TintaTeras

Biografi Donnie Yen – Pemain Drama Film Asia

Aktor,  Artis,  Feed,  Produser,  Profil,  Selebriti,  Seniman,  Sutradara

Biografi Donnie YenDonnie Yen berjulukan lengkap Donnie Yen Ji Dan, dia dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1963. Donnie Yen ialah seorang bintang film laga dari Hong Kong, Ahli bela diri, koreografer, Sutradara, Produser film dan Juara Turnamen Wushu. Ia sering bermain dengan aktor-pemain film ternama dari asia mirip Jackie Chan, Jet Lee, serta Aktris Michele Yeoh. Donnie Yen banyak dikenal orang sebagai tokoh yang mempopulerkan seni beladiri wing Chun yang dikembangkan oleh Ip Man atau Ip Kai Man yang juga merupakan guru beladiri Bruce Lee. Donnie Yen sukses dikenal berhasil berperan selaku Ip Man seorang master beladiri Wing Chun di film Ip Man tahun 2008 yang kemudian berhasil menembus jajaran Box Office. Dampak dari film tersebut menjadikan banyaknya orang yang ingin mendalami beladiri wing chun yang dikembangkan oleh Ip Man. Putra Ip Man yakni Ip Chun bahkan berterima kasih kepada Donnie Yen yang telah memperkenalkan seni beladiri keluarganya dan menciptakan keluarganya dikenal orang. Donnie Yen ialah salah satu pemeran sabung termahal di asia.

Biografi Donnie Yen

Donnie Yen dilahirkan di Taishan, Guangdong, Cina. Ibunya berjulukan Bow sim Mark yang juga seorang master seni bela diri wanita, kemudian ayahnya berjulukan Klyster Yen yang berkerja sebagai editor surat kabar Ketika Donnie Yen berumur dua tahun, keluarganya pindah ke Hong Kong, dan lalu ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat saat Donnie Yen berusia 11 tahun. Adik perempuan Donnie Yen bernama Chris Yen, juga seorang seniman bela diri dan aktris film yang muncu di Film Adventures of Johnny Tao : Rock Around the Dragon yang diproduksi tahun 2007. Di usia mudanya, Donnie Yen di bawah dampak dari ibunya yang mengajarkan Donnie Yen untuk menyebarkan minat dan bakat dalam seni bela diri dan beliau mulai bereksperimen dengan banyak sekali gaya, tergolong t’ai chi dan lainnya tradisional seni bela diri Cina.

Donnie Yen difokuskan untuk berkonsentrasi berlatih seni bea diri wushu setelah putus sekolah . Orang tuanya khawatir bahwa dia menghabiskan waktu terlalu banyak di Combat Zone Boston, sehingga mereka mengirim beliau ke Beijing pada program training wushu selama dua tahun. Ketika Donnie Yen memutuskan untuk kembali ke Amerika Serikat, ia pergi ke Hong Kong dan berjumpa koreografer Yuen Woo ping disana. Donnie Yen juga berlatar belakang dari keluarga musisi. Ibunya yaitu penyanyi sopran, selain menjadi guru seni bela diri di Boston, sementara ayahnya ialah seorang pemain biola. Di usia mudanya, beliau diajarkan oleh orang tuanya untuk bermain alat musik, termasuk piano. Ia juga tahu menari Hip Hop dan breakdance.

Donnie Yen awalnya berperan sebagai seorang stuntman dalam film-film mulanya ialah di Shaolin Drunkard (1983) and Taoism Drunkard (1984) Pada usia 20, Donnie Yen mendapat peran Akting pertamanya dalam film Drunken Tai Chi 1984. Setelah syuting di film Drunken Tai Chi dan Tiger Cage (1988), Donnie Yen membuat terobosan dengan berperan selaku lawan main jet Lee selaku jenderal Nap lan di Once Upon a Time di China II (1992), Ia menjadi musuh bertarung tokoh Wong Fei-hung yang dimainkan oleh Jet Li.

Donnie Yen lalu berperan selaku tokoh utama dalam film Iron Monkey di tahun 1993. Donnie Yen dan Jet Lee tampil bersama lagi di Hero film 2002, di mana Donnie Yen memainkan tombak yang berjuang dengan aksara Jet Lee, seorang pahlawan yang tidak disebutkan namanya. Film ini dinominasikan dalam penghargaan Oscar klasifikasi Bahasa Asing Terbaik di tahun 2003.

Biografi Donnie Yen

Pada tahun 1995, Yen membintangi tugas sebagai Chen Zhen di serial Televisi Fist of Fury yang diproduksi oleh ATV, yang diubahsuaikan dari film 1972 dengan judul yang serupa yang dibintangi Bruce Lee sebagai Chen Zhen. Pada tahun 1997, Yen memulai debutnya sebagai sutradara di perusahaan bikinan Film Bullet, film yang disutradarainya adalah Wolf legend (1997) dan Kiss Balistik (1998), di mana dia memainkan tokoh utama. Donnie Yen melanjutkan untuk peruntungannya di bidang koreografi adegan perkelahian dan muncul dalam peran kecil di beberapa film Hollywood, mirip Highlander : Endgame (2000) dan Blade II (2002).

Pada tahun 2003, Donnie Yen bermain se bagai tokoh antagonis bersama Jackie Chan di Film Shanghai Knights. Donnie Yen yang terus melakukan pekerjaan sama dengan Wilson Yip di film Flash Point (2007) di mana ia membintangi sebagai tokoh utama dan menjabat selaku koreografer produser dan aktor di film. Dia memenangkan Best Action Choreography di Film Awards Golden Horse dan Hong Kong Film Awards untuk penampilannya dalam film Flash Point.

Biografi Donnie YenPada tahun 2008, Donnie Yen membintangi tokoh Ip Man, yang menceritakan perjalanan ahli beadiri wing Chun Ip Man yang merupakan master bela diri dari Bruce Lee. Film Ip Man ditandai kerja sama keempat Donnie Yen dengan sutradara Wilson Yip, mempertemukan ia dengan rekan bintang bintang mirip Sha Po Lang, Sammo Hung dan Simon Yam. Ip Man menjadi film box office cina terbesar hingga saat ini yang menampilkan peran Donnie Yen sebagai tokoh utama.

Pada bulan Agustus 2011, Donnie Yen sedang berlibur dengan keluarganya di Amerika Serikat, beliau mendapatkan ajakan produser Avi Lerner untuk membintangi film The Expendables 2. Namun donnie Yen memikirkan proposal itu,alasannya adalah beliau banyak juga banyak memrankan fim lain saat itu lalu Donnie Yen ke Hong Kong dan mengungkapkan terhadap media bahwa ia sudah menolak tugas yang disediakan tersebut di film The Expendables 2.

Biografi Donnie YenPada September 2011, Yen mengungkapkan bahwa ia mengambil peran komedi di film Ends Well 2012 dan Cop Thunder, dan akan melakukan pekerjaan sama dengan Sandra Ng dalam film pertama. Selain menjadi seorang seniman bela diri dan aktor populer, Yen juga merupakan koreografer kelas dunia, dan di koreografi nya telah diakui lewat aneka macam penghargaan yang sudah dicapainya. Dalam beberapa tahun terakhir, donnie Yen berhasil memasukkan seni bela diri campuran (MMA) dalam koreografi di banyak sekali film,. Dalam bertahun-tahun terakhir, Donnie Yen berkerja selaku koreografer dan mengungguli penghargaan selaku “Aksi Koreografi Terbaik” di Hong Kong Movie Awards pada tahun 2008 dan 2011.

Biografi Donnie Yen

Donnie Yen menggambarkan dirinya selaku seorang seniman bela diri gabungan, dan ini terbukti dari gayanya. Ia belajar wushu dari usia muda, di bawah tutorial ibunya, dan kemudian ingin mencar ilmu taekwondo di kala remajanya, tapi tidak pernah melakukannya. Ketika dikala dia masih sampaumur, dia mendapatkan medali di persaingan wushu yang diselenggarakan di Amerika Serikat, yang dikenal selaku Zona Tempur Boston. Pada dikala itu, tim wushu Beijing memanggil Donnie Yen ke Beijing, Cina, di mana ia mulai pelatihan di Beijing Sports Institute, suatu kemudahan yang sama di mana pemain drama Jet Li berlatih.

Donnie Yen kemudian melanjutkan pengetahuannya tentang beladiri dengan mencari pengetahuan perihal gaya seni bela diri yang lain, ia kemudian akan menerima sabuk dari judo dan Brazilian Jiu Jitsu, dan melanjutkan studi seni beladiri parkour, gulat, Muay Thai, kickboxing, dan tinju di bawah berbagai pelatih bela diri. Menjelang tamat tahun 2007, Donnie Yen menyertakan tata cara bela diri baru dalam gudang keahliannya. Ia ditawari tugas Ip Man seorang grandmaster wing Chun dan guru dari Bruce Lee , dalam film 2008 yang dinamai grandmaster.

Dia bekerja keras dan mencar ilmu tehnik Wing Chun dibawah panduan putra Ip Man tertua, Ip Chun selama 9 bulan sebelum menanggulangi peran. Ip Chun memuji donnie Yen untuk usahanya, dan memuji bahwa Yen yaitu seorang seniman bela diri yang besar dan cepat berguru, dan sudah sukses memahami rancangan sarat Wing Chun jauh lebih singkat ketimbang siapa saja yang sudah dia ajari. Ia berhasil memerankan tokoh Ip Man dalam film Ip Man 1 dan 2 kemudian dia kembali lagi memerankan tokoh tersebut dalam film Ip Man 3 yang dirilis pada desember 2015 beradu akting dengan mantan petinju kelas berat Mike Tyson sebagai musuh mainnya dalam film tersebut.

Untuk kehidupan pribadinya sendiri, Donnie yen menikah dengan Zing-Ci Leung pada tahun 1993. Anak mereka, Man-Zeok Yen, lahir pada tahun 1995. Dari tahun 1995 hingga 2000, Yen terlibat dalam relasi dengan aktris Man Yee “Joey” Meng. Yen menikah Cecilia Wang di Toronto Amerika Serikat pada tahun 2003. TintaTeras.com

Biografi Deddy Mizwar

Artis,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Selebriti,  Sutradara

Biografi Deddy MizwarBiografi Deddy Mizwar. Beliau lahir di Jakarta, 5 Maret 1955 yaitu seorang bintang film senior dan sutradara Indonesia. Kecintaan pemeran orisinil Betawi ini pada dunia seni tidak terbantahkan lagi. Buktinya. selepas sekolah. dia sempat berstatus pegawai negeri pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Namun ayah dari 2 anak ini cuma betah 2 tahun saja selaku pegawai sebab dia lebih gandrung main teater- beliau bergabung di Teater Remaja Jakarta. Selebihnya. jalan hidupnya banyak beliau baktikan pada dunia seni. lebih tepatnya seni tugas. Darah seni itu rupanya mengalir deras dari ibunya. Ny. Sun’ah yang pernah memimpin sangar seni Betawi.

Akhirnya, ia dan ibunya kerap menyelenggarakan kegiatan seni di kampung sekitarnya. “Pertama kali manggung, saat program 17 Agustus-an di kampung. Saya besar hati sekali waktu itu. alasannya ditepukin orang sekampung. Saya pun jadi ketagihan berakting”kenang Deddy. Kecintaannya pada dunia teater sudah mengganti jalan hidupnya. Beranjak cukup umur. sekitar tahun 1973. Deddy mulai aktifdi Teater Remaja Jakarta. Dan lewat teater inilah bakat akting Deddy mulai terasah. Deddy pernah terpilih selaku Aktor Terbaik Festival Teater Remaja di Tainan Ismail Marzuki. Tidak sekedar mengandalkan bakat alam. Deddy kemudian kuliah di LPKJ. namun hanya dua tahun. Memulai karier di film pada 1976. Deddy bekerja keras dan mencurahkan kesanggupan aktingnya. di aneka macam film yang dibintangi. Pertama kali main film, dalam Cinta Abadi (1976) yang disutradarai Wahyu Sihombing. dosennya di LPKJ. dia l3ngsung menerima peran utama. Puncaknya. kiprahnya di film Naga Bonar makin mendekatkannya pada popularitas. Kepiawaiannya berakting membuahkan hasil dengan menjangkau 4 Piala Citra sekaligus dalam FF11986 dan 1987 diantaranya: Aktor Terbaik FFI dalam Arie Hanggara (1986). Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam Opera Jakarta (1986). Aktor Terbaik FFI dalam Naga Bonar (1987). dan Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam Kuberikan Segalanya (1987).

Di awal tahun 90-an. karir Deddy Mizwar meraih puncak. Melalui kekuatan aktingnya yang fantastis. popularitas ada dalam genggamannya. Meski namanya semakin populer. Deddy merasa hampa. Di tengah rasa hampa. pikirannya membawanya kembali pada masa kecilnya. Lahir di Jakarta 5 Maret 1955. ia berkembang di tengah nuansa religius etnis Betawi. la terkenang situasi pengajian di surau yang tenang dan sejuk. Jiwanya ingin kembali merasakan situasi teduh di abad kecil itu. Pergolakan batinnya jadinya rampung sesudah ia meyakini bahwa hidup ini semata-mata beribadah kepada Allah. Sejak itu. Deddy mencar ilmu agama secara intens. Kini segala hal harus bernilai ibadah bagi Deddy. Termasuk pada bidang yang digelutinya yakni dunia perfilman dan sinetron. 

Suami dari Giselawati ini kemudian memutuskan untuk terjun pribadi memproduksi sinetron dan film bertemakan religius sebagai wujud ibadahnya kep3da Allah. Didirikanlah PT Demi Gisela Citra Sinema tahun 1996. Tekadnya telah bulat kendati pada perkembangan berikutnya banyak rintangan dan hambatan dijumpai.

Biografi Deddy Mizwar
Deddy Miswar

Ketika itu sinetron religius Islam masih menjadi barang langka dan kurang mampu diterima pihak stasiun televisi. Kondisi ini tidak menyurutkan langkahnya. Maka dibuatlah sinetron Hikayat Pengembara yang tayang di bulan Ramadhan. Usahanya berbuah hasil. Rating sinetron ini cukup menyenangkan. Setelah itu hampirsemua stasiun televisi menayangkan sinetron religius bulan Ramadhan. Berjuangnya sungguh keras tapi sesudah itu semua orang mampu menikmati.’ kata Deddy gembira.

Diakuinya produk sinetron yang bernafaskan religius Islam susah menerima daerah di stasiun televisi selain di bulan Ramadhan. Hal ini disebabkan stasiun teve terlampau under estimate di samping memang tidak banyak sineas yang hendak membuattayangan sinetron religius di luar bulan Ramadhan. Dalam persepsi Deddy Mizwar. film merupakan salah satu media dakwah yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat luas tergolong kelompok non-Muslim. ‘Saya contohkan sinetron ‘Lorong Waktu’ yang ternyata disukai pula oleh warga non-Muslim. Bahkan. saat ini ‘Lorong Waktu’ diputar ulang di luar bulan bulan rahmat sampai saya berkesimpulan sinetron atau film dakwah tak mesti identik dengan bulan bulan ampunan.’ katanya. Dengan kata lain, masyarakat rupanya mau mendapatkan dan menyambut hangattayangan religius di luar Ramadhan.

Biografi Deddy Mizwar
Deddy Mizwar

Ke depan. Deddy akan terus berusaha konsisten memproduksi film dan sinetron religius.

la juga menyarankan biar umat Islam mendirikan stasiun TV sendiri. sehingga umat Islam memiliki alternatif dalam menentukan stasiun TV maupun acaranya. “Sudah waktunya umat Islam mengisi dan mewarnai acara-acara TV. Saya melihat kesempatanke 3rah itu cukup besar khususnya dari kalangan sineas muda dan mahasiswa. kata pemeran yang telah membintangi sekitar 70 film layar lebar ini penuh optimisme.

Biografi Habiburrahman El Shirazy – Novelis Terkenal

Biografi,  Feed,  Novelis,  Profil,  Sutradara

Habiburrahman El Shirazy, novelis, biografiBiografi Habiburrahman El Shirazy. Ia lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976, Memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil berguru kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 dia merantau ke kota budaya Surakarta untuk berguru di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan akhir pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang diresmikan oleh Imam Al-Baiquri.

Ketika menempuh studi di Kairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997). Pernah terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir (Juli 1996). Dalam perkemahan itu, beliau berkesempatan menawarkan orasi berjudul Tahqiqul Amni Was Salam Fil ‘Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan peserta perkemahan tersebut.

Pernah aktif di Mejelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi koordinator Islam ICMI Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Sastrawan muda ini pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo. Dan sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.

Selama di Kairo, beliau sudah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul Membaca Insanniyah al Islam diangkut dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo) Beberapa karya terjemahan yang telah beliau hasilkan mirip Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah Ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya diangkut dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), dan Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004).

Sebelum pulang ke Indonesia, di tahun 2002, dia dipanggil Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama lima hari (1-5 Oktober) untuk membacakan pusinya dalam momen Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bareng penyair-penyair negara lain. Puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastera (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair negara lain, puisi kang Abik juga diangkut kembali dalam Imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004).

Setibanya di tanah air pada pertengahan Oktober 2002, beliau diminta ikut mentashih Kamus Populer Bahasa Arab-Indonesia yang disusun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, (Juni 2003). Ia juga diminta menjadi kontributor penyusunan Ensiklopedia Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan Pemikirannya, (terdiri atas tiga jilid ditebitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, 2003). Antara tahun 2003-2004, ia mendedikasikan ilmunya di MAN I Jogjakarta. Selanjutnya semenjak tahun 2004 hingga 2006, beliau menjadi dosen Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu Bakar Ash Shiddiq UMS Surakarta.

Kini novelis tersebut tinggal di kota Salatiga. Aktivitas kesehariannya lebih banyak digunakan untuk menyanggupi ajakan mengisi pelatihan dan ceramah, di samping juga menulis novel yang menjadi pekerjaan khususnya dan sesekali menulis skenario sinetron untuk Sinemart (sebuah rumah produksi yang menaungi karya-karyanya di dunia perfilman dan persinetronan).

Kang Abik, demikian novelis ini umumdiundang adik-adiknya, semasa di SLTA pernah menulis teatrikal puisi berjudul Dzikir Dajjal sekaligus menyutradarai pementasannya bareng Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994). Pernah menjangkau Juara II lomba menulis postingan se-MAN I Surakarta (1994). Pernah menjadi pemenang I dalam lomba baca puisi relijius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia Book Fair’94 dan ICMI Orwil Jateng di Semarang, 1994). Pemenang I lomba pidato tingkat sampaumur se-eks Keresidenan Surakarta (diadakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS Surakarta, 1994).

Ia juga pemenang pertama lomba pidato bahasa Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994). Meraih Juara I kontes baca puisi Arab tingkat Nasional yang diadakan oleh IMABA UGM Jogjakarta (1994). Pernah mengudara di radio JPI Surakarta selama satu tahun (1994-1995) mengisi program Syharil Quran Setiap Jumat pagi. Pernah menjadi pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh Kanwil P dan K Jateng (1995) dengan judul goresan pena, Analisis Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja. Beberapa penghargaan bergengsi lain sukses diraihnya antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006. Dari novelnya yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” ia telah memperoleh royalti lebih dari 1,5 Milyar, sedangkan dari buku-bukunya yang lain tidak kurang ratusan juta telah dia kantongi.

Habiburrahman El Shirazy dan Keluarga

Beberapa karya populer yang telah terbit antara lain, Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Diatas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Bertasbih (Republika-Basmala, 2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, Bulan Madu di Yerussalem, dan Dari Sujud ke Sujud (kelanjutan dari Ketika Cinta Bertasbih).

Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga diketahui sebagai sutradara, dai, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, namun juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasaran yaitu Ayat-Ayat Cinta (sudah dibentuk model filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (sudah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem..