TintaTeras

Biografi Dan Profil Rizal Ramli – Jago Ekonomi Indonesia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Biografi dan Profil Rizal Ramli - Ahli Ekonomi Indonesia

TintaTeras.com – Nama Rizal Ramli banyak menjadi perbincangan penduduk baik itu saat ia menjadi Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dengan banyak sekali gebrakan dan kontoversinya maupun sesudah tidak lagi menjadi menteri di kabinet Jokowi. Rizal Ramli dikenal sebagai salah satu jago ekonomi Indonesia ketika ini. Mengenai profil dan biodata Rizal Ramli, beliau dilahirkan dengan nama Rizal Ramli pada tanggal 10 Desember 1954 di Padang, Sumatera Barat.

Ayahnya berjulukan Ramli yang melakukan pekerjaan selaku wedana atau asisten camat dan ibunya bernama Rabiah yang bekerja sebagai seorang guru. Usia tiga tahun beliau sudah mampu membaca. Rizal Ramli yatim piatu saat usianya enam tahun.

Setelah ditinggal kedua orang tuanya, dia lalu tinggal dan ikut bersama dengan neneknya di Bogor. Ia tinggal disana bareng dengan saudara dan juga sepupunya dan menolong neneknya untuk beternak ayam, baik itu ayam petelur ataupun ayam broiler dan ayam potong.

Rizal Ramli memulai pendidikannya dengan bersekolah di SD Hutabarat Bogor. Rizal Ramli sejak kecil kegemaran membaca dan banyak membaca buku-buku ketika beliau tinggal di bogor. Setelah final Sekolah Dasar, beliau lalu melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama 1 Bogor dan kemudian masuk di Sekolah Menengan Atas 2 Bogor. Saat di Sekolah Menengan Atas, dia sempat bersurat ke mancanegara untuk meminta tambahan buku bacaan karena ia sudah banyak membaca buku yang ada di perpusatakaan bogor.

Diterima di ITB

Selepas final SMA, Rizal Ramli kemudian ingin melanjutkan pendidikannya di akademi tinggi. Ia lalu mendaftar di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan lalu di terima di jurusan Fisika. Hampir frustasi alasannya adalah tidak dapat membiayai kuliahnya karenanya Rizal Ramli lalu pergi ke Kebayoran untuk melakukan pekerjaan di percetakan. Selama enam bulan ia melakukan pekerjaan disana, mengirit pengeluaran untuk mengumpulkan ongkos kuliah dan tidak sempat mengikuti kuliah selama enam bulan.

Ketika uangnya telah terkumpul, Rizal Ramli lalu kembali ke Bandung dan lalu melunasi duit wajah dan ongkos kuliahnya di ITB, dan sisa tabungannya beliau gunakan untuk ongkos kebutuhan sehari-harinya. Enam bulan kemudian, duit simpanannya habis. Rizal Ramli kemudian memutar otak untuk mencari ongkos untuk makan dan kuliahnya.

Menjadi Penerjemah

Karena pergaulannya yang sangat luas, Rizal Ramli banyak ditolong oleh teman-temannya, namun dia lalu hasilnya minder kalau selalu minta pertolongan. Akhirnya berbekal kemampuan bahasa inggrisnya yang manis, ia lalu mencoba menjadi penerjemah postingan ilmiah untuk dosen dan mahasiswa. Ia mampu memadai keperluan hidupnya dan kuliahnya dengan menjadi penerjemah di bantu oleh sobat-temannya.

Selain menjadi penerjemah, Rizal Ramli juga menjadi pengajar untuk belum dewasa ekspatriat yang ada di Bandung sehingga duit kuliahnya mampu selalu terpenuhi. Selama kuliah di ITB, Rizal Ramli juga aktif dalam organisasi. Ia terpilih menjadi Presiden SEF ITB, dan juga menjadi Wakil Ketua Dewan Mahasiswa ITB dari tahun 1976 hingga 1977.

Memasuki tahun 1978, Rizal Ramli sebagai mahasiswa aktif mengkritisi pemerintahan Soeharto. Bersama dengan sahabat-temannya, ia menjadi tim penulis Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB yang isinya banyak mengkritik kebijakan adikara pemerintahan Soeharto dan juga Praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang terjadi di dalam keluarga Soeharto.

Diterbitkannya buku tersebut, menciptakan Soeharto ketika itu sungguh murka. Meskipun buku tersebut tidak boleh beredar, namun ternyata Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB yang disusun oleh Rizal Ramli dan mitra-kawannya bahkan terlah beredar di kampus-kampus lain bahkan sempat diangkut di koran dan majalah yang pada balasannya koran dan majalah tersebut di beredel oleh pemerintahan Soeharto.

Rizal Ramli Masuk Penjara Sukamiskin

Buku tersebut juga diterjemahkan kedalam delapan bahasa ajaib oleh Prof. Ben Anderson dari Amerika Serikat. Hal ini membuat Rizal Ramli ditangkap dan lalu dimasukkan di penjara Sukamiskin, kawasan Soekarno dahulu ditahan. Rizal Ramli ditangkap bareng dengan sobat-sahabat mahasiswanya yang lain.

Selama di penjara Sukamiskin, ia lebih banyak membaca buku-buku yang diantarkan oleh teman-teman kampusnya khususnya buku-buku Ekonomi yang menyebabkan ia lebih menggemari ekonomi. Ia juga sering bermain catur bareng dengan tahanan lain. Ditangkapnya Rizal Ramli membuat neneknya menjadi bersedih. Rizal Ramli lalu dibebaskan selama setahun dipenjara.

Berhenti Kuliah di ITB dan Melanjutkan Kuliah di Luar Negeri

Keluar dari penjara, Rizal Ramli tidak menyelesaikan kuliahnya di ITB. Ia kemudian mencoba untuk mencari beasiswa untuk kuliah di mancanegara. Dengan berbekal rekomendasi dari Rektor ITB dan juga dari Adnan Buyung Nasution saat itu, ia lalu menjajal mendaftar beasiswa di Ford Foundation.

Setelah mendapatkan beasiswa, Rizal Ramli lalu mencoba mendaftar di Boston University dan diterima di jurusan Ekonomi namun menjadi mahasiswa percobaan selama enam bulan disana di tahun 1980. Tanpa menikuti organisasi, ia mencoba fokus di kuliah. Nilai-nilai kuliahnya sungguh manis mengalahkan teman-sahabat kampusnya lainnya sehingga ia kemudian di terima secara sarat sebagai mahasiswa di Boston University. Rizal Ramli menuntaskan kuliahnya selama satu setengah tahun saja dari yang umumnya yaitu dua tahun.

Setelah menyelesaikan kuliah di jurusan Ekonomi di Boston Univesity, Amerika Serikat, Rizal Ramli lalu kembali ke Indonesia dan melakukan pekerjaan selaku seorang redaktur di Prima. Di tahun 1982, dia lalu menikah dengan Herawati, pacarnya yang kuliah di jurusan Arsitektur ITB yang memberinya tiga orang anak.

Biografi dan Profil Rizal Ramli - Ahli Ekonomi Indonesia

Setelah menikah, Rizal Ramli lalu melanjutkan kuliahnya lagi di Amerika Serikat sesudah mendapat beasiswa dari kampusnya yang dahulu di Boston University. Ia lalu memboyong anak dan istrinya ke Amerika. Untuk memadai ongkos hidup selama di Amerika, Rizal Ramli kemudian melakukan pekerjaan selaku peneliti atau researcher di Boston. Istrinya bekerja sebagai Arsitektur di Boston dan juga sempat melanjutkan kuliahnya di Harvard School of Planning.

Rizal Ramli kemudian menuntaskan kuliahnya di Amerika sampai memperoleh gelar Doktor atau P.hD dari Boston University di tahun 1990. Ia lalu kembali ke Indonesia dan mendirikan sebuah organisasi Ekonom berjulukan ECONIT Advisory Group bersama dengan Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan M.S. Zulkarnaen. Organisasi ini aktif mengkritisi kebijakan pemerintahan orde gres dikala. Rizal Ramli juga mendirikan Komite Bangkit Indonesia (KBI) dna menjabat sebagai ketuanya.

Menjadi Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) sampai Menteri Keuangan

Memasuki kurun Reformasi, ketika Presiden Abdurrahman Wahid berkuasa, Rizal Ramli lalu di tunjuk sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) pada tahun 2000. Selama kepemimpinannya di Bulog, dia berhasil menjinjing pergantian dan keuntungan perekonomian bagi Bulog cuma dalam tempo enam bulan saja.

Prestasinya yang anggun di Bulog, menciptakan presiden Gusdur saat itu mengangkatnya selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Agustus 2000 dan segera mencanangkan kebijakan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi. Terobosan yang lain dikala dia menjadi menteri, beliau berhasil menyelamatkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang saat itu diambang kebangkturan dengan berhasil melalukan revaluasi aset tanpa menyuntikkan modal sehingga modal PLN menjadi surplus 119,4 Triliun rupiah dari yang tadinya minus 9 triliun.

Prestasinya membuat Presiden Gusdur mempercayainya selaku Menteri Keuangan di bulan Juni 2001 sampai agustus 2001. Di tahun 2011, Rizal Ramli menikah lagi dengan perempuan berjulukan Marijani yang merupakan keturunan Tionghoa tahun 2008 tetapi istri keduanya meninggal dunia pada tahun 2001. Istri pertamanya Herawati Moelyono meninggal dunia pada tahun 2006. Tidak lagi menjadi menteri, Rizal Ramli lalu ditunjuk menjadi komisaris utama di beberapa perusahaan- perusahaan BUMN milik pemerintah mirip di PT. Semen Gresik.

Selama menjadi komasaris utama di PT. Semen Gresik, dia sukses mengangkat perusahaan plat merah tersebut menjadi salah satu perusahaan dari delapan perusahaan milik negara yang paling menguntungkan dimana keuntungan higienis yang diterima PT. Semen Gresik meningkat sampai 1,8 triliun dari 1,3 triliun. Selain itu beliau juga banyak mengkritisi kebijakan pemerintah di kala presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga Presiden Joko Widodo.

Rizal Ramli Sebagai Menko Kemaritiman

Setelah dia lalu ditunjuk menjadi komisaris utama di Bank BNI namun belum cukup enam bulan di BNI, Rizal Ramli kemudian di tunjuk oleh presiden Jokowi selaku Menko Kemaritiman dibulan Agustus 2015, selama menjabat selaku Menko Kemaritiman, Rizal Ramli lebih banyak mengritik pedas kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintahan Jokowi sehingga menimbulkan kegaduhan dalam kabinet kerja yang dibuat oleh Joko Widodo. Rizal Ramli menjabat sebagai Menko Kemaritiman hingga Juli 2016. Rizal Ramli ialah satu-satunya ahli ekonomi dari Indonesia yang dipercaya menjadi penasehat ekonomi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Biodata Rizal Ramli – Ahli Ekonomi Indonesia

Biografi dan Profil Rizal Ramli - Ahli Ekonomi Indonesia

  • Nama Lengkap : Dr. Rizal Ramli 
  • Tempat / Tanggal Lahir : Padang, Sumatera Barat, 10 Desember 1954
  • Istri : 
    • Herawati Moelyono (alm.)
    • Marijani (Liu Siaw Fung) (alm.)

  • Anak :
    • Dhitta Puti Saraswati
    • Dipo Satria
    • Daisy Orlana Ramli

  • Orang Tua : Ramli (Ayah), Rabiah (Ibu)
  • Kampus : Boston University, Amerika Serikat
  • Agama : Islam
  • Pekerjaan : Ekonom, politisi
  • Jabatan :
    • Kepala Badan Urusan Logistik (2000–2001)
    • Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia 2000–2001
    • Menteri Keuangan Indonesia (2001)
    • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia (2015-2016)

Artikel Menarik Lainnya: