TintaTeras

Biografi Sayuti Melik, Cerita Pendekar Nasional Indonesia

Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

TintaTeras.com – Profil dan biografi Sayuti Melik singkat dan jelas. Sayuti Melik diketahui selaku salah satu jagoan nasional Indonesia yang tidak terpisahkan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Sayuti Melik diketahui selaku pengetik naskah teks proklamasi yang hendak dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sayuti Melik dikenal juga selaku seorang wartawan serta politisi. Berikut profil dan biografi Sayuti Melik secara singkat dan jelas.

Biografi Sayuti Melik

Sayuti Melik dilahirkan dengan nama lengkap Muhammad Ibnu Sayuti. Beliau dilahirkan di Sleman Yogyakarta pada tanggal 22 November 1908.

Biografi Sayuti Melik

Sayuti Melik ialah anak dari pasangan Partoprawito dan Sumilah. Sayuti Melik ialah anak dari seorang kepala desa yang berada di Kabupaten Sleman.

Semangat nasionalisme tumbuh dalam diri Sayuti Melik dikala ia berguru di sekolah guru yang berada di Solo pada tahun 1920. Sejarah perjuangan Sayuti Melik dimulai dengan semangatnya yang tinggi menentang Para penjajah. Ia lalu rajin menulis tulisan yang menciptakan beliau kemudian pernah ditahan oleh pemerintah Belanda.

Berkali-kali Masuk Penjara

Dalam biografi Sayuti Melik dimengerti bahwa pada tahun 1926 dia dituduh membantu PKI, Akibat tuduhan tersebut Sayuti Melik lalu ditahan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Berkali-kali dipenjara Ia juga pernah diasingkan ke luar tempat mirip Boven Digul di Papua.

Terakhir beliau kemudian dipindahkan ke penjara di Jakarta. Walaupun berkali-kali dipenjara, Sayuti Melik makin kritis dalam mengkritik pemerintah Hindia Belanda.

Setelah itu beliau lalu keluar dari penjara. Di tahun 1938 Sayuti Melik lalu menikah dengan wanita pujaannya yang bernama SK Trimurti. Dari pernikahannya tersebut Sayuti Melik mempunyai dua orang anak berjulukan Moesafir Karma Boediman dan Heru Baskoro.

Di Semarang, Sayuti Melik dengan istrinya kemudian mendirikan penerbitan bernama Koran Pesat. Namun alasannya adalah tulisan-tulisannya yang selalu mengkritik pemerintah Hindia Belanda membuat Sayuti Melik dan istrinya beberapa kali ditahan yang dipenjara.

Saat Jepang berkuasa di Indonesia, koran Melik Sayuti Melik dan istrinya lalu dibredel. Ia dan istrinya kemudian ditangkap oleh prajurit Jepang. Menjelang kemerdekaan Indonesia, Sayuti Melik lalu menjadi salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Ketika Jepang kalah dalam perang dunia II pada tanggal 16 Agustus 1945, Berita kekalahannya kemudian terdengar ke Indonesia.

Sayuti Melik yang masuk dalam kaum muda bersama dengan Chairul Saleh, Sukarni, Wikana serta para pemuda lainnya Kemudian mendesak Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta supaya secepatnya memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Sayuti Melik bareng para pemuda lainnya kemudian menculik Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta pada tanggal 16 agustus 1945 dan membawanya ke Rengasdengklok dimana kejadian ini lalu dikenal dengan nama insiden Rengasdengklok.

Pengetik Naskah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Soekarno dan Muhammad Hatta beserta para tokoh yang lain kemudian merumuskan penyusunan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di rumah Laksamana Maeda.

Setelah teks proklamasi tamat disusun, Terjadi perdebatan antara Siapa yang berhak dalam menandatangani naskah teks proklamasi tersebut.

Sayuti Melik lalu merekomendasikan semoga Soekarno dan Muhammad Hatta yang menandatangani teks proklamasi tersebut. Dan ajuan tersebut lalu diterima.

Biografi Sayuti Melik

Naskah teks proklamasi yang masih ditulis tangan tersebut kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Ia kemudian mengganti kalimat dalam teks proklamasi ‘Wakil-wakil bangsa Indonesia’ menjadi ‘Atas nama bangsa Indonesia’.

Biografi Sayuti Melik

Setelah kemerdekaan Indonesia resmi diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Sayuti Melik kemudian masuk dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNPI).

Ditangkap Oleh Pemerintah Sendiri.

Pada tahun 1946, Sayuti Melik kemudian ditangkap oleh pemerintah Indonesia atas tuduhan terlibat dan bersekongkol dalam peristiwa 3 Juli 1946. Penangkapan ini atas perintah Mr. Amir Syarifuddin.

Peristiwa insiden 3 Juli 1946 ialah kejadian percobaan perebutan kekuasaan oleh golongan oposisi yang bernama kelompok Persatuan Perjuangan kepada pemerintahan Indonesia yang kurun itu dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir dalam kabinet Syahrir II.

Namun Sayuti Melik lalu dibebaskan sesudah dinyatakan tidak bersalah oleh Mahkamah Tentara. Sayuti Melik kemudian ditangkap oleh Belanda ketika terjadi Agresi Militer Belanda II. Dia lalu di penjara di wilayah Ambarawa.

Setelah Konferensi Meja Bundar tahun 1950 disepakati antara Indonesia dan Belanda, Sayuti Melik kemudian dibebaskan. Karir politik Sayuti Melik dimulai dikala ia diangkat sebagai anggota DPR-GR dan menjadi anggota MPRS selaku wakil cendekiawan dan juga wakil angkatan ‘45.

Berani Menentang Presiden Soekarno

Ketika Presiden Soekarno berkuasa, Sayuti Melik Justru orang yang berani menentang gagasan perihal Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) yang diajukan oleh Presiden Soekarno. Dia juga orang yang menentang saat Presiden Soekarno diangkat oleh MPRS sebagai presiden seumur hidup.

Tulisan-tulisan Sayuti Melik juga banyak mengkritisi tentang PKI yang dianggap yang dianggap sebagai penjilat penguasa. Padahal dulunya ia sangat tertarik pada pemikiran komunisme dikala Indonesia belum merdeka. Tulisan-tulisan Sayuti Melik lalu tidak boleh beredar oleh penguasa kurun itu.

Ia diabaikan oleh pemerintah Orde usang Soekarno, Walaupun pada kala Persiapan Kemerdekaan Indonesia ia sungguh bersahabat dengan Soekarno dan selaku salah satu orang yang terlibat dalam proses penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Menjadi Anggota MPR-DPR Pada Masa Orde Baru

Pasca Presiden Soeharto berkuasa, Nama Sayuti Melik kembali naik daun. Ia kemudian bergabung dengan Partai Golkar yang kalah itu menjadi partai milik penguasa. .Sayuti Melik menjadi anggota MPR/dewan perwakilan rakyat Pada tahun 1971 dan 1977.

Sayuti Melik sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia juga memperoleh penghargaan dari pemerintah Indonesia. Adapun penghargaan Sayuti Melik Ya itu ia mendapatkan tanda jasa Bintang Mahaputra tingkat V Dari Presiden Soekarno pada tahun 1961.

Penghargaan Sayuti Melik

Pada periode Orde gres, Sayuti bergabung dengan Golkar dengan menjadi anggota MPR/DPR tahun 1971 dan 1977. Sayuti pernah menerima Bintang Mahaputra Tingkat V pada 1961 dari Presiden Soekarno dan Bintang Mahaputra Adipradana II dari Presiden Soeharto 1973.

Sayuti Melik juga memperoleh penghargaan bintang Mahaputra Adipradana II Dari Presiden Soeharto pada tahun 1973. Sayuti Melik sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia meninggal dunia pada tanggal 27 Februari 1989. Ia kemudian dimakamkan di taman pemakaman pahlawan Kalibata Jakarta.

Biografi Puan Maharani, Cucu Soekarno Dan Perempuan Pertama Yang Menjadi Ketua Dpr Ri

Feed,  Politikus,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Wanita

Puan Maharani diketahui sebagai salah satu politikus dan wanita pertama yang menjabat sebagai ketua dewan perwakilan rakyat RI. Ia ialah anak perempuan dari Megawati Soekarnoputri yang merupakan mantan presiden Indonesia kelima. Ia juga ialah cucu dari presiden pertama Indonesia adalah Ir. Soekarno. Ia merupakan calon kandidat presiden Indonesia yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan.

Biodata Puan Maharani

Nama Lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala
Lahir Jakarta, 6 September 1973
Agama Islam
Orang Tua Taufik Kiemas (ayah), Megawati Soekarnoputri (ibu)
Suami Happy Hapsoro
Anak Praba Diwangkara Caraka Putra Soma, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari
Profesi Politikus, Ketua dewan perwakilan rakyat RI, Ex Kementrian Kordinator PMK RI.

Profil dan Biografi Puan Maharani

Puan Maharani lahir dengan nama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala pada tanggal 6 September 1973 di Jakarta. Ia ialah anak dari Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri yang diketahui selaku mantan Presiden Indonesia kelima.

Puan juga ialah cucu dari Proklamator Indonesia yaitu Ir Soekarno. Ia diketahu memiliki dua saudara pria berjulukan Muhammad Prananda Prabowo dan Mohammad Rizki Pratama.

Masa Kecil dan Riwayat Pendidikan Puan Maharani

Karena beliau merupakan anak wanita satu-satunya dikeluarga, semasa kecil dia sering dimanja oleh orang tuanya. Cucu dari Bung Karno ini mengawali pendidikannya di SD Perguruan Cikini.

Ia dikenali lulus pada tahun 1985. Tamat dari sana, dia lalu melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Perguruan Cikini. Disinilah beliau mulai mengenal apa itu politik.

Dimana dikala itu, ibunya yakni Megawati Soekarnoputri mulai aktif dalam dunia politik. Ia juga melihat bagaimana kerasnya tekanan politik penguasa periode itu terhadap usaha ibunya.

Tamat SMP, Ia kemudian masuk di SMA Perguruan Cikini. Masa remajanya, dia banyak mengawalibunya berkeliling dalam kegiatan politiknya.

Dalam biografi Puan Maharani dikenali bahwa sehabis lulus Sekolah Menengan Atas pada tahun 1991, beliau lalu melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. ia mengambil jurusan Komunikasi Massa.

Sewaktu muda anak dari megawati Soekarnoputri ini pernah magang dan menjadi jurnalis di majalah Forum Keadilan. Ia menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1997.

Ia ialah sosok yang paling kerap menemani ibunya dalam menjalankan aktifitas politiknya kala itu. Ia juga tergolong segelintir orang yang menyaksikan bagaimana partai PDI Perjuangan lahir abad itu.

Riwayat Karir Politik Puan Maharani

Puan Maharani bisa dikatakan ialah suksesor atau penerus dari Megawati Soekarnoputri dalam hal politik. Ia memulai karirnya anggota DPP KNPI Bidang Luar Negeri pada tahun 2006.

Kemudian pada tahun 2009, Puan terpilih selaku anggota dewan perwakilan rakyat RI fraksi PDI Perjuangan sehabis menjangkau suara terbanyak di wilayah Jawa Tengah yakni Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.

Setelah itu karirnya didunia politik mulai menanjak dibawah naungan partai PDI Perjuangan. Pada tahun 2012, ia didaulat menggantikan Tjahjo Kumolo selaku Ketua Fraksi DPI Perjuangan.

Beberapa tahun berikutnya, dia terpilih kembali sebagai anggota DPR RI. Disaat itu juga ia juga menjabat selaku Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antar forum DPP PDI Perjuangan.

Ia ialah salah satu sosok yang mengantarkan PDI Perjuangan keluar selaku partai pemenang pemilu legislatif pada tahun 2014. Di tahun itu juga, Puan tergolong menjadi salah satu ketua Badan Pemenangan Pemilu calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada Pilpres tahun 2014.

Biografi Puan Maharani

Ketika Joko Widodo dan Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia pada tahun 2014, Puan Maharani kemudian ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Saat itu beliau berusia 41 dan menjadi menteri kordinator termuda yang membawahi delapan kementrian.

Selama menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan juga menjabat selaku Ketua Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Kemudian pada tahun 2019, Ia kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dapil Jawa Tengah dan menjangkau suara terbanyak.

Setelah terpilih sebagai anggota dewan perwakilan rakyat, Puan Maharani mengundurkan diri selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 2019.

Di DPR, ia terpilih sebagai Ketua DPR Republik Indonesia. Dalam sejarahnya, Puan Maharani merupakan ketua DPR RI perempuan pertama di semenjak Indonesia merdeka.

Penghargaan Puan Maharani

Selama menjabat selaku Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani menerima beberapa penghargaan.

Pada tahun 2014, beliau menerima E-Transparency Award dari Paramadina Public Policy Institute. Pada tahun 2018, Ia menerima penghargaan selaku  Bintang Bhayangkara Utama dari Polisi Republik Indonesia. Ia juga mendapatkan penghargaan dari majalah Her Times pada tahun 2019 selaku Eminent Women of the Year.

Keluarga Puan Maharani

Ia diketahui menikah dengan seorang usahawan berjulukan Hapsoro Sukmonohadi yang erat dikenal dengan nama Happy Hapsoro.

Dari pernikahannya ini, Ia memiliki dua orang anak bernama Prabawa Diwangkara Caraka Putra Soma dan juga Diah Pikatan Orissa Putri.

Biografi Sultan Hasanuddin, Dongeng Jagoan Sang ‘Ayam Jantan Dari Timur’

Feed,  Pahlawan Nasional,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Sultan Hasanuddin diketahui selaku salah satu jagoan nasional Indonesia. Ia merupakan raja dari kesultanan Gowa di Sulawesi Selatan. Beliau diketahui selaku penguasa kerajaan Islam Gowa yang berada di Makassar yang saat itu menguasai jalur perdagangan jual beli daerah timur Indonesia.

Biografi Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin bahkan membawa kerajaan Islam Gowa mencapai puncak kejayaannya pada periode ke 16. Kerajaan Gowa diketahui sebagai salah satu kerajaan terbesar di bab timur dikala itu.

Cengkraman VOC Belanda masa itu sangat kuat di Indonesia termasuk di Indonesia Timur. Ini kemudian membuat raja Gowa yang diketahui dengan istilah Ayam Jantan dari Timur ini melakukkan perlawanan sengit. Tujuannya guna mengusir penjajah Belanda dari tanah Makassar. Bagaimana kisahnya?

Biodata Sultan Hasanuddin

Nama Lengkap Sultan Hasanuddin
Nama Asli I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe
Lahir Makassar, 12 Januari 1631
Wafat Makassar, 12 Juni 1670
Agama Islam
Orang Tua Sultan Malikussaid (ayah), I Sabbe To’mo Lakuntu (ibu)
Saudara Patimang Daeng Nisaking Karaeng Bonto Je’ne, Karaeng Bonto Majanang, Karaeng Tololo
Istri  I Bate Daeng Tommi, I Mami Daeng Sangnging, I Daeng Talele dan I Hatijah I Lo’mo Tobo
Anak Karaeng Galesong, Sultan Amir Hamzah, Sultan Muhammad Ali
Gelar Pahlawan Nasional, Ayam Jantan Dari Timur

Biografi Sultan Hasanuddin

Beliau lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 dan meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun, yakni Raja Gowa ke-16 dan pendekar nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe.

Setelah memeluk agama Islam, ia menerima aksesori gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana. Hanya saja dia lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin. Oleh Belanda ia di juluki sebagai Ayam Jantan Dari Timur atau dalam bahasa Belanda disebut de Haav van de Oesten.

Julukan itu alasannya keberaniannya melawan penjajah Belanda. Beliau merupakan putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Beliau diangkat menjadi Sultan ke 6 Kerajaan Gowa dalam usia 24 tahun (tahun 1655). Ia abad itu mengambil alih ayahnya Sultan Malikussaid yang wafat.

Selain tutorial dari ayahnya, Ia menerima tutorial mengenai pemerintahan melalui Karaeng Pattingaloang, seorang Mangkubumi kerajaan Gowa. Beliau juga merupakan guru dari Arung Palakka, yang merupakan raja Bone.

Perjuangan Sultan Hasanuddin

Dibawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, kerajaan Gowa mencapai puncak kejayaannya. Ia memerintah Kerajaan Gowa ketika Belanda yang diwakili VOC sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah.

Dalam Biografi Sultan Hasanuddin, VOC Belanda sedang berusahan melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah menyaksikan kerajaan Gowa selaku penghalang mereka. Orang Makassar dapat dengan leluasa ke Maluku untuk membeli rempah-rempah. Hal inilah yang menjadikan Belanda tidak suka.

Biografi Sultan Hasanuddin
Reruntuhan Benteng Somba Opu

Sejak pemerintahan Sultan Alauddin sebelumnya, Kerajaaan Gowa tetap berpendirian sama yaitu menolak keras monopoli jual beli yang dilakukan oleh VOC Belanda. Saat itu Gowa ialah kerajaan besar di daerah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.

Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa yang diketahui memiliki armada laut yang tangguh. dan juga pertahanan yang kuat lewat benteng Somba Opu.

Tak ada cara lain yang mampu ditempuh oleh Belanda selain menghancurkan kerajaan Gowa yang dianggap mengusik mereka. Di lain pihak, sehabis Sultan Hasanuddin naik takhta, dia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni Belanda. Peperangan antara VOC dan Kerajaan Gowa dimulai pada tahun 1660.

Sejarah Sultan Hasanuddin dan Arung Palakka

Saat itu Belanda dibantu oleh Kerajaan Bone dibawah pimpinan Arung Palakka yang ialah kerajaan taklukan dari Kerajaan Gowa. Namun armada kerajaan Gowa yang masih sungguh kuat membuat Kerajaan Gowa tidak mampu ditaklukkan.

Pada pertempuran tersebut, Panglima Bone, Tobala karenanya tewas namun Arung Palakka sukses meloloskan diri bahkan kerajaan Gowa mencarinya sampai ke Buton. Perang tersebut rampung dengan perdamaian. Berbagai peperangan kemudian perdamaian dilaksanakan.

Akan tetapi, perjanjian damai tersebut tidak berjalan lama alasannya raja Gowa ini yang merasa dirugikan. Ia lalu memerintahkan pasukannya menyerang dan merompak dua kapal Belanda adalah de Walvis dan Leeuwin. Belanda pun murka besar.

Arung Palakka yang dari tahun 1663 berlayar dan menetap di Batavia menghindari kejaran kerajaan Gowa lalu membantu VOC dalam mengalahkan kerajaaan Gowa yang saat itu dipimpin oleh Sang Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin.

VOC Belanda mengantarkan armada perangnya yang besar yang dipimpin oleh Cornelis Speelman. Ia dibantu  oleh Kapiten Jonker dan pasukan bersenjatanya dari Maluku serta Arung Palakka, penguasa Kerajaan Bone yang ketika itu mengirimkan 400 orang sehingga total pasukan berjumlah 1000 orang yang diangkut 21 kapal perang bertolak dari Batavia menuju kerajaan Gowa pada bulan November 1966.

Pecahnya Perang Makassar

Dalam sejarahnya, Perang besar lalu terjadi antara Kerajaan Gowa melawan Belanda yang dibantu oleh Arung Palakka dari Bone yang lalu dikenal dengan Perang Makassar. Sultan Hasanuddin risikonya terdesak dan kesudahannya setuju untuk menandatangani persetujuanpaling populer adalah Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667.

Makam Sultan Hasanuddin di Gowa, Sulawesi Selatan

Pada tanggal 12 April 1668, Ia kembali melaksanakan serangan kepada Belanda. Namun sebab Belanda telah besar lengan berkuasa maka Benteng Sombaopu yang ialah pertahanan terakhir Kerajaan Gowa berhasil dikuasai Belanda. Yang karenanya membuat Sultan Hasanuddin mengakui kekuasaan Belanda.

Sultan Hasanuddin Wafat

Walaupun begitu, Hingga selesai hidupnya, Sultan Hasanuddin tetap tidak mau berafiliasi dengan Belanda. Ia kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan Gowa dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670. Dan dimakamkan di kompleks pemakaman raja-raja Gowa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

I Bate Daeng Tommi, I Mami Daeng Sangnging, I Daeng Talele dan I Hatijah I Lo’mo Tobo ialah nama-nama dari Istri Sultan Hasanuddin. Ketika beliau wafat, dia digantikan oleh I Mappasomba Daeng Nguraga atau dikenal dengan Sultan Amir Hamzah yang merupakan anak dari Sultan Hasanuddin, selain anak bernama Sultan Muhammad Ali dan karaeng Galesong.

Perjuangan melawan Belanda selanjutnya dilaukan oleh Karaeng Galesong yang berlayar hingga ke Jawa membantu perlawanan dari Trunojoyo dan Sultan Ageng Tirtayasa di Banten melawan Belanda.

Untuk Menghormati jasa-jasanya, Pemerintah Indonesia kemudian menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional terhadap Sultan Hasanuddin dengan SK Presiden Ri No 087/TK/1973.

Nama Sultan Hasanuddin juga diabadikan sebagai nama Bandar Udara di Makassar ialah Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, selain itu namanya juga digunakan sebagai nama Universitas Negeri di Makassar adalah Universitas Hasanuddin dan menjadi nama jalan di aneka macam kawasan.  TintaTeras.com

Biografi Kh Maimun Zubair (Mbah Moen), Kisah Ulama Kharismatik

Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Agama

TintaTeras.com – Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen). Ia diketahui sebagai kiai atau ulama kharismatik dari Indonesia. Selain menjadi seorang ulama, beliau juga dikenal selaku seorang politikus. Berikut Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen).

Biodata KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Nama Lengkap : KH Maimun Zubair

Dikenal : Mbah Moen

Lahir: Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928

Agama: Islam.

Wafat : Mekkah, Arab Saudi, 6 Agustus 2019

Orang Tua : KH Maimun Zubair (ayah), Nyai Mahmudah (ibu).

Anak : KH Abdullah Ubab, KH Gus Najih, KH Majid Kamil, Gus Abdul Ghofur, Gus Abdur Rouf, Gus Muhammad Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, Sobihah, Rodhiyah

Pekerjaan : Ulama, Pimpinan Pondok Pesantren

Organisasi : Nahdlatul Ulama

Partai politik : Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Beliau lahir dengan nama lengkap Maimun Zubair atau kemudian dikenal dengan nama Mbah Moen. Ia dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Rembang, Jawa Tengah. Ayah KH Maimun Zubair bernama KH Zubair Dahlan dan ibunya bernama Nyai Mahmudah.

Ia lahir dari keluarga yang mempunyai latar belakang agama Islam yang berpengaruh. Ayahnya ialah seorang ulama yang pernah mencar ilmu dengan Syekh Said Al-Yamani dan Syekh Hasan al-Yamani al-Makky.

Riwayat Pendidikan KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Sejak usia kecil, dia dibimbing oleh orang tuanya dengan ilmu agama yang kuat. Ia mencar ilmu agama dari ayahnya dan juga dari para ulama di Serang, Banten.

Dalam riwayat pendidikan KH Maimun Zubair dimengerti bahwa ia pada tahun 1945, ia belajar ke Pesantren Lirboyo yang berada di Kediri, Jawa Timur sampai tahun 1949.

Setelah itu, ia kemudian kembali ke kampungnya, mengamalkan ilmu yang dia dapatkan di pesantren ke penduduk . Kemudian pada tahun 1950, Ia berangkat ke Mekah untuk mencar ilmu dengan ulama di Mekkah.

Salah satunya adalah Sayyid Alawi al-Maliki, Syekh al-lmam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly. Disana ia berguru selama 2 tahun.

Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Ia lalu kembali ke Indonesia dan pergi belajar ke beberapa ulama di tanah Jawa. Gurunya adalah Kiai Baidhowi, Kiai Ma’shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abui Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain.

Selama mencar ilmu dia juga menyusun kitab-kitab yang lalu dijadikan referensi untuk para santri seperti kitab al-ulama al-mujaddidun.

Setelah lama mencar ilmu di Mekkah dan di daerah lain di Jawa, dia kemudian kembali ke Serang, Banten dan mengajar agama disana.

Mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar

Pada tahun 1965, Beliau kemudian mendirikan Pesantren al-Anwar. Pesantren inilah lalu menjadi destinasi para santri yang berguru kitab kuning dan turats. Karena ilmunya yang banyak, masyarakat lalu mengenal Kh Maimun Zubair sebagai ulama kharismatik dan kharismatik.

Selain diketahui sebagai ulama yang aktif dalam mengajarkan ilmu agama ke Masyarakat, KH Maimun Zubair juga dikenal aktif dalam dunia politik serta organisasi.

Karir Politik dan Organisasi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Pada tahun 1971, KH Maimun Zubair menggeluti ke dunia politik menjadi anggota DPR wilayah Rembang sampai tahun 1978. Kemudian pada tahun 1987, dia menjadi Anggota MPR RI utusan Jawa tengah hingga tahun 1999.

KH Maimun Zubair juga diketahui aktif dalam organisasi Nahdatul Ulama yang diresmikan oleh KH Hasyim Asyari. Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa dia pernah menjabat selaku Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah dari tahun 1985 hingga 1990. Beliau juga pernah menjadi Ketua Jam’iyah Thariqah NU.

Selain itu beliau juga aktif dalam organisasi partai seperti menjadi Ketua MPP Partai Persatuan Pembangunan dari tahun 1995 sampai 1999, dan kemudian menjadi Ketua Majelis Syari’ah PPP sejak 2004.

Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa dia menikah dengan nyai Hj Fatimah yang merupakan anak dari KH Baidhowi Lasem. Istrinya Hj Fatimah meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2011.

Dari pernikahannya ini, beliau dikaruniai tujuh orang anak. Namun empat diantaranya meninggal saat masih kecil, sedangkan tiga orang anaknya lainnya dikenali bernama KH Abdullah Ubab, KH Muhammad Najih dan Neng Shobihah.

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) juga dimengerti menikah dengan perempuan berjulukan Nyai Masthi’ah, anak dari KH Idris asal Cepu. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai 8 orang anak, yaitu KH Majid Kamil, Gus Ghofur Gus Ro’uf, Gus Wafi, Gus Yasin, neng Shobihah (meninggal), serta neng Rodhiyah.

Ia juga dimengerti menikah dengan seorang wanita berjulukan Nyai Maryam. Sosok KH Maimun Zubair atau Mbah Moen sangat dihormati oleh masyarakat. Pendidikan Ilmu agama yang didapat olehnya bukanlah dari pendidikan formal tetapi kebanyakan melalui nonformal mirip pesantren dan belajar langsung dari pada ulama.

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) Wafat

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) yang dikenal selaku ulama kharismatik ini wafat di Mekkah pada tanggal 6 Agustus 2019 saat sedang menunaikan haji. Ia kemudian dimakamkan di pemakaman Al Ma’la, Mekkah. yang dihadiri oleh ratusan orang.

Biografi Syahrini, Biodata Dan Profil Lengkap Penyanyi ‘ The Princess’

Artis,  Feed,  Penyanyi,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Syahrini. Ia dikenal selaku salah satu penyanyi dan selebriti Indonesia yang menjuluki dirinya selaku ‘The Princess’. Syahrini ialah penyanyi yang dikenal dengan slogan ‘Cetar Membahana’ dan ‘Sesuatu’.

Biografi SyahriniSyahrini bukan hanya diketahui selaku penyanyi saja, Istri dari pebisnis Reino Barack ini juga dikenal selaku seorang pebisnis yang mempunyai banyak cabang usaha yang menciptakan pundi-pundi kekayaannya bertambah. Berikut profil dan biografi Syahrini.

Biodata Syahrini

Nama lengkap : Fatimah Syahrini Jaelani

Nama Panggilan : Syahrini

Lahir: Sukabumi, 1 Agustus 1982

Tinggi: 1,55 m

Agama : Islam

Orang Tua : Dadang Zaelani (ayah), Wati Nurhayati (ibu)

Saudara : Ridwan Jaelani, Aisyahrani

Suami : Reino Barack

Profesi : Penyanyi, Pengusaha, Selebriti

Biografi Syahrini

Penyanyi Syahrini lahir dengan nama lengkap Rini Fatimah Jaelani. Ia dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1 Agustus 1982. Syahrini memiliki ayah berjulukan Dadang Jaelani dan ibu bernama Wati Nurhayati.

Selain itu beliau juga mempunyai dua orang kerabat kandung berjulukan Ridwan Jaelani dan Aisyahrani yang kini menjadi managernya. Itu juga mempunyai saudara tiri wanita dari ayahnya bernama Rina Rosdiana. Ayahnya, Dadang Jaelani melakukan pekerjaan selaku usahawan toko emas dan juga membuka usaha di sektor pertambangan.

Riwayat Pendidikan Syahrini

Syahrini mengawali pendidikannya dengan bersekolah di SD Negeri 1 Bebeg, Tamat dari sana, Ia lalu melanjutkan pendidikannya dengan bersekolah di SMP Negeri 3 dan kemudian masuk ke SMA Negeri 2 Sukabumi.

Dalam biografi Syahrini dikenali bahwa sesudah lulus SMA, Syahrini kemudian kuliah di Universitas Pakuan Bogor. Disana beliau kuliah di  Fakultas Hukum dan lulus pada tahun 2008.

Riwayat Karir Syahrini

Walaupun bercita-cita menjadi penyanyi semenjak periode Sekolah Menengan Atas, namun ayahnya masa itu tidak memberinya izin. Ayahnya menghendaki Syahrini semoga menuntaskan kuliahnya apalagi dahulu.

Setelah kuliahnya simpulan, Syahrini bareng dengan adiknya Aisyahrani kemudian membentuk duet grup berjulukan Duo Geulis. Ketika itu, dia bareng adiknya banyak manggung di daerah Kota Bogor.

Biografi SyahriniSyahrini bahkan sempat mengeluarkan album musik dangdut walaupun kurun itu album yang ia buat kurang laku dipasaran. Syahrini kemudian menelurkan single yang berjudul ‘Tatapan Cinta’ yang menjadi ost film Cokelat Stoberi dan lalu melahirkan album ‘My Lovely’ pada tahun 2008 dan namun tidak terlalu sukses di pasaran.

Di tahun 2008 juga, Syahrini menjadi salah satu pemain drama di film berjudul  Basahhh dan di tahun selanjutnya dia membintangi film berjudul The Maling Kuburans. Walaupun sempat muncul di layar lebar tetapi popularitasnya menjadi seorang selebriti belum terlalu populer.

Berduet Dengan Anang Hermansyah

Nama Syahrini bertahap mulai terkenal dikala beliau menjadi sobat duet Anang Hermansyah dalam single lagu berjudul jangan menentukan saya.

Lagu tersebut sukses di pasaran menciptakan nama Syahrini mulai menanjak di dunia hiburan tanah air. Kepopuleran duetnya dengan Anang Hermansyah membuat ia lalu merilis single kedua yang dinamakan Cinta Terakhir pada tahun 2010. Single ini kemudian meraih kesuksesan juga sama seperti single pertamanya dengan Anang Hermansyah.

Anang Hermansyah lalu mengarasemen ulang lagu milik Alm. Alda Risma yang berjudul Aku Tak Biasa untuk Syahrini. Lagu ini juga sukses dipasaran.

Solo Karir Syahrini

Namun beberapa bulan lalu, koordinasi antara Anang Hermansyah dan Syahrini lalu berhenti ditengah jalan. Syahrini lalu memilih solo karir dan merilis single berjudul Kau Yang Memilih Aku.

Single yang dirilis oleh Syahrini ini sungguh berhasil dipasaran musik Indonesia. Walaupun begitu, banyak yang menilai bahwa single ini bernuansa ketidakpuasan yang ditujukan kepada Anang Hermansyah.

Setelah tidak bareng Anang lagi, Solo karir Syahrini terbilang sungguh berhasil. Lagu Kau yang Memilih Aku berhasil menciptakan Syahrini memperoleh beberapa pengahrgaan bergengsi di dunia musik. Pada tahun 2011, Syahrini lalu merilis single religi berjudul Taubatlah Taubat hasil kolaborasinya dengan Pasha Ungu.

Pada tahun 2011 juag Syahrini sempat membuat kontroversi dengan beredarnya foto-foto yang mampu dikatakan cukup vulgar dalam sebuah pesta bersama dengan Aishyahrani, Daniel Mananta dan Glenn Fredly. Namun Syahrini lebih memilih diam dan selalu mengelak dikala ditanya dilema tersebut.

Pada tahun berikutnya, Syahrini melakukan pekerjaan sama dengan Charly Van Houten mantan vokalis ST12 merilis single berjudul Sesuatu. Dan di tahun yang sama pula dia merilis album kompilasi lagu-lagunya dari tahun 2008 sampai tahiun 2012 yang berjudul Semua Karena Cinta.

Kesuksesannya sebagai seorang penyanyi membuat Syahrini menggelar berbagai konser besar hingga ke Singapura. Pada tahun 2014 mampu dikatakan sebagai tahun tersukses dalam karir Syahrini. RBT (Ring Back Tone) untuk lagu-lagu Syahrini tembus sampai puluhan juta RBT.

Di tahun ini juga, Syahrini sempat tersandung persoalan. Namanya sempat disebut terlibat sebagai akseptor gratifikasi dalam kasus korupsi adik gubernur Banten, Tubagus Chaeri Wardana pada tahun 2014.

Di tahun 2015, Syahrini membuat kontroversi di video clip lagunya dengan aksi menenteng kangkung dalam tas mahalnya yang harganya sekitar milyaran rupiah. Aksi viralnya ini juga menciptakan namanya makin terdongkrak.

Banyak agresi-aksinya yang cukup sensasional dan yang dibuat oleh Syahrini sepanjang tahun 2015. Jargon-jargon unik oleh Syahrini mirip Cetar Membahana, Sesuatu, Maju Mundur Syantik menciptakan nama Syahrini melambung sebagai salah satu selebriti yang fenomenal di tahun itu.

Tak heran jika pada tahun 2015 dia mendapatkan penghargaan sebagai Icon of The Year dari Nicklodeon Choice Awards 2015. Di penghujung tahun 2015, Syahrini berkolaborasi dengan DJ Kevin Bun merilis lagu Dream Big yang diarasemen oleh DJ Dash Berlin.

Pada tahun 2016, Syahrini kemudian merilis Album yang berjulukan Princess Syahrini dan di tahun 2017 dia merilis lagu religi berjudul I love Allah dan juga lagu berjudul Wanita Lain.

Nama Syahrini terus menanjak selaku salah satu selebriti paling terkenal di Indonesia. Di tahun 2018, Syahrini lalu meluncurkan lagu bareng dengan adiknya Aisyahrani yang berjudul Cinta Terbaik.

Biografi SyahriniSyahrini juga menjadi salah satu bintang film dalam film berjudul Bodyguard Ugal-ugalan pada tahun 2018. Di tahun 2018, Syahrini menyelenggarakan konser fenomenal yang berjudul 10 Tahun Jambul Khatulistiwa Journey of Syahrini.

Konser yang diadakan syahrini ini ialah salah satu konser yang menjadi perbincangan publik sebab harga tiketnya yang sangat mahal sekitar 20 juta rupiah untuk kelas VIP nya. Di selesai tahun 2018, Syahrini menerima penghargaan selaku  Penyanyi Paling Ngetop SCTV Awards 2018.

Menikah Dengan Reino Barack

Di penghujung tahun 2018, Media mengendus kabar bahwa Syahrini menjalin relasi serius dengan usahawan muda Reino Barack. Disisi lain, Reino Barack dikenali baru saja putus dengan artis Luna Maya setelah menjalin korelasi selama lima tahun.

Biografi Reino BarackHubungan Syahrini dengan Reino Barack semakin terperinci ketika Syahrini dan Reino Barack menggelar ijab kabul pada tanggal 27 Februari 2019 di Tokyo, Jepang.

Pernikahan ini tertutup untuk media dan cuma didatangi oleh segelintir orang saja seperti Quraish Shihab, Rahmat Gobel, Maia Estianti serta Iwan Musri.

Setelah resmi menikah di Jepang, Syahrini dan Reino Barack lalu melangsungkan resepsi pernikahan tiga bulan lalu di Jakarta yang dihadiri banyak artis serta tokoh terkenal.

Kekayaan Syahrini

Syahrini diketahui bukan hanya selaku seorang penyanyi terkenal. Ia juga diketahui sebagai artis yang mempunyai banyak usaha bisnis selain dari menyanyi saja.

Selain dari bayaran manggung, Syahrini juga diketahui mempunyai bisnis karaoke yang diberi nama Princess Syahrini. Ia juga dimengerti mempunyai perjuangan properti serta bisnis kecantikan serta lazimmengendorse produk dengan bayaran puluhan juta rupiah.

Biografi Ahmad Tohari, Pengarang Novel Fenomenal ‘Ronggeng Dukuh Paruk’

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Novelis,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Seniman

TintaTeras.com – Biografi Ahmad Tohari, Kisah sang pengarang novel fenomenal ‘Ronggeng Dukuh Paruk’. Ia diketahui selaku salah satu sastrawan Indonesia yang memiliki karya yang telah ternama hingga mancanegara. Bahkan salah satu karyanya yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk telah banyak diterbitkan memakai bahasa aneh.

Biografi Ahmad Tohari

Tulisan karangan dari Ahmad Tohari biasanya sering menyinggung wacana kebudayaan penduduk . Itulah mengapa beliau tidak hanya diketahui sebagai sastrawan saja, melainkan ada yang menjulukinya sebagai budayawan.

Biografi Ahmad Tohari

Ahmad Tohari berasal dari Jawa Tengah. Beliau dimengerti lahir di daerah banyumas pada tanggal 13 Juni 1948. Ayahnya dimengerti seorang kiai dan melakukan pekerjaan sebagai pegawai KUA di kantor agama. Sementara ibunya melakukan pekerjaan sebagai seorang penjualkain. Ahmad Tohari memiliki seorang istri bernama Syamsiah.

Seniman yang populer dengan novel Ronggeng Dukuh Paruk ini dikenali tinggal di desa kecil di kecamatan Jatilarang, Banyumas, Jawa Tengah.

Riwayat Pendidikan Ahmad Tohari

Ahmad Tohari yang diketahui sebagai sastrawan sekaligus budayawan ini ternyata tidak menempuh pendidikan yang linier dengan pekerjaannya.

Bahkan, pendidikan yang ditempuhnya cukup membuat orang tercengang alasannya dia pernah kuliah mengambil jurusan Kedokteran pada tahun 1967. Sebelumnya ia bersekolah di salah satu Sekolah Menengan Atas di daerah Purwokerto Jawa Tengah.

Dalam biografi Ahmad Tohari dikenali bahwa setelah merantau ke Jakarta dan kuliah mengambil jurusan kedokteran di Ibnu Khaldun. Tak cukup sekali dia menempuh pendidikan sarjana.

Kemudian, Ahmad Tohari melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi sekaligus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Jenderal Soedirman.

Riwayat Pekerjaan Ahmad Tohari

Sudah semenjak dari zaman kuliah tohari mempunyai kegemaran menulis. Tulisan yang dikarangnya bukanlah dalam bentuk cerpen melainkan goresan pena-goresan pena yang ada relevansinya dengan kebudayaan.

Biasanya, goresan pena yang berisikan wacana tema kebudayaaan tersebut dikirimnya ke media cetak dan jadinya ia pun diketahui oleh masyarakat sebagai budayawan.

Hal itu pulalah yang mengakibatkan Ahmad Tohari masuk menjadi staf di harian Merdeka. Sejak saat itu, karir Ahmad Tohari di dunia jurnalistik semakin berkembangtajam.

Tak puas hanya bergulat di dunia jurnalistik, Ahmad Tohari lalu melebarkan sayapnya menjadi seorang penulis. Tentu saja tulisannya masih bertemakan dengan kebudayaan.

Memang bentuknya novel, tetapi novel yang ditulisnya berisikan wacana sindiran kepada pemerintah yang berkuasa pada saat itu. Bahkan gara-gara salah satu novelnya yang melegenda yakni Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari hampir saja masuk penjara alasannya adalah dalam novel tersebut Tohari menyindir wacana pemerintahan komunis.

Tetapi, dengan kontroversi tersebut ada suatu hikmah sebab novel yang dibuatnya malah dialih bahasakan di beberapa negara dan masih terkenal sampai kini.

Karya Ahmad Tohari

Meski ada segelintir orang yang berupaya menjatuhkannya, Ahmad Tohari juga dapat pertanda pada masyarakat bahwa apa yang dikatakannya lewat novelnya itu ada benarnya. Lewat berbagai goresan pena yang sudah sukses diterbitkannya, ada beberapa penghargaan yang pernah diperoleh oleh Ahmad Tohari.

Mulai dari penghargaan yang sifatnya yaitu hadiah hiburan hingga dengan hadiah kemenangan. Beberapa karyanya yang berhasil menyabet hadiah adalah Jasa-Jasa Buat Sanwirya, Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, Jentera Biang Lala, dan Di Kaki Bukit Cibalalak dan Kubah.

Dari beberapa karya yang disebutkan, ada suatu karya Tohari yang dialih bahasakan menjadi beberapa bahasa, mirip bahasa Jepang, Jerman, dan Belanda.

Jika memang goresan pena yang dikarangnya tidaklah cantik, tidaklah mungkin negara lain mempunyai niat untuk mempublikasikan novel milik Ahmad Thohari dengan bahasa miliknya.

Bahkan, ada satu karya novelnya yang diangkat menjadi salah satu film yang laris di Indonesia. Novel Ronggeng Dukuh Paruk berhasil digambarkan dalam sebuah film Indonesia yang berjudul Sang Penari.

Sebagai seorang novelis, dilihat dari karya-karyanya, Ahmad Tohari mampu disejajarkan dengan para novelis lain yang sudah terkenal mirip Andrea Hirata, Tere Liye, dan Habiburrahman El Shirazy. Meski kini usia Ahmad Tohari sudah menginjak 80 tahun, namun karyanya tidak akan pudar oleh perubahan zaman. Semoga gosip perihal Profil dan biografi Ahmad Tohari dan karya yang dihasilkannya dapat bermanfaat bagi para pembaca!

Biografi Ani Yudhoyono, Fakta Menarik Sang Ibu Negara Indonesia Keenam

Feed,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Wanita

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Ani dari Yudhoyono. Ia adalah istri dari mantan Presiden Republik Indonesia ialah Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau diketahui sungguh kegemaran dalam fotografi dan juga berkebun. Ia juga ialah ibu negara keenam dalam sejarah negara Indonesia. Berikut Profil dan Biografi dari Ani Yudhoyono secara singkat

Biografi Ani Yudhoyono

Biodata Ani Yudhoyono

Nama Lengkap : Hj. Kristiani Herrawati

Dikenal : Ani Yudhoyono

Lahir : Yogyakarta, 6 Juli 1952

Wafat : Singapura, 1 Juni 2019

Agama : Islam

Orang Tua : Sarwo Edhie Wibowo (ayah), Hj. Sri Sunarti Hadiyah (ibu)

Saudara : Pramono Edhie Wibowo, Hartanto Edhie Wibowo, Wijiasih Cahyasasi, Retno Cahyaningtyas, Wrahasti Cendrawasih, Mastuti Rahayu

Suami : Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Anak : Agus Harimurti Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono

Hobi : Fotografi

Profil dan Biografi Ani Yudhoyono Singkat

Istri dari Susilo Bambang Yudhoyono ini memiliki nama lengkap Kristiani Herrawati. Ia lahir di rumah sakit RS Bethesda di Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1952. dia ialah anak dari pasangan Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo dan Sunarti Sri Hadiyah. Sewaktu lahir Ani Yudhoyono terlahir prematur dan beratnya cuma dua kilogram, namun ia tumbuh menjadi gadis yang berpengaruh.

Banyak yang menduga Ani Yudhoyono yaitu seorang muallaf dan sebelumnya beragama kristen sebab nama lengkapnya Kristiani Herrawati. Tetapi dalam buku biografi Ani Yudhoyono yang berjudul Kepak Sayap Putri Prajurit yang terbit pada tahun 2010, dia menceritakan bahwa dikala lahir ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo memberinya nama ‘Kristiani’ karena terinspirasi dari karakter tokoh pewayangan Kresna yang berkarakter baik.

Sementara nama Herawati yang memiliki arti kekuatan dalam menyapu bersih segala problem yang terjadi dikala huru hara terjadi. Ayahnya juga masa itu bertugas di Batalyon Kresna Yogyakarta.

Nama Ani Yudhoyono juga mulai dikenal saat Susilo Bambang Yudhoyono mulai menjabat selaku presiden. Sebelumnya ia lebih dikenal dengan nama Kristiani Herrawati.

Ani Yudhoyono merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo merupakan tokoh militer populer di periode Presiden Soeharto yang memimpin penumpasan gerombolan pemberontak G30S PKI pada tahun 1965.

Masa Kecil Ani Yudhoyono

Di era kecilnya, Ia sungguh menyukai memanjat pohon cermai dan mangga. Ia juga berkembang menjadi gadis tomboy. Semasa sekolah juga beliau kerap pergi ke sekolah menumpangi truk bersama dengan teman-temannya.

Pendidikan Ani Yudhoyono

Sejak kecil telah dikenalkan dengan pendidikan oleh ayah dan ibunya. Sejak cukup umur, ia sudah bercita-cita menjadi dokter. Sehingga dikala akhir Sekolah Menengan Atas, beliau eksklusif mengambil kuliah jurusan kedokteran di Universitas Nasrani Indonesia.

Meskipun kuliah kedokterannya tidak sampai lulus sampai beliau menentukan melanjutkan kuliahnya di Universitas Terbuka. Di Universitas terbuka, Ia tidaklah mengambil jurusan yang serupa, melainkan beliau beralih ke jurusan sarjana ilmu politik hingga jadinya dia lulus dan menerima gelar strata satu.

Biografi ani yudhoyonoDulunya, Ia tidak melanjutkan kuliah kedokteran bukan alasannya adalah dia tidak arif.  Alasan beliaun tidak mampu melanjutkan pendidikan di jurusan kedokteran alasannya beliau harus mengikuti ayahnya pindah tugas ke korea selatan. Ia cuma kuliah sampai tahun ketiga di kedokteran. Maklum saja, ayahnya yang menjabat sebagai seorang duta besar menjadikannya kadang kala berpindah-pindah peran.

Keluarga Ani Yudhoyono

Di dalam keluarga, Ani Yudhoyono adalah ibu panutan bagi putra-putrinya. Bahkan sang menantu menyampaikan bahwa ia yakni sumber kekuatan dalam keluarga SBY.

Tidak sekalipun ia meninggalkan SBY. Beliau selalu ikut kemanapun bapak SBY bertugas masa dia masih menjabat selaku presiden.

Pertemuan Dengan Susilo Bambang Yudhoyono

Dalam buku Biografi Ani Yudhoyono yang ditulis oleh Alberthiene Endah disebutkan bahwa dikala itu Ani Yudhoyono ialah puteri Gubernur AKABRI. Ia kerap mengikuti ayahnya dalam banyak sekali program.

Pada tahun 1973, ia pertama kali bertemu dengan SBY dalam program pelantikan barak taruna di Magelang. Ani kala itu langsung tertegun dengan sosok SBY yang diakuinya merupakan sosok yang berwibawa, hening serta atletis.

Pertemuan kedua SBY pun bertandang ke rumah Ani Yudhoyono. Selanjutnya mereka pun rajin berkirim surat. Di tahun 1974, saat ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo ditugaskan menjadi duta besar di Korea Selatan, Ani Yudhoyono dan SBY sudah resmi bertunangan sesudah SBY lulus sebagai perwira terbaik AKABRI tahun 1973.

Ia dan SBY berpisah sekitar 1.5 tahun sebab beliau yang berangkat mengikuti ayahnya dinas di mancanegara sebagai duta besar. Setelah itu  Ani Yudhoyono dan SBY resmi menikah pada bulan Juli 1975.

Kala itu bukan hanya Ani saja yang menikah dengan SBY periode itu melainkan juga dua saudaranya lainnya ialah Wrahasti Cendrawasih dan Mastuti Rahayu.

Dalam usia akad nikah mereka yang sudah cukup usang, keselarasan terperinci terlihat apalagi ketika beliau sedang sakit di salah satu rumah sakit di Singapura alasannya mengidap penyakit kanker darah dan bapak SBY beserta putra-putrinya tetap setia menemani disampingnya.

Biografi ani yudhoyonoDalam biografi Ani Yudhoyono dimengerti bahwa dari pernikahannya dengan SBY, beliau mendapatkan 2 orang putra yang kesemuanya ikut terjun dalam dunia politik sehingga penduduk sudah tidak abnormal dengan nama sekaligus putra dari ibu negara RI yang keenam ini.

Putra pertamanya adalah Agus Harimurti Yudhoyono mantan anggota TNI Angkatan Darat yang diketahui pernah menjadi kandidat gubernur DKI Jakarta.

Putra pertamanya menikahi salah satu artis di Indonesia adalah Anisa Pohan. Dari hasil ijab kabul Agus dengan Anisa, Ibu Ani Yudhoyono mendapatkan cucu cantik yang bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono.

Sedangkan putra ibu Ani yang kedua berjulukan Edhie Baskoro Yudhoyono. Putra keduanya menikah dengan putri Hatta Rajasa yang berjulukan Siti Rubi Aliya Rajasa. Dari akad nikah Edi dan Alya, Ibu Ani mendapatkan cucu pria yang bernama Airlangga Satriadhi Yudhoyono.

Suka Duka Pernikahan Dengan SBY

Selama pernikahannya dengan SBY, Ani Yudhoyono telah melewati banyak suka murung. Ia bahkan pernah merasakan bagaimana rasanya kekurangan.

Kala itu honor SBY selaku anggota Tentara Nasional Indonesia masih sungguh pas-pasan untuk digunakan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sehingga Ani lalu berjualan es mambo yang diambil dari jatah susu TNI era itu yang diterima oleh SBY setiap bulannya.

SBY pun kadang menjinjing pulang jatah makanan tambahannya seperti bubur kacang hijau satu gelas ke tempat tinggal. Sesampainya dirumah, bubur kacang hijau itu kemudian dimasak dengan ditambahkan gula merah, santan, dan pandan sampai porsinya bertambah banyak dan bisa dikonsumsi ramai-ramai bareng dengan anak-anaknya.

Karir Ani Yudhoyono

Salah satu karir politik Ani Yudhoyono yang sudah banyak orang tahu yaitu selaku pendamping bapak SBY dalam melaksanakan tugas kenegaraan pada dikala menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.

Biografi ani yudhoyonoSejak SBY menjabat menjadi presiden pada tahun 2004, Ibu Ani juga mulai menjadi Ibu Negara Republik Indonesia. Tentu saja tidak cuma mengawalBapak SBY, selaku ibu Negara, beliau juga telah ikut andil dalam memegang tanggung jawab sebagai istri presiden RI.

Hal tersebut dibuktikannya dengan mengikuti banyak sekali organisasi. Salah satunya, Ibu Any pernah menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Tidak cuma itu saja organisasi yang pernah digeluti oleh istri SBY ini.

Setidaknya ada beberapa organisasi yang pernah mencatatkan namanya, adalah Pelindung utama aktivitas PKK, Pelindung Nasional Women International Club, Duta HIV/ AIDS dan ASl, dan masih banyak lagi.

Biografi ani yudhoyonoSampai sekarangpun, Ia juga masih aktif dalam organisasi PERSIT Candra Kirana dan Dharma Wanita. Meski sekarang, kesehatannya sedang diuji, namun semangatnya untuk meningkatkan Indonesia tetap dapat dilihat melalui tidak absennya ia pada dikala pemilu 2019 yang gres saja berlangsung.

Ani Yudhoyono Wafat

Ibu Ani Yudhoyono dikenali mulai dirawat di rumah sakit National University Hospital (NUH) Singapore sejak bulan Februari 2019. Ia divonis mengidap penyakit kanker darah atau leukimia.

Selama tiga bulan ia dirawat dirumah sakit dan jarang keluar rumah sakit. Ia selalu didampingi oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan juga anak anaknya serta menantunya selama perawatannya.

Setelah berulang kali di kemoterapi serta dijalankan perawatan intensif, kondisi mantan ibu negara ini sempat membaik namun kemudian memburuk sampai tidak sadarkan diri.

Pada tanggal 1 Juni 2019, Ani Yudhoyono, mantan ibu negara Indonesia ini kesannya menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 11.50 waktu Singapura sehabis lama berjuang melawan penyakit kanker yang dia derita.

Jenazahnya kemudian diterbangkan dari Singapura ke Jakarta dan disemayamkan di Cikeas, Bogor. Beliau lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta pada tanggal 2 Juni 2019.

Semoga info perihal Profil dan biografi Ani Yudhoyono di atas dapat dijadikan tumpuan bagi para pembacanya.