TintaTeras

Biografi W.S Rendra – Penyair Indonesia

Biodata,  Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah,  Seniman

Biografi W.S Rendra. Bernama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra, ia lahir di Solo tanggal 7 November 1935. Beliau yakni penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai “Burung Merak”. Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di aneka macam majalah. Rendra yakni anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya yaitu seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Nasrani, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya yaitu penari serimpi di keraton Surakarta.

Masa Kecil WS Rendra

Masa kecil sampai remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu. Ia memulai pendidikannya dari TK (1942) hingga menyelesaikan sekolah menengah atasnya, Sekolah Menengan Atas (1952), di sekolah Kristen, St. Yosef di kota Solo. Setamat SMA Rendra pergi ke Jakarta dengan maksud bersekolah di Akademi Luar Negeri. Ternyata akademi tersebut telah ditutup. Lalu dia pergi ke Yogyakarta dan masuk ke Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada. Walaupun tidak menyelesaikan kuliahnya , tidak berarti beliau berhenti untuk mencar ilmu. Pada tahun 1954 beliau memperdalam pengetahuannya dalam bidang drama dan tari di Amerika, dia mendapat beasiswa dari American Academy of Dramatical Art (AADA). Ia juga mengikuti seminar tentang kesusastraan di Universitas Harvard atas seruan pemerintah lokal.

Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat dikala ia duduk di kursi SMP. Saat itu ia telah mulai memperlihatkan kemampuannya dengan menulis puisi, kisah pendek dan drama untuk banyak sekali kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga cakap di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan khususnya tampil sebagai pembaca puisi yang sungguh berbakat. Ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun tanpa kendala mengalir menghiasi aneka macam majalah pada dikala itu, mirip Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti tampakdalam majalah-majalah pada dekade berikutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.

“Kaki Palsu” yaitu drama pertamanya, dipentaskan saat beliau di Sekolah Menengah Pertama, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” yaitu drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan kado pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada dikala itu beliau sudah duduk di SMA. Penghargaan itu menjadikannya sungguh bernafsu untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak tergolong ke dalam salah satu angkatan atau golongan seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya tampakbahwa ia memiliki kepribadian dan keleluasaan sendiri.

Penghargaan WS Rendra

Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, namun juga di mancanegara. Banyak karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa abnormal, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India. Ia juga aktif mengikuti bazar-pameran di mancanegara, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995). Untuk aktivitas seninya Rendra sudah mendapatkan banyak penghargaan, antara lain Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954) Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956); Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970); Hadiah Akademi Jakarta (1975); Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976) ; Penghargaan Adam Malik (1989); The S.E.A. Write Award (1996) dan Penghargaan Achmad Bakri (2006).

Baru pada usia 24 tahun, dia mendapatkan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra menerima lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Satu di antara muridnya yaitu Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri aristokrat Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan impulsif dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.

Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang tersadar, tutur Sito ihwal Rendra, terhadap Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala tiba dari ayah Sito yang tidak membolehkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Nasrani. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkawinannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.

Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam bekerjsama sudah berlangsung usang. Terutama semenjak antisipasi pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, sebab Islam mampu menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa pribadi beribadah kepada Allah tanpa membutuhkan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Alquran, yang menyatakan bahwa Allah lebih akrab dari urat leher seseorang. Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menimbulkan Rendra dituding selaku haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja.

Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika menyaksikan seekor burung merak berlangsung bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya sampai sekarang. Dari Sitoresmi, beliau menerima empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati. Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Tapi ijab kabul itu harus dibayar mahal alasannya tak usang sesudah kelahiran Maryam, Rendra menceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti tak usang lalu.

Karya Sajak/Puisi W.S. Rendra

  • Jangan Takut Ibu
  • Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
  • Empat Kumpulan Sajak
  • Rick dari Corona
  • Potret Pembangunan Dalam Puisi
  • Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta!
  • Nyanyian Angsa
  • Pesan Pencopet terhadap Pacarnya
  • Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan)
  • Perjuangan Suku Naga
  • Blues untuk Bonnie
  • Pamphleten van een Dichter
  • State of Emergency
  • Sajak Seorang Tua wacana Bandung Lautan Api
  • Mencari Bapak
  • Rumpun Alang-alang
  • Surat Cinta
  • Sajak Rajawali
  • Sajak Seonggok Jagung

Biografi John Lennon

Artis,  Biodata,  Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Feed,  Penyanyi,  Profil,  Sejarah,  Seniman

Biografi John Lennon. Bernama Lengkap John Winston Lennon, ia lahir di Liverpool, Inggris, 9 Oktober 1940 dan wafat di New York City, Amerika Serikat, 8 Desember 1980 pada umur 40 tahun. Ia paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan penggerak politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling berhasil dan sukses sampai saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat bagus.

John memulai karir bareng The Beatles pada 1960. Bersama grup ini beberapa album yang dirilis di antaranya, Please Please Me (1963), With the Beatles (1963), A Hard Day’s Night (1964), Beatles for Sale (1964), Help! (1965), Rubber Soul (1965), Revolver (1966), Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band (1967), The Beatles (1968), Yellow Submarine (1969), Abbey Road (1969) dan Let It Be (1970).

Selama 1970 hingga 1975, John menjalani karir solo, dengan album-album yang dirilis di antaranya, John Lennon/ Plastic Ono Band (1970), Imagine (1971), Some Time in New York City (with Yoko Ono 1972), Mind Games (1973), Walls and Bridges (1974), Rock ‘n’ Roll (1975), Double Fantasy (with Yoko Ono 1980), Milk and Honey (with Yoko Ono 1984), dan lain-lain.

Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, dia juga berhasil dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang sampai kini masih sangat terkenal yakni Imagine, lagu yang kemudian menjadi salh satu himne perdamaian dunia.

Lennon juga memberikan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya yang sinis dalam film-film mirip A Hard Day’s Night (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti In His Own Write, pertemuan pers dan wawancara. Ia memakai kepopulerannya untuk kegiatannya selaku penggerak perdamaian, seniman dan penulis.

Lennon dua kali menikah, ialah dengan Cynthia Powell di tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono di tahun 1969. Ia mempunyai dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang asing.

John Lennon, yaitu salah satu penyanyi dan juga pemain drama legendaris dunia. Terkenal selaku anggota dan pendiri grup band The Beatles, bersama Paul McCartney, George Harrison dan Ringo Starr.

Biografi Mozart – Komponis Terbaik Di Dunia

Biodata,  Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Feed,  Profil,  Sejarah,  Seniman

TintaTeras.com. Tokoh ini populer selaku salah satu komponis paling populer yang pernah hidup di dunia. Dia ialah Wolfgang Amadeus Mozart yang lahir di Salzburg, 27 Januari 1756 dan meninggal di Wina, Austria, 5 Desember 1791 pada umur 35 tahun. Dia yakni seorang komponis. Ia dianggap sebagai salah satu dari komponis musik klasik Eropa yang paling penting dan paling populer dalam sejarah. Karya-karyanya (sekitar 700 lagu) tergolong gubahan-gubahan yang secara luas diakui sebagai puncak karya musik simfoni, musik kamar, musik piano, musik opera, dan musik paduan suara. Contoh karyanya ialah opera Don Giovanni dan Die Zauberflöte. Banyak dari karya Mozart dianggap selaku repertoar standar konser klasik dan diakui selaku mahakarya musik zaman klasik. Karya-karyanya diurutkan dalam katalog Köchel-Verzeichnis.

Mozart, yang dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa tunjangan alat), mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart yakni komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang terpenting adalah Kindersinfonie (“Simfoni Anak-Anak”). Wolfgang yakni anak bungsu dari tujuh bersaudara yang meninggal prematur. Hanya beliau dan Maria Anna Mozart (“Nannerl”) yang bertahan hidup sampai cukup umur. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melaksanakan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama ketika berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain yaitu Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold menghimpun semua komposisi ini tanpa sepengetahuan anaknya. Demikian halnya dengan Nannerl, dia juga adalah pemain keyboard yang sangat handal. Leopold yang memperoleh talenta kedua anaknya merasa “terpanggil” untuk memamerkan mereka ke seluruh Eropa.

Mozart kemudian dibawa untuk bermain piano di depan raja Bayern di München. Pada bulan September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah konser ini, Mozart mesti mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun adalah Paris (1763, 1765) dan London (1764-1765). Di tempat-tempat tersebut, Mozart mengadakan konser di depan raja-raja dan juga diuji oleh mereka. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema yang diberikan oleh penguji dengan mata yang ditutup selembar kain. Mozart disambut sebagai anak aneh di segala tempat. Di London, dia juga bertemu dengan anak dari Johann Sebastian Bach, yaitu Johann Christian Bach yang sering diundang sebagai English Bach. Mozart memainkan piano sonata dalam empat tangan sembari duduk di pangkuan Bach.

Simfoni-simfoni dari Bach dan Carl Friedrich Abel mempengaruhi simfoni-simfoni Mozart yang pertama (K.16 & K.19), yang pada tahun 1764 & 1765. Pada 1767, Mozart menggubah beberapa piano sonata dari komponis-komonis lain dan menjadikannya menjadi empat buah piano Concerto pertamanya (K.37, K.39, K.40, K.41). Pada tahun 1768, atas ajakan Kaisar Wina, Mozart menggubah Opera buffa (komik opera), La Finta Semplice (namun tak terpentaskan) dan operetta Bastien und Bastienne.

Pada tahun 1769, Mozart menyelenggarakan perjalanan ke Italia. Hasil perjalanan ini cukup baik, Mozart sangat produktif dalam penciptaan komposisi. Dia menggubah opera Mitridati, rè di Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keduanya mendapat berhasil besar dalam pertunjukannya di Milano. Mozart juga mencipatakan banyak simfoni selama perjalanan ini, dan dipengaruhi para komponis-komponis italia seperti Sammartini. Di Bologna, Mozart juga mempelajari Kontrapung pada guru komposisi yang paling terkenal pada kurun itu, Padre Martini.Sebelum kembali dari Italia, Mozart tinggal bersama ayahnya selama sepuluh minggu di Wina, Leopold tak mau Mozart kembali dan melakukan pekerjaan menjadi “tukang” musik yang tak terlalu dihargai di Salzburg. Leopold berupaya mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, tetapi tak berhasil. Sebenarnya, perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya ke seluruh Eropa tak terlalu disenangi oleh Kaisar Austria.

Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang modern dan dia juga berteman dengan Michael Haydn (1737-1806), adik dari Joseph Haydn. Salah satu karya yang penting pada pada periode ini yakni K.183, Simfoni No. 25 in G Minor (1773) dan K. 201, Simfoni in A Major (1774). Pada ketika yang sama di Salzburg, Uskup Segismundo meninggal dunia dan digantikan oleh Hieronymous von Colloredo yang otoriter dan enerjik. Sekembalinya dari Italia, Mozart menjabat sebagai Maestro kapel di Salzburg.

Uskup Colloredo yang tak terlalu terpikatpada musik, menciptakan Mozart merasa kesal khususnya alasannya sikapnya yang sering meremehkan Mozart. Untuk melewatkan rasa ketidaksukaannya pada Colloredo, Mozart menjadi cukup rajin bekerja, beliau mengerahkan kemampuannya untuk penciptaan aneka macam komposisi. Pada ulang tahunnya yang ke-21, jumlah komposisinya sudah mencapai tiga ratus buah. Pada tahun 1777 Mozart mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Maestro dan ia mengawali karirnya sebagai musisi freelance di Wina. Karya-karya pentingnya dari 1775-1777 tergolong sonata-sonata piano yang pertama, lima Violin Concerto, dan beberapa Piano Concerto, opera La jardinera gingida termasuk karya agungnya yang pertama K.271 dalam Eb Major.

Mozart sekeluarga berencana untuk pergi dan berkarir di Paris. Namun Leopold yang masih terikat kontrak kerja dengan Kapel Uskup Agung Salzburg tak dapat pergi sehingga Mozart pergi ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September 1777, dan perjalanannya mengkonsumsi waktu 16 bulan. Sebelum hingga di Paris, mereka singgah dan menetap selama sementara waktu di München dan Mannheim. Di Mannheim, Mozart berteman dengan komponis Cannabich dan Holzbauer. Ia mencoba menerima jabatan di sana lewat Pangeran Mannheim tetapi tak berhasil. Alasan utama Mozart menetap lebih usang di Mannheim yakni alasannya adalah ia berjumpa dan jatuh cinta terhadap Aloysia Weber, seorang penyanyi sopran berusia 16 tahun.

Leopold yang mengenali hal ini menulis surat yang mengatakan bahwa Mozart harus menetapkan pilihannya sendiri, apakah dia mau cuma menjadi ‘artis jalanan yang hendak dilupakan orang seiring berjalannya waktu atau menjadi seorang musisi yang terkenal, dicintai dan ditulis di aneka macam buku’.

Mozart juga memperoleh komposisi 6 duetti a Clavicembalo e Violino dari Joseph Schuster dan mengirimnya ke Nannerl. Dia menulis surat ke ayahnya ‘Jika aku tinggal di sini, aku juga akan menciptakan enam buah dalam gaya yang serupa karena mereka cukup laris di sini’

Walau kecewa (dan juga karena cintanya ditolak Aloysia), Mozart meneruskan perjalananya ke Paris. Di Paris, Mozart mulai melakukan pekerjaan dengan memberi les-belajar khusus, dan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan selera orang Perancis. Mozart mendapat kesempatan untuk mementaskan karyanya oleh Concert Spirituel. Salah satu karya yang terpenting yaitu K.297, Simfoni No. 31 ‘Paris’. Namun, setelah pementasan ini, tak usang ibu Mozart jatuh sakit alasannya demam tinggi dan meninggal pada 3 Juli 1778. Teman Mozart di Paris, seorang darah biru bernama Grimm menuliskan surat pada Leopold bahwa tak ada abad depan bagi Mozart di Paris utamanya sebab adanya kontroversi antara para penunjang Gluck dan penunjang opera Italia sehingga Mozart tak diamati.

Leopold lalu sukses menerima jabatan organis di Istana Salzburg dengan honor yang lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya. Sebelum berangkat dari Paris, Mozart berjumpa kembali dengan J.C. Bach yang sedang mementaskan Opera. Karya-karya penting selain simfoni ‘Paris’ yakni beberapa Violin Sonata termasuk K.304 Violin Sonata in E Minor, K. 299, Concerto for Flute and Harp in C Major, dan K.310, Sonata in A Minor, salah satu sonata Mozart yang memiliki suasana yang kelam karena ini diciptakan Mozart untuk ibunya yang meninggal.

Mozart pulang melalui Mannheim namun orkestra Mannheim yang populer telah pindah ke München. Mozart kemudian pergi ke München dan tinggal selama sementara waktu dengan keluarga Weber. Di sini, Mozart mengalami patah hati alasannya adalah Aloysia mendapatkan jabatan sebagai soprano dan tak mengacuhkan eksistensi Mozart.

Leopold menjadi kesal atas penundaan Mozart dan sikapnya yang kurang bertanggung jawab akan suatu jabatan penting. Dia cemas bila-kalau jabatan organis itu diberikan orang lain. Mozart pulang ke Salzburg dan dia eksklusif mendapat jabatan selaku organis di sana. Tugasnya antara lain bermain organ di katedral, istana, dan kapel istana, menggubah lagu pesanan, dan mengajar paduan bunyi bawah umur.

Tahun 1779 dan 1780 berjalan tanpa banyak peristiwa. Karya-karya pentingnya pada kurun ini tergolong K. 364, Sinfonia Concertante in Eb, Simfoni no. 32-34, beberapa Concerto, serenade, divertimento, musik gerejawi yang termasuk K. 317, Missa Coronation dan K. 339, Vesparae.

Mozart, walau mendapat jabatan penting selaku organis masih tidak mampu akur dengan Colloredo. Pada trend panas 1780, Mozart mendapat pesanan opera Idomeneo. Mozart melihat peluang ini selaku kemungkinan melepaskan diri dari Colloredo secara perlahan-lahan.

Pertunjukkan Idomeneo berlangsung berhasil dan disambut hangat oleh publik. Keluarga Mozart kemudian pergi ke Ausburg untuk menghadiri perayaan karnaval dan pesta tradisional di kota tersebut. Namun tak disangka, Colloredo ternyata juga hadir dalam pesta itu. Dia memaksa Mozart untuk pergi ke Wina bersama rombongannya dan menghadiri penobatan Kaisar Joseph II.

Di Wina Mozart diperlakukan secara tidak hormat sampai-hingga berujung ke pertengkarannya dengan Colloredo. Pada 9 Mei 1781, Mozart berantem jago dengan Colloredo dan meminta dirinya diberhentikan, tetapi ditolak. Satu bulan kemudian, Mozart dipecat secara tidak hormat. Ia pindah rumah ke keluarga Weber di Wina. Ia tidak kembali ke Salzburg.

Aloysia Weber sudah menikah dengan seorang pemain film, namun Mozart terpikat oleh Constanze Weber, anak ketiga keluarga Weber. Ayahnya sama sekali tak menyepakati hubungan Mozart itu. Untuk meredakan ketegangan, Mozart pindah ke rumah sendiri pada September 1781. Pada 15 Desember 1781, Mozart mengakui hubungannya dengan Constanze. Leopold tetap tidak merestui korelasi tersebut.

Sebenarnya, Mozart tidak mampu melepaskan diri karena ibu Konstanze mengancam kalau relasi mereka putus, Mozart mesti mengubah uang kompensasi yang telah banyak dikeluarkan.

Pada 4 Agustus 1782 Mozart menikahi Constanze di katedral St. Stefanus. Keesokan harinya, Mozart mendapat surat dari Leopold yang isinya merestui kekerabatan mereka walau surat tersebut bernada masbodoh. Pernikahan Mozart cukup bahagia walau mereka lumayan banyak menghadapi tantangan hidup. Mozart senantiasa mengalami krisis uang tetapi dia tak pernah hidup dalam kemiskinan, dan dari enam anaknya, cuma dua yang hidup.

Mozart mencari nafkah dengan mengajar tiga atau empat murid yang kaya dan memainkan konsert-konsert di rumah aristokrat di Wina. Pada Desember 1781, Mozart tampil di Istana Kaisar dalam sebuah pelombaan informal dengan Muzio Clementi. Mereka berdua membuat improvisasi secara perorangan dan tolong-menolong memainkan sonata. Meskipun Mozart dianggap menang dalam lomba tersebut, tapi harapannya untuk menerima jabatan di istana tak tercukupi.

Pada 16 Juli 1782, Mozart menggelar opera Die entfuhrung aus dem Serail. Opera ini mendapatkan sambutan meriah dari publik. Kaisar Joseph II menyampaikan pada Mozart bahwa opera tesebut mempunyai “nada yang aneka macam” dan Mozart menjawab “jumlah nada yang tepat secara persis, Baginda“. Bahkan Gluck meminta pentasopera tersebut diulang.

Pada tahun yang serupa, ia sering bermain secara rutin di rumah Pangeran Gottfried von Swieten. Swieten yang terpesona dengan musik Barok ternyata menghipnotis Mozart dalam pembuatan komposisi. Mozart menyebarkan gaya kontrapung dalam musiknya.

Pada tahun 1784, Mozart bergabung menjadi anggota Freemason, suatu serikat yang mendukung ilham persaudaraan di bawah Tuhan. Berkat serikat inilah Mozart mampu meminjam uang pada ketika ia perlu.

Puncak karier Mozart terdapat di abad 1784-1786. Mozart sungguh bersungguh-sungguh menggubah. Dia menciptakan duabelas Concerto dan dianggap para musikolog selaku karyanya yang terpenting. Walau Kaisar Joseph II ikut mendengar konser Mozart, hal itu sama sekali tak membantu keuangannya. Mozart diberi jabatan sebagai pemusik istana dengan gaji yang tak terlalu besar.

Le Nozze di Figaro (“Pernikahan Figaro”) dipentaskan pertama kali di Wina pada tahun 1786 dan meraih berhasil sehingga Mozart membawanya ke Praha (ibukota Ceko) dengan keberhasilan lebih besar lagi.

Mozart menggubah beberapa karya lagi antara lain K. 505, Simfoni No. 38 in D Major ‘Prague’. Berkat kesuksean Le Nozze di Figaro, Mozart antusiasuntuk membuat opera baru antara lain Don Giovanni, sebuah komik opera. Mozart untuk pertama kali memakai trombon pada operanya, hal inilah yang mengakibatkan munculnya imbas yang cukup dramatis. Pada tahun 1787, Leopold meninggal dunia dan cukup menghipnotis karya Mozart.

Simfoni-simfoni terakhir Mozart, Simfoni No. 39, 40, dan 41 ‘Jupiter’ tak dikenali secara pasti apakah mereka dipentaskan sebelum Mozart meninggal atau tidak. Pada animo semi tahun 1789, Mozart pergi ke Berlin tampil sebagai pianis di depan Pangeran Sachsen di Dresden, dia juga bermain organ di Thomaskirche di Leipzig. Dia juga memainkan konser privat di depan Friedrich Wilhelm II, di kunjungannya ke Potsdam dan Berlin. Wilhelm II memintanya membuat enam kuartet piano dan enam piano sonata yang sayangnya tak sempat tertuntaskan oleh Mozart.

Kembali ke Wina, Mozart mementaskan operanya, Die Zauberflote (“Seruling Ajaib”). Opera ini berhasil besar, libretto-nya ditulis oleh Emanuel Schikaneder (1751-1812). Setelah opera ini tamat, Mozart mendapat pesanan dari Pangeran Franz von Walsegg untuk membuat sebuah Requiem yang bermaksud menimbulkan komposisi tersebut sebagai karyanya untuk mengingat istrinya yang telah meninggal. Mozart tak sempat menuntaskan karya besar ini kemudian diteruskan oleh muridnya, Franz Xaver Süssmayr. Menurut beberapa sumber, Mozart tak sanggup menyanyikan bab Lacrimosa ketika sedang memainkan lagu ini dengan teman-temannya. Dari musiknya yang kelam, Franz Beyer mengomentari, dalam album Requiem ‘Aku mampu mendengar bunyi Mozart, yang berbicara untuk kepentingannya sendiri, dengan kondisi yang mendesak, seperti anak kecil yang sakit dan melihat ibunya dengan penuh keinginan dan cemas akan perpisahan’. Mozart juga mengalami takut akan ajal. Pada tanggal 5 Desember 1791, Mozart meninggal, jam satu pagi.

Sebab-musabab Mozart meninggal tak pernah tercatat dengan terang. Para musikolog membuat beberapa praduga kemungkinan kenapa kuburan Mozart tak dimengerti letaknya.

  • Mozart diracuni Salieri yang ialah saingannya. Ada jurnal di Eropa yang mengatakan Salieri mengakuinya sebelum dia meninggal di tempat tidurnya (1825), walau ada dongeng lain yang menentang hal ini.
  • Pada pemakaman Mozart terdapat angin ribut salju sehingga keluarganya tak mampu mengikuti pemakaman. Cerita ini disangkal oleh catatan cuaca Wina.
  • Tubuh Mozart dipindahkan ke daerah lain alasannya adalah keluarganya tak membayar ongkos penguburan.