TintaTeras

Biografi Anang Hermansyah – Musisi Indonesia

Artis,  Biografi,  Feed,  Musisi,  Penyanyi,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Anang Hermansyah, Biografi, musisi, penyanyiBiografi Anang Hermansyah. Terkenal selaku salah satu musisi Indonesia dan juga aktif menciptakan lagu. Anang Hermansyah lahir di Jember, Jawa Timur, 18 Maret 1969, Sejak SMA di Jember, Jawa Timur, Anang sudah tergabung dalam sebuah band. Namun dirinya gres serius bermusik dikala kuliah di Universitas Islam Bandung dengan bergabung dalam sanggar milik Doel Sumbang. Anang bahkan sempat menciptakan rekaman bersama Doel Sumbang, meski kesannya tidak dipublikasikan. Pada tahun 1989, Anang menetapkan untuk hijrah ke Jakarta dan berkenalan dengan Pay Siburian, gitaris BIP yang saat itu masih memperkuat Slank. Melalui Pay, Anang pun masuk dalam lingkungan pergaulan Gang Potlot dan lalu memperkuat grup Kidnap. Bersama Kidnap, Anang menelurkan album Katrina pada tahun 1993.

Setelah lepas dari Kidnap, Anang memutuskan untuk menempuha jalur solo dan mengeluarkan album, antara lain “Biarkanlah”, “Lepas”, “Melayang” dan “Tania”. Bersama istrinya, Krisdayanti, Anang mengeluarkan album “Berartinya Dirimu”, “Kasih”, “Buah Hati” dan “Makin Aku Cinta”. Setelah dia bercerai dengan Krisdayanti, ia merilis albumnya Separuh Jiwaku Pergi. Ia juga berduet dengan Syahrini dalam lagu Jangan memilih saya. kemudian ia juga menyanyikan lagu Cinta Terakhir dengan Syahrini setelah itu dia lalu memutuskan untuk berduet dengan Ashanty.

Anang Hermansyah, Biografi, musisi, penyanyi

Selain sukses menyanyi, Anang juga menjadi pencipta lagu, aranjer sekaligus produser untuk beberapa penyanyi, termasuk untuk sang istri, Krisdayanti, sambil mengurus Studio Hijau, studio rekaman miliknya. Anang juga sukses menggelar Konser 3 Diva, yang melibatkan mantan istrinya, Krisdayanti, serta Titi DJ dan Ruth Sahanaya.

Tak hanya di dunia seni tarik bunyi, Anang juga melebarkan sayap di dunia seni peran dengan memproduseri film berjudul “Susahnya Kaprikornus Perawan”. Film ini disokong oleh Restu Sinaga, Nova Eliza, Al Fathir Muchtar, Olga Syahputra, Tio Pakusadewo, Julia Perez dan Emmie Lemu.

Anang bareng sejumlah musisi beken, seperti Indra Lesmana, Abdi Negara, dan Triawan Munaf, bergabung untuk mendirikan portal musik. Portal tersebut diberi nama IM:port (Independent Music Portal). IM:port bertujuan memberi kesempatan terhadap semua musisi, gres dan senior, untuk ‘menjual’ karya-karya mereka secara lebih mudah daripada lewat mekanisme label yang dikatakannya sebagai ‘cukup ruwet.’

Anang menikah dengan Krisdayanti pada tanggal 22 Agustus 1996. Dari ijab kabul tersebut mereka mempunyai 2 orang anak, Titania Aurelie Nurhermansyah (lahir tahun 1998) umumdiundang Aurel or Loli dan Azriel Akbar Hermansyah (lahir tahun 2000) umumdipanggil Azriel or Jiel. Sejak permulaan pernikahan mereka kadang kala dilanda berita. Meski demikian telah 13 tahun berlalu, kesannya pasangan ini bercerai secara agama bulan Agustus 2009, kemudian bercerai secara hukum pada November 2009, kini ia menentukan berduet dengan Ashanty setelah sebelumnya berduet dengan Sharini. Anang lalu menikah dengan Ashanty pasangan duetnya sekarang setelah sebelumnya berpacaran. Acaranya di tayangkan secara langsung selama dua jam di stasiun TV yang menjadikan banyak protes dari kalangan masyarakat. Saat ini Anang juga tercatat sebagai anggota DPR RI.

Anang Hermansyah, Biografi, musisi, penyanyi, ashanty

Album solo

Biarkanlah (1992)

Lepas (1994)

Melayang (1996)

Tania (1999)

Jati Diri (2001)

Mata Cinta (2003)

Separuh Jiwaku Pergi (2009)

Album duetCinta (1996)

Kasih (1997)

Buah Hati (1998)

Makin Aku Cinta (2001)

Menuju Terang (2002)

Sepuluh Tahun Pertama (2006)

Dilanda Cinta (2009)

Jangan Memilih Aku (2010)

Tanpa Bintang (2010)

Jodohku (2011)

Biografi Ebit G. Ade – Penyanyi Dan Penulis Lagu

Artis,  Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Musisi,  Penyanyi,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia

Ebit G. Ade, Penyanyi, BiografiProfil dan Biografi Ebit G. Ade. Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far atau Ebit G. Ade di Wanadadi, Banjarnegara 21 April 1954, ialah anak termuda dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja’far, seorang PNS, dan Saodah, seorang penjualkain. Dulu beliau memendam banyak impian, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi — kendati beliau lebih suka disebut penyair alasannya adalah latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan. Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta.

Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke Sekolah Menengan Atas Muhammadiyah I. Di sana dia aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun, beliau tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal dikala ayahnya yang pensiunan memberinya pilihan: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru cobaan lulus jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa Sekolah Menengan Atas. Gurunya orang abnormal, umummemanggilnya Ebiet, mungkin sebab mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-usang ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh sobat-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja’far. Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet dekat dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk antisipasi Ebiet untuk mengorbit. Motivasi paling besar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah saat erat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas (cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis).

Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet saat peran kepenyairannya dimasak, alasannya pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana. Meski mampu menciptakan puisi, dia mengaku tidak bisa kalau diminta sekedar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara eksklusif itu, Ebiet mencari cara agar tetap mampu membaca puisi dengan cara lainnya, tanpa mesti berdeklamasi. Caranya, dengan memakai musik. Musikalisasi puisi, begitu perumpamaan yang dipakai dalam lingkungan kepenyairan, mirip yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, saat masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya semoga menciptakan lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat dari sobat-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.

Ebit G. Ade

Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu berguru gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula dia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat jawaban positif dari pemirsanya. Walau begitu beliau masih menganggap kegiataannya ini selaku hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, alhasil Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, balasannya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.

Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta sudah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan berhasil. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk meraih hasil yang lebih baik, yaitu album Camellia III. Tetapi, beliau menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, dikala dia menerima potensi tampil di depan publik di sana. Pernah juga beliau melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-nya Zaman. Ia menambahkan Addie M.S. dan Dodo Zakaria selaku rekan yang membantu musiknya.

Lagu-lagunya menjadi animo gres dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-1983. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan Seraut Wajah. Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang “gusar” dengan Indonesia, balasannya menentukan “bertapa” dari keramaian indutri musik dan menentukan bangkit di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995 ia mengeluarkan album Kupu-Kupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo (alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun (didukung oleh Adi Adrian dari KLa Project).

Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun selanjutnya ia mengeluarkan album Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik gamelan oleh Rizal Mantovani. Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron Cinta dan tahun 2001 dia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh Andi Rianto, Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan. Ebiet ialah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berhubungan dengan terjadinya tsunami 2004, bareng dengan 57 musisi yang lain. Ia memang seorang penyanyi spesialis tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.

Pada tahun 2007, dia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), sesudah 5 tahun mangkir rekaman. Album itu sendiri ialah perayaan buat ulang tahun akad nikah ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama. Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam program Zona 80 di Metro TV cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan didatangi para sobat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G Ade membawakan lagu usang yang pernah popular pada dekade 80-an.

Ebit G. Ade, Penyanyi, Biografi
Album Ebit G. Ade

Ebiet diketahui dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan murung derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada permulaan kariernya, beliau ‘memotret’ situasi kehidupan Indonesia di simpulan tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya bermacam-macam, tidak cuma perihal cinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, peristiwa, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dia lalu Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto, kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982, dia dikaruniai 4 anak, 3 pria dan 1 wanita:

  • Abietyasakti “Abie” Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982)
  • Aderaprabu “Dera” Lantip Trengginas (lahir 6 Januari 1986)
  • Byatriasa “Yayas” Pakarti Linuwih (lahir 6 April 1987)
  • Segara “Dega” Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989).

Mereka berdomisili di tempat Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Anak sulung Ebiet, Abie juga memiliki talenta musik, dan sering mewakili Ebiet dalam memeriksa sound system menjelang ayahnya manggung. Ebiet juga seorang penggemar golf, tetapi semenjak terjadinya peristiwa tsunami 2004, beliau tidak pernah lagi main golf. Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu gres. Pada tahun-tahun terakhir, dia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen orisinil maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak menentukan berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat. Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melampaui album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam.

Album studio :

  • Camellia I (1979)
  • Camellia II (1979)
  • Camellia III (1980)
  • Camellia 4 (1980)
  • Langkah Berikutnya (1982)
  • Tokoh-Tokoh (1982)
  • 1984 (1984)
  • Zaman (1985)
  • Isyu! (1986)
  • Menjaring Matahari (1987)
  • Sketsa Rembulan Emas (1988)
  • Seraut Wajah (1990)
  • Kupu-Kupu Kertas (1995)
  • Cinta Sebening Embun (1995)
  • Aku Ingin Pulang (1995)
  • Gamelan (1998)
  • Balada Sinetron Cinta (2000)
  • Bahasa Langit (2001)
  • In Love: 25th Anniversary (2007)
  • Masih Ada Waktu (2008)
  • Tembang Country 2 (2009)

Penghargaan Ebiet G. Ade :

  • 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label yang lain dari album Camellia I hingga Isyu!
  • Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)
  • Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985)
  • Penghargaan Diskotek Indonesia (1981)
  • 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)
  • Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
  • Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992)
  • BASF Awards (1984 – 1988)
  • Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997)
  • Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
  • Planet Muzik Awards dari Singapura (2002)
  • Penghargaan Lingkungan Hidup (2005)
  • Duta Lingkungan Hidup (2006)
  • Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006)
  • Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.

