TintaTeras.com – Presiden pertama adalah Ir. Soekarno bisa menggetarkan hati rakyat Indonesia setiap kali dia berpidato. Keberanian dan kecerdasan Soekarno yang mampu membawa Indonesia bangkit diatas kaki sendiri tepatnya merdeka dari penjajahan pada 17 Agustus 1945.
Kehidupan Tokoh pendiri bangsa yang lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 ini memang tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Mulai dari perjuangannya dalam membawa bangsa yang merdeka dan kisah-cerita yang melingkupi nilai kehidupan Indonesia.
Dibalik kepiawaiannya berpidato, Hingga ketika ini ada beberapa fakta dan sisi lain mengenai Soekarno yang hingga kini belum terungkap.
Daftar Isi
Sisi Humoris Ir. Soekarno
Bung Karno juga seorang insan umumyang mempunyai sifat Humoris. Salah satunya yakni sifat humoris yang membuat rakyat merasa lebih bersahabat dengannya.
Menurut sejarawan JJ Rizal ialah Bung Karno merupakan sosok yang gemar bersendagurau dengan banyak sekali tamu negara atau tamu politik serta juga dengan rakyatnya. Salah satu contohnya terlihat pada keakraban Bung Karno dengan seorang penyair berjulukan Sitor Situmorang.
Dikisahkan dalam kunjungan Soekarno ke Mesir datang-datang didalam rombongan penyambutan bung Karno di Mesir ada seorang penyair bernama Sitor Situmorang. Soekarno berjalan bareng pimpinan Mesir kurun itu ialah Gamal Abdul Nasser. Tiba-datang Gamal Abdul Naser berhenti di depan si penyair yang ada di rombongan penyambutannya.
Ia kemudian ditanya oleh Gamal Abdul Naser “..Kenapa kamu ada di sini?” Sebelum dijawab, Soekarno lalu menjelaskan terhadap Nasser “..Sitor Situmorang yaitu penyair dari negara saya yang paling populer yang paling berbakat. Syair-syairnya baik buat orang Indonesia buat kritikus-kritikus dan para sastrawan. Dia ditiru oleh banyak sastrawan dan dianggap yang terbaik tapi saya sendiri tidak suka syairnya..”
Peci dan Jas Soekarno Sebagai Sebuah Simbol
Bung Karno juga dikenal selaku seorang tokoh yang sangat memperhatikan penampilan ketika bekerja Hal inilah yang membuatnya sering dijuluki selaku The Indonesian Dandy.
Dibalik Peci hitam dan banyak sekali macam jas rapi yang selalu melekat dibadannya terdapat suatu simbol yang ingin disampaikan.
Peci hitam ialah simbol pergerakan nasional yang membuatnya merasa lebih percaya diri semangat untuk lepas dari penjajahan.
Sedangkan jas rapi dan terlihat perlente merupakan simbol penolakan kebodohan yang Soekarno sampaikan kepada penjajah.
Soekarno memang orang yang terpelajar menciptakan simbol. Peci menurut sejarawan JJ Rizal yang digunakan Soekarno yaitu selaku simbol pergerakan nasional. Peci bukanlah identifikasi dengan Islam namun simbol pergerakan nasional.
Peci sendiri awalnya diadopsi dari topi topi yang umum dikenakan para buruh-buruh menyedihkan yang bekerja di perkebunan Deli. Di awal masa ke-20 menurut Rizal, Peci diadopsi mirip jas diadopsi. Soekarno memakai jas Eropa memakai sepatu memakai dasi Tapi kepalanya adalah kepala wong cilik.
Melahirkan Karya Tulis Selama di Pengasingan
Sisi lain kehidupan Bung Karno juga diceritakan seorang penulis dan ketua dewan Pembina Yayasan ‘Aku dan Soekarno’ Roso Daras salah satunya terlihat saat era pengasingan Bung Karno di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur pada tahun 1934 sampai dengan 1939.
Dalam Biografi Soekarno dimengerti bahwa ia pernah dibuang ke Ende Flores. Selama pembuangannya di Ende, Flores, Soekarno banyak melahirkan banyak karya tulis. Salah satunya yang sampai kini belum belum terlacak keberadaannya ialah Terjemahan Sejarah Tokoh Pendiri Arab Saudi yang berjulukan Ibnu Saud yang dia tulis tangan. Terjemahan tersebut berjumlah beratus-ratus halaman.
Dan yang kedua, Soekarno menulis sekitar 11 naskah tonil atau sandiwara dalam bentuk satire selaku kritik terhadap pemerintah Belanda waktu kehidupan kala itu.