Van Gogh dikenal sebagai pelukis terkenal dengan aliran post-impressionism. Karya lukisannya termasuk karya seni yang terbaik, paling populer, dan termasuk paling mahal di dunia. Lukisannya beraliran post impressionisme mewakili abad spontanitas emosional dalam seni lukis.
Salah satu lukisan Van Gogh bahkan dihargai lebih dari 1 triliun rupiah. Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis paling besar dalam sejarah seni Eropa. Namun simpulan hidupnya amat tragis sebab dianggap ajaib dan memutuskan bunuh diri. Bagaimana kisahnya?
Biografi van Gogh
Nama lengkapnya ialah Vincent Willem van Gogh lahir tanggal 30 Maret 1853 dan wafat tanggal 29 Juli 1890. Ia ialah sulung dari 6 bersaudara. Ayahnya merupakan pendeta protestan di Groot Zundert, Belanda. Vincent adalah orang yang muram, gelisah, dan temperamental, namun pengetahuannya sangat luas.
Hal ini dapat dilihat di 700 surat yang dikirimkannya pada kerabat yang paling dikasihinya, Theo. Saudaranya itu juga bertugas sebagai manajernya. Surat-surat ini kemudian diterbitkan sebagai catatan kehidupan Van Gogh pada 1911.
Pada periode mudanya, ia bekerja pada sebuah perusahaan pedagang karya seni. Setelah beberapa waktu melakukan pekerjaan selaku guru, Ia kemudian menjadi seorang misionaris yang melakukan pekerjaan di kawasan pertambangan yang sungguh miskin.
Belajar ke Belanda
Pada usia 16 tahun, beliau pergi belajar ke Den Haag, Belanda. Disana dia juga bekerja pada pamannya. Profesi pamannya ialah pedagang karya seni yang menjadi rekananan perusahaan internasional. Ini menciptakan van Gogh mengenal dunia seni.
Disana van Gogh mulai belajar melukis pada Anton Mauve. Setelah gagal menangani klien, dia diantarke London dan lalu berpindah-pindah ketempat paman-pamannya lainnya.
Kemampuannya dalam berkhutbah mengejutkan siapa pun. Ia pun kemudian mencar ilmu injil di Belgia. Namun dia tak final alasannya melakukan pekerjaan selaku pendeta dikalangan pekerja tambang miskin disana.
Pada usia 27 tahun, beliau kembali ke Belanda. Disana beliau menciptakan suatu karya lukisan ihwal kemanusiaannya yang berjudul The Potato Eaters (1885). Lukisan tersebut gelap dan muram. Lukisan itu juga mengungkapkan kesedihan dan kemiskinan orang-orang dalam lukisannya.
Ia lalu mengasah bakat seninya dengan mendaftar di sekolah tinggi seni di Antwerpen, Belgia. Namun gres beberapa hari, dia menentukan pergi sehabis sehabis gurunya mengatakan bahwa sapuan kuasnya terlalu berat.
Pindah ke Perancis
Di Belgia, ia sempat dipengaruhi gaya lukisan Peter Paul Rubens dan pelukis Jepang bernama Hokusai. Setelah itu ia bareng dengan Theo pergi ke Paris, Perancis pada tahun 1886. Setelah itu, Vincent pindah ke Arles, Perancis sementara Theo tetap tinggal dan bertugas menjual lukisan van Gogh.
Ia lalu memutuskan memakai warna-warna cerah dalam lukisannya. Tujuannya untuk mengungkapkan simbolime dalam lukisannya wacana ladang-ladang, pohon-pohon dan kehidupan pedesaan. Ini tampakdalam lukisan van Gogh berjudul Light watch tahun 1888 dan Starry Night tahun 1889.
Ia juga memanggil pelukis Paul Gauguin untuk bergabung. Namun mereka bertengkar dan Gauguin memilih pergi. Ini kemudian membuat Van Gogh mengalami frustasi berat.
Awalnya dia mengikuti tipikal pelukis di zamannya dengan gaya impresionisme. Namun dia mencicipi ketidakpuasan terhadap pengekangan mulut seni. Khususnya oleh pakem impresionisme menciptakan ia beralih pada gaya ekspresionisme.
Dianggap Gila dan Bunuh Diri
Ia diagnosa menderita epilepsi yang cukup parah. Diagnosa ini dibuat oleh 2 orang dokter berlawanan yang merawatnya. Ia bahkan juga pernah memotong telinganya sendiri alasannya adalah frustasi.
Pada selesai hidupnya, beliau merasa dirinya menjadi asing. Akibatnya dia lalu dikirim ke rumah sakit jiwa Saint Paul-de-Mausole di Perancis. Namun walaupun selaku pasien rumah sakit jiwa, dia tetap melukis.
Setelah dinyatakan sembuh dari kejiwaannya, Ia lalu keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal di sebuah gubukan. Namun disana depresinya belum hilang total. Ia lalu menembak dirinya sendiri pada tanggal 27 Juli 1890.
Ia ditemukan oleh pemilik pondokannya di hutan dalam kondisi sekarat. Dua hari setelahnya, Van Gogh meninggal dunia. Ia pun dimakamkan di samping kakaknya, Theo. Faktanya selama periode hidupnya, Vincent Van Gogh cuma memasarkan 1 lukisan yang berjudul “Red Vineyard at Arles” tahun 1889.
Mengapa Lukisan van Gogh sungguh Mahal?
Ketika beliau masih hidup, karyanya tidak sesuai dengan selera seni saat itu sehingga lukisannya hanya terjual 1 buah saja. Kritikus seni pada zaman itu sering menyeroti gaya lukisan van Gogh karena membuat terobosan baru. Dan terobosan ini menjadi sebuah pionir dalam seni mirip Pablo Picasso.
Setelah kematiannya, saudara iparnya yang bernama Jo tetap mempertahankan seni dari van Gogh dan terus mengiklankan reputasinya. Lambat laun, Banyak kolektor mulai membeli karya lukisan van Gogh. Kemudian keterampilan serta orisinalitasnya mulai dihargai.
Beberapa lukisan van Gogh mirip Lukisan Labourer in a Field terjual senilai 81 juta dollar pada tahun 2017. Lukisan tersebut menjadi salah satu lukisannya yang sangat mahal, khususnya alasannya nilai historisnya yang meraih rekor nilai penjualan tertinggi.