Biografi Nicholas Saputra – Pemeran Film Indonesia

Aktor,  Artis,  Biografi,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia
Biografi Nicholas Saputra - Aktor Film Indonesia

Biografi Nicholas Saputra. Aktor film indonesia ini lahir di Jakarta, 24 Februari 1984, merupakan artis keturunan indo-jerman dengan ayah bernama Horst Schbring yang berkebangsaan Jerman, tetapi sangat sedikit informasi pribadi yang didaptkan perihal keluarga dan kala kecil dari Nicholas Saputra. Ia memulai karier sebagai seorang versi pada sebuah peragaan pakaian karya Samuel Wattimena. Namanya mulai diketahui setelah membintangi film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) pada tahun 2002 bareng Dian Sastrowardoyo. Di film tersebut ia berperan sebagai tokoh Rangga. Nicholas yang telah menyukai dunia seni peran semenjak kecil, beberapa kali ikut casting film sebelum kesannya diterima sebagai bintang film Rangga dalam AADC. Ia ialah lulusan Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Namanya yang melambung tinggi di dunia perfilman tanah air saat itu menciptakan Nicholas Saputra dinominasikan sebagai bintang film terbaik dalam Festival Film Indonesia 2004 untuk perannya dalam dua film, masing-masing Biola Tak Berdawai dan Ada Apa Dengan Cinta?, tetapi kalah dari pemain film Tora Sudiro. Setahun lalu, dalam Festival Film Indonesia 2005, dia kembali diunggulkan dalam dua film dalam klasifikasi yang sama untuk kiprahnya sebagai Soe Hok Gie dalam Gie dan selaku Joni dalam Janji Joni–dan berhasil merebut penghargaan tersebut untuk kiprahnya sebagai Gie.

Biografi Nicholas Saputra - Aktor Film Indonesia

Pada tahun 2007, Nicholas membintangi film 3 Hari untuk Selamanya bareng Adinia Wirasti. Film karya Riri Riza ini cukup mendapat sambutan dalam berbagai festival film internasional walaupun tak diikutsertakan dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2007. Tahun selanjutnya, 2008, Nicholas kembali berakting dalam tiga film berdurasi di atas 30 menit yang tayang di bioskop. Yakni film Cinta Setaman (sutradara Harry Dagoe), Drupadi (Riri Riza) dan 3 Doa 3 Cinta (Nurman Hakim). Film yang disebut terakhir mengirimkan Nicholas meraih gelar “Leading Actor” dalam Guardians e-Awards 2009 serta kembali menjadi unggulan bintang film terbaik dalam Festival Film Indonesia 2008.

Nicholas pun mendapatkan penghargaan dalam bidang akting dari aneka macam penganugerahan sejenis FFI. Penghargaan pertamanya adalah selaku Aktor Terbaik Bali International Film Festival 2003 untuk kiprahnya dalam film Biola Tak Berdawai. Selain itu, Nicholas juga menjadi Most Favorite Actor versi MTV Indonesia Movie Awards 2005 dan Aktor Terbaik Indonesian Movie Awards 2007 berkat aktingnya dalam film Janji Joni.

Biografi Nicholas Saputra - Aktor Film IndonesiaPengakuan lain atas kesanggupan Nicholas, dia dapatkan dalam bentuk menjadi pembicara dalam berbagai pelatihan mengenai film dan menjadi juri dalam berbagai pameran film di dalam mau pun di luar negeri. Salah satunya yakni dengan menjadi juri Best Asian Films dalam Singapore International Film Festival 2008 yang memperebutkan Silver Screen Awards.

Karier Nicholas juga diisi dengan membintangi film pendek untuk kampanye sebuah merk mobil, yaitu Yaris Movie (2006) dan film lain berjudul Hulahoop Soundings bareng Ladya Cheryl yang ditayangkan dalam Jakarta International Film Festival (Jiffest) 2008.

Selain berkarier selaku pemeran, Nicholas juga menjadi bintang iklan banyak sekali produk dan model video klip, antara lain Tentang Seseorang (Anda, 2002), Tak Mampu Mendua (Kahitna, 2003), Ingat Kamu (Duo Maia, 2008), Shadows (Nidji grup band, 2008) dan Pernah Muda (Bunga Citra Lestari, 2008). 

Nicholas Saputra sempat vakum beberapa tahun lalu kembali ke layar lebar bermain dalam film berjudul Sarinah pada tahun 2011 dan kemudian bermain dalam beberapa film pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Pada tahun 2014, Nicholas Saputra sempat membintai iklan Line yang juga ialah film pendek dari kelanjutan Ada Apa Dengan Cinta?.

Biografi Nicholas Saputra - Aktor Film Indonesia

Hingga kemudian pada tahun 2016, Nicholas Saputra kembali berperan sebagai Rangga dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2 bareng lawan mainnya Dian Sastrowardoyo. Film ini lalu kembali mengangkat nama Nicholas Saputra dalam dunia perfilman Indonesia. www.biografiku.com

Biografi Dian Sastrowardoyo

Artis,  Biografi,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah,  Selebriti,  Tokoh Wanita

Dian Sastrowardoyo, artis, profil, biografiBiografi Dian Sastrowardoyo. Nama lengkapnya Diandra Paramitha Sastrowardoyo atau Dian Sastro lahir di Jakarta tanggal 16 Maret 1982 dari pasangan Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo dan Dewi Parwati Setyorini. Dikenal selaku aktris berbakat yang penuh dengan totalitas. Hobinya adalah membaca, nonton dan segala sesuatu yang berkaitan dengan seni. Menganut agama Islam setelah sebelumnya menjadi penganut Kristen. Selain sebagai aktris beliau pernah mempunyai rubrik sendiri di majalah GADIS yang bernama Kata Dian, di rubrik tersebut ia menyalurkan talenta menulisnya dan berkomunikasi dengan pembaca majalah Gadis. Ia yakni lulusan jurusan filsafat FIB UI yang tak jarang dimintai perlindungan selaku ajudan dosen oleh para seniornya.

Dian yakni salah seorang cucu tokoh pergerakan nasional Prof Mr Sunario Sastrowardoyo. Dian yakni pemain film Indonesia. Dian Memulai kariernya di dunia hiburan pada tahun 1996, selaku juara 1 di ajang GADIS Sampul yang diadakan majalah GADIS. Ia disebut-sebut selaku ikon kebangkitan film nasional bareng rekannya di film AADC (Ada Apa Dengan Cinta), Nicholas Saputra. Film pertamanya Bintang Jatuh (2000), karya Rudi Sujarwo, diedarkan indie di kampus-kampus dan tidak ditayangkan di bioskop. Di film tersebut Dian beradu akting dengan Marcella Zalianty, Garry Iskak dan Indra Birowo. Film berikutnya di tahun 2001, Pasir Berbisik menyandingkannya untuk beradu akting dengan Christine Hakim, Slamet Rahardjo dan Didi Petet. Lewat film ini, Dian dianugerahi pemeran wanita terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Perancis (2002).

Dian juga pernah menjadi pembawa acara kuis Super Miliarder 3 Miliar yang ditayangkan di ANTV. Selain itu ia juga pernah membintangi serial TV yang berjudul Dunia Tanpa Koma di RCTI Cintanya kepada dunia film Indonesia dibuktikan Dian dengan kontribusinya di film terbarunya, Drupadi. Selain berakting di depan layar, Dian juga bertindak selaku produser di film ini.

Pembawa obor di ajang Olimpiade 2008 ini kembali disandingkan bersama Nicholas Saputra di suatu film. Film 3 Doa 3 Cinta merupakan film dengan nuansa religius yang dibesut oleh sutradara Nurman Hakim. Di ajang International Festival of Asian Cinema Vesoul, 3 Doa 3 Cinta berhasil membawa pulang penghargaan Grand Prize of the International Jury. www.biografiku.com

Biografi Kh Zainuddin Mz – Da’I Sejuta Ummat

Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah

Profil dan Biografi K.H. Zainuddin MZ.  Nama lengkapnya Kiai Haji Zainuddin Hamidi. Ia lahir di Jakarta, 2 Maret 1952, Zainuddin merupakan anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga Betawi asli. Sejak kecil memang telah nampak ahli berpidato. Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan saat mulai masuk Madrasah Tsanawiyah sampai selesai Madrasah Aliyah di Darul Ma’pandai, Jakarta. Di sekolah ini ia mencar ilmu pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato).

Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus meningkat . Setiap kali tampil, ia mempesona sahabat-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, serempak permintaan ceramah yang terus mengalir. Karena ceramahnya sering didatangi puluhan ribu ummat, maka tak salah jika pers menjulukinya ‘Da’i Sejuta Umat’. Suami Hj. Kholilah ini makin dikenal penduduk ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan saja di seluruh pelosok TautanNusantara, namun juga ke beberapa negara Asia. Sejak itu, da’i yang punya hobi menyimak lagu-lagu dangdut ini mulai dilirik oleh beberapa stasiun televisi. Bahkan dikontrak oleh sebuah biro perjalanan haji yang bekerjasama dengan televisi swasta bersafari bareng artis ke berbagai tempat yang disebut “Nada dan Dakwah”.

Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 dia bergabung dengan partai berlambang Ka’bah (PPP). Jabatannya pun bertambah, selain da’i juga sebagai politikus. Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak mampu dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua lazim PBNU itu salah seorang deklarator PPP. Dia mengaku usang nyantri di Ponpes Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik selaku kubu dalam NU.

KH Zainuddin MZ

Sebelum masuk DPP, dia telah menjadi pengelola aktif PPP, yakni menjadi anggota dewan penasihat DPW DKI Jakarta. Lebih jauh lagi, berkat kelihaiannya mengomunikasikan aliran agama dengan gaya tutur yang luwes, sederhana, dan dibumbui humor segar, partai yang merupakan fusi beberapa partai Islam itu jauh-jauh hari (semenjak Pemilu 1977) sudah memanfaatkannya selaku vote-getter. Bersama Raja Dangdut Rhoma Irama, Zainuddin berkeliling berbagai wilayah mengampanyekan partai yang dikala itu bergambar Ka’bah -sebelum berganti gambar bintang. Hasil yang diperoleh sungguh signifikan dan memengaruhi dominasi Golkar. Tak ayal, kondisi itu menciptakan penguasa Orde Baru waswas. Totalitas Zainuddin untuk PPP bisa dirunut dari latar belakangnya. Pertama, secara kultural ia warga nahdliyin, atau menjadi bagian dari keluarga besar NU. Dengan posisinya tersebut, beliau ingin memperjuangkan NU yang ketika itu menjadi bagian dari fusi PPP yang dipaksakan Orde Baru pada 5 Januari 1971. Untuk diketahui, ormas lain yang menjadi bab fusi itu, antara lain, Muslimin Indonesia (MI), Perti, dan PSII.

Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak mampu dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu salah seorang deklarator PPP. Pada 20 Januari 2002 K.H. Zainudiin M.Z. bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Ia juga secara resmi ditetapkan selaku kandidat presiden oleh partai ini. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR hingga tahun 2006. Zainuddin kembali fokus untuk menebarkan dakwah dan kembali berada ditengah-tengah umat.

Pada 2010, KH Zainuddin MZ dituduh oleh seorang gadis berjulukan Aida Saskia yang mengaku bahwa dirinya punya relasi erat dengan Zainuddin. Kasus ini masih dalam pengusutan. K.H. Zainudin MZ memperlihatkan penjelasan akan ketidakbenaran yang dituduhkan kepadanya itu lewat program Tokoh di tvOne. Zainuddin MZ meninggal dunia pada 5 Juli 2011 dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Pusat Pertamina, karena serangan jantung dan gula darah. Beliau meninggal sehabis sarapan bareng keluarga di rumahnya Gandaria I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TintaTeras.com

Biografi Ahmad Dhani

Artis,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Musisi,  Penyanyi,  Produser,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Selebriti,  Seniman

Biografi Ahmad Dhani. Dikenal sebagai salah satu musisi terbaik di Indonesia dan pentolan dari band Dewa. Dhani Ahmad Prasetyo atau di kenal sebagai Ahmad Dhani / Dhani Manaf lahir di Surabaya, Jawa Timur, 26 Mei 1972, seorang musisi, penulis lagu, penata musik, dan produser Indonesia. Dhani merupakan leader dari band papan atas, Dewa 19 dan juga personel grup musik The Rock. Dhani juga ialah pemilik dan pimpinan dari Republik Cinta Management. Dhani telah mencetak banyak hits dan mengorbitkan sejumlah artis lewat karyanya. Bakat musik Dhani mulai bergejolak ketika duduk di kursi SMPN 6 Surabaya. Dhani bareng 3 orang sahabatnya Andra Junaidi, Erwin Prasetya, dan Wawan Juniarso, kemudian mendirikan grup musik DEWA pada tahun 1986.

Dhani bertindak pada vokal dan keyboard. Saking tergilanya pada musik, tak jarang Dhani mangkir sekolah untuk sekedar berkumpul bareng teman-temannya di DEWA untuk sekedar memainkan alat musik di rumah Wawan di daerah komplek Universitas Airlangga. Dhani semula yang menteng di jalur rock, lalu menjajal jalur musik jazz yang kemudian diikuti pergeseran nama Dewa menjadi Downbeat. Bersama Downbeat, Dhani sempat menjuarai Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival grup musik SLTA ’90 atau juara II Djarum Super Fiesta Musik. Namun balasannya Dhani kembali ke jalur rock dan mengibarkan bendera DEWA 19 dengan perhiasan Ari Lasso.

Karena tidak ada studio yang mencukupi di Surabaya, pada tahun 1991 Ahmad Dhani hijrah ke Jakarta untuk mencari perusahaan rekaman yang hendak melabeli Dewa 19. Dengan modal seadanya, Dhani menginjak rimba ibukota, gentayangan dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain memakai bus kota. Setelah sempat ditolak sejumlah label, karenanya dhani dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records.

Usaha Dhani tidak tidak berguna, album perdana Dewa 19 (1992) sukses besar dengan melejitnya sejumlah hits seperti ”Kangen” dan ”Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi”. Album ini tercatat selaku album terlaris 1993 dan Dewa dianugerahi sebagai pendatang gres terbaik. Sukses Dewa 19 berlanjut di album-album selanjutnya. Hingga ketika ini tak kurang dari sebelas album yang sudah dirilis Dhani bareng Dewa, ialah Dewa 19 (1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best Of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama Cinta I & II (2004), Laskar Cinta (2004), Republik Cinta (2006), dan Kerajaan Cinta (2007). Meski telah beberapa kali mengalami perubahan personel, sampai dikala ini Dewa 19 masih tetap eksis di blantika musik.

Selain aktif di Dewa 19, Dhani juga sibuk dengan kegiatan lain. Pada tahun 1999, beliau sempat melahirkan Ahmad Band, yang sempat diketahui dengan tembang ”Bidadari di Kesunyian” dan ”Aku Cinta Kau Dan Dia”. Selain itu Dhani juga menjadi memproduseri artis lain selain Dewa 19. Sejak kesuksesan Dhani melambungkan nama Reza Artamevia di tahun 1997, beliau mulai sering memproduseri artis lain, dan melahirkan bakat-bakat gres dalam dunia musik. Dhani juga kerja sama dengan gitaris DEWA 19, Andra bulan rahmat, dan merelease album yang cuma berisi 4 lagu. “Kuldesak” adalah single andalan album itu.

Ahmad Dhani

Bermula dari perekaman album solonya di Australia, Dhani bertemu dengan 3 anggota grup musik Hospital The Musical, adalah Clancy Alexander Tucker, Zachary Haidee-Keene, Michael Bennett di Studio 301, Sydney – Australia. Dari konferensi itu munculah pandangan baru untuk berkolaborasi dalam suatu band. Dhani yang mempunyai niat untuk go international mendapatkan usul tersebut dan terbentuklah The Rock yang mana Hospital The Musical tidak bubar dan Dhani juga tidak meninggalkan Dewa 19. Pada Agustus 2007, lahirlah album pertama The Rock dengan tajuk Master Mister Ahmad Dhani I yang mencetak single ”Munajat Cinta”. Hospital The Musical pernah mengikuti tour Marlboro Kretek di Indonesia, pada bulan Agustus-September 2007. Saat itu mereka menggunakan nama Fire Shark, bareng vokalis Mark Williams.

Di Tahun Ini Dhani betemu personil 5 anggota yaitu Cameria Happy Pramita (Gitar,Backing Vocal),Ices (Bass) ,Tharaz Bistara (Gitar),Ikmal Tobing (Drummer) dan Terakhir Wahyu Sudiro (Gitar) pada LAUNCHING ALBUM TRIAD The Rock Cafe Jakarta 19 Feb 2010 telah merilis album dengan hits single nya “Makhluk Tuhan Paling Sexy” milik penyanyi Mulan Jameela hits single kedua berjudul “Mustapha” milik Grup Band Barat Queen dan terakhir 2010 hits ketiga berjudul “Selir Hati”

Salah satu musik kegemaran Si Jenggot (panggilan bersahabat Dhani) ialah musik Jazz. Dia berkerja sama dengan Tim Oram, musisi Jazz di Sydney. Bersama Tim ia berkolaborasi dengan musisi-musisi jazz di Australia. Terdapat 4 lagu Jazz di album The Rock, dan April 2009, beliau merilis album 100% Jazz dengan judul The Best Is Yet To Come.

Dhani menikah dengan Maia Estianty di tahun 1994, sesudah sekian lama menjalin cinta sejak Dhani masih di SMA Negeri 2 Surabaya. Dari ijab kabul mereka, keduanya mempunyai 3 anak. Dhani menamai anak-anaknya sesuai tokoh sufi yang dikaguminya, ialah Ahmad Al Gazali, El Jalaluddin Rumi, dan Ahmad Abdul Qodir Jaelani. Sejak simpulan 2006, Dhani dan istrinya terlibat skandal ‘tuduh menuduh’ yang berujung pada somasi cerai yang diajukan oleh Maia Estianty. Rumah tangga mereka resmi rampung pada 23 September 2008 lewat keputusan hakim di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Biografi Melly Goeslaw – Sang Ratu Soundtrack

Artis,  Biografi,  Feed,  Musisi,  Penyanyi,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Selebriti,  Seniman

Melly Goeslaw, Musisi, Penyanyi, BiografiProfil dan Biografi Melly Goeslaw – Sang Ratu Soundtrack. Nama lengkapnya adalah Mellyana Goeslaw Hoed, lebih akrab dengan panggilan panggung Melly Goeslaw lahir 7 Januari 1974, Putri tunggal dari pasangan Ersi Sukaesih dan (Alm) Melky Goeslaw serta istri dari Anto Hoed ini telah sukses menciptakan banyak lagu, diantaranya lagu berjudul “Jika” di mana Melly Goeslaw berduet bersama Ari Lasso, lalu disusul dengan kesuksesannya menciptakan lagu “Menghitung Hari” yang dibawakan oleh Krisdayanti serta lagu “Hati Yang Terpilih” yang dibawakan oleh Rossa, dan pribadi menerima sambutan hangat dari penduduk . Selain itu bersama suaminya beliau mendirikan grup mussik Potret.

Melly menganut agama Islam setelah bernikah dengan Anto pada tahun 1995 silam. Kini mereka dikaruniai dua orang anak lelaki. Anak pertama mereka Anakku Lelaki Hoed (Ale) lahir pada 22 Agustus 2000, disusul anak kedua mereka Pria Bernama Hoed (Abe) yang lahir 9 Mei 2003. Selain sudah mengorbitkan banyak penyanyi Melly Goeslaw yaitu seorang komposer yang sungguh mahir, dia mampu membuat lagu – lagu yang tidak kalah mahir, mirip dialbum solonya yang pertama “melly” , Melly mengajak Ari Lasso untuk berduet dengannya, dan lagu tersebut berjudul “Jika”, lagu itu sukses dipasaran.

setelah 3 tahun fakum dihiburan musik tanah air, Melly Goeslaw menerima usulan soundtrack dengan didampingi suaminya, Anto Hoed. Soundtrack pertamanya “Ada Apa Dengan Cinta” yang telah mendapat sukses besar di Indonesia, dan soundtracknyapun juga populer di berbagai negara salah satunya Malaysia, seperti lagu “Ku Bahagia”, “Bimbang”, “Ada Apa Dengan Cinta ?”, Dll,. Setelah kesuksesannya yang besar, Melly Goeslaw mendapat soundtrack lagi yang tidak kalah suksesnya, “Eiffel … I’m In Love”, Melly Goeslaw mampu mengimbangi soundtrack dengan filmnya dengan lagu hits mirip “Pujaanku”, “Tak Tahan Lagi”, Dll,. Dan sehabis 5 tahun tidak membuat album solo (2004), Melly Goeslaw mengeluarkan album solonya yang ke-2 ialah berjudul “Intuisi”, bukan Melly Goeslaw namanya jikalau tak ada soundtrack, dialbum itu ada 3 lagu yang dijadikan soundtrack dan single dari album itu juga, mirip “Tentang Dia”, “Cinta”, dan “Biarkan saja ini mengalir”.

Melly Goeslaw, Musisi, Penyanyi, Biografi
Melly Goeslaw – Sang Ratu Soundtrack

Belum usang merilis album solonya yang ke-2, Melly menerima soundtrack lagi, yang berjudul “Apa Artinya Cinta ?”, di soundtrack ini Melly mengajak teman duet lamanya adalah Ari lasso untuk menjadi sobat soundtrack dalam single yang pertama ialah lagu yang berjudul “Apa Artinya Cinta ?”. Dan single keduanya juga tak kalah sukses dengan single pertamanya ialah “I’m Fallin’ In Love”. Ditahun berikutnya Melly Goslaw mendapat soundtrack lagi, ialah film yang sungguh fenomenal, “My Heart”. Tapi sayangnya Melly Goeslaw tidak ikut bernyanyi, Melly Goeslaw Dan Anto Hoed hanya menjadi konmposer/Pencipta semua lagu yang ada didalamnya, dan singlenya sangat sukses dipasaran yang berjudul “My Heart”.

Ditahun berikutnya Melly Goeslaw membuat album solonya yang Ke-3 yakni berjudul “Mindnsoul”, dan merupakan album kumpulan lagu – lagu Melly dialbum sebelumnya, dan album ini mengeluarkan 3 lagu baru dan 3 single yang sukses dipasaran seperti lagu “Let’s Dance Together” , “Gantung” , dan “Risau”. Tak usang lalu Melly Goeslaw dan suaminya menerima soundtrack yang berjudul “The Butterfly”, singlenya berhasil tetapi sayangnya Melly Goeslaw hanya mengeluarkan satu single saja yaitu, “Butterfly”.

Melly Goeslaw, Musisi, Penyanyi, Biografi
Melly Goeslaw

1 tahun tanpa soundtrack Melly Goelaw mendapatkan soundtrack lagi yang berjudul “Ketika Cinta Bertasbih”, film itu sungguh fenomenal dan Melly mengeluarkan single “Ketika Cinta Bertasbih”, “Tuhan Beri saya Cinta” dinyanyikan oleh Ayushita, Dan “Menanti Cinta” dinyanyikan oleh Krisdayanti. Ditahun selanjutnya Melly Goeslaw mendapatkan 3 Soundtrack sekaligus yaitu “Heart 2 Heart”, “Kabayan Jadi Milyuner”, Dan “Love Story”. Semenjak itu Melly Goeslaw sering disebut dengan julukan “”Si Ratu Soundtrack”” karna sudah menggarap kurang lebih 10 Soundtrack dengan suaminya, Anto Hoed. www.biografiku.com

Biografi Ari Lasso

Artis,  Biografi,  Feed,  Musisi,  Penyanyi,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Selebriti,  Seniman

Ari Lasso, Musisi, Biografi, PenyanyiBiografi Ari Lasso. Nama lengkapnya Ari Bernardus Lasso atau lebih dikenal dengan nama Ari Lasso lahir di Madiun, Jawa Timur, 17 Januari 1973, merupakan Anak dari pasangan Bartholomeus B. Lasso dan Sri Noerhida. Saat remaja Ari sekolah di Sekolah Menengan Atas 2 Surabaya, bareng kawannya Juniarso yang menjadi drummer pertama Dewa 19 dan Piyu yang kelak menjadi gitaris PADI, membentuk suatu grup musik berjulukan Outsider Band. Sejak pertemuannya dengan personel Down Beat yang terdiri Dhani, Erwin dan Andra, beliau merasa cocok sehingga mulai bermain musik bareng. Pertemanan mereka kemudian berlanjut dengan pembentukan band Dewa 19.

Melalui usaha panjang, akibatnya Dewa 19 berhasil masuk ke dapur rekaman. Album debut Dewa 19, Kangen, lalu sukses menjadi album terlaris model BASF (1993). Berlanjut semakin hari Dewa 19 semakin terkenal, sehingga nama Ari Lasso pun semakin melambung tinggi.

Tetapi tampaknya Ari belum siap menjadi penyanyi populer sehingga terjerumus dalam narkoba. Keterlibatannya dengan narkoba sejak album ketiga kesudahannya tidak bisa ditolerir Dhani dan personel Dewa 19 yang lain. Puncaknya perpecahan dengan dipecatnya Erwin, Wong Aksan dan hasilnya Ari dari Dewa 19. Ari yang lalu telah sadar kebiasaan mengonsumsi narkoba merugikannya sehingga berusaha meninggalkannya. Ia pun sukses tetapi, telah patah arang dengan Dewa 19 sehingga menetapkan berkarier solo.

Setelah resmi keluar dari Dewa, Ari mulai menggarap album solonya. Ari muncul kembali ke dunia hiburan, tampil duet bareng Melly Goeslaw, yang lalu sukses besar di pasaran. Tahun 2001 Ari mengeluarkan album solo pertamanya Sendiri Dulu, yang juga berhasil besar dengan tembang andalannya Misteri Ilahi. Di album ini ia dibantu oleh Bebi Romeo, Erwin Prasetya, Andra, Bimo, Bongky, Anto Hoed, Denny Chasmala, dan Andi Rianto.

Ari Lasso, Musisi, Biografi, Penyanyi
Ari Lasso

Hubungannya dengan Dhani yang sempat tegang pun cair. Malah Dhani rela menyumbangkan dua lagunya Rahasia Perempuan dan Jika Aku Bukanlah Aku ke dalam album solo kedua Ari yang bertajuk Keseimbangan, yang berbuah tanggapanbaik dari penikmat musik Indonesia. Tahun 2003 beliau kembali merilis album keduanya Keseimbangan. Pada album ini ia menggandeng musisi-musisi jago mirip Ahmad Dhani, Piyu (Padi), Andra (Dewa), Bebi Romeo, Ricky FM, Marshal (Dr. PM).

Tahun 2004 beliau merilis album ketiganya Kulihat, Kudengar, Kurasa, dimana salah satu lagunya menjadi sound track film layar lebar dengan judul sama, Mengejar Matahari. Ari mengeluarkan album keempatnya dengan tajuk “Selalu Ada” pada tahun 2006. Di album ini, lagu Cinta Terakhir menjadi andalannya. Di tahun 2007, Ari merilis album “The Best of” dengan salah satu lagunya, Aku dan Dirimu, di mana Ari duet bersama Bunga Citra Lestari.

Beberapa waktu kemudian, Ari divonis dokter kalau pita suaranya cepat rusak. Oleh balasannya Ari melakukan antisipasi dengan puasa bicara. Pita suara Ari cepat rusak bukan ketika bernyanyi melainkan ketika berbicara. Ari juga terpaksa ‘istirahat’ sejenak dari acara manggung selama 4 bulan. Namun pada gelaran program Dji Sam Soe Urban Jazz Crossover yang diadakan di Medan, Bandung, Semarang dan Jakarta pada 1 Mei 2009 hingga 22 Mei 2009, Ari bakal tampil.

Biografi Titiek Puspa – Artis Senior Indonesia

Artis,  Feed,  Musisi,  Penyanyi,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah,  Selebriti,  Seniman,  Tokoh Wanita

TintaTeras.com – Biografi Titiek Puspa. Ia dikenal selaku salah satu penyanyi dan artis senior di Indonesia. Ia banyak membuat lagu-lagu dan menjadi terkenal dalam dunia hiburan tanah air.

Biografi Titiek Puspa

Mempunyai nama orisinil Sudarwati yang diubah menjadi Kadarwati dan terakhir diubah menjadi Sumarti lahir di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, 1 November 1937.

Biografi Titiek Puspa

Nama “Titiek Puspa” diambil dari Titiek yang ialah nama panggilannya sehari-hari dan Puspa dari ‘Puspo’ nama bapaknya.

Nama ini pula yang diambil untuk nama orkes pengiringnya “PUSPA SARI” yang dipimpinnya sendiri dan mengiringinya menyanyi di awal kariernya.

Karir Bernyanyi

Awal karier bernyanyinya dimulai di Semarang, kota di mana Titiek Puspa yang sekarang disebut selaku diva legendaris oleh Majalah Wanita KARTINI, mengikuti kontes menyanyi “Bintang Radio”.

Tidak cuma hingga di bidang menyanyi saja, ‘eyang Titik’ juga menunjukan totalitasnya dalam menggarap beberapa operet yang sempat sangat diminati pemirsa TVRI, seperti operet bawang Merah Bawang Putih,Ketupat Lebaran, Kartini Manusiawi Kartini dan Ronce-ronce.

Rekaman piringan hitamnya yang pertama dengan label GEMBIRA, berisi lagu Di Sudut Bibirmu, Esok Malam Kau Kujelang, dan duet bersama Tuty Daulay dalam lagu Indada Siririton, iringan musik Empat Sekawan Sariman.

Pada pertengahan 1960, Titiek Puspa sempat menjadi penyanyi tetap pada Orkes Studio Jakarta. Saat itu Titiