengasah talenta wirausaha atau enterpreneurnya, setelah lulus dari sana kemudian selanjutnya beliau menempuh kuliah S2 pada Baylor University di tahun 1989 dan mengambil fokus jurusan administrasi bisnis. Setelah Gita Wirjawan lulus dari pendidikannya tersebut, ia lalu memulai karirnya dengan melamar kerja di Citibank. Di tahun 1999, Gita Wirjawan lalu melanjutkan kuliah lagi dengan mengambil acara S2 untuk kedua kalinya di Universitas yang berbeda yakni di Harvard University dengan jurusan public administration dimana dia kemudian berhasil lulus pada tahun 2000. Riwayat pekerjaan Gita Wirjawan bisa dikatakan berhasil alasannya sehabis menggali pengalaman di Citibank, ia melanjutkan karirnya dengan bekerja di ST Telekomunikasi di negara tetangga, Singapura hingga tahun 2006. Setelah itu, ia menjabat selaku administrator utama suatu perusahaan JP Morgan Indonesia.

Seakan ingin pertanda kepiawaiannya dalam melakukan pekerjaan, Gita Wirjawan lalu mundur dari perusahaan JP Morgan Indonesia dan mendirikan sebuah perusahaan yang dibesutnya sendiri adalah Ancora Capital. Di perusaahaannya ini, Gita Wirjawan menerangkan bahwa beliau memang sungguh-sungguh cocok di bidang finansial. Hanya dalam jangka waktu beberapa bulan ssaja, Gita Wirjawan sudah sukses mengambil alih beberapa sahan di perusahaan besar seperti PT Bumi Resources, Perusahaan Apexindo Pratama Duta, Perusahaan Multi Nitrat Kimia, Perusahaan property yang ada di Bali, dan juga beberapa perusahaan properti yang ada di Jakarta. Dari sinilah bisa kita lihat betapa hebatnya sepak terjang Gita Wirjawan di bidang perjuangan sehingga tak ada seorang pun yang meragukan semangatnya tersebut.

Selain membahas persoalan sepak terjangnya di bidang usaha finansial, akan lebih tepat kalau membicaraan juga tentang kecintaannya pada musik. Gita Wirjawan merupakan seorang pecinta musik, terutma musik yang beraliran Jazz. Dia sukses mendirikan suatu rumah buatan musik yang diberi nama Omega Pacific Produkction. Rumah buatan musik yang diresmikan oleh Gita Wirjawan ternyata juga cukup sukses. Kesuksesan rumah bikinan musiknya tersebut ditandai dengan buatan album jazz untuk seorang pianis Nial Djuliarso, Bali Loungue yang divokalisi oleh Tompi, dan Jazz Cherokee. Yang lebih hebat, ada beberapa lagu yang ditulis serta diaransemen dengan tangannya sendiri. Gita Wirjawann juga ialah seorang yang menyukai olahraga golf. Rasa sukanya pada golf ditunjukkan dengan didirikannya sebuah sekolah golf yang diberi nama Ancora Golf.

Karir Gita Wirjawan sepertinya tak berhenti pada bidang usaha dan musik saja. Hal ini karena sempurna pada tanggal 11 November tahun 2009, ia secara resmi bergabung bersama Kabinet Indonesia Bersatu yang ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Gita Wirjawan menerima jabatan selaku BKPM atau Badan Koordiniasi Penanaman Modal sebagai ketuanya. Dengan jabatannya tersebut, secara otomatis dia bertugas untuk membenahi segala problem yang bekerjasama dengan investasi di Indonesia, kemudian pada tahun 2011 ia kemudian diangkat selaku Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Bersatu II mengambil alih menteri sebelumnya, lalu pada tanggal 31 januari 2014 Gita wirjawan menetapkan untuk mengundurkan diri selaku menteri perdagangan sebab akan berkonsentrasi pada pencalonannya selaku kandidat presiden 2014 untuk Indonesia yang di usung oleh partai demokrat. Namun Gita Wirjawan batal maju menjadi Capres. Saat ini dia ialah ketua PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia). Demikianlah biografi gita wirjawan secara singkat yang bisa disajikan untuk memperbesar info anda tentangnya. www.biografiku.com

Biografi Dan Profil Hamdan Zoelva

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Politikus,  Profil

Dr. Hamdan Zoelva S.H., M.H ialah Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang gres menggantikan Ketua Mahkamah Konstitusi sebelumnya, Akil Mochtar yang di tahan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebab terlibat perkara suap, Hamdan Zoelva ialah laki-laki kelahiran Bima di Nusa Tenggara Barat, yang dilahirkan pada tanggal 21 bulan Juni 1962. Ayahnya berjulukan H. Muhammad Hasan, BA yang ialah seorang pensiunan Guru Agama.

Sementara, ibunya bernama Hajjah Siti Zaenab seorang ibu rumah tangga. Pada tahun 1974 Hamdan Zoelva menamatkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 4 Salama Nae Bima, kemudian dia masuk di Madrasah Tsanawiyah Negeri Padolo Bima dan tamat pada tahun 1977, sesudah itu dia lalu masuk di Madrasah Aliyah Negeri Saleko Bima dan menamatkan pendidikannya pada tahun 1981.

Setelah itu beliau kemudian merantau ke makassar untuk melanjutkan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, pada Ilmu Hukum Internasional. Ia juga kuliah dan menjadi Sarjana Muda di Fakultas Syari’ah IAIN Makassar. Namuan pendidikannya disini tidak ia tuntaskan dengan tuntas. Setelah final menamatkan pendidikan sarjananya, Hamdan Zoelva kemudian melanjutkan pendidikan S2 Magister di bidang Ilmu Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Jakarta. 

Namun ia juga tidak menyesaikannya. Kemudian sehabis itu, Hamdan, menempuh pendidikan S2 Magister Ilmu Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung. Dia lalu menjadi Dosen hebat (Ahli Madya) Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin dengan mengajar mata kuliah Pengantar Hukum Internasional, Hukum Perjanjian Internasional, dan Hukum Laut Internasional), beliau juga menjadi Dosen hebat Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia, dan Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Makassar dengan mengajar mata kuliah Hukum Internasional).

Di tahun 1987 Hamdan Zoelva lalu menjadi Asisten Pengacara & Konsultan Hukum pada Law Office OC. Kaligis & Associates Jakarta, yang secara khusus menangani bidang Non Litigasi, pembuatan perjanjian & perjanjian – kontrakdagang, investasi PMA, perburuhan, negosiasi dan lain-lain.

Menangani masalah perdata litigasi bidang bisnis dan perbankan. Menangani beragam masalah yang menawarkan pengalaman dan pemahaman mendalam untuk menyelesaikan duduk perkara hukum dalam praktik khususnya di bidang bisnis dan investasi. Pada tahun 1989, diangkat dan dilantik sebagai pengacara dalam lingkungan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

Pada tahun 1990, Hamdan Zoelva ikut mendirikan dan sebagai partner pada Law Firm SPJH & J (Sri Haryanti Akadijati, Poltak Hutajulu, Juniver Girsang, Hamdan Zoelva & Januardi S. Haribowo SH) menangani berbagai perkara penting dalam bidang bisnis, korporasi dan perbankan baik untuk Litigasi & Non Litigasi.

Ia melanjutkan pendidikan Doktoralnya di S3 Doktor Ilmu Hukum Tata Negara, Universitas Padjajaran Bandung dan Pendidikan Pasar Modal, Badan Diklat Departemen Keuangan RI (1994). Tahun 1994, diangkat dan dilantik selaku advokat oleh Menteri Kehakiman RI, dan mendapat izin selaku anggota Profesi Penunjang Pasar Modal selaku Konsultan Hukum di Bapepam.

Kemudian pada tahun 1997, beliau mendirikan dan sebagai Managing Partner pada Hamdan, Sudjana, Januardi & Patners (HSJ & Partners) yang banyak mengatasi kasus-kasus bisnis, perbankan, investasi dan korporasi baik dalam bidang Litigasi maupun Non Litigasi, termasuk permasalahan kredit Sindikasi.

Pada tahun 1999, Hamdan Zoelva Menjadi anggota dewan perwakilan rakyat – RI, Wakil Ketua Komisi II yang membidangi problem Hukum, Pengadilan, Politik Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. melakukan Fit & Proper test bagi pengangkatan Hakim Agung, Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Anggota Komnas HAM, Hakim Agung, Hakim Konstitusi, serta Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Selama menjadi anggota DPR RI, menjadi Tim Monitoring solusi perkara BLBI serta perkara Pertamina. Ketua Panitia Kerja RUU bidang HAKI (Hak Kekayaaan Intelektual), RUU Perubahan Undang-undang Tindak Pidana Korupsi, RUU Komisi Pemberantasan Korupsi, RUU Money Laundering, dan menjadi anggota Panitia Khusus aneka macam RUU yang lain serta menjadi Ketua Tim Kecil Seleksi Pimpinan KPK. Dia juga menjadi Anggota Panitia Ad Hoc, Amandemen UUD 1945, Perubahan Pertama sampai dengan Perubahan keempat

Pada tanggal 6 januari 2010, Hamdan Zoelva menjadi Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi Reublik Indonesia, dan tepatya pada hari Jumat tanggl 1 November 2013, Hamdan Zoelva terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi yang gres untuk kala 2013-2016. Ia terpilih melalui mekanisme voting yang dilakukan dalam dua putaran, menggantikan Akil Mochtar yang yang terjerat masalah suap.

Biografi Robert Kebijaksanaan Hartono – Orang Terkaya Nomor Satu Di Indonesia

Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Milyarder,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

TintaTeras.com – Menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia selama beberapa tahun berturut-turut itulah R. Budi Hartono yang ialah pemilik Grup Djarum, dilahirkan dengan nama lengkap Robert Budi Hartono pada tanggal 28 April 1941 di Kota Semarang.

Ayahnya bernama Oei Wie Gwan pemilik perjuangan kecil Djarum Gramophon namanya diubah menjadi Djarum yang kelak menjadi suatu perusahaan rokok paling besar di dunia. Robert Budi Hartono yang mempunyai nama Tionghoa Oei Hwie Tjhong oleh Majalah Forbes dicatat mempunyai kekayaan sebesar 17.1 Milyar Dollar atau 228 Trilyun Rupiah.

Ia ialah Orang terkaya nomor satu selama bertahun-tahun di Indonesia dan urutan 131 terkaya didunia. Semua berawal dari Mr. Oei Wie Gwan yang membeli perjuangan kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dann lalu mengganti namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek “Djarum” yang ternyata sukses di pasaran.

Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963, Djarum kembali bangun dan memodernisasikan perlengkapan di pabriknya. Robert dan kakaknya yaitu Michael Budi Hartono mendapatkan warisan ini setelah ayahnya meninggal. Pada dikala itu pabrik perusahaan Djarum gres saja terbakar dan mengalami kondisi yang tidak stabil. Namun kemudian di tangan dua bersaudara Hartono, Perusahaan Djarum bisa bertumbuh menjadi perusahaan raksasa.

Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun lalu Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.

Saat ini, Di Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini memilki pangsa pasar yang besar. Dan di negeri asalnya sendiri, Indonesia, produksi Djarum meraih 48 milyar batang pertahun atau 20% dari total buatan nasional.

Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di banyak sekali sektor. Djarum mereka, tidak boleh di Amerika Serikat semenjak 2009 bersama dengan rokok kretek yang lain, karena telah diluncurkannya Dos Hermanos, suatu cerutu premium pencampuran tembakau Brasil dan Indonesia.

Robert Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektro dan multimedia. Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilaksanakan Group Djarum ini memperkokoh Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951.

Di bidang Agribisnis, Robert bareng Michael mempunyai perkebunan sawit seluas 65.000 hektar yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dari tahun 2008. Mereka bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari Group Djarum. Di bidang properti, banyak proyek yang dikerjakan di bawah kontrol CEO Djarum ini, R. Budi Hartono, dan yang paling besar yaitu mega proyek Grand Indonesia yang ditantangani pada tahun 2004 dan final pada tahun 2008.

Proyek ini meliputi hotel (renovasi dari Hotel Indonesia), pusat belanja, gedung perkantoran 57 lantai dan apartemen. Total nilai investasinya 1,3 Triliun rupiah. Majalah Globe Asia menyatakan Robert sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan 4,2 miliar dolar AS atau sekitar 37,8 triliun rupiah. Pada tahun yang sama, R. Budi Hartono bareng kakaknya, Michael Hartono di bawah bendera Group Djarum melebarkan investasi ke sektot perbankan.

Dan mereka menjadi pemegang saham utama, menguasai 51% saham, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang ialah salah satu bank terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan data dari Bank Indonesia simpulan tahun 2011 nilai aset BCA sebesar Rp 380,927 Triliun (tiga ratus delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh rupiah).

BCA yang secara resmi bangkit pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV, banyak hal sudah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997. Dan bukti keberadaan grup Djarum yaitu gedung pencakar langit di kompleks mega proyek Grand Indonesia diberi nama Menara BCA.

Karena bank BCA menjadi penyewa khususnya dari tahun 2007 hingga 2035. Dengan demikian tergabunglah lingkungan operasional dua raksasa bisnis Indonesia di tengah-tengah pusat ibukota yang menjadi bukti keberkuasaan Djarum di kancah bisnis Indonesia.

Djarum, Robert Budi Hartono

BCA, Robert Budi Hartono

Robert Budi Hartono menikah seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih erat dengan nama Giok Hartono. Bersamanya Widowati Hartono, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang kesemuanya telah menuntaskan pendidikan. Mereka yakni Victor Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono.

Disisi lain, Robert Budi Hartono Sangat menyukai olahraga bulutangkis yang bermula dari sekedar hobi kemudian mendirikan Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum pada tahun 1969. Dari lapangan bulutangkis di daerah melinting kretek, Robert Budi Hartono menemukan talenta anak muda berbakat orisinil Kudus.

Anak muda itu dimatanya, mempunyai semangat juang yang tinggi, mental yang jago dan fisik yang prima. Tak salah intuisinya, sebab dalam era waktu yang tidak lama, anak itu mengharumkan nama bangsa di pertunjukan dunia. Anak muda itu yaitu Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.

Disamping itu bersama kakaknya ialah Michael Budi Hartono,mereka menjadi pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronika. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun.

Perusahaan Polytron ini sekarang juga memproduksi ponsel yang sebelumnya cuma meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat adalah Ventures Global Prima Digital, mereka juga membeli Kaskus, yang ialah salah satu situs terbesar di Indonesia. www.biografiku.com

Biografi Sukamdani Sahid Gitosardjono – Pendiri Jaringan Hotel Sahid

Biografi Pengusaha Sukses,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Wirausahawan

 Biografi, Sukamdani Sahid Gitosardjono

Biografi Sukamdani Sahid Gitosardjono. Jaringan Hotel Sahid merupakan salah satu jaringan hotel terbesar di Indonesia yang bernaung dibawah Sahid Group yang membawahi beberapa bisnis.

Pendiri Sahid Group mulai dirintis pada tahun 1953.


Pendiri Hotel Sahid adalah Sukamdani Sahid Gitosardjono, dia dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1928 di kota Solo. Ia adalah putra pasangan dari R Sahid Djogosentono dan R Ngt Hj Sadinah. Masa kecilnya dijalani di Sukoharjo, Solo.

Ketika Sukamdani kecil, kehidupan orang tuanya sungguh prihatin. Bapaknya R.Sahid Djogosentono membuka usaha jahitan, sedang ibunya membuka warung skala kecil. Dalam usia 8 tahun, Sukamdani sudah membantu bapaknya, dia juga membantu ibunya berdagang.

Untuk menyiapkan keperluan barang barang jualan, aku kepasar berbelanja membeli sabun, teh, rokok, pisang dan kelapa. Tiap kali barang jualan laris, ibunya memberinya persenan. Uang itu ditabung, bila sudah banyak baru dibelikan ayam, jika ayam telah banyak, beliau kemudian ganti dengan kambing. Setelah kambing ia banyak, Beliau jual untuk beli kerbau, kenang Sukamdani. Disaat liburan sekolah Sukamdani membantu menuai padi disawah.

Pada Tahun 1945, pada era perang kota tempat Sukamdani kelemahan logistik, beliau lalu berpikir bagaimana memberi makan serdadu meskipun dikala itu didukung rakyat. Lalu ia lalu berpikir mengumpulkan kain batik dari rakyat untuk ditukar dengan beras. Beras itu untuk makan para prajurit.

Saat berperang tahun 1948-1950, dia telah menjadi pengusaha. saat Tentara butuh makanan, ia kemudian mencari gaplek di Wonogiri dan kemudian gaplek ini ditukar dengan beras. Setelah perang usai, Sukamddani kemudian kembali bersekolah. Kemudian pada tahun 1952, Sukamdani pindah ke Jakarta.

Waktu turun dari kereta api di stasiun gambir, modalnya hanyalah suatu kopor dan sebuah sepeda. Beliau mulai menjadi pegawai negeri sipil di Kementerian Dalam Negeri. Namun, Sukamdani waktu itu tidak kerasan dengan perkerjaan tersebut. beliau ingin menjadi seorang pemimpin bukan seorang pegawai, namun waktu itu beliau juga telah merintis usaha kecil-kecilan.

Pada 27 Mei 1953, Sukamdani lalu menikah dengan Juliah yang ialah anak dari Mangkunagaran. Pada 1 Juni tahun yang serupa beliau lalu menyewa sebuah kawasan untuk percetakan yang kelak ditempat tersebut berdiri megah Grand Hotel Sahid di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta).

Istrinya mendukung untuk berwirausaha dengan membuat percetakan. Beliau lalu berbelanja dua alat percetakan dari simpanan. Istrinya yakni anak orang berada, tetapi tetap mau berupaya. Sukamdani sendiri yang membeli kertas ke Jalan Tiang Bendera, Jakarta. Ia pula yang mengirim dan menjemput pesanan cetak, tergolong menagih biaya cetak.

”Naik turun oplet, tak heran, saya banyak kenalan nonpri,” katanya mengingat abad dulu. Sukamdani juga bahagia berorganisasi. Dari perjuangan grafika, beliau berinisiatif membuatkongres perusahaan percetakan Indonesia pada Juli 1956. Karena berorganisasi ini beliau bertemu dengan Presiden Soekarno.

Beliau melihat relasi dengan Presiden harus dibina. Bisnis percetakan bisa meningkat baik alasannya adalah saat peralihan ibu kota dari Yogyakarta ke Jakarta banyak buku dan dokumen pemerintah yang harus dicetak. Beliau mendapat banyak order. Bahkan order beliau limpahkan ke Bandung, Semarang, sampai Surabaya. Beliau juga diketahui cendekia cari order.

NV Harapan Massa, percetakan yang didirikannya itu, berjalan tanpa gangguan. Tahun 1958, Beliau pun berhasil mengembangkan bisnisnya. Ia mendirikan, sekaligus menjadi Presiden Direktur, PT Tema Baru yang juga bergerak dalam bidang percetakan dan penerbitan.

Perusahaan itu mendapat order dari Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan. Mesin cetaknya pun telah lebih terbaru. Dan pada tahun 1962, Mas Kam telah punya tiga percetakan di Jakarta, serta satu lagi di Solo. Awal mula berbisnis hotel pada mulanya yakni saat ia pernah terdampar di di Medan pada tahun 1960 alasannya adalah penerbangan yang sedikit dan senantiasa penuh.

Beliau menginap di hotel cukup lama. Dari peristiwa ini, ia berpikir bisnis hotel pasti diperlukan oleh negara yang gres merdeka. Saya mengawali bisnis hotel di Solo. Investasi hotel dari usaha jualan kertas dan percetakan. Untuk membangun hotel, dikala itu susah cari semen. Akhirnya dia beli semen selundupan.

Beliau masuk ke dunia pendidikan dengan mendirikan Akademi Grafika tahun 1965, lalu menciptakan Sekolah Tinggi Grafika. Kemudian mendirikan Universitas Veteran Bangun Nusantara di Sukoharjo lewat Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya. Prinsipnya kemakmuran untuk karyawan, pendidikan untuk penduduk luas, dan pengabdian sosial untuk penduduk .

Kemudian Akademi Perhotelan pada 1988, lalu membikin Universitas Sahid. Tahun-tahun selanjutnya tumbuh hotel gres dan usahanya berkembang pesat di antaranya industri, jual beli kertas, biro perjalanan, pariwisata, pertanian, konstruksi, perkebunan.

Ia juga pendiri Harian Bisnis Indonesia dan dikala ini menjabat pemimpin lazim. Kini Sukamdani mempunyai 14 hotel mencakup 2750 kamar dan sudah menerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan atas karyanya.

 Sukamdani Sahid Gitosardjono, Hotel Sahid

Di segi organisasi, Sukamdani bisa membawa Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) disegani secara legal dan formal menjadi kawan pemerintah. Dia dipercaya sebagai ketua umum Kadin pada 1982 dan terpilih lagi pada 1985. Dia lantas dipercaya sebagai Ketua Umum Kadin Asean 1987-1988.

Keberhasilannya yang menonjol yakni berinisiatif, merintis dan melakukan pembukaan kembali korelasi dagang Indonesia-China yang terputus sejak 1967. Jaringan hotel Sahid milik Sukamdani termasuk paling besar di Indonesia. Tahun 2013 Sukamdani berniat membangun 30 hotel gres lagi.

Saya tak pernah berputus asa. Mengerjakan sesuatu selalu sampai tuntas” Sukamdani Sahid Gitosardjono

Kunci sukses menurut Sukandani Sahid Gitosardjono ialah Pertama adalah jujur, yaitu jujur kepada Tuhan dan diri sendiri. Kemudian disiplin mengatur waktu dan teguh menuju target yang hendak diraih. Ketiga, bertanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain. Keempat, kerja keras. Kelima, berprestasi yang direstui Allah dan didukung orang lain.

Menurut beliau juga, Hidup mesti mampu menghidupi orang lain, artinya membuka lapangan kerja. Tidak serakah. Bisnis itu untuk kemakmuran. Mengembangkan duit yang didapat untuk membuka lapangan kerja biar orang lain juga mampu meningkat . Bisnis yaitu peluang menyebarkan uang biar orang lain bisa mendapat nafkah, menerima rumah, dan mendapat pendidikan.

Bisnis itu berkah bagi kita dan bagi orang lain dan kalau anda mempunyai tekad dan niat untuk mendirikan sebuah usaha atau berwiraswasta jangan takut untuk kalah, jangan menyerah sebelum berperang, di dunia ini tidak ada yang mustahil asal kita mau berkerja keras untuk meraih semua harapan dan mimpi-mimpi. niscaya dan telah niscaya ada akhirnya dikemudian hari jika kita mau bersusah payah, Berani, dan tidak aib dalam berwiraswasta.

 Buku Sukamdani Sahid Gitosardjono

Beliau juga mengorganisir pesantren di Bogor. Indonesia dengan penduduk yang beragama Islam lebih dari 200 juta harus mempunyai wirausahawan yang handal. Beliau minta santri menjadi usahawan. Di dalam pesantren, dia menumbuhkan etos jerih payah dan etos keilmuan. Beliau mesti senantiasa berguru. Dari kegiatan ini ia ingin menyiapkan kader bangsa berbudi biar bisa menghidupi keluarga dan bangsa.

Sukamdani Sahid Gitosardjono yang sekarang dikenal sebagai raja Hotel Indonesia meninggal pada tanggal 21 April 2018. Ia dimakamkan di Pondok Pesantren Modern Sahid di Bogor. Sukamdani Sahid Gitosardjono meninggalkan grup Sahid yang sekarang mempunyai banyak unit perjuangan seperti Jaringan hotel Sahid, Sahid Properti, Rumah sakit Sahid Sahirman, dan Universitas Sahid. TintaTeras.com

Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono – Pendiri Taksi Blue Bird

Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Sejarah,  Tokoh Wanita
Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono

Profil dan Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono. Bagi warga Jakarta sudah pasti mengenal Taksi Blue Bird, ya sebuah armada taksi yang banyak bersleweran di kota jakarta, dan sudah ialah salah jenis kendaraan yang paling banyak dipakai oleh masyarakat di ibukota Jakarta. Pendiri Taksi Blue Bird yaitu seorang perempuan pejuang dari Malang bernama Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono yang dilahirkan di Malang pada 17 Oktober 1921. Berasal dari keluarga berada, tetapi pada usia 5 tahun keluarganya bangkrut. Kehidupan berubah drastis. Dari seorang gadis cilik yang dikelilingi fasilitas hidup naik kemudian menjadi miskin. beliau kemudian meniti kursi sekolah dalam kesederhanaan hebat. Banyak hal yang mencirikan kesederhanaan hidup Bu Djoko semasa kecil. Makanan yang tak pernah cukup, pakaian seadanya, tak pernah ada uang jajan. Hidup sungguh-sungguhbertumpu pada kekuatan untuk sabar.

Menginjak remaja ketegaran semakin terasah. Ia bertekad memperkaya diri dengan ilmu dan kepintaran. Di dikala yang merepotkan itu dia berupaya merengkuh bahagia diantaranya banyak membaca kisah-kisah inspiratif yang diperoleh dengan meminjam. Salah satu cerita legendaris yang selalu menghiburnya ialah “Kisah Burung Biru” atau “The Bird Happiness”. Kisah tersebut dilahap berkali-kali dan selalu membakar semangatnya, penabur pandangan baru dan pemacu cita-citanya.

Bu Djoko cukup umur menuntaskan pendidikan HBS di tahun 30-an dan kemudian lulus Sekolah Guru Belanda atau Europese Kweekschool. Dengan tekad yang berpengaruh ia meninggalkan kampung halaman untuk merantau ke Jakarta. Dan berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan menumpang di rumah pamannya di Menteng.

Kemudian jalan hidup menjinjing berkenalan dengan Djokosoetono, dosen yang mengajarnya, yang juga pendiri serta Guberbur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Laki-laki itulah yang menikahinya selagi Bu Dkoko masih kuliah. Hingga dikaruniai 3 anak ialah Chandra Suharto, Mintarsih Lestiani, dan Purnomo Prawiro. Sepanjang dasawarsa 50-an, Bu Djoko bersama keluarga melalaikan kehidupan yang sangat sederhana. Setelah lulus dari FHUI tahun 1952 dan pribadi bekerja selaku dosen di FHUI dan PTIK. Mereka kemudian menempati rumah dinas atas pekerjaan suaminya di jalan HOS Cokroaminoto Nomor 107, Menteng.

Mereka dikepung oleh lingkungan yang glamor dan orang-orang dengan kemapanan bahan di atas rata-rata. Sementara keluarga Djokosoetono praktis hanya mempunyai duit keperluan berlangsung. Untuk memperbesar penghasilan keluarga, Bu Djoko berdagang batik door to door. Tak ada gengsi, tak ada malu, tak ada rasa takut direndahkan oleh sesama isteri pejabat tinggi. Semuanya dikerjakan murni selaku kepedulian isteri untuk menolong suami mencari nafkah.

Namun pemasaran batik yang sempat sukses kemudian menurun. Hingga Bu Djoko beralih kemudi berupaya telur di depan rumahnya. Realita berjualan telur menjadi pilihan bisnis yang brilian kurun itu. Saat itu telur belum sepopuler sekarang. Masih dianggap materi masakan ekslusif yang cuma dikonsumsi orang-orang menengah ke atas.

Dengan lincah Bu Djoko mencari penyedia telur terbaik di Kebumen. Perlahan-lahan usaha telur Bu Djoko dan keluarga terus meningkat. Kegembiraan akan keberhasilan usaha menjadi berkabut lantaran kesedihan mempertimbangkan sakit Pak Djoko meski pemerintah memberikan pinjaman sarat untuk biaya perawatan Pak Djoko. Meski demikian, penyakit Pak Djoko tak kunjung sembuh, sampai hasilnya pada tanggal 6 September 1965 beliau wafat.

Tak berapa lama sehabis kepergian Pak Djoko, PTIK dan PTHM memberi kabar yang cukup menghibur keluarga. Mereka menerima dua buah kendaraan beroda empat bekas, sedan Opel dan Mercedes. Disinilah embrio lahirnya Taksi Blue Bird.

Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono
 Ny. Mutiara Djokosoetono

Pada sebuah malam, Bu Djoko mulai merancang gagasan bagi operasional taksi yang dimulai dengan dua buah sedan perlindungan yang dimiliki. Ia mengkhayalkan taksinya menjadi transportasi yang dicintai penumpangnya. Apa sih bisnis taksi itu ? Tentu dia mendambakan keselamatan dan kepastian. Apa jantung dari perjuangan itu ? Pelayanan, tidak lebih. Lalu bagaimana agar bisnis itu tidak hanya sukses melayani penumpang tapi juga berhasil mendulang laba? Buat administrasi yang rapi.

Dalam tentang yang sungguh sederhana, Bu Djoko menyusun desain untuk melaksanakan perjuangan taksinya. Setelah menimbang-nimbang mobil dan cara mengorganisir, dia mempertimbangkan pengemudi. Bagaimana membuat aturan main kerja sehingga pengemudi mencicipi cinta saat bertugas? Bu Djoko dengan segera menjawab pertanyaannya sendiri. Ia memperlakukan mereka mirip anak-anaknya sendiri. Pengemudi itu akan dididik dengan baik, dibina, dirangkul untuk sama-sama meningkat . Setelah puas menuangkan tentang hal-hal yang ia kerjakan, Bu Djoko tertidur dengan perasaan bahagia.

Inilah fase yang penting dalam sejarah kelahiran Blue Bird. Yakni dikala Bu Djoko menatap memulai bisnis taksi dalam desain idealisme yang beliau buat. Walau bermodal dua kendaraan beroda empat saja, tetapi visinya telah jauh ke depan. Dibantu ketiga anak dan menantu maka dimulailah perjuangan taksi gelap Bu Djoko. Uniknya perjuangan taksi terebut menggunakan penentuan tarif sistem meter yang abad itu belum ada di Jakarta. Untuk order taksi, dia memakai nomor telefon rumahnya.

Karena Chandra diperintahkan mendapatkan telepon dari pelanggan maka orang-orang menamakan taksi itu selaku Taksi Chandra. Taksi Chandra yang cuma dua sedan itu kemudian melesat popular di lingkungan Menteng alasannya adalah pelayanan yang luar biasa. Order muncul tanpa henti. Dari hasil keuntungan dikala itu, BU Djoko bisa membeli mobil lagi. Kombinasi antara Bu Djoko yang berdisiplin tinggi dan penuh passion dalam melakukan usahanya berpadu serasi dengan pembawaan Chandra yang cermat dan hening. Semua masalah dalam menjalani perjuangan taksi dibawa dalam rapat keluarga untuk dicari solusinya.

Permintaan akan Taksi Chandra terus mengalir. Usaha yang semula ditujukan untuk menjaga kestabilan ekonomi keluarga, kemudian menjelma bisnis yang amat serius. Beberapa kendaraan beroda empat yang telah dimiliki dirasa kurang mencukupi. Titik layanan semakin melebar, tak cuma di kawasan Menteng, tebet, Kabayoran Baru dan kawasan-kawasan di Jakarta Pusat, tetapi juga hingga ke Jakarta Timur, Barat dan Utara.

Di kala selesai dlamiah keluarga Bu Djoko tengah menyiapkan asawarsa 60-an secara alamiah memasuki babak gres yang sungguh penting. Sebuah fase dimana kehidupan berbisnis tidak lagi sekedar “aktivitas keluarga” untuk emnambah rezeki. Pada tahun-tahun menjelang 1970 relaita menandakan bahwa mereka mampu memebsarkan armada dan mendulang laba yang signifikan. Mereka mampu menambah jumlah kendaraan beroda empat sendiri lebih dari 60 buah.

Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono
Logo Taksi Blue Bird

Memasuki dasawarsa 70-an, sebuah kabar besar hati berkumandang. Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu memberitahukan Jakarta akan memberlakukan izin resmi bagi operasional taksi. Didasari realita bahwa masyarakat Jakarta sangat memerlukan taksi. Peluang ini direspons dengan insting hebat dari Bu Djoko. Maka memasuki tahun 1971, dengan spirit penuh ia segera berangkat ke DLLAJR untuk menerima surat izin operasional.

Namun anti klimaks dari harapan, Bu Djoko selalu ditolak sebab argumentasi bisnis dia masih kecil. Memang saat itu yang mendaptkan izin yaitu perusahaan-perusahaan yang pernah menjalankan bisnis angkutan besar. Namun Bu Djoko sosok yang tak kenal frustasi. Tak terhitung jumlahnya berapa kali beliau senantiasa mengalami penolakan. Hingga terbersit ide brilian untuk mengumpulkan isteri janda hero yang telah menitipkan mobil mereka untuk diatur selaku taksi.

Diajaknyaa para janda pendekar untuk gotong royong menyerukan petisi kemampuan perempuan dalam meimpin perjuangan. Mereka mendatangi kantor gebernur dan menghadap eksklusif Ali Sadikin. Menghadapi orasi Bu Djoko, Ali Sadikin tersentuh dan memutuskan supaya Bu Djoko diberikan izin usaha untuk mengoperasikan taksi. Sungguh suatu pencapaian mengasyikkan dari ketabahan bolak-balik melobi DLLAJR, walau jadinya harus lewat konferensi dengan Gubernur.

Bu Djoko tidak terpikatbergabung. Ia lebih berpikir untuk mencari jalan bagi kemandirian bisnisnya. Tak ada jalan lain untuk menelepon Bank. Yang terjadi kemudiana dalah sentuhan invicible hand yang melakukan pekerjaan dalam mempermudah Bu Djoko menerima pertolongan Bank. Mantan murid suaminya dengan segera menolong memuluskan proses di Bank dan tunjangan pun mengalir.

Bagi Bu Djoko suatu yang sangat hebat. Di atas kertas sukar mendapatkan dana yang mencukupi untuk membeli 100 kendaraan beroda empat. Tapi ketika itu dia bisa! Di tahun itu pula Bu Djoko dan anak-anaknya bersiap mencari nama dan logo taksi. Taksi Chandra tetap dijalankan selaku taksi per jam atau hourly. Sementara taksi baru di bawah PT Sewindu Taxi segera disiapkan namanya. Ide lagi-lagi tiba dari Bu Djoko, sampai diberilah nama taksi Blue Bird.

Dengan logo sederhana berupa siluet burung berwarna biru tua yang sedang melesat, hasil karya pematung Hartono. Logo itu seperti pencapaian yang pertanda bahwa beliau mampu menghidupkan harapan yang diteladankan dongeng The Bird of Happiness.

Pada tanggal 1 Mei 1972, jalan-jalan di Jakarta mulai diwarnai taksi-taksi berwarna biru dengan logo burung yang tengah melesat. Taksi itu merefleksikan semangat jerih dan idealisme yang dikobarkan Bu Djoko. Bersama tim di PT. Sewindu Taxi, Ournomo pun mantap melaksanakan tugas operasional perusahaan. Bisa dibilang tahun-tahun 70-an merupakan periode penggodokan idealisme Blue Bird. Dalam kesederhanaan Bu Djoko memimpin perjalanan besar menenteng Blue Bird siap mengarungi zaman.

Dia menanamkan terhadap awak angkutan bagaimana menumbuhkan sense of belonging yang tinggi terhadap Blue Bird dengan menjadi “prajurit-serdadu” tangguh dan sarat pengorbanan. Mereka menikmati masa-periode sungguh bersahaja dimana teknologi sama sekali belum menjamah Blue Bird. Di paruh kedua dasawarsa 70-an, kekuatan armada Blue Bird sudah bertambah menjadi sekitar 200 lebih taksi. Pengelolaan yang sungguh rapid an manajemen keluarga yangs ehat memungkinkan PT. Sewindu Taxi yang menaungi Blue Bird menambah armadanya.

Mobil-kendaraan beroda empat tersebut ditempatkan di dua pool yanga da, di jalan Garuda, Kemayoran dan di jalan Mampang Prapatan. Purnomo diandalkan untuk memimpin Blue Bird selaku ditektur operasional, sesudah sang kakak Chandra fokus di PTIK.

Setelah melalui tahun-tahun yang berat dalam menegakkan idealism di kurun 70-an, dasawarsa berikutnya mulai disinari optimism yang lebih besar lengan berkuasa. Nilai-nilai dan prinsip Blue Bird yang ditancapkan Bu Djoko telah berakar dan menghasilkan batang serta dahan yang sehat. Memasuki dasawarsa 80-an, Purnomo, Mintarsih dan Bu DJoko semakin memperkuat kekompakan. Chandra adakala ikut dalam diskusi selepas kesibukannya di PTIK.

Sisa persoalan dari tahun-tahun sebelumnya masih menjadi momok dan beberapa dilema krusial. Tapi Purnomo yang sudah dimatangkanoleh pengalaman abad 70-an sudah jauh lebih percaya diri untuk menghadapi kesusahan di lapangan. Purnomo melalaikan tahun-tahun permulaan di dasawarsa 80-an dengan kerja duit hebat keras. Setelah 8 tahun mampu bertahan, muka bisnis ini tampaksangat terang. Blue Bird bisa mengukur diri apakah bisa melanjutkan perjalanan atau tidak. Bu Djoko dan ketiga anaknya bertekad maju terus.

Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono
Ny. Mutiara Djokosoetono

Pada tahun 1985, 13 tahun setelah Blue Bird lahir, armada bertambah gemuk, hamper mencapai 2.000 taksi. Keyakinan BU Djoko bahwa penduduk perlahan tapi pasti akan mantap menentukan Blue Bird dengan mutu layanan proma dan sistem agrometer yang terpercaya akan terbentuk. Dan benar! Saat itulah timbul banyak taksi-taksi tanpa meteran. Ketika penduduk menentukan taksi meteran yang layak, pilihan jatuh pada Blue Bird yang sudah mantap menjalankan tata cara agrometer selama belasan tahun.

Memasuki paruh kedua dasawarsa 80-an bisa dibilang Blue Bird terus memantapkan diri. Apresiasi masyarakat terbentuk, gambaran Blue Bird selaku taksi ternyaman, teraman, dengan pengemudi yang santun telah diketahui luas dan menjadi suatu iman yang mengakar. Inilah masa dimana operator Blue Bird sibuk melayani seruan pelanggan yang membeludak. Jumlah taksi terus bertambah mendekati 3.000 unit. Order terus meningkat. Blue Bird tak pelak menjadi opsi para pemilik gedung-gedung seabagai taksi resmi di tempat mereka. Blue Bird berkibar di banyak titik penting di Jakarta.

Kemajuan demi kemajuan tak terbendung lagi di badan Blue Bird. Manajemen yang rapi, idelisme yang dijaga ketat, pengaturan finansial yang sungguh matang dan taktik ekspansi yang terpelajar, menciptakan langkah kemajuan Blue Bird begitu tertata dan sangat manis. Perpaduan antara kekuatan karisma Bu Djoko, agresivitas dan kreativitas Purnomo, serta ketenangan strategi Chandra membuat Blue Bird di kurun 90-an menawarkan kemajuan yang sehat.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan Blue Bird di kala ini, tak pelak yakni kemajuan pandangan masyarakat. Sungguh sempurna prediksi Bu Djoko perihal perusahaan taksi periode depan. Bahwa kelak di kemudian ahri, penduduk akan mencari, memerlukan, dan fanatic pada taksi yang teruji kualitas pelayanannya, aman, prima dan nayaman. Argometer yang dulu ajdi momok dan dianggap sebagai “mimpi di siang bolong” ternyata tak terbukti. Justru argometer yang digunakan Blue Bird menjadi kriteria paling fair yang dicari penumpang.

Inilah catatan penting dari perjuangan Bu Djoko dalam membidik sukses abad depan: kesabaran, teguh dalam prinsip, kepemimpinan yang tegas dan bijaksana serta profesionalisme. Setelah perjauangan berat di kala 70-an dan 80-an, maka kurun 90-an menawarkan Blue Bird Group cantik buah yang anggun. Perkembangan asset adalah hal yang paling menonjol jika membahas kemajuan Blue Bird di kala 90-an.

Jumlah taksi sebelum krismon meraih nyaris 5.000 kendaraan beroda empat. Jumlah pool terus meningkat. Blue Bird pun berkembang di sejumlah Provinsi. Generasi 90-an alhasil ikut mencicipi bagaimana tegak di tengah kepungan terror pihak yang tak suka akan kehadiran Blue Bird. Sebuah inovasi baru juga dilaksanakan Blue Bird Group melalui peluncuran Silver Bird, executive taxi pada tahun 1993.

Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono
Taksi Blue Bird

Di negara-negara lain tidak ada yang namanya executive taxi. Yang beredar ialah general taxi dengan batas tarif yang telah diputuskan pemerintah. Ide diawali oleh diadakannya KTT Non Blok yang digelar di Indonesia tahun 1992. Saat itu pemerintah menyediakan akomodasi kendaraan beroda empat mewah untuk keperluan mobilitas semua peserta KK, yaitu 320 sedan Nissan Cedric.

Pemerintah kesannya menunjuk Blue Bird menawarkan 320 pengemudi ahli dan berpengalaman. Usai KTT, ratusan sedan glamor tersebut menganggur. Saat itu lahirlah aliran untuk membuat satu produk gres berbentuktaksi kelas administrator yang lebih glamor. Akhirnya Blue Bird membeli 240 dari 320 sedan mewah eks KTT dan menjadikannya selaku Silver Bird.

Tanggal 1 Mei 1997, Blue Bird juga meresmikan kelahiran Pusaka Group yang diniatkan menjadi generasi yang lebih segar dan dinamis dari armada taksi yang telah ada. Hadirnya Pusaka Group yang menggulirkan taksi Cendrawasih dan Pusaka Nuri pada awalnya ialah harapan Blue Bird untuk melahirkan generasi baru Blue Bird yang lebih modern.

Sebagai perusahaan konservatif, Blue Bird sungguh berhati-hati meluncurkan bisnis gres yang belum mampu dijamin nasib periode depannya. Maka mantaplah lalu dilahirkan Pusaka Group selaku anak perusahaan yang lebih dinamis, tidak konservatif, agresif bergerak di daerah dan dikontrol murni oleh keluarga Bu Djoko. Pusaka Group ternyata memperlihatkan keberhasilannya. Selanjutnya diresmikan Golden Bird yang beroperasi di Bali. Diikuti kawasan-tempat lain seperti Surabaya, Bandung, Manado, Medan, Palembang, dan Lombok.

Di dasawarsa 90-an kesehatan Bu Djoko merosot balasan serangan kanker paru-paru. Sosoknya antusiastak merasa tersudutkan oleh penyakitnya. Sambil terus memimpin perusahaannya, Bu Djoko menawarkan banyak waktu, perhatian dan tenaga untuk menyembuhkan penyakitnya. Tapi kanker paru-paru yang ddideritanya terlalu buas untuk tubuhnya yang semakin menua.

Pada tanggal 10 Juni tahun 2000 dia menutup mata di RS Medistra. Sang Burung Biru itu telah pergi. Tapi beliau meninggalkan sesuatu yang tak pernah terhapus waktu. Semangat murninya tidak cuma tersimpan di ahti belum dewasa dan cucunya, tapi juga mengalir di segenap batin puluhan ribu karyawannya, mengudara di gedung-gedung dan pool Blue Bird dan melesat bersma taksi-taksi Blue Bird yang melintas di jalan-jalan. Blue Bird di periode Millenium bagaikan burung yang melayang tinggi, melebarkan kepak sayapnya dan merambah cakrawala luas.

Kehadiran para cucu, emningkatnya pengalaman Chandra dan Purnomo dan semangkin tingginya jam terbang karyawan membuat perusahaan ini terbaik di bidangnya. Pada dasawarsa keempat Blue Bird berjuang melintasi kurun teknologi mutakhir dan berupaya luwes.

Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono
Taksi Blue Bird

Biografi Ny. Mutiara Djokosoetono
Armada Taksi Blue Bird

Perusahaan ini sudah berkembang sedemikian rupa mirip benih yang menumbuhkan batang besar lengan berkuasa dan menghasilkan rimbun dedaunan dengan dahan yang terus semakin banyak. Dari awal bergulirnya dengan 25 kekuatan taksi, sekarang Blue Bird sudah mempunyai lebih dari 20.000 unit armada. Kini ada 30.000 karyawan yang berkarya di kantor pusat dan cabang.

Tak kurang 9 juta penumpang dalam sebulan terangkut oleh armada Blue Bird di sejumlah kota di Indonesia. Jumlah pool sudah meraih 28 titik. Armada juga terus diremajakan. Beberapa kali mengganti kendaraan dengan yang baru. Armada Silver Bird yang semula menggunakan sedan Nissan Cedric lalu diganti dengan Mercedes di tahun 2006. Sebuah terobosan luar biasa yang mencengangkan. www.biografiku.com

Biografi Abraham Samad

Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah,  Tokoh Pemimpin
Biografi Abraham Samad

Biografi Abraham Samad. Namanya mencuat ke publik ketika dia menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2011, Sepak terjangnya dalam menjebloskan koruptor-koruptor ke penjara pantas diapresiasi. Bernama lengkap Dr. Abraham Samad, S.H., M.H Dilahirkan pada tanggal 27 November 1967, di Makassar, Abraham Samad menjabat sebagai Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Indonesia dengan kala jabatan 2011 hingga dengan 2015 dan ia kemudian digantikan oleh Agus Rahardjo sebagai Ketua KPK tahun 2015 sampai 2019. Semasa kecil, Abraham Samad tumbuh dalam pengasuhan ibunya. Sebagai anak yang semenjak kecil ditinggal ayahnya, Abraham memang menjadi sangat terikat secara emosional dengan sang ibu. Hubungan ini demikian kuat. Bahkan bagi Abraham, sosok ibunyalah yang selalu menjadi pilar dalam menuntut hidupnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Abraham Samad lalu melanjutkan ke SMP (SMP) Nasional, Makassar, tahun 1980. Disekolah ini, Abraham semakin tumbuh dalam pribadi yang sungguh kritis. Sikap kritisnya ini lalu tercermin dari sifatnya yang sungguh tidak nyaman terhadap proses ketidakadilan yang dijumpainya. Inilah saat-dikala di mana Abraham mulai membentuk wataknya yang tidak mengenal kompromi kepada apa yang dianggapnya sebagai penyimpangan.

Masuk di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Pribadi ini kemudian berlanjut dan mendapatkan ruang pertumbuhannya saat ia memasuki Sekolah Menengah Atas (Sekolah Menengan Atas) Kristen Cendrawasih, Makassar, tahun 1983. Saat itu Abraham terbilang terkenal diantara mitra-kawannya. Jiwanya yang kritis dan memberontak ini sering meledak dalam dirinya, menciptakan Abraham kerap kali terlibat perkelahian antara sesama siswa (tawuran), hanya sebab cita-cita membela mitra-kawannya.

Sikap kesetiakawanan ini mengakibatkan Abraham dijadikan kawasan mengadu kawan-kawannya yang sedang terlibat dilema. Setelah menuntaskan studinya di Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 1987, Abraham kemudian melanjutkan studinya di perguruan tinggi. Pilihannya ketika itu cuma satu, Fakultas Hukum sebagaimana yang memang menjadi keinginannya semenjak kecil.

Abraham pun mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin dan diterima di sana. Memasuki dunia kampus, bagi Abraham mirip menemukan tempatnya untuk mengaktualisasikan diri.

Biografi Abraham Samad
Abraham Samad

Abraham Samad sedikit goyah dalam penentuan karir profesi yang mau digelutinya kelak. Pada satu sisi, beliau sangat berkeinginan untuk menggeluti profesi advokat, sebab pada dunia inilah ia bisa melaksanakan dedikasi untuk melaksanakan pembelaan kepada orang-orang yang hak-haknya terlanggarkan serta dirugikan sesuai dengan pangilan hatinya. Namun di segi lain, ibunya lebih menginginkan supaya Abraham untuk menjadi seorang Birokrat.

Namun sebelum betul-betul menggeluti pada profesi advokat, Abraham memulainya dengan magang apalagi dahulu. Agaknya, ada hal-hal tertentu yang senantiasa saja menggelisahkan hati Abraham semenjak pertama kali menjejakkan kakinya dalam belantara penegakan hukum di Indonesia.

Kegeliasahan tersebut makin usang makin membesar dikala ia makin memahami bahwa sistem aturan Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya.

Menjadi Advokat

Para penegak aturan, tergolong para advokat ketika ini telah menjadi bagian dari mata rantai korupsi itu. Inilah yang mengakibatkan sistem peradilan kita mengalami proses pengeroposan, dimana budaya korupsi ini secara langsung menimbulkan perlakuan terhadap rakyat kecil menjadi sampai tidak adil, Dengan demikian, lanjut Abraham, apapun bentuk program yang hendak dilakukan untuk mengeliminir kecenderungan budaya sikap korup ini, kalau durjana aturan dan peradilan tidak diberantas, maka semua itu tak akan ada gunanya – Abraham Samad

Ada suatu kasus yang dikerjakan oleh Abraham Samad adalah masalah bom Makassar bertahun-tahun kemudian. Sejak saat itu, Abraham tampaksemakin aktif dalam melaksanakan pembelaan terhadap korban perlakuan tidak adil dengan gosip teroris yang saat itu sungguh sensitif dan condong disingkirkan oleh para advokat lain.

Sebagai seorang praktisi hukum sekaligus tokoh pejuang anti korupsi, Abraham sangat prihatin terhadap fenomena budaya korupsi yang merajalela di negeri ini. Dalam pandangannya, dunia hukun dan peradilan di Indonesia sudah sungguh tercemar oleh perilaku korupsi ini.

Namun sampai ketika ini, Abraham sama sekali tidak melihat adanya upaya tersebut. Setelah menuntaskan studinya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tahun 1992, kemudian Abraham Samad melanjutkan studi Magisternya (Strata2/S2) di Universitas yang sama. Sejak tahun 1996, Abraham Samad melakoni profesi sebagai advokat.

Kemudian, untuk menunjang profesi yang digelutinya, Abraham Samad medirikan suatu lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama Anti Coruption Committee (ACC).  LSM ini bergerak dalam aktivitas pemberantasan korupsi, mirip melaksanakan acara pembongkaran kasus-masalah korupsi, terutama di Sulawesi Selatan.

Selain itu ACC mempunyai tujuan mendorong terciptanya tata cara pemerintahan yang baik serta tata cara pelayanan publik yang optimal dengan target pemberantasan korupsi. Abraham Samad duduk sebagai koordinator, selain dia ialah penggagas LSM tersebut.

Biografi Abraham Samad Ketua KPK

Biografi Abraham Samad Ketua KPK

Kemudian Abraham Samad melanjutkan studi Doktoralnya (Strata 3/S3) di bidang aturan di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH Unhas), Makassar. Gelar Doktor diraihnya pada tahun 2010. Dengan disertasi mengambil mengambil tema ihwal pemberantasan korupsi, adalah mengupas penanganan kasus korupsi di pengadilan negeri dengan pengadilan khusus.

Menjadi Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)

Abraham Samad sebelumnya pernah mendaftar selaku calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Komisi Yudisial. Namun, semua gagal sampai ia memutuskan untuk mengikuti seleksi kandidat pimpinan KPK. Seleksi capim KPK 2011 sebetulnya bukanlah hal baru bagi Abraham, sebab beliau sebelumnya telah pernah mendaftar sebanyak dua kali. Pada ketiga kalinya inilah Abraham bisa melewati seleksi sampai tingkat tamat (uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR).

Abraham bersama 8 calon (sebelumnya 10 calon) diajukan oleh Pansel KPK yang diketuai oleh Menkumham Patrialis Akbar dimana Abraham menempati peringkat kelima dari seluruh calon yang diajukan. Abraham ialah calon pertama yang menjalai uji kelayakan dan kepatutan yang dimulai pada tanggal 21 November 2011.

Pada tanggal 3 Desember 2011 lewat voting pemilihan Ketua KPK oleh 56 orang dari komponen pimpinan dan anggota Komisi III asal sembilan fraksi dewan perwakilan rakyat, Abraham mengalahkan Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja. Abraham menemukan 43 suara, Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4 bunyi, Zulkarnain 4 suara, sedangkan Adnan 1 bunyi. Ia dan jajaran pimpinan KPK yang gres saja terpilih, resmi dilantik di Istana Negara oleh Presiden SBY pada tanggal 16 Desember 2011.

Pada tanggal 17 Februari 2015, Kepolisian Sulawesi Selatan lalu menetapkan Abraham Samad sebagai tersangka masalah pemalsuan dokumen. Abraham Samad dituduh menjiplak dokumen berbentukKTP, Paspor dan Kartu Keluarga tersebut mulai mencuat pada 29 Januari 2015 sehabis Feriyani Lim dilapor oleh lelaki bernama Chairil Chaidar Said di Bareskrim Mabes Polisi Republik Indonesia. Banyak orang menerka masalah yang menimpa Abraham Samad cuma pembalasan dendam dari Polisi Republik Indonesia yang tidak menghambat Budi Gunawan menjadi Kapolri.

Ditetapkannya Abraham Samad selaku tersangka, sehingga membuat Presiden Jokowi memberhentikan sementara Abraham Samad dari posisinya yaitu Ketua KPK. Selain itu, turut diberhentikan pula Bambang Widjojanto yang merupakan Salah satu pimpinan KPK. Abraham Samad digantikan sementara oleh Taufiequrachman Ruki, yang merupakan mantan Ketua KPK pertama. www.biografiku.com