TintaTeras

Biografi Syekh Ali Jaber, Ulama Indonesia Dari Madinah

Feed,  Tokoh Agama,  Ulama

Profil dan biografi Syekh Ali Jaber. Beliau dikenal selaku seorang pendakwah sekaligus ulama di Indonesia yang berasal dari Madinah. Meskipun berasal dari Madinah, Syekh Ali Jaber dimengerti menentukan berkewarganegaraan Indonesia. Ia diketahui sebagai juri dari pada program televisi Hafiz Indonesia dan kerap tampil di stasiun Televisi dikala berceramah.

Biografi Syekh Ali Jaber

Biografi Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber lahir dengan nama lengkap Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber. Ia dilahirkan di Madinah pada tanggal 3 Februari 1976. Ia merupakan anak pertama dari 12 orang bersaudara. Ayahnya diketahui sebagai seorang penceramah di Arab Saudi.

Oleh karena itu, dia mengingkan anaknya biar dapat sepertinya menjadi seorang pendakwah dan memperjuangkan syiar agama Islam. Syekh Ali Jaber mengenyam pendidikan formal seperti anak kebanyakan dari madrasah Ibtidaiyah tahun 1989 sampai madrasah Aliyah di Madinah.

Hafal 30 Juz Alquran di Usia 10 Tahun

Dibawah tutorial sang ayah, Syekh Ali Jaber semenjak kecil tepatnya di usia 10 tahun telah menghafal 30 juz Alquran. Ayahnya bahkan diketahui keras dalam mendidik Syekh Ali Jaber dalam permasalahan Agama. Ia tak segan untuk menghantam anaknya jikalau menunaikan shalat.

Syekh Ali Jaber kemudian mengamalkan ilmu agama yang ia mampu dengan berdakkwah di masjid-masjid di Madinah. Di usia 13 tahun, Syekh Ali Jaber telah dipercaya menjadi imam di salah satu masjid di kota Madinah (Tribunnewswiki, 2020).

Belajar dari Para Ulama di Madinah

Setelah menamatkan pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah tahun 1995 di Madinah, Syekh Ali Jaber menerima panduan dari para ulama di Madinah mengenai pendalaman Quran. Beberapa ulama yang menjadi guru Syekh Ali Jaber mirip Syekh Abdul Bari’as Subaity yang diketahui selaku imam masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Biografi Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber juga menerima panduan dari Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ yang dikenali merupakan Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah serta Syekh Muhammad Ramadhan yang merupakan Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi.

Menetap di Indonesia

Setelahnya, beliau mulai banyak berdakwah di masjid di kota Madinah. Beliau juga menjadi guru tahfiz Quran di Masjid Nabawi serta imam shalat di salah satu masjid di Madinah. Syekah Ali Jaber kemudian melayang ke Indonesia dalam rangka berdakwah dan mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2008.

Biografi Syekh Ali Jaber

Disana pula ia berjumpa dengan Umi Nadia yang lalu beliau nikahi. Dari pernikahannya dengan Umi Nadia, Syekh Ali Jaber mempunyai seorang putera yang berjulukan Fahad Ali Jaber. Dan selama tinggal di Lombok, Indonesia, dia menjadi guru hafalan Quran, Imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara.

Dalam kunjungannya ke Jakarta, Syekh Ali Jaber lalu diminta menjadi imam shalat taraweh dan Shalai Ied di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Tak lama kemudian dia juga menjadi guru mengaji di masjid tersebut.

Berdakwah Keliling Indonesia

Dakwahnya yang elok membuat Syekh Ali Jaber mulai diketahui masyarakat Indonesia. Ia banyak mendapatkan ajakan di berbagai kawasan di Indonensia untuk berceramah. Penyampaiannya perihal Quran serta hadist sungguh rinci dan gampang diketahui. Tak heran kalau ia banyak disukai oleh masyarakat.

Dedikasinya yang tinggai dalam berdakwah keliling Indonesia menciptakan pemerintah Indonesia melalui presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperlihatkan Syekh Ali Jaber kewarganegaraan Indonesia tahun 2012. Sejak saat itu, beliau kemudian mulai diandalkan menjadi juri dalam program Hafiz Indonesia yang ditayangkan di RCTI.

Beliau juga berkala dalam mengisi acara berjudul Damai Indonesia yang diadakan di TVOne. Syekh Ali Jjaber bahkan pernah menjadi pemain drama dalam film drama Islami yang berjudul Surga Menanti tahun 2016.

Selama berdakwah keliling Indonesia, beliau pernah mengalami insiden ditusuk oleh orang yang tak diketahui dikala membawakan ceramah di Lampung. Akibat penusukan tersebut, Syekah Ali Jaber mengalami luka tusuk yang menimbulkan ia menerima 10 jahitan di tangannya.

Disamping kesibukannya dalam berdakwah, Syekh Ali Jaber juga mengelola yayasan yang ia dirikan berjulukan Yayasan Syekh Ali Jaber yang beralamat di Jakarta. Yayasan yang dia dirikan ini berfokus pada pengembangan pendidikan khusunya perihal Quran dan Hadist.

Saat wabah covid-19 menyerang, Syekh Ali Jaber juga ikut terpapar virus tersebut. Akibatnya ia kemudian di rawat di rumah sakit dan sempat mengalami kritis sebab gangguan pernafasan yang diakibatkan oleh virus covid-19.

Beberapa lama kemudian kondisinya sempat dinyatakan membaik dan sempat dinyatakan terbebas dari Covid. Namun hanya beberapa hari saja, kondisinya kembali memburuk. Syekh Ali Jaber dinyatakan meninggal pada tanggal 14 januari 2021.

Biografi Syekh Ali Jaber, Ulama Indonesia Dari Madinah

Feed,  Tokoh Agama,  Ulama

Profil dan biografi Syekh Ali Jaber. Beliau dikenal selaku seorang pendakwah sekaligus ulama di Indonesia yang berasal dari Madinah. Meskipun berasal dari Madinah, Syekh Ali Jaber dimengerti menentukan berkewarganegaraan Indonesia. Ia diketahui sebagai juri dari pada program televisi Hafiz Indonesia dan kerap tampil di stasiun Televisi dikala berceramah.

Biografi Syekh Ali Jaber

Biografi Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber lahir dengan nama lengkap Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber. Ia dilahirkan di Madinah pada tanggal 3 Februari 1976. Ia merupakan anak pertama dari 12 orang bersaudara. Ayahnya diketahui sebagai seorang penceramah di Arab Saudi.

Oleh karena itu, dia mengingkan anaknya biar dapat sepertinya menjadi seorang pendakwah dan memperjuangkan syiar agama Islam. Syekh Ali Jaber mengenyam pendidikan formal seperti anak kebanyakan dari madrasah Ibtidaiyah tahun 1989 sampai madrasah Aliyah di Madinah.

Hafal 30 Juz Alquran di Usia 10 Tahun

Dibawah tutorial sang ayah, Syekh Ali Jaber semenjak kecil tepatnya di usia 10 tahun telah menghafal 30 juz Alquran. Ayahnya bahkan diketahui keras dalam mendidik Syekh Ali Jaber dalam permasalahan Agama. Ia tak segan untuk menghantam anaknya jikalau menunaikan shalat.

Syekh Ali Jaber kemudian mengamalkan ilmu agama yang ia mampu dengan berdakkwah di masjid-masjid di Madinah. Di usia 13 tahun, Syekh Ali Jaber telah dipercaya menjadi imam di salah satu masjid di kota Madinah (Tribunnewswiki, 2020).

Belajar dari Para Ulama di Madinah

Setelah menamatkan pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah tahun 1995 di Madinah, Syekh Ali Jaber menerima panduan dari para ulama di Madinah mengenai pendalaman Quran. Beberapa ulama yang menjadi guru Syekh Ali Jaber mirip Syekh Abdul Bari’as Subaity yang diketahui selaku imam masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Biografi Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber juga menerima panduan dari Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ yang dikenali merupakan Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah serta Syekh Muhammad Ramadhan yang merupakan Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi.

Menetap di Indonesia

Setelahnya, beliau mulai banyak berdakwah di masjid di kota Madinah. Beliau juga menjadi guru tahfiz Quran di Masjid Nabawi serta imam shalat di salah satu masjid di Madinah. Syekah Ali Jaber kemudian melayang ke Indonesia dalam rangka berdakwah dan mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2008.

Biografi Syekh Ali Jaber

Disana pula ia berjumpa dengan Umi Nadia yang lalu beliau nikahi. Dari pernikahannya dengan Umi Nadia, Syekh Ali Jaber mempunyai seorang putera yang berjulukan Fahad Ali Jaber. Dan selama tinggal di Lombok, Indonesia, dia menjadi guru hafalan Quran, Imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara.

Dalam kunjungannya ke Jakarta, Syekh Ali Jaber lalu diminta menjadi imam shalat taraweh dan Shalai Ied di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Tak lama kemudian dia juga menjadi guru mengaji di masjid tersebut.

Berdakwah Keliling Indonesia

Dakwahnya yang elok membuat Syekh Ali Jaber mulai diketahui masyarakat Indonesia. Ia banyak mendapatkan ajakan di berbagai kawasan di Indonensia untuk berceramah. Penyampaiannya perihal Quran serta hadist sungguh rinci dan gampang diketahui. Tak heran kalau ia banyak disukai oleh masyarakat.

Dedikasinya yang tinggai dalam berdakwah keliling Indonesia menciptakan pemerintah Indonesia melalui presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperlihatkan Syekh Ali Jaber kewarganegaraan Indonesia tahun 2012. Sejak saat itu, beliau kemudian mulai diandalkan menjadi juri dalam program Hafiz Indonesia yang ditayangkan di RCTI.

Beliau juga berkala dalam mengisi acara berjudul Damai Indonesia yang diadakan di TVOne. Syekh Ali Jjaber bahkan pernah menjadi pemain drama dalam film drama Islami yang berjudul Surga Menanti tahun 2016.

Selama berdakwah keliling Indonesia, beliau pernah mengalami insiden ditusuk oleh orang yang tak diketahui dikala membawakan ceramah di Lampung. Akibat penusukan tersebut, Syekah Ali Jaber mengalami luka tusuk yang menimbulkan ia menerima 10 jahitan di tangannya.

Disamping kesibukannya dalam berdakwah, Syekh Ali Jaber juga mengelola yayasan yang ia dirikan berjulukan Yayasan Syekh Ali Jaber yang beralamat di Jakarta. Yayasan yang dia dirikan ini berfokus pada pengembangan pendidikan khusunya perihal Quran dan Hadist.

Saat wabah covid-19 menyerang, Syekh Ali Jaber juga ikut terpapar virus tersebut. Akibatnya ia kemudian di rawat di rumah sakit dan sempat mengalami kritis sebab gangguan pernafasan yang diakibatkan oleh virus covid-19.

Beberapa lama kemudian kondisinya sempat dinyatakan membaik dan sempat dinyatakan terbebas dari Covid. Namun hanya beberapa hari saja, kondisinya kembali memburuk. Syekh Ali Jaber dinyatakan meninggal pada tanggal 14 januari 2021.

Biografi Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Terkenal Belajar Sampai Ke Libya

Feed,  Tokoh Agama,  Ustadz

Ustadz Adi Hidayat dikenal sebagai salah satu Ustadz yang lagi terkenal di kalangan netizen Muslim. Dalam biografi Ustadz Adi Hidayat dikenali bahwa popularitasnya sebagai seorang pendakwah sedang menanjak. Video-video ceramahnya banyak di tonton oleh jutaan kaum muslim di Indonesia.

Biografi Ustadz Adi Hidayat

Biodata Ustadz Adi Hidayat

Nama Lengkap Adi Hidayat, Lc, MA
Lahir Pandeglang, Banten, 11 September 1984
Agama Islam
Orang Tua Warso Supena (Ayah), Hj.Rafiah Akhyar (Ibu)
Saudara Ade Rahmat, Neng Inayatin, Ima Rakhmawati, Ita Haryati
Istri Shufairok
Anak 2 Orang
Pekerjaan Pendiri Quantum Akhyar Institute, Penceramah

Biografi Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA dilahirkan pada tanggal 11 September 1984 di Pendeglang, Banten. Ayahnya berjulukan Warso Supena dan ibunya berjulukan Hj.Rafiah Akhyar. Adi Hidayat mempunyai 4 orang saudara.

Masa Kecil

Beliau mengenyam pendidikan permulaan di TK Pertiwi Pandeglang di tahun 1989. Setelahnya, orang tuanya memasukkannya di Sekolah Dasar Negeri Karaton 3 Pandeglang hingga ke jenjang kelas 3 SD.

Saat kelas 4 SD, Ia pindah ke SDN III Pandeglang hingga dia final Sekolah Dasar. Semasa kecilnya, Ia ialah siswa yang pandai.

Mimpi Bertemu Rasulullah SAW

Terbukti dia berhasil masuk dalam kelas unggulan disekolah tersebut sekabupaten Pandeglang. Dalam Biografi Ustadz Adi Hidayat seperti dilansir dari detik.com, Sebenarnya Ia ketika itu akan masuk ke sekolah unggulan Sekolah Menengah Pertama 1 Pandeglang, Banten.

Namun alasannya adalah dia menceritakan mimpinya yang berjumpa Nabi Muhammad SAW terhadap orang tuanya, maka kemudian orang tuanya memasukkan anaknya ke sekolah agama.

Adi Hidayat kesudahannya melanjutkan pendidikannya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Disini Adi Hidayat diketahui sebagai siswa berprestasi yang pernah menjadi penceramah cilik dikala wisuda santri.

Setelah akhir Madrasah, Adi Hidayat melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyyah Garut di tahun 1997.

Di Ponpes ini, dia banyak mendapatkan bekal ilmu agama secara lebih mendalam serta pengetahuan yang lain. Di Ponpes ini juga dia meraih sejumlah prestasi. Ia lulus dengan predikat Santri Teladan.

Kuliah UIN Syarif Hidayatullah

Prestasinya yang cemerlang membuat ia diterima masuk jalur PMDK di Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2003.

Belajar di Libya

Namun dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2005, Adi Hidayat mendapat potensi melanjutkan pendidikannya di Kuliyya Dakwah Islamiyyah di Tripoli, Libya.

Di Libya, Ia sungguh intensif berguru mengenai agama islam mulai dari al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah dan lain-lain.

Ustadz Adi Hidayat, Lc, Ma / Sumber : deras.co.id

Ia juga makin mendalami makna Quran dan Hadist dengan mengambil acara khusus berjulukan Lughah Arabiyyah wa Adabuha.

Belajar ke Berbagai Ulama

Dalam Biografi Ustadz Adi Hidayat mirip yang dilansir dari akhyar.tv, Ia juga banyak bertalaqqi atau belajar perihal Alquran dengan para ulama atau Syaikh yang ia temui di Libya dan negara lain yang pernah ia kunjungi.

Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri) mengajarkan Adi Hidayat tentang Quran.

Sementara Syaikh Usamah dari Libya mengajarkan beliau ilmu tajwid. Adapun syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) mengajarkannya mengenai ilmu tafsir.

Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya) menjarkannya tentang ilmu hadist. Dan Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria) mengajarkannya mengenai ilmu fiqh dan ushul fiqh.

Mengenai Ilmu bahasa, Adi Hidayat memperolehnya dari syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa Dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan Sastra), Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (Pakar ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya. dan ilmu tarikh, beliau dapatkan dari Ust. Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya).

Di tamat tahun 2009, Adi Hidayat diangkat sebagai ketua dewan khatib jami Dakwah Islamiyyah Tripoli atau disebut amînul khutabâ. Dengan posisi ini, Ia memiliki hak berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah di Tripoli, Libya.

Selama belajar di Tripoli, Libya, Ustadz Adi Hidayat menyelesaikan pendidikan S1 nya dalam periode waktu 2.5 tahun. Dan jenjang pascasarjana dia tuntaskan dalam waktu 2 tahun di Islamic Call College Tripoli, Libya. Ia juga aktif di jalan masuk televisi at-tawâshul TV Libya dalam program tsaqafah Islâmiyyah.

Kembali Ke Indonesia

Setelah hampir 6 tahun di Libya, Ia lalu kembali ke Indonesia dan berhasil menjinjing membawa gelar L.c (License), gelar sarjana di tempat Timur Tengah.

Di Indonesia, Ia lalu menjadi pengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah di kawasan Lebak bulus, Banten. Setelah itu di tahun 2013, Ustadz Adi Hidayat mendirikan Quantum Akhyar Institute suatu lembaga bimbingan dan kajian islam di Bekasi, jawa Barat. Ia juga melanjutkan pendidikan masternya di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Hingga dikala ini Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA banyak mengisi ceramah ceramah agama di aneka macam daerah. Jamaah yang mengikuti kajiannya sungguh banyak dikarenakan ceramahnya mengenai keislaman sangat mudah dipahami oleh banyak orang. Selain itu video ceramahnya juga banyak ditonton oleh jutaan netizen di Youtube maupun di sosial media seperti Facebook.

Keluarga Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat dikenali telah menikah dengan perempuan berjulukan Shufairok. Dari pernikahannya tersebut, dia dikaruniai dua orang anak laki laki.

Biografi Kh Maimun Zubair (Mbah Moen), Kisah Ulama Kharismatik

Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Agama

TintaTeras.com – Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen). Ia diketahui sebagai kiai atau ulama kharismatik dari Indonesia. Selain menjadi seorang ulama, beliau juga dikenal selaku seorang politikus. Berikut Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen).

Biodata KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Nama Lengkap : KH Maimun Zubair

Dikenal : Mbah Moen

Lahir: Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928

Agama: Islam.

Wafat : Mekkah, Arab Saudi, 6 Agustus 2019

Orang Tua : KH Maimun Zubair (ayah), Nyai Mahmudah (ibu).

Anak : KH Abdullah Ubab, KH Gus Najih, KH Majid Kamil, Gus Abdul Ghofur, Gus Abdur Rouf, Gus Muhammad Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, Sobihah, Rodhiyah

Pekerjaan : Ulama, Pimpinan Pondok Pesantren

Organisasi : Nahdlatul Ulama

Partai politik : Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Beliau lahir dengan nama lengkap Maimun Zubair atau kemudian dikenal dengan nama Mbah Moen. Ia dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Rembang, Jawa Tengah. Ayah KH Maimun Zubair bernama KH Zubair Dahlan dan ibunya bernama Nyai Mahmudah.

Ia lahir dari keluarga yang mempunyai latar belakang agama Islam yang berpengaruh. Ayahnya ialah seorang ulama yang pernah mencar ilmu dengan Syekh Said Al-Yamani dan Syekh Hasan al-Yamani al-Makky.

Riwayat Pendidikan KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Sejak usia kecil, dia dibimbing oleh orang tuanya dengan ilmu agama yang kuat. Ia mencar ilmu agama dari ayahnya dan juga dari para ulama di Serang, Banten.

Dalam riwayat pendidikan KH Maimun Zubair dimengerti bahwa ia pada tahun 1945, ia belajar ke Pesantren Lirboyo yang berada di Kediri, Jawa Timur sampai tahun 1949.

Setelah itu, ia kemudian kembali ke kampungnya, mengamalkan ilmu yang dia dapatkan di pesantren ke penduduk . Kemudian pada tahun 1950, Ia berangkat ke Mekah untuk mencar ilmu dengan ulama di Mekkah.

Salah satunya adalah Sayyid Alawi al-Maliki, Syekh al-lmam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly. Disana ia berguru selama 2 tahun.

Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Ia lalu kembali ke Indonesia dan pergi belajar ke beberapa ulama di tanah Jawa. Gurunya adalah Kiai Baidhowi, Kiai Ma’shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abui Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain.

Selama mencar ilmu dia juga menyusun kitab-kitab yang lalu dijadikan referensi untuk para santri seperti kitab al-ulama al-mujaddidun.

Setelah lama mencar ilmu di Mekkah dan di daerah lain di Jawa, dia kemudian kembali ke Serang, Banten dan mengajar agama disana.

Mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar

Pada tahun 1965, Beliau kemudian mendirikan Pesantren al-Anwar. Pesantren inilah lalu menjadi destinasi para santri yang berguru kitab kuning dan turats. Karena ilmunya yang banyak, masyarakat lalu mengenal Kh Maimun Zubair sebagai ulama kharismatik dan kharismatik.

Selain diketahui sebagai ulama yang aktif dalam mengajarkan ilmu agama ke Masyarakat, KH Maimun Zubair juga dikenal aktif dalam dunia politik serta organisasi.

Karir Politik dan Organisasi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Pada tahun 1971, KH Maimun Zubair menggeluti ke dunia politik menjadi anggota DPR wilayah Rembang sampai tahun 1978. Kemudian pada tahun 1987, dia menjadi Anggota MPR RI utusan Jawa tengah hingga tahun 1999.

KH Maimun Zubair juga diketahui aktif dalam organisasi Nahdatul Ulama yang diresmikan oleh KH Hasyim Asyari. Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa dia pernah menjabat selaku Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah dari tahun 1985 hingga 1990. Beliau juga pernah menjadi Ketua Jam’iyah Thariqah NU.

Selain itu beliau juga aktif dalam organisasi partai seperti menjadi Ketua MPP Partai Persatuan Pembangunan dari tahun 1995 sampai 1999, dan kemudian menjadi Ketua Majelis Syari’ah PPP sejak 2004.

Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa dia menikah dengan nyai Hj Fatimah yang merupakan anak dari KH Baidhowi Lasem. Istrinya Hj Fatimah meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2011.

Dari pernikahannya ini, beliau dikaruniai tujuh orang anak. Namun empat diantaranya meninggal saat masih kecil, sedangkan tiga orang anaknya lainnya dikenali bernama KH Abdullah Ubab, KH Muhammad Najih dan Neng Shobihah.

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) juga dimengerti menikah dengan perempuan berjulukan Nyai Masthi’ah, anak dari KH Idris asal Cepu. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai 8 orang anak, yaitu KH Majid Kamil, Gus Ghofur Gus Ro’uf, Gus Wafi, Gus Yasin, neng Shobihah (meninggal), serta neng Rodhiyah.

Ia juga dimengerti menikah dengan seorang wanita berjulukan Nyai Maryam. Sosok KH Maimun Zubair atau Mbah Moen sangat dihormati oleh masyarakat. Pendidikan Ilmu agama yang didapat olehnya bukanlah dari pendidikan formal tetapi kebanyakan melalui nonformal mirip pesantren dan belajar langsung dari pada ulama.

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) Wafat

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) yang dikenal selaku ulama kharismatik ini wafat di Mekkah pada tanggal 6 Agustus 2019 saat sedang menunaikan haji. Ia kemudian dimakamkan di pemakaman Al Ma’la, Mekkah. yang dihadiri oleh ratusan orang.

Biografi Habib Luthfi, Ulama Paling “Low Profile” Di Kalangan Penduduk

Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Tokoh Agama

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Habib Luthfi. Ia dikenal selaku salah satu ulama yang terkenal di Indonesia. Ulama yang kini menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia ini berasal dari Pekalongan Jawa Tengah. Ia juga diketahui sangat akrab dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Berikut Profil dan Biografi Habib Luthfi.

Biografi Habib LuthfiProfil dan Biografi Habib Luthfi

Habib Luthfi sendiri lahir di Pekalongan pada hari senin pagi pada tanggal 10 November 1946. Jadi, kira-kira usia Habib Luthfi kini ialah 72 tahun.

Beliau yakni seorang putra dari ibu yang bernama Sayidah Al Karimah Syariefah Nur. Ibunya yang diketahui selaku seorang syarifah (keturunan Nabi) memperlihatkan nama yang sangat indah terhadap ia yaitu Habib Luthfi bin Yahya. Ayah Habib Luthfi bernama al Habib al Hafidz Ali al Ghalib.

Pendidikan Habib Lufthfi

Habib Luthfi semenjak kecil memang telah dikenalkan dengan ilmu agama alasannya adalah ayah beliau populer sebagai mahir agama. Dan kalau ditanya siapa guru dari Habib lufthi ialah ayahnya sendiri yang bernama Al Habib Al Hafidz Ali Al Ghalib.

Sedari kecil dia telah terbiasa berguru perihal agama islam dan pastinya ilmu agamanya telah tidak disangsikan lagi. Namun, demi memperdalam ilmu agamanya, tidak cukup dari ayahnya, Habib Luthfi juga menempuh pendidikan agama di Madrasah Salafiah di Pekalongan.

Biografi Habib LuthfiWaktu yang diperlukan ia untuk menuntaskan sekolahnya di madrasah tersebut cuma 3 tahun saja. Untuk dapat menjadi ulama mirip kini, pastinya tidak hanya pendidikan salafiah saja yang sudah ditempuhnya.

Ada beberapa pesantren dan sekolah yang menjadi tempat menimba ilmu habib lutfi. Saat Habib Luthfi berusia 12 tahun, ayahnya Habib Ali meninggal dunia.

Ia lalu mencar ilmu pada pamannya, Habib Muhammad bin Hasyim. Setelah itu dia menempuh pendidikan pesantren di pondok Bondokereo Cirebon dibawah asuhan KH. Muhammad Kaukab. KH. Muhtadi dan KH. Arsyad.

Setelah nyantri di Jawa Barat, ternyata habib lutfi mendapat peluang untuk menempuh ilmu di mancanegara, tepatnya di Hadramaut.

Di sana kira-kira tiga tahun, habib lutfi kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di beberapa pondok pesantren terkemuka, mirip Pondok pesantren Kliwet, Pondok pesantren Tegal, dan Pondok pesantren di Purwokerto.

Bahkan demi menyempurnakan ilmu agamanya, dia pernah mencar ilmu pada ulama besar, Kyai Ma’shum yang berasal dari Lasem, Rembang.

Keluarga Habib Luthfi

Demi memperdalam ilmu agamanya, habib luthfi pernah berguru ke ulama asal Rembang. Ketika itu, ia dikenalkan dengan seorang perempuan yang sekarang menjadi istrinya. Istri dari habib luthfi merupakan kerabat dari Syariefah Salma Binti Yahya.

Habib Luthfi menerangkan bahwa melalui perjodohan, beliau tetap mampu mempertahankan pernikahannya hingga kini. Dari hasil pernikahannya tersebut, habib luthfi dikaruniai 5 putra, orang pria dan 3 orang perempuan.

Putra-putri dari Habib Luthfi berjulukan, SyArief Muhammad Bahauddin, SyAriefah Zaenab, SyAriefah Fathimah, SyAriefah Ummi Hanik, dan SyArief Husain. Putra-putrinya pastinya mempunyai wajahyang tampak dan elok serta semua hampir cendekia dalam ilmu agama.

Pengajian dari Habib Luthfi

Seorang ulama besar mirip Habib Luthfi tentu saja mempunyai kegiatan rutin yang padat. Bahkan beberapa rutinitasnya sudah mempunyai agenda yang tetap.

Adapun beberapa pengajian yang dipimpinnya yakni Pengajian Thariqah tiap Jumat Kliwon Pagi, Pengajian Ilya’ Ulumudin tiap selasa malam, Pengajian Fath Qorib tiap Rabu pagi dan santrinya yaitu para ibu-ibu, Pengajian tiap bulan ramadhan, dakwah di banyak sekali daerah di seluruh Indonesia, dan rangkaian mauled kanzus yang bertempat di 60 daerah secara bergiliran, khususnya di tempat Pekalongan dan sekitarnya.

Peran Habib Luthfi di Organisasi

Selain aktif dalam pengajian, Habib Lutfi juga bergabung dengan beberapa organisasi islam. beberapa jabatan yang pernah diduduki oleh beliau adalah Rais Am Jamiyyah Ahlith ath-Thariqoh al-Mutabaroh An Nahdliyyah.

Biografi Habib LuthfiIa juga saat ini dikenal selaku Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Ketua Majelis Ulama Indonesia di Pekalongan, dan Paguyupan Antar Umat Beriman di Kota tempat kelahirannya.

Semoga info perihal profil dan biografi habib luthfi bermanfaat bagi para pembaca!