Soeharto diketahui sebagai presiden kedua Indonesia. Ia ialah presiden Indonesia yang mempunyai era jabatan terlama yakni sekitar 32 Tahun. Ia juga dijuluki ‘The Smiling General’ dan Dikenal dengan sebutan “Bapak Pembangunan” dalam sejarah pemerintahannya.
Dalam sejarah kepemimpinannya selaku presiden, Soeharto pernah berhasil mengantarkan Indonesia menjadi negara Swasembada. Dimana sektor dibidang pertanian amat meningkat dengan pesatnya lewat Program Rapelitanya. Berikut profil dan biografi dari Soeharto.
Daftar Isi
Daftar Isi:
- 1 Biodata Soeharto
- 2 Biografi Soeharto
- 2.1 Masa Kecil Soeharto
- 2.2 Soeharto Menikah Dengan Ibu Tien
- 2.3 Masuk Militer
- 2.4 Peristiwa G-30-S/PKI
- 2.5 Soeharto Sebagai Presiden Kedua Indonesia
- 2.6 Orde Baru Soeharto
- 2.7 Rapelita Soeharto
- 2.8 Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Indonesia
- 2.9 Soeharto Mundur
- 2.10 Wafatnya Presiden Soeharto
- 2.11 Jasa Soeharto Sebagai Presiden dan Kontroversinya
Biodata Soeharto
Nama | Jenderal Besar Tentara Nasional Indonesia (Purn.) H. M. Soeharto |
Lahir | Kemusuk, Yogyakarta, 8 Juni 1921 |
Wafat | Jakarta, 27 Januari 2008 |
Orangtua | Kertosudiro (ayah), Sukirah (ibu) |
Istri | Tien Soeharto |
Anak | Siti Hardijanti Rukmana, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi, Hutomo Mandala Putra, Siti Hutami Endang Adiningsih |
Dikenal | Presiden Indonesia Kedua |
Biografi Soeharto
Soeharto dilahirkan di Kemusuk, Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 1921. Ibunya bernama Sukirah dan ayah ia yang merupakan seorang pembantu lurah dalam bidang pengairan sawah dan juga sekaligus seorang petani yang bernama Kertosudiro.
Masa Kecil Soeharto
Ketika berumur delapan tahun Soeharto mulai bersekolah tetapi dia sering berpindah-pindah sekolah. Awalnya ia sekolah di Sekolah Desa (Sekolah Dasar) Puluhan, Godean lalu beliau pindah ke SD Pedes dikarenakan keluarganya pindah ke Kemusuk, Kidul.
Setelah itu kemudian ayahnya Kertosudiro memindahkannya ke Wuryantoro. Beliau kemudian dititipkan dan tinggal bersama Prawirohardjo seorang mantri Tani.
Ditahun 1941 tepatnya di Sekolah Bintara, Gombong di Jawa Tengah, Presiden kedua indonesia ini terpilih sebagai Prajurit Telatan, sejak kecil dia memang bercita-cita menjadi seorang prajurit atau militer. lalu pada tanggal 5 Oktober 1945 setelah Indonesia merdeka, Ia kemudian resmi menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia.
Soeharto Menikah Dengan Ibu Tien
Setelah itu lalu Soeharto menikahi Siti Hartinah atau Ibu Tien yang merupakan anak seorang Mangkunegaran pada tanggal 27 Desember 1947 dimana usianya ketika itu 26 tahun dan Siti Hartinah atau Ibu Tien berusia 24 tahun.
Dari pernikahannya lalu ia dikarunia enam orang anak adalah Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Masuk Militer
Jalan panjang dan berliku dilaluinya ketika merintis karier militer dan juga karier politiknya. Dalam bidang militer Soeharto memulainya dengan pangkat sersan tentara KNIL.
Dari KNIL situ beliau lalu menjadi Komandan PETA pada zaman penjajahan Jepang, sehabis itu dia menjabat sebagai komandan resimen berpangkat mayor kemudian menjabat komandan batalyon dengan pangkat Letnan Kolonel.
Sejarah bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peristiwa yang dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret 1949, itu ialah insiden yang menjadi catatan penting dalam sejarah bangsa saat resmi merdeka dari penjajahan bangsa Belanda selama tiga setengah kurun.
Banyak model mengatakan bahwa Peranan Soeharto ketika merebut Yogyakarta yang waktu itu sebagai Ibukota Republik Indonesia dalam Serangan Umum 1 Maret tidak bisa dipisahkan.
Tujuan dari serangan lazim 1 Maret ialah menerangkan pada dunia internasional tentang eksistensi dari TNI (Tentara Nasional Indonesia) saat itu dalam membela Bangsa Indonesia. Dalam kepemimpinannya, Ia berhasil merebut kota Yogyakarta dari cengkraman penjajah Belanda pada waktu itu.
Pada waktu itu beliau juga menjadi pengawal dari Panglima Besar Jenderal Sudirman. Dalam operasi pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda dikala itu dia yang menjadi panglima Mandala yang dipusatkan di Makassar.
Peristiwa G-30-S/PKI
Ketika insiden G-30-S/PKI meletus pada tanggal 1 Oktober 1965, Kekosongan pimpinan membuat Soeharto yang abad itu menjabat selaku pangkostrad kemudian bergerak cepat menggantikan kontrol pimpinan Angkatan Darat.
Kemudian mengeluarkan perintah yang cepat untuk menertibkan dan menertibkan kondisi negara yang semrawut balasan dari kudeta oelh PKI.
Dalam biografi Soeharto diketahui bahwa setelah kejadian G-30-S/PKI, Ia lalu menjabat selaku Panglima Angkatan Darat menggantikan Jenderal Ahmad Yani yang gugur di tangan PKI.
Selain sebagai Panglima Angkatan Darat, dia juga menjabat sebagai Pangkopkamtib yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno pada waktu itu.
Puncak karier Soeharto saat dia mendapatkan Surat Perintah Sebelas Maret atau yang diketahui selaku “Supersemar” oleh Presiden Soekarno pada bulan maret 1966.
Dalam isi supersemar ini disebutkan bahwa ia diperintahkan untuk mengendalikan keselamatan dan juga ketertiban negara yang berantakan setelah perebutan kekuasaan yang dikerjakan oleh PKI dan mengamalkan pedoman Besar Revolusi Bung Karno.
Soeharto Sebagai Presiden Kedua Indonesia
Setelah insiden G-30-S/PKI keadaan politik dan juga pemerintahan Indonesia semakin memburuk. Kemudian pada bulan maret 1967 dalam sidang istimewa MPRS yang kemudian menunjuk Soeharto sebagai Presiden Kedua Republik Indonesia yang mengambil alih Presiden Soekarno. Dimana akreditasi selaku presiden dilaksanakan pada Maret 1968.
Orde Baru Soeharto
Masa pemerintahan presiden Soeharto dikenal dengan abad Orde Baru dimana kebijakan politik baik dalam dan mancanegara diubahnya.
Salah satunya yakni kembalinya Indonesia selaku anggota PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa). Peristiwa itu terjadi pada tanggal 28 September 1966. Sebelumnya pada abad Soekarno, Indonesia keluar sebagai anggota PBB.
Pada tahap awal, dia mempesona garis yang sungguh tegas. Pengucilan politik dikerjakan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia yang abad itu dipimpin oleh DN Aidit.
Sanksi kriminal dilaksanakan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili anggota atau simpatisan PKI selaku pemberontak.
Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat “dibuang” ke Pulau Buru. Bahkan sebagian yang terkait atau masih penunjang dari Partai PKI dihabisi dengan cara dieksekusi massal di hutan oleh militer.
Program pemerintah Soeharto diarahkan pada upaya evakuasi ekonomi nasional. ini utamanya pada stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi.
Yang dimaksud dengan stabilisasi ekonomi memiliki arti mengendalikan inflasi biar harga barang-barang tidak melonjak terus. Dan rehabilitasi ekonomi yakni perbaikan secara fisik fasilitas dan prasarana ekonomi.
Hakikat dari kebijakan ini adalah training sistem ekonomi berniat yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya penduduk adil dan sejahtera menurut Pancasila.
Program stabilsasi ini dijalankan dengan cara membendung laju inflasi. Dimasa pemerintahan presiden kedua Indonesia ini berhasil membendung laju inflasi pada tamat tahun 1967-1968. Namun harga materi kebutuhan primer naik melonjak.
Rapelita Soeharto
Sesudah dibentuk Kabinet Pembangunan pada bulan Juli 1968, pemerintah mengalihkan kebijakan ekonominya pada pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang terutama sandang, pangan, dan kurs valuta abnormal. Sejak dikala itu ekonomi nasional relatif stabil
Setelah sukses memulihkan keadaan politik bangsa Indonesia, maka langkah berikutnya yang ditempuh pemerintah Orde Baru yakni melakukan pembangunan nasional.
Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang.
Pembangunan Jangka Pendek dirancang lewat Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap Pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka meraih tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sedangkan Pembangunan Jangka Panjang meliputi kurun 25-30 tahun.
Pembangunan nasional ialah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh faktor kehidupan penduduk , bangsa, dan Negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945.
Pada abad orde gres, pemerintah melaksanakan kebijakan yang tidak mengalami pergantian terlalu signifikan selama 32 tahun. Dikarenakan pada periode itu pemerintah berhasil mendatangkan sebuah stablilitas politik sehingga mendukung terjadinya stabilitas ekonomi.
Karena hal itulah maka pemerintah jarang sekali melaksanakan perubahan-pergeseran kebijakan terutama dalam hal budget negara. Pada era pemerintahan orde baru, kebijakan ekonominya berorientasi kepada kemajuan ekonomi. Kebijakan ekonomi tersebut disokong oleh kestabilan politik yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Indonesia
Hal tersebut dituangkan ke dalam jargon kebijakan ekonomi yang disebut dengan Trilogi Pembangungan, yaitu stabilitas politik, kemajuan ekonomi yang stabil, dan pemerataan pembangunan. Dari keberhasilannya inilah sehingga Presiden Soeharto lalu disebut sebagai “Bapak Pembangunan”.
Soeharto Mundur
Titik kejatuhan Soeharto, dikala pada tahun 1998 dimana era tersebut merupakan periode kelam bagi Presiden Soeharto dan masuknya kurun reformasi bagi Indonesia, Dengan besarnya demonstrasi yang dilakukan oleh Mahasiswa serta rakyat yang tidak puas akan kepemimpinan presiden kedua Indonesia ini.
Selain itu makin tidak terkendalinya ekonomi serta stabilitas politik Indonesia maka pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.05 WIB Pak Harto membacakan pidato “pernyataan berhenti sebagai presiden RI” sehabis runtuhnya pinjaman untuk dirinya.
Soeharto telah menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun. Sebelum dia mundur, Indonesia mengalami krisis politik dan ekonomi dalam 6 hingga 12 bulan sebelumnya. Setelah beliau mundur lalu dimulailah kala Reformasi.
BJ Habibie melanjutkan setidaknya setahun dari sisa era kepresidenannya sebelum kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid pada tahun 1999. Kejatuhan Suharto juga menandai tamat kurun Orde Baru, sebuah rezim yang berkuasa semenjak tahun 1968 atau selama 32 Tahun.
Wafatnya Presiden Soeharto
Presiden RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan selaku Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun sesudah dirawat selama 24 hari (semenjak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.
Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan memberikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto sempurna pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta balasan kegagalan multi organ.
Kemudian sekira pukul 14.40, mayat mantan presiden indonesia kedua ini diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung mayit Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal.
Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, menyebabkan seorang wartawati televisi tertabrak.
Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan penduduk menyambut kehadiran iringan kendaraan yang menenteng mayit Pak Harto.
Sementara itu, Presiden RI masa itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas perihal ketahanan pangan, meluangkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden memberikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua itu.
Jasa Soeharto Sebagai Presiden dan Kontroversinya
Jika direnungkah banyak jasa-jasa besar yang dilaksanakan Soeharto untuk pembangunan dan pertumbuhan Indonesia dimata dunia Internasional. Sebagan rakyat yang pernah hidup di zaman Presiden Soeharto menganggap zamannya ialah zaman keemasan ndonesia.
Karena harga-harga kebutuhan pokok yang murah dimasa itu yang berbanding terbalik dengan zaman kini ini, Pertumbuhan ekonomi yang stabil. Soeharto sukses merubah muka Indonesia yang awalnya menjadi negara pengimpor beras menjadi negara swasembada beras dan turut mensejahterahkan petani. Sektor pembangunan dianggap paling maju melalui Repelita I sampai Repelita VI.
Keamanan dan kestabilan negara yang terjamin serta menciptakan kesadaran nasionalisme yang tinggi pada masanya. Di bidang kesehatan, upaya memajukan kualitas bayi dan masa depan generasi ini dikerjakan lewat program kesehatan di posyandu dan KB, sebuah upaya yang mengintegrasikan antara acara pemerintah dengan kemandirian masyarakat.
Di jamannya, acara ini memang sungguh populer dan berhasil. Banyak ibu sukses dan peduli atas kebutuhan balita mereka di ketika terpenting dalam era pertumbuhannya.
Itulah sekelumit jasa-jasa atau prestasi dari presiden Soeharto walaupun disamping jasa-jasanya tersebut banyak juga kegagalan di pemerintahannya mirip Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di masanya. Pembangunan yang tidak merata antara pusat dan daerah sehingga memunculkan kecemburuan dari daerah mirip Papua.
Dari banyaknya jasa presiden Soeharto tersebut sehingga banyak yang menganjurkan Soeharto selaku pendekar nasional Indonesia. Terlepas dari sejumlah pihak yang masih mempermasalahkan sejumlah kasus hukum atas Soeharto. Fakta di dalam sejarah Indonesia menunjukkan bahwa dia juga mempunyai jasa besar kepada Indonesia.
Perjuangan Soeharto untuk Indonesia yang tercatat dalam buku sejarah bangsa ini, antara lain, pada kurun revolusi fisik antara 1945 sampai 1949, pascarevolusi fisik antara 1962 sampai 1967 dan abad kepemimpinannya selaku presiden
Sosok Soeharto masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Rakyat kecil mengingatnya selaku pendekar yang menawarkan bensin murah dan beras yang bisa dijangkau.
Polemik soal gelar jagoan bagi Soeharto pun masih penuh perdebatan. Sebagian oke, sebagian menolak mentah-mentah. Sebagian menganggap Soeharto hero pembangunan dan penyelamat Pancasila. Sebagian lagi menganggap Soeharto berlumuran darah atas berbagai aksi pembantaian selama peralihan Orde Lama ke Orde Baru dan seterusnya.