TintaTeras

Biografi Martha Tilaar – Pebisnis Kosmetik Sukses

Enterpreneur,  Feed,  Pendiri Perusahaan,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Wanita

Biografi Martha Tilaar - Pengusaha Kosmetik SuksesBiografi Martha Tilaar. Beliau lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937, dia ialah seorang pebisnis Kosmetik sukses Terkemuka dengan nama merek jualan Sariayu Martha Tilaar. Ia menikah dengan H.A.R Tilaar dan mempunyai empat anak, Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar,Wulan Tilaar,Kilala Tilaar. nenek dari beberapa orang cucu, yakni sosok perempuan yang tidak pantang mengalah. Ketika orang lain mengatakan mustahil, Ia tetap mencobanya. Yang penting adalah bukan melihat besarnya hambatan di depan kita, namun bagaimana kita memecahkan persoalan yang ada. Kebetulan, suaminya mendapatkan peluang belajar ke luar negeri. Ia pun mengambil kuliah keelokan dan lulus dari Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS.

Begitu lulus dari perguruan tinggi keayuan Martha secepatnya membuka praktek salon kecantikan di negeri Paman Sam itu. Ia menciptakan selebaran semacam brosur sederhana, mengiklankan jasa layanan salonnya. Berbagai perjuangan penawaran spesial dilaksanakan mirip masuk ke kampus-kampus, mengunjungi rumah-rumah mantan dosen untuk mendandani para istrinya. Begitu pula kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia, atau ibu-ibu yang mengikuti suaminya peran di mancanegara. Sekembalinya ke tanah air, Ia membuka salon kecil sederhana di garasi rumah milik ayahnya, dengan ukuran 6 x 4 meter pada tahun 1970, Ia terus berusaha berbagi salonnya itu, dengan membagikan selebaran-brosur ke lingkungan sekitar, memanjakan para hadirin salon dan mengajak mereka bercakap-mahir, untuk mendekatkan emosional. Dengan kedekatan itu, para hadirin menjadi betah dan menjadi konsumen tetap salonnya. Tak usang, dua tahun kemudian 1972 dia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sambil mengawali penggunaan merek dagang gres Sariayu Martha Tilaar.

Biografi Martha Tilaar - Pengusaha Kosmetik SuksesMartha juga tak kenal lelah terus mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia untuk produk-produk salonnya. Tujuannya, ialah semoga perempuan Indonesia tetap terpelihara kecantikan dan keayuannya. Marta Tilaar pernah bertemu dengan perempuan yang menggendong anak sambil menjinjing dua anaknya. Wajahnya terlihat tua, lusuh dan keriput. Saya pikir usianya telah memasuki masa 40 tahun. Ternyata, belum hingga dua puluh lima. Karena beban hidup yang berat dan tidak pernah menjaga keayuan, perempuan itu tampakjauh lebih bau tanah dari usia bahwasanya. Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki koordinasi dengan Theresia Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma. Mereka setuju membuat perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai produk pertama. Dilanjutkan kemudian dengan membuka pabrik kosmetik pertama di Jalan Pulo Ayang, kawasan Indsutri Pulogadung , Jakarta timur yang diresmikan oleh Ny Nelly Adam Malik, ketika itu istri Wakil Presiden Adam Malik.

Tahun 1983 Martha Tilaar mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar membuka pabrik kedua, kali ini di Jalan Pulokambing II/1, masih di areal sama Kawasan Industri Pulogadung yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah. Bisnis Martha Tilaar terus berkembang, dengan mengakuisisi sejumlah perusahaan hingga lalu ia dan keluarganya menguasai sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah konsolidasi perusahaan digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group. Anak perusahaan Martha Tilaar Group terdiri PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari (selaku pemanufaktur dan pemasar produk Sariayu Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, Berto Martha Tilaar, Aromatic Oil Of Java Martha Tilaar, Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden Martha Tilaar).

Biografi Martha Tilaar - Pengusaha Kosmetik SuksesMartha Tilaar sangat jeli dalam melihat dan menangkap kesempatan pasar. Pada tahun 1987, beliau meluncurkan produk ”Senja di Sriwedari” sebagai trend tata rias baru, sebuah pandangan baru yang diilhami oleh kekayaan alam dan budaya Indonesia. Dan produk itu meledak di pasaran. Para make up banyak merekomendasikan produk ini ke Kliennya. Sejak itulah Martha Tilaar selalu mempersuntingkan nama kawasan dan komponen budaya suatu tempat, yang kemudian dipadukan dengan musim pakaian tempat, ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar.

Sebut saja produk yang dia keluarkan pada tahun 1989 dinamakan Sumatera bergaya, Puri Prameswari (1990) mengambil dari etnik Cirebon dan Bali, Senandung Nyiur (1991) dari Pantai Indonesia, Riwayat Asmat (1992) dari Irian Jaya/Papua, Rama-Rama Toraja (1993). Dan, puncaknya yakni musim warna Pusako Minang dari Minangkabau. Sariayu berhasil tampil selaku trendsetter make up paras perempuan Indonesia. Perjalanan bisnis Martha Tilaar tidak selamanya mulus. Ia pernah mengalami jatuh-berdiri atau pasang-surut usaha. Meskipun perusahaannya telah besar dan maju, orang masih saja memandangnya sebelah mata. Maklum, produk jamu kosmetika Sariayu Martha Tilaar sangat identik sekali sebagai produk lokal. Orang tahunya demikian saja tanpa mau mengenal bahwa produk Martha Tilaar sesungguhnya telah terkenal diseluruh dunia, bermutu, dan bergengsi.

Bahkan, Sariayu Martha Tilaar telah menjadi sebuah ikon produk lokal yang terkenal diseluruh dunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki produk kosmetika elegan Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah populer hingga ke luar negeri. Sebagai pengusaha, ternyata kepribadiannya yang tak pantang menyerah lah yang mengantarkannya sampai menjadi sukses seperti kini. Martha juga senantiasa berpikir faktual dan tidak henti melaksanakan inovasi. Sejak remaja, Martha sudah sudah biasa memasarkan makanan-kuliner kecil untuk menambah uang jajannya. Ia juga suka mengambil Sogok Telik dan Jali-jali Putih, yang berkembang subur di tanah milik eyangnya, untuk dirangkai menjadi kalung dan gelang. Perhiasan tersebut ia jual kepada sahabat-temannya di sekolah. Martha kecil juga selalu mengamati hal-hal kecil dan rincian di sekelilingnya.

Peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang ”Fashion and Artistry” dari World University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984 ini menjalani hidup dengan sarat keajaiban kuasa Tuhan. Pernah ‘divonis’ mandul oleh jago obstetri dan ginekologi mancanegara, sehabis 11 tahun lebih menikah dan belum dikaruniai anak. Tapi hal itu tidak membuatnya mengalah. Ia terus berupaya memiliki keturunan lewat cara tradisional. Kebetulan Martha mempunyai nenek jago pembuat jamu. Selama empat tahun lebih ia rajin memakan jejamuan itu dengan ketekunan dan ketelatenan. Hingga pada suatu ketika di usia 41 tahun, Martha berhenti menstruasi. Dokter menyatakan Martha sudah memasuki kala menopouse. Ia sempat sangat sedih, alasannya adalah apa yang dicita-citakannya tidak mungkin tercapai.

Tapi, karena kuasa Tuhan Yang Maha Besar, absennya datang bulannya kali ini adalah alasannya adalah beliau mulai mengandung. Martha pun melahirkan anak pertamanya di usia 42 tahun, dan pada tahun-tahun selanjutnya lahir tiga orang lagi keturunannya yang kini sudah menjadi bawah umur yang sukses. Martha Tilaar memiliki kesepakatan tinggi membangun industri kosmetika. Ia investasi besar di bidang riset dan pengembangan (R&D;). Ia mau mengantarstaf ahli farmasinya berguru ke luar negeri, atau mengikuti banyak sekali bazar di luar negeri. Ia memiliki dua orang staf jago farmasi bergelar doktor, sejumlah magister dan sarjana strata satu yang lain. R&D; memberi hasil lain. Martha Tilaar perlahan-lahan sukses meminimalkan ketergantungan kandungan bahan baku impor, berganti dengan bahan baku setempat di setiap produknya. Hasil lain lagi, ini yang lebih mencengangkan, pada bulan Juli 2002 Sekjen PBB Kofi Annan mengundang Martha Tilaar hadir dalam lembaga Global Compact, di New York, AS.

Sebagai bentuk keperduliannya terhadap wanita, Martha mendirikan Yayasan Martha Tilaar. Ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan. Tujuannya supaya mereka memahami keelokan sehingga bisa merawat diri. Namun yang utamanya supaya mereka memiliki kemampuan ihwal kecantikan, sesuatu yang pernah banyak membantu wanita di ketika krisis multidimensi melanda bangsa termasuk pemutusan relasi kerja (PHK) terhadap karyawan wanita maupun pria di banyak perusahaan lain. Bagi Martha Tilaar perempuan yakni pemersatu yang sangat besar kiprahnya bagi keutuhan bangsa. Karena itu beliau tak ingin wanita bodoh dalam soal pendidikan.

Mengandalkan kekuatan riset dan 37 peneliti di Martha Tilaar’s Innovation Center (MTIC), Martha berhasil memproduksi merek kosmetika, perawatan tubuh, spa, dan jamu yang dikenal hingga mancanegara. Sebut saja Sariayu, Caring, Belia, Rudy Hadisuwarno Cosmetics, Biokos, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden, dan Dewi Sri Spa. Sebagai korporasi, Martha Tilaar Group juga berhasil meraih ISO 9001, ISO 14000, dan Sertifikasi GMP di Asia pada 1996.

Biografi Martha Tilaar - Pengusaha Kosmetik SuksesPrinsip mengembangkan yang melandasi bisnis keelokan Martha Tilaar diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan, terutama bagi wanita. Grup usaha Martha Tilaar ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan, 70% diantaranya adalah perempuan. Tak sedikit di antara kaum hawa ini yang menerima peluang mencar ilmu dan sekolah hanya-hanya untuk mengembangkan dirinya. Mulai pekerja di ranah rumah tangganya hingga mahir mirip peneliti di perusahaannya. Martha tak sungkan mengantarpeneliti belajaretnobotany ke Perancis dan medical antropology di Leiden, Belanda. “Pendekatan sains diperlukan untuk membuatkan produk lokal,” katanya. Satu lagi kunci berhasil bisnis Martha Tilaar, konsentrasi pada satu bidang, adalah kecantikan. “Saya mulai bisnis dari salon, lalu sekolah, pabrik, distribusi yang seluruhnya bergerak di bidang kecantikan. www.biografiku.com

Biografi Bondan Prakoso – Musisi Indonesia

Feed,  Grup Band,  Musisi,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Selebriti

Biografi Bondan Prakoso - MusisiBiografi Bondan Prakoso. Dikenal sebagai salah satu musisi Indonesia yang kerap menciptakan lagu-lagu yang yummy didengar ditelinga. Bondan Prakoso dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1984, dia ialah pemusik Indonesia yang mengawali karier bermusik selaku penyanyi cilik pada tahun 80-an. Berkat album Si Lumba-lumba namanya melonjak. Kini Bondan Prakoso diketahui sebagai personil dari grup musik Bondan Prakoso & Fade 2 Black. Bondan Prakoso ialah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan dari Lili Yulianingsih dan Sisco Batara ini memulai kariernya selaku penyanyi cilik di periode 80-an sampai permulaan tahun 90-an. Album perdananya yang bertitel Si Lumba-Lumba sukses dipasaran dan mencuatkan namanya. Alumni D3 Sastra Belanda Universitas Indonesia ini memulai karier remaja dan dewasanya saat membentuk band Funky Kopral ditahun 1999 sampai tahun 2002. selaku bassist, hingga merilis 3 buah album. Bahkan album kedua grup band ini diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2001 untuk klasifikasi Group Alternatif Terbaik.

Biografi Bondan Prakoso – Musisi Indonesia

Pada permulaan tahun 2002, Bondan Prakoso yang juga dikenal oleh publik sebagai pemain bass berbakat besar, yang juga mantan pemain bass di suatu grup musik berjulukan Stream Funk Funky Kopral, dan Tito alias Titz yang dikenal sebagai rapper dan golongan disebut Fade2Black, sering menyebarkan ajaran dan inspirasi untuk satu sama lain ihwal musik. Mereka berdua datang dari latar belakang yang berlainan dari musik, Bondan Prakoso lebih mungkin di Funk dan musik Rock dan Titz dalam Rap / Hiphop. Pasangan ini kampus 2 dari Fakultas Budaya dan Humaniora, deepin ‘dalam literatur Belanda, ialah Perguruan Tinggi sobat di Universitas Indonesia, Depok.

Biografi Bondan Prakoso - MusisiDitahun 2003, Funky Kopral merilis album ketiga mereka dengan kerja sama bareng Setiawan Djodi dengan hits singel Tokek dan lagi-lagi diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2003 untuk kategori Kolaborasi Rock Terbaik. Sayang, sehabis album ketiga dirilis, beliau mengundurkan diri dari Funky Kopral, Bondan Prakoso menetapkan untuk melangkah lebih jauh ketika dia memutuskan untuk pensiun dari mantan grup musik mereka, Funky Kopral.

Bondan Prakoso dan Fade2Black

Pada tahun 2004 yakni tahun dimana Bondan datang dengan suatu ilham untuk memadukan aneka macam jenis musik dan menggabungkan mereka dalam bentuk paket baru musik, mirip pada pertengahan tahun, dia sudah meminta Titz untuk bergabung dalam proyek musik. Titz berpikir bahwa akan lebih kuat dengan kelompoknya bergabung masuk Situasi ini kian varietas lebih banyak dan lebih berwarna sebagai Bondan disetujui untuk melibatkan grup ini Hiphop dari Bogor, Fade2Black, dalam proyek ini. Alih-alih cuma 1 rapper, proyek musik ini menggabungkan 3 rapper, Titz, Santoz dan Lezzano. Bondan & Fade2Black di tahun 2004, mereka mulai melangkah lebih jauh dengan proyek ini dan banyak sekali jenis musik sedikit pun diciptakan sentuhan Rap, Rock, Funk selaku unsur. Bondan Prakoso bertanggung jawab untuk instrumen musik, looping, dan menertibkan, sedangkan Fade2Black mendapatkan lebih dekat dengan liriknya.

Biografi Bondan Prakoso - Musisi

Proses ini cuma memerlukan waktu 4 bulan untuk menuntaskan dan pada bulan Agustus 2005, album 1 mereka dengan judul “RESPECT” dirilis di bawah SONY BMG Music Indonesia. Sejak itu, album yang berisi tidak hanya 1 jenis musik, namun banyak jenis musik dengan rap sebagai vokal dasar, oleh TITZ, Santoz LEZZANO, sementara di lagu-lagu lain juga bergabung Bondan pada vokal dalam bernyanyi. Dengan sepotong seni, mereka sukses bantuan yang diterima dan penghargaan, mirip:

  • MTV Indonesia artis Eksklusif pada bulan November 2005
  • MTV Advance Peringatan penghargaan pada bulan November 2005
  • Penghargaan Musik Indonesia (AMI) 2006, sebagai buatan album Rap terbaik.

Sebelumnya, ditahun 2006 Bondan bareng 12 orang pemain bass dari berbagai grup musik di Indonesia seperti Thomas “GIGI“, Rindra “Padi“, Bongky “BIP”, Adam Sheila on 7 dan bassis Indonesia lainnya diganjar penghargaan oleh MURI untuk penghargaan Penampilan Bassis terbanyak dalam satu panggung.

Biografi Bondan Prakoso - MusisiDan pada tahun 2008, mereka siap untuk memecahkan Industri Musik Indonesia dengan lebih keras, impulsif, bentuk-bentuk inovatif dari musik. Dengan terbaru album gres mereka, berjulukan UNITY, dan dengan terobosan hit single, keroncong Protol. Dengan debut gres dari album kedua mereka, mereka telah mengungguli Award 2008 Musik Indonesia (AMI) untuk kedua kalinya berturut-turut untuk Produksi Rap album terbaik.

Pada tanggal 17 Desember 2007, Bondan menikahi kekasihnya yang bernama Margareth atau yang erat disapa Margie yang bertempat di Restoran Cibintung, Ciputat, Tangerang, dengan mas kawin berbentukseperangkat alat salat dan 17 gram emas. Dan dikaruniai seorang putri yang bernama Kara Anabelle Prakoso. Tahun 2010, mereka kembali dengan album ke-3 mereka , “FOR ALL”. Menekan kembali industri musik lokal dengan hits single ‘Ya Sudahlah’.

Biografi Emha Ainun Najib

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Biografi Emha Ainun NadjibProfil dan Biografi Emha Ainun Najib. Namanya Muhammad Ainun Nadjib atau yang umum di kenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953. Ia merupakan anak keempat dari 15 bersaudara. Ayahnya, Almarhum MA Lathif, adalah seorang petani. Dia mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di Jombang (1965) dan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah di Yogyakarta (1968). Sempat masuk Pondok Modern Gontor Ponorogo namun lalu dikeluarkan karena melaksanakan demo melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya. Kemudian pindah ke SMA Muhammadiyah I, Yogyakarta hingga simpulan. Lalu sempat melanjut ke Fakultas Ekonomi UGM, namun tidak akhir. Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Lima tahun hidup menggelandang di Malioboro, Yogyakarta antara 1970-1975 ketika belajar sastra kepada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan sangat mempengaruhi perjalanan Emha. Selain itu beliau juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985). Dalam kesehariannya, Emha terjun pribadi di masyarakat dan melaksanakan acara-aktivitas yang merangkum dan menggabungkan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensialitas rakyat. Di samping kegiatan berkala bulanan dengan komunitas Masyarakat Padhang mBulan, beliau juga berkeliling ke aneka macam kawasan nusantara, rata-rata 10-15 kali per bulan bersama Musik Kiai Kanjeng, dan rata-rata 40-50 acara massal yang lazimnya dikerjakan di area luar gedung. Selain itu dia juga menyelenggarakan program Kenduri Cinta sejak tahun 1990-an yang dijalankan di Taman Ismail Marzuki. Kenduri Cinta ialah forum silaturahmi budaya dan kemanusiaan yang dibungkus sungguh terbuka, nonpartisan, ringan dan dibalut dalam gelar kesenian lintas gender. Dalam pertemuan-pertemuan sosial itu ia melaksanakan banyak sekali dekonstruksi pengertian atas nilai-nilai, contoh-acuan komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan penyelesaian-solusi masalah penduduk .

Bersama Grup Musik Kiai Kanjeng, Cak Nun rata-rata 10-15 kali per bulan berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, dengan acara massal yang umumnya dilaksanakan di area luar gedung. Di samping itu, secara berkala (bulanan) bareng komunitas Masyarakat Padang Bulan, aktif menyelenggarakan pertemuan sosial melaksanakan banyak sekali dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, contoh-teladan komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan penyelesaian-solusi problem masyarakat.

Dalam aneka macam lembaga komunitas Masyarakat Padang Bulan, itu pembicaraan tentang pluralisme sering muncul. Berkali-kali Cak Nun yang menolak diundang kiai itu meluruskan pemahaman tentang rancangan yang dia sebut sebagai administrasi keberagaman itu. Dia senantiasa berusaha meluruskan banyak sekali salah paham tentang sebuah hal, baik kesalahan makna etimologi maupun makna kontekstual. Salah satunya perihal dakwah, dunia yang beliau anggap sudah terpolusi. Menurutnya, sudah tidak ada parameter siapa yang layak dan tidak untuk berdakwah. “Dakwah yang utama bukan dengan kata-kata, melainkan dengan sikap. Orang yang berbuatrumah kontrakannya, di Bugisan, Yogyakarta. Beberapa kota di Jawa pernah mereka kunjungi, untuk satu dua kali pertunjukan. Selain manggung, ia juga menjasjid, dan aneka macam komunitas warga tak disebut selaku acara dakwah. “Itu hanya be baik sudah berdakwah,” katanya.

Karena itulah ia lebih bahagia kalau kehadirannya bersama Istrinya Novia Kolopaking, dikenal selaku seniman film, panggung, serta penyanyi dan kelompok musik Kiai Kanjeng di taman budaya, maya itu sejak selesai 1970-an, melakukan pekerjaan sama dengan Teater Dinasti — yang berpangkalan di ntuk pelayanan. Pelayanan yakni ibadah dan mesti dilakukan bukan hanya secara vertikal, tapi horizontal,” ungkapnya.

Karirnya diawali selaku Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970). Kemudian menjadi Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976), sebelum menjadi pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta), dan band Kyai Kanjeng hingga sekarang. Penulis puisi dan kolumnis di beberapa media.

Ia juga mengikuti banyak sekali bazar dan lokakarya puisi dan teater. Di antaranya mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).

Cak Nun memacu kehidupan multi-kesenian di Yogya bersama Halimd HD, networker kesenian lewat Sanggarbambu, aktif di Teater Dinasti dan mengasilkan beberapa reportoar serta pementasan drama. Di antaranya: Geger Wong Ngoyak Macan (1989, wacana pemerintahan ‘Raja’ Soeharto); Patung Kekasih (1989, wacana pengkultusan); Keajaiban Lik Par (1980, ihwal eksploitasi rakyat oleh banyak sekali institusi modern); Mas Dukun (1982, perihal gagalnya forum kepemimpinan terbaru).

Selain itu, bareng Teater Salahudin mementaskan Santri-Santri Khidhir (1990, di lapangan Gontor dengan seluruh santri menjadi pemain, serta 35.000 penonton di alun-alun madiun). Lautan Jilbab (1990, dipentaskan secara massal di Yogya, Surabaya dan Makassar); dan Kiai Sableng dan Baginda Faruq (1993).

Juga mementaskan Perahu Retak (1992, tentang Indonesia Orba yang digambarkan lewat situasi pertentangan pra-kerajaan Mataram, selaku buku diterbitkan oleh Garda Pustaka), di samping Sidang Para Setan, Pak Kanjeng, Duta Dari Masa Depan. Dia juga termasuk inovatif dalam menulis puisi. Terbukti, ia telah menerbitkan 16 buku puisi: “M” Frustasi (1976); Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978); Sajak-Sajak Cinta (1978); Nyanyian Gelandangan (1982); 99 Untuk Tuhanku (1983); Suluk Pesisiran (1989); Lautan Jilbab (1989); Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990); Cahaya Maha Cahaya (1991); Sesobek Buku Harian Indonesia (1993); Abacadabra (1994); dan Syair Amaul Husna (1994)

Selain itu, juga telah menerbitkan 30-an buku esai, di antaranya: Dari Pojok Sejarah (1985); Sastra Yang Membebaskan (1985); Secangkir Kopi Jon Pakir (1990); Markesot Bertutur (1993); Markesot Bertutur Lagi (1994); Opini Plesetan (1996); Gerakan Punakawan (1994); Surat Kepada Kanjeng Nabi (1996); Indonesia Bagian Penting dari Desa Saya (1994); Slilit Sang Kiai (1991); Sudrun Gugat (1994); Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995); Bola- Bola Kultural (1996); Budaya Tanding (1995); Titik Nadir Demokrasi (1995); Tuhanpun Berpuasa (1996); Demokrasi Tolol Versi Saridin (1997); Kita Pilih Barokah atau Azab Allah (1997);

Iblis Nusantara Dajjal Dunia (1997); 2,5 Jam Bersama Soeharto (1998); Mati Ketawa Cara Refotnasi (1998); Kiai Kocar Kacir (1998); Ziarah Pemilu, Ziarah Politik, Ziarah Kebangsaan (1998); Keranjang Sampah (1998); Ikrar Husnul Khatimah (1999); Jogja Indonesia Pulang Pergi (2000); Ibu Tamparlah Mulut Anakmu (2000); Menelusuri Titik Keimanan (2001); Hikmah Puasa 1 & 2 (2001); Segitiga Cinta (2001); “Kitab Ketentraman” (2001); “Trilogi Kumpulan Puisi” (2001); “Tahajjud Cinta” (2003); “Ensiklopedia Pemikiran Cak Nun” (2003); Folklore Madura (2005); Puasa ya Puasa (2005); Kerajaan Indonesia (2006, kumpulan wawancara); Kafir Liberal (2006); dan, Jalan Sunyi EMHA (Ian L. Betts, Juni 2006).

Cak Nun bersama Grup Musik Kiai Kanjeng dengan balutan pakaian serba putih, ber-shalawat (bernyanyi) dengan gaya gospel yang berpengaruh dengan iringan musik gamelan kekinian di hadapan jemaah yang berkumpul di sekitar panggung Masjid Cut Meutia. Setelah shalat tarawih termenung, kemudian sayup-sayup terdengar intro lagu Malam Kudus. Kemudian terdengar syair, “Sholatullah salamullah/ ’Ala thoha Rasulillah/ Sholatullah salamullah/ Sholatullah salamullah/ ’Ala yaasin Habibillah/ ’Ala yaasin Habibillah…”

Biografi Emha Ainun Nadjib

Tepuk tangan dan teriakan penonton pun membahana sesudah shalawat itu final dilantunkan. “Tidak ada lagu Nasrani, tidak ada lagu Islam. Saya bukan bernyanyi, saya ber-shalawat,” ujarnya menjawab pertanyaan yang ada di benak jemaah masjid. Tampaknya Cak Nun berupaya merombak cara pikir penduduk mengenai pengertian agama. Bukan hanya pada Pagelaran Al Alquran dan Merah Putih Cinta Negeriku di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Sabtu (14/10/2006) malam, itu beliau melaksanakan hal-hal yang kontroversial. Dalam berbagai komunitas yang dibentuknya, oase ajaran muncul, menyegarkan hati dan fikiran.

Perihal pluralisme, sering muncul dalam diskusi Cak Nun bareng komunitasnya. “Ada apa dengan pluralisme?” katanya. Menurut dia, semenjak zaman kerajaan Majapahit tidak pernah ada problem dengan pluralisme. “Sejak zaman nenek moyang, bangsa ini telah plural dan bisa hidup rukun. Mungkin sekarang ada intervensi dari negara luar,” ujar Emha. Dia dengan tegas menyatakan mendukung pluralisme. Menurutnya, pluralisme bukan menilai semua agama itu sama. Islam beda dengan Nasrani, dengan Buddha, dengan Kristen, dengan Hindu. “Tidak mampu disamakan, yang beda semoga berlainan. Kita harus menghargai itu semua,” tutur budayawan intelektual itu. www.biografiku.com

Biografi Mujair – Penemu Ikan Mujair

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Penemu,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah

Biografi MujairBiografi Mujair. Nama aslinya dia ialah Iwan Dalauk atau lebih dikenal dengan nama Mbah Moedjair, lahir tahun 1890 di desa Kuninngan 3 km arah timur pusat kota Blitar, beliau merupakan penemu dari spesies ikan yang diberi nama Ikan Mujair. Anak ke 4 dari 9 bersaudara, dari pasangan Bapak Bayan Isman dan Ibu Rubiyah. Menikah dengan anak modin desa kuningan berjulukan Partimah. Dari pernikhan itu beliau dikaruniai 7 anak. Hampir semua anak beliau saat ini sudah meninggal., kecuali Ismoenir yang berdomisili di Kanigoro Blitar dan Djaenuri yang tinggal di Kencong Jember. Semasa hidup Pak Moedjair berdagang sate kambing. Warung sate kambingnya cukup populer di jaman itu, di kawasan Kuningan Kanigoro. Pelanggannya dari berbagai ras. Akibat dari warungnya yang terkenal pastinya pemasukan keuangan Pak Moedjair semakin bertumpuk.

Hal tersebut menimbulkan sifat negatip dari Moedjair muda ketika itu, yakni mulai gemar berjudi. Hebatnya dia tidak mau berjudi dengan bangsanya, tetapi cuma dengan orang Tionghoa. Sisi baiknya, Pak Moedjair mendidik anak – anaknya untuk tidak bermain judi. Judi menciptakan usaha warung satenya jadi porak porandah. Demikian yang disampaikan olej Pak Slamet cucunya, anak dari Bapak Wahana, salah satu putra Pak Moedjair.

Di masa keterprukannya, Pak Moedjair meakukan tirakat, setiap tanggal 1 Suro ( penanggalan Jawa ), ia mandi dipantai Serang, Blitar selatan. Pada sebuah saat, saat melaksanakan ritual mandi, ia mendapatkan ikan yang jumlahnya amat banyak, yang mempunyai keunikan, yatiu menyimpan anak dalam mulutnya, ketika ada ancaman, dan dikeluarkan lagi saat bahaya sudah lewat atau keadaan kondusif.

Karena keunikan ikan ini, Pak Moedjair bermaksud mengembangkannya di rumah, didaerah Papungan – Kanigoro, Blitar. Pak Moedjair mencoba mendapatkan ikan tersebut dengan udengnya ( ikat kepala ). Dengan ditemani kedua temannya, Abdullah Iskak dan Umar, dia menenteng pulang ikan tersebut kerumahya. Tapi alasannya adalah habitat yang berlawanan, ikan tersebut mati pada saat dimasukan ke air tawar. Hal tersebut membuat Pak Moedjair penasaran dan gigih melakukan percobaan, biar spesies ikan ini mampu hidup di air tawar.

Dengan bolak – balik Papungan – Serang yang berjarak 35 km, berlangsung kaki dengan melewati hutan belantara, naik turun bukit, betul betul saluran jalan yang sulit, dan mengkonsumsi waktu 2 hari 2 malam. Di Pantai Serang beliau mengambil ikan tersebut dan dimasukan kedalam gentong tanah liat. Beliau mencampurkan air laut dan air tawar dalam gentong. Percobaan percampuran air bahari dan air tawar di kerjakan secara terus menerus, dengan memperkecil jumlah air bahari dan memperbesar jumlah air tawar. Ampai satu saat kedua jenis air ini bisa menyatu. Menurut Pak Ismoenir ( anak Pak Moedjair ), perjalanan bolak – balik Papungan – Serang, pada percobaan ke 11, sukses hidup 4 ekor ikan spesies gres tersebut pada habitat air tawar. Keberhasilan tersebut terjadi di tanggal 25 Maret 1936.

Keberhasilan percobaan tersebut melegakan Pak Moedjair. 4 Ikan itu dia tangkarkan di kolam sumber air Tenggong, Desa Papungan. Awalanya cuma satu kolam dan berkembang menjadi 3 bak. Disekitar kolam Tenggong, Pak Moedjair membangun pondok yang juga sebagai kawasan tinggal untuk keluarganya. Perkembang biakan ikan spesies baru itu luar biasa cepat, maka jumlah ikan semakin banyak. Oleh Pak Moedjair, ikan spesies baru itu diberikan secara hanya-cuma ke penduduk sekitar Papungan. Dan dijual di sekeliling Blitar dan di luar Blitar.

Penemuan ikan spesies gres ini hingga ke indera pendengaran Asisten Resident yang berada di Kediri. Asisten Residen ini juga seorang ilmuwan, beliau termakan untuk meneliti spesies hasil temuan Pak Moedjair, berdsarkan literatur dan data-data yang ada. Dia juga melaksanakan riset serta wawancara dengan Pak Moedjair, ihwal semuanya asal muasal ikan ini. Asisten Residen ini takjub dan takjub akan perjuangan dan kegigihan dari perjuangan percobaan Pak Moedjair. Karena itu, Asisten Residen ini memberikan penghargaan terhadap Pak Moedjair, dukungan nama ikan spesies gres tersebut dengan nama Pak Moedjair. Sejak dikala itu, ikan spesies gres tersebut dinamakan ikan MOEDJAIR (Mujair)

Biografi Mujair
Ikan Mujair

Ikan Moedjair kian diketahui , dan masyarakt kian banyak yang mengembang biakannya. Nama Pak Moedjairpun semakin populer. Dengan bantuan anak sulung dia, Wahanan, ikan Moedjair dipasarkan ke hampir daratan seluruh Jawa Timur. Oleh pemerintah lokal, beliau diangkat sebagai Jogoboyo Desa Papungan dan mendapatkan gaji bulanan dari pemerintah kawasan. Pemerintah Indonesia mengangkat ia selaku Mantri Perikanan. Selain itu, Pak Moedjair juga mendapatkan penghargaan EKSEKUTIP COMMITTE dari INDONESIA FISHERIES COUNCIL, atas jasanya memperoleh ikan moedjair. Penghargaan tersebut diberikan di Bogor tanggal 30 Juni 1954. Sebelumnya, pada tanggal 17 Agustus 1951, KEMENTERIAN PERTANIAN atas nama Pemerintah Indonesia, memperlihatkan penghargaan pada Pak Moedjair, waktu itu dijabat oleh Ir. Soewarto.

Selain menciptakan bak ikan di Tenggong, ia juga menciptakan bak ikan di Papungan dan di Kedung ( sumber air ) desa Papungan. Di Kedung, Pak Moedjair menghabiskan hari-hari tuanya selama kurang lebih 10 tahun. Disini ia banyak dikunjungi dari masyarakat Blitar maupun luar kota Blitar, untuk belajar dan memancing ikan moedjair. Saat kesehatannya mulia menurun, ia menetapkan tinggak di dukuh Krajan, desa Papungan, dekat perbatasan dengan desa Sekardangan. Disini ia menciptakan 3 bak ikan, hingga ketika ini bak tersebut masih ada keberadaannya.

Biografi Mujair
Makam Mbah Mujair

Tanggal 01 September 1957 beliau wafat, alasannya adalah penyakit asma. Dimakamkan di pemakaman umum desa Papungan. Pada tahun 1960, atas inisiatip Departemen Perikanan Indonesia, makam beliau dipindah ke area kusus di selatan desa Papungan, yang juga berfungsi selaku makam keluarga. Pada kerikil nisan dia tertulis “ MOEDJAIR PENEMU IKAN MOEDJAIR “, lengkap dengan relief ikan moedjair, sebagai penghargaan atas jasanya. Akses jalan ke makam juga diberi nama Moedjair.

Biografi Mujair
Sertifikat Pengakuan Mbah Mujair

Pada 6 April 1965 Pemerintah melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut menganugerahkan Pak Moedjair selaku Nelayan Pelopor. Piagamnya ditanda tangani oleh menteri perikanan, Hamzah Atmohandojo. www.biografiku.com

Biografi Koes Plus

Feed,  Grup Band,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Biografi Koes PlusBiografi Koes Plus. Nama Koes Plus yakni grup band Indonesia yang dibuat pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai penggerak musik pop dan rock ‘n roll di Indonesia. Sampai sekarang, band ini kadang masih tampil di pertunjukan musik membawakan lagu-lagu lama mereka, meskipun cuma tinggal dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif. Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen gres. Sebagai acuan, Lex’s Trio menciptakan album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T’lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.

Kelompok ini dibuat pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari golongan “Koes Bersaudara”. Grup yang berasal dari Tuban ini menjadi penggerak musik pop dan rock ‘n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili fatwa politik kapitalis. Di dikala itu sedang kasar-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia. Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan prajurit dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di LP Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih “mangan ora mangan kumpul” ketimbang berpisah dari kerabat-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka yaitu karena senantiasa memainkan lagu – lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar aturan dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik “ngak ngek ngok” istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat.

Dari penjara justru menciptakan lagu-lagu yang sampai ketika sekarang tetap menggetarkan, “Didalam Bui”, “jadikan aku dombamu”, “to the so called the guilties”, dan “balada kamar 15”. 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang terang.belakangan sehabis Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melaksanakan testimoni di depan pemirsa acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada selesai 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.

Dari golongan Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sungguh populer mirip “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini mulanya menimbulkan duduk perkara dalam diri salah satu personalnya ialah Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.

Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( mirip lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang menciptakan Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara mesti berganti. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara mesti dicatat sebagai penggagas musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri ialah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibuat, Koes Plus tidak pribadi mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.

Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia melakukan pekerjaan di pabrik gula sekalian main grup musik bareng Gombloh dalam band Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru sehabis lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu lalu lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.

Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy’s, D’Lloyd menyebabkan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu memalsukan apa yang dikerjakan Koes Plus, pengerjaan album di luar pop Indonesia, mirip pop melayu dan pop jawa menjadi musim group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya. “Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles” “Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi dikala mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sungguh terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok).

Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.

Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang diketahui dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga bawah umur muda, ialah “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu mirip “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga sulit melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara terstruktur mulai volume VIII sehabis ditandatangani persetujuan dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.

Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia sungguh-sungguh dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia sampaumur yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album gres selalu dinantikan-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat lazim. Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi grup musik terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua penerima menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.

Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, adalah terdiri dari album lagu-lagu gres dan album-album “the best” termasuk album-album instrumentalia, yang dibentuk dari instrument asli Koes Plus atau rekaman “master” yang lalu diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy’s. Kaprikornus rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini layak dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, namun memang hampir semua lezat didengar. Bukti ini ialah jawaban yang mujarab alasannya banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.

Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, penduduk memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kalangan legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui “Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping era pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai alasannya sejak tahun 1960 sampai sekarang sukses menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk abad kalangan Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).

Salah satu anggota Koes Plus menyampaikan bahwa mereka dibayar begitu mahal pada periode jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. “Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta ketika pentas di Semarang,” kenang ia. Padahal, saat itu harga suatu kendaraan beroda empat Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs dikala ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)

Waktu itu, Rp 3,5 juta sungguh tinggi, mengenang mobil sedan gres Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai duit sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak mirip kini, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001). Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin alasannya generasi sudah berubah dan selera musiknya berganti. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar final 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry’s Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan usang tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga eksklusif populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang betul-betul berlawanan dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian terkenal juga album melayu mereka yang menampung lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, jika disimak lagu-lagu yang lahir sehabis 1978, masih banyak lagu mereka yang elok.

Biografi Koes Plus

Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon sebuah dikala bahwa Koes Plus cuma besar namanya namun tak memiliki apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak menerima uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu usang mereka. Tidak mirip para penyanyi/pemusik kurun sekarang yang gaya hidupnya “wah” karena dari sisi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan yummy hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai bawah umur dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini. Koes Plus cuma dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada aksesori fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran dikala tahun 1992 Yon mesti jualan watu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laku terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan mitra-mitra (Murry beberapa kali tidak tampil sebab sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk menerima duit. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus memasarkan suara dan tenaganya. Yon memang tidak mencicipi ini selaku beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar mirip ini.

Biografi Taufik Hidayat

Atlet,  Feed,  Olahraga,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Biografi Taufik HidayatBiografi Taufik Hidayat. Ia lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981 yakni pemain bulu tangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi tubuh 176 cm. Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini ialah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak akhir. Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak selesai, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade pada dikala yang serupa. Selain itu, ia juga sedang memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006).

Ia tampil di Olimpiade Beijing 2008, namun langsung kalah di pertandingan pertamanya, melawan Wong Choong Hann di babak kedua. Selain itu, dia juga sudah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006. Pengalaman lainnya antara lain pada Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, dan 2005).

Ia menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar dan Linda Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada tanggal 3 Agustus 2007, yang lalu diberi nama Natarina Alika Hidayat. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum beliau berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia. Kemudian mereka sudah dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni 2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat.

Taufik kemudian mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Beberapa waktu kemudian beliau juga menjalin bisnis dengan Yonex dalam pengadaan alat olahraga.

Biografi Taufik Hidayat
Taufik Hidayat dikala Juara Bulutangkis di Olimpiade Yunan

Prestasi :

  • 1998: Juara Brunei Open
  • 1999: Juara Indonesia Open, Juara SEA Games
  • 2000: Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open, Juara Kejuaraan Asia
  • 2001: Juara Singapore Open
  • 2002: Juara Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Juara Asian Games
  • 2003: Juara Indonesia Open
  • 2004: Juara Indonesia Open, Juara Kejuaraan Asia, Juara Olimpiade
  • 2005: Juara Singapore Open, Juara Kejuaraan Dunia
  • 2006: Juara Indonesia Open, Juara Asian Games
  • 2007: Juara Kejuaraan Asia, Juara SEA Games
  • 2008: Juara Macau Open
  • 2009: Juara US Open, Juara India Open
  • 2010: Juara Canada Open, Juara Indonesia GP Gold, Juara French Open SS
  • 2011: Semifinalis VICTOR- BWF Superseries Finals, Runner Up PROTON MALAYSIA OPEN SUPER SERIES, Semifinalis Victor Korea Open Super Series Premier, Semifinalis Yonex – Sunrise India Open Superseries

Biografi Jonathan Pradana Mailoa – Juara Olimpiade Fisika Internasional

Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah,  Tokoh Fisika

Biografi Jonathan Pradana MailoaBiografi Jonathan Pradana Mailoa. Ia lahir di Jakarta, 20 September 1989 yakni peraih medali emas juara olimpiade fisika internasional sekaligus peraih gelar “The Absolute winner” dalam Olimpiade Fisika Internasional 2006. Anak pertama pasangan Edhi Mailoa dan Sherlie Darmawan ini Kedua orang bau tanah Jonathan tidak berlatar belakang saintis. Mereka cuma karyawan swasta pada suatu perusahaan furnitur di Jakarta, Jonathan berhasil menjadi peserta terbaik pada ajang persaingan yang dibarengi 386 penerima dari 83 negara tersebut. Dalam Olimpiade Fisika Internasional ke-37 yang diselenggarakan di Singapura pada 8-17 Juli 2006,

Jonathan sukses menjangkau medali emas dengan nilai tertinggi dalam ujian teori (29,70) dan eksperimen (17,10). Ia berhasil mengungguli tentangan khususnya dari China, Yang Suo Long, yang menjangkau nilai 29,60 untuk teori dan 16,45 untuk eksperimen. Berdasarkan nilai tersebut, Jonathan berhak mendapat gelar “The Absolute Winner” (Juara Dunia). Jonathan selain merebut gelar “Juara Dunia”, juga sukses meraih medali emas, “The Best ASEAN Student”, serta dinobatkan selaku “The Best Experiment Result” (peserta yang mempunyai kemampuan terbaik dalam bidang penguasaan eksperimen fisika). Gelar juara dunia ini ialah gelar pertama kalinya bagi Indonesia yang mengikuti Olimpiade Fisika Internasional semenjak 1993.

Pada Ipho ke-37 di Singapura, secara keseluruhan Indonesia memborong empat medali emas dan satu perak. Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) berhasil merebut 4 medali emas dan 1 perak (dari total 37 medali emas, 48 perak, 83 perunggu dan 81 gelar kehormatan). Medali emas dicapai oleh Jonathan Pradana Mailoa (SMAK 1 PENABUR Jakarta), Pangus Ho (SMAK 3 BPK Penabur Jakarta), Irwan Ade Putra (SMUN 1 Pekanbaru), dan Andy Oktavian Latief (SMUN 1 Pamekasan). Sedangkan peserta termuda Indonesia, Muhammad Firmansyah Kasim (SMP Islam Athirah Makassar), sukses meraih medali perak. Perolehan empat medali emas itu melebihi yang ditargetkan semula yang cuma tiga medali emas. Prof Yohanes Surya, ketua TOFI, mengaku memperoleh gosip dari koleganya, seorang profesor di Norwegia, bahwa kabar tersebut sudah bergaung di Eropa.

Keberhasilan Jonathan dan mitra-kawan itu berkat panduan Prof. Yohanes Surya. Saat ini Jonathan sedang melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology), Amerika Serikat. Ini perolehan medali terbanyak semenjak turut serta di ajang Ipho tahun 1993, serta gelar absolute winner pertama.

Jonathan Pradana Mailoa

ketertarikan Jonathan pada bidang fisika mirip jatuh dari langit. Namun pada mulanya, orang tua Jonathan tidak pernah memaksanya menyukai salah satu bidang. Mereka memberi kebebasan total. Dan opsi Jonathan jatuh pada fisika. Yang jelas, Jonathan mengaku amat akrab dengan papa dan mamanya. Untuk sampaumur seukuran beliau, derma dari orang renta dinilainya selaku syarat penting supaya mampu sukses. Dia pun tampil seperti akil balig cukup akal lazimnya . ”Kayaknya aku cenderung pendiam ya di sekolah.” Bahkan, dia pun mengaku pernah tidak menjalankan pekerjaan rumah. ”Tapi, waktu SD,” katanya lagi sambil tertawa.

Biografi Raditya Dika – Penulis Muda Indonesia

Feed,  Penulis,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Raditya DikaDi kalangan orang-orang, Raditya Dika dikenal sebagai penulis novel terkenal dan juga Komika (Stand Up Comedy) yang terkenal dengan banyolan-lawakannya yang up to date. Berikut Biografi Raditya Dika. Bernama lengkap Dika Angkasaputra Moerwani atau yang umum diketahui dengan nama Raditya Dika yakni seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika diketahui sebagai penulis buku-buku jenaka. Pria yang akrab disapa Radith kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 ini mengawali karirnya sebagai penulis melalui blog pribadinya www.kambingjantan.com yang sekarang menjadi www.radityadika.com yang lalu dibukukan. Buku pertama yang mengangkat dirinya berjudul Kambing Jantan : Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005) masuk kategori best seller.

Dari Sekedar Ngeblog Menjadi Penulis Muda Terkenal

Buku yang menceritakan kehidupan Dikung (Raditya Dika) ketika kuliah di Australia, cerita-kisahnya selaku pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri. Buku ini digolongkan sebagai genre baru. Saat ia merilis buku pertamanya, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari eksklusif (personal essay). Buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus, diterbitkan pada tahun 2006. Buku kedua inimenggunakan format dongeng pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman cinta Radithyang tampaknya senantiasa tidak mujur. Buku ketiganya yang berjudul Radikus Makankakus : Bukan Binatang Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007.

Buku ketiga ini mengisahkan Radith yang pernah menjadi badut Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu ketika Radith dikira hantu penunggu WC, hingga dongeng mengenai kutukan orang NTB.

Sementara, buku keempatnya berjudul Babi Ngesot : Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang terbit pada bulan April 2008. Perjalanan dan Pemikiran Radith mengawali harapan untuk membukukan catatan hariannya di blog pribadinya dikala ia memenangi Indonesian Blog Award.

Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk TheOnline Inspiring Award 2009 dari Indosat. Dari pengalaman itu, beliau cetak (print out) tulisan- tulisannya di blog kemudian beliau tawarkan naskah cetakan itu ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai buku. Awalnya banyak yang menolak, namun kemudia dikala dia ke Gagasmedia, sebuah penerbit buku, naskah itu diterima, meski mesti presentasi dahulu. Radit berhasil menjadi penulis alasannya beliau keluar dari arus utama (mainstream). Ia tampil dengan genre gres yang segar. Yang menciptakan dia berbeda dari penulis lain ialah ilham nama hewan yang selalu beliau pakai dalam setap bukunya. Dari buku pertama sampai terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang.

Bagi Radith, ini yaitu selling point-nya. Bagi Radith, selaku penulis tetap harus mempunyai inovasi. Sebenarnya, pada bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku. Ini, menurut Radith, ialah risiko masuk dalam genre baru. Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang beliau kelola. Selain itu dia juga gencar penawaran khusus dari lisan ke verbal (word of mouth). Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Radith.

Jadilah ini sebuah taktik penjualan yang mampu mengelola pembaca selaku target pasarnya. Menurut Radith, dalam menulis, tidak serta-merta setelah buku terbit, persoalan selesai. Kemudian, penjualan diserahkankepada penerbit. Sebaliknya, penulis sebaiknya juga menjadi pemasar bagi bukunya sendiri alasannya sebenarnyapenulis juga seniman. Penulis yang kreatif akan mengakibatkan bukunya selaku produk yang baginyaharus mampu laku di pasaran. Meskipun pada dasarnya buku ialah bukan barang komersial, namun menatap buku sebagai suatu produk terpelajar yang pelu dipasarkan ialah sebuah hal yang perlu dikerjakan ketika ini.

Menulis Novel dan Hambatannya 

Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan. Menurut Radith, hambatan bukanhanya dari industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang sifatnya diagonal. Artinya, lawan dari industri buku bisa jadi bukan industri buku lain tapi industri lain yang bantu-membantu tidak berafiliasi sama sekali mirip hiburan (entertainment), makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, jikalau ada anak muda mempunyai duit 50.000 rupiah, belum pasti dia akan membelanjakannya untuk buku. Bisa jadi uang itu digunakan untuk menonton film di bioskop atau berbelanja masakan cepat saji. Dan yang terperinci, buku bukan pilihan utama.

Raditya Dika dan Bukunya

Bagi Radith hal ini memang sudah lazim. Yang perlu dilakukan yakni terus berkreasi dan bertindak kreatif. Baginya, yang ada yakni kunci untuk berinovasi. Tekanan kompetitor mampu menjadi motivasi untuk terus menunjukkan pandangan baru-pandangan baru baru dan menggali kemampuan. Radith kini meneruskan studinya di acara ekstensi Fakultas Ilmu Sosial dan Politikdi Universitas Indonesia. Selain itu, sekarang dia berkarier di penerbit buku Bukune. Radith bertindak sebagai eksekutif juga sebagai eksekutif dan pemimpin redaksi.

Novel Karya Raditya Dika

  • 2005 – Kambing Jantan : Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh
  • 2006 – Cinta Brontosaurus
  • 2007 – Radikus Makankakus : Bukan Binatang Biasa
  • 2008 – Babi Ngesot
  • 2010 – Marmut Merah Jambu
  • 2011 – Manusia Setengah Salmon.

Itulah sekelumit cerita megenai profil dan Biografi Raditya Dika yang singkat. Semoga artikel ini berfaedah bagi pembaca TintaTeras.com sekalian. 

Biografi Jenderal D.I Panjaitan – Pendekar Revolusi

Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Biografi Jenderal D.I PanjaitanBiografi Jenderal D.I Panjaitan. Bernama lengkap Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia Anumerta Donald Isaac Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, 9 Juni 1925. Beliau ialah salah satu dari Pahlawan Revolusi yang juga merupakan korban kebiadaban PKI tahun 1965. Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar, kemudian masuk SMP, dan terakhir di Sekolah Menengah Atas. Ketika dia tamat Sekolah Menengah Atas, Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sehingga dikala masuk menjadi anggota militer ia mesti mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan, beliau ditugaskan selaku anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau sampai Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ketika Indonesia telah menjangkau kemerdekaan, beliau bareng para pemuda yang lain membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang lalu menjadi Tentara Nasional Indonesia.

Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan dikala Pasukan Belanda melaksanakan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Seiring dengan berakhirnya Agresi Militer Belanda ke II, Indonesia pun menemukan pengesahan kedaulatan. Panjaitan sendiri kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/Sriwijaya.

Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia ditugaskan selaku Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika kurun tugasnya sudah berakhir selaku Atase Militer, beliau pun pulang ke Indonesia. Namun tidak usang sesudah itu yaitu pada tahun 1962, perwira yang pernah berguru pada Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat ini, ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan inilah terakhir yang diembannya dikala peristiwa G 30/S PKI terjadi.

Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengantaran senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk PKI. Dari situ dikenali bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu diharapkan PKI yang sedang giatnya menyelenggarakan persiapan melancarkan pemberontakan.

Pada jam-jam permulaan 1 Oktober 1965, sekelompok anggota Gerakan 30 September meninggalkan Lubang Buaya menuju pinggiran Jakarta. Mereka memaksa masuk pagar rumah Panjaitan di Jalan Hasanudin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemudian menembak dan menewaskan salah seorang pelayan yang sedang tidur di lantai dasar rumah dua lantai dan menyerukan Panjaitan untuk turun ke bawah. Dua orang pemuda adalah Albert Naiborhu dan Viktor Naiborhu terluka berat dikala menyelenggarakan perlawanan ketika D.I. Panjaitan diculik, tidak usang kemudian Albert meninggal. Setelah penyerang mengancam keluarganya, Panjaitan turun.

Sumur Lubang Buaya

Dia kemudian menjajal melarikan diri dan ditembak mati. mayatnya dimasukkan ke dalam truk dan dibawa kembali ke markas gerakan itu di Lubang Buaya. Kemudian, badan dan orang-orang dari rekan-rekannya dibunuh tersembunyi di suatu sumur bau tanah. Mayat didapatkan pada tanggal 4 Oktober, dan semua diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya. Panjaitan mendapat penawaran khusus anumerta terhadap Jenderal Mayor dan diberi gelar Pahlawan Revolusi. www.biografiku.com

Biografi Erwin Gutawa – Musisi Indonesia

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Musisi,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

erwin gutawa, musisi, biografiBiografi Erwin Gutawa. Ia lahir di Jakarta 16 Mei 1962, ialah anak kedua dari tujuh bersaudara pasangan Gutawa Sumapraja dan Sariati Kodiat, ia menemukan pendidikan musik formal dengan mengikuti les piano klasik selama dua tahun, sejak dia masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar di Jakarta. Sejak di kelas 6 SD, beliau nge-grup band secara amatir selaku pemain bass. Pria kelahiran Jakarta ini mulai menggeluti ke industri musik rekaman dan panggung secara profesional pada 1980, selaku pemain bas dalam grup Trans yang dipimpin oleh Fariz RM. Ketika itu ia masih berguru di SMU di Jakarta. Dalam kala SMU pula, beliau mulai bergaul dengan permainan orkestra untuk musik pop.

Ia menjadi pemain bas dalam, antara lain, Orkes Telerama yang dipimpin oleh (almarhum) Isbandi dan pernah secara reguler muncul di TVRI. Pada tahun 1970-an, Gutawa pernah beberapa kali bermain film, di film Sebatang Kara (1973), Jangan Kau Tangisi (1974), Permata Bunda (1974) dan Fajar Menyingsing (1975). Tahun 1980 dia menjadi bassist pada Orkes Telerama pimpinan Isbandi yang ditayangkan di TVRI. Setelah lulus dari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada tahun 1986, ia terjun sepenuhnya ke bidang musik. Tahun 1985-1993 beliau bergabung dengan Karimata, suatu grup band fusion jazz yang merilis lima album. Pada tahun 1993 ia mendirikan Erwin Gutawa Orkestra.

Pada 1985-1993 Erwin sempat ngetop selaku pemain bas grup fusion Karimata yang juga mencipta lagu instrumentalia. Grup dengan personel Erwin, Candra Darusman (keyboard), Denny TR (gitar), Aminoto Kosin (piano) dan Uce Haryono (drum, lalu digantikan oleh Budhy Haryono) tersebut bubar pada 1994.

erwin gutawa, musisi, biografi
Erwin Gutawa

Gutawa terkadang memproduseri dan menata musik bagi konser-konser musik, di antaranya konser musik Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya, Chrisye, Titi DJ, dan Kris Dayanti. Pada tahun 1970-an, Gutawa pernah berulang kali bermain film, di film Sebatang Kara (1973), Jangan Kau Tangisi (1974), Permata Bunda (1974) dan Fajar Menyingsing (1975)

Erwin gutawa menikah dengan Lufti Andriani. Mereka dikaruniai 2 anak, Aluna Sagita Gutawa (Gita Gutawa), lahir 11 Agustus 1993, dan Aura Aria (Rara) lahir 15 Juli 2007. Saat ini anaknya Gita Gutawa juga turut mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang musikus di Indonesia.