TintaTeras

Ini Alasan Mengapa Hitler Amat Tidak Suka Orang Yahudi?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Antisemitisme memainkan tugas utama dalam ajaran Adolf Hitler dan ideologi Nazi. Simak disini tentang mengapa Hitler membenci orang Yahudi dan apa yang menginspirasinya melakukan hal tetrsebut. Dan kejadian kehidupan apa yang berperan dalam perjalanan hidupnya.

Adolf Hitler

Mengapa Hitler Membenci Yahudi

Antisemitisme, Sebuah Fenomena Kuno

Hitler tidak menciptakan kebencian terhadap orang Yahudi. Orang Yahudi di Eropa sudah menjadi korban diskriminasi dan penganiayaan semenjak Abad Pertengahan, seringkali sebab alasan agama. Umat ​​Kristen melihat doktrin Yahudi selaku penyimpangan yang mesti dihindari. Orang Yahudi kadang-kadang dipaksa untuk pindah agama atau mereka tidak diizinkan untuk melakukan profesi tertentu.

Pada abad kesembilan belas, agama memainkan peran yang kurang penting. Itu digantikan oleh teori perihal perbedaan antara ras dan bangsa. Gagasan bahwa orang Yahudi berasal dari orang yang berlainan dari orang Jerman, contohnya, terjangkit. Bahkan orang Yahudi yang telah menjadi Nasrani masih ‘berlawanan’ sebab garis keturunan mereka.

Hitler diperkenalkan dengan antisemitisme

Asal ajakan kebencian Hitler kepada orang Yahudi tidak jelas. Di buku Mein Kampf yang beliau tulis, dia menggambarkan perkembangannya menjadi antisemit sebagai hasil usaha pribadi yang panjang. Seharusnya, keengganannya kepada segala sesuatu yang berbau Yahudi mulai membuahkan hasil dikala dia tinggal dan bekerja selaku pelukis di Wina (1908-1913). 

Kebanyakan sejarawan percaya bahwa Hitler mengemukakan klarifikasi ini di belakang. Dia akan menggunakannya untuk meyakinkan orang-orang yang belum percaya akan ide-idenya bahwa mereka pada kesannya akan melihat cahaya.

Dengan satu atau lain cara, jelas bahwa Hitler berafiliasi dengan pandangan baru-wangsit antisemit semenjak usia dini. Jika beliau berprasangka jelek kepada orang Yahudi dikala tinggal di Wina, prasangkanya belum terbentuk menjadi persepsi dunia yang terperinci. Bagaimanapun, salah satu pembeli paling setia lukisannya di Wina yakni seorang Yahudi, Samuel Morgenstern (Brigitte Hamann, 1999).

Nasionalisme dan antisemitisme Jerman

Dalam buku Mein Kampf yang ditulis oleh Hitler, bahwa dua politisi Austria sungguh mempengaruhi pedoman Hitler. Yang pertama, Georg Ritter von Schönerer (1842-1921), yaitu seorang nasionalis Jerman. Dia percaya bahwa daerah berbahasa Jerman di Austria-Hongaria harus disertakan ke dalam kekaisaran Jerman. Dia juga merasa bahwa orang Yahudi tidak akan pernah mampu menjadi warga negara Jerman yang sepenuhnya.

Kemudian yang kedua, walikota Wina berjulukan Karl Lueger (1844-1910). Hitler belajar bagaimana antisemitisme dan reformasi sosial bisa sukses. Di Mein Kampf, Hitler memuji Lueger selaku ‘walikota Jerman paling besar sepanjang abad’. Ketika Hitler berkuasa pada tahun 1933, dia mempraktikkan pandangan baru-inspirasi serupa (Adolf Hitler, 1971).

Hitler selama Perang Dunia Pertama

Perang Dunia Pertama memainkan tugas yang menentukan dalam kehidupan Hitler. Dalam biografi Adolf Hitler dimengerti bahwa pada tahun 1914, ia mendaftar di tentara Jerman, yang, bersama dengan Kekaisaran Austria-Hongaria. Ia bertempur melawan Prancis, Inggris, dan Rusia. Ia bahkan mendapatkan penghargaan atas keberanian yang dia tunjukkan.

Ketika Jerman menyerah pada November 1918, Hitler berada di rumah sakit militer. Matanya terluka dalam serangan gas beracun di Belgia. Terkurung di rumah sakit, beliau mendengar informasi penyerahan Jerman.

Yahudi Sebagai Kambing Hitam Hitler

Kekalahan Jerman sukar diterima oleh banyak orang Jerman, dan juga bagi Hitler. Di golongan nasionalis dan konservatif sayap kanan, Istilah ‘menusuk dari belakang’ menjadi populer. Menurut pemikiran ini, Jerman tidak kalah perang di medan perang, tetapi lewat pengkhianatan. Orang Yahudi, Kaum Sosial Demokrat, dan Komunis dianggap bertanggung jawab.

Prasangka ihwal tugas orang Yahudi dalam perang itu salah. Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Pemerintah Jerman pertanda hal itu. Lebih dari seratus ribu orang Yahudi Jerman dan Austria sudah berjuang untuk tanah air mereka.

Hitler menggeluti ke dunia politik

Setelah Perang Dunia Pertama, Jerman berada dalam kekacauan. Setelah kaisar Jerman mangkat, pemberontakan meletus di mana-mana. Kelompok sayap kiri mencoba merebut kekuasaan di banyak tempat. Di Munich, contohnya, ‘Republik Rakyat’ Bayern diproklamasikan selama revolusi singkat. Ini mengakibatkan reaksi sayap kanan, yang pada gilirannya menimbulkan pertumpahan darah. Hitler sangat terkesan dengan kejadian ini.

Pada dikala Hitler masih menjadi serdadu, disanalah ia menemukan bakat pidatonya. Tak usang kemudian, prajurit menyuruhnya menawarkan kursus pembinaan yang dimaksudkan untuk memperingatkan prajurit perihal ancaman komunis dan untuk membangkitkan perasaan nasionalisme. Dalam tugas barunya, Hitler mengenal Partai Buruh Jerman, cikal bakal NAZI. Itu yaitu awal karir politiknya.

Radikalisasi antisemitisme Hitler

Dengan latar belakang revolusi dan kekerasan, antisemitisme Hitler menjadi semakin radikal dan menjadi-jadi. Patut dicatat bahwa beliau mengatakan dia tidak mendukung program ’emosional’ anti-Yahudi. Sebaliknya, beliau mengusulkan ‘antisemitisme asumsi’. Yang pada kesannya akan mengarah pada genosida orang Yahudi. Pada awal Agustus 1920, Hitler membandingkan orang Yahudi dengan kuman. Dia menyatakan bahwa

… Penyakit ini tidak dapat dikendalikan kecuali Anda merusak penyebabnya. Pengaruh orang Yahudi tidak akan pernah hilang tanpa menetralisir penyebabnya, orang Yahudi, dari tengah-tengah kita.

– Adolf Hitler

Ide-wangsit radikal ini membuka jalan bagi pembunuhan massal orang-orang Yahudi di tahun 1940-an.

Kapitalisme dan Komunisme: Konspirasi Yahudi?

Hitler menyalahkan orang Yahudi atas segala sesuatu yang salah dengan dunia. Menurutnya Jerman lemah dan mengalami penurunan sebab ‘dampak Yahudi’. Menurut Hitler, orang Yahudi memburu dominasi dunia. Dan mereka tidak akan ragu memakai segala cara yang mungkin, tergolong kapitalisme. 

Dengan cara ini, Hitler mempergunakan prasangka yang ada yang menghubungkan orang Yahudi dengan kekuatan moneter dan laba finansial. Hitler tidak terganggu oleh pertentangan yang terlihat dalam pemikirannya. Dia beropini bahwa komunisme yakni konspirasi Yahudi juga, karena sebagian besar pemimpin komunis ialah orang Yahudi. 

Namun demikian, hanya sebagian kecil orang Yahudi yang komunis. Gagasan ‘komunisme Yahudi’ ini mempunyai pengaruh yang menakutkan dalam perang dengan Uni Soviet yang dimulai pada tahun 1941. Penduduk dan tawanan perang diperlakukan secara brutal oleh Jerman.

Rasisme Hitler: Bukan Hanya Orang Yahudi

Hitler memandang dunia sebagai arena usaha permanen antar manusia. Dia membagi populasi dunia menjadi ras tinggi dan rendah. Orang Jerman tergolong orang kelas atas dan orang Yahudi termasuk orang rendah. Dia juga mempunyai pengertian khusus tentang orang lain. Orang Slavia contohnya dianggap inferior dan ditakdirkan untuk didominasi.

Hitler merasa bahwa rakyat Jerman hanya bisa kuat bila mereka ‘murni’. Akibatnya, penderita penyakit keturunan dianggap merugikan. Ini tergolong orang-orang dengan cacat fisik atau mental, serta pecandu alkohol dan penjahat yang ‘tidak dapat diperbaiki’. Begitu Nazi berkuasa, pandangan baru-pandangan baru ini mengarah pada sterilisasi paksa dan pembunuhan insan.

Bencana Genosida Yahudi

Gagasan yang dikembangkan Hitler pada tahun 1920-an kurang lebih tetap sama sampai kematiannya pada tahun 1945. Yang berganti adalah pada tahun 1933, ia diberi kekuasaan untuk mulai mewujudkannya. 

Selama tahun 1930-an, beliau melaksanakan segala yang dia bisa untuk menghalau orang Yahudi dari masyarakat Jerman. Begitu perang dimulai, Nazi melakukan pembunuhan massal. Hampir enam juta orang Yahudi dibunuh selama Holocaust.

Artikel Menarik Lainnya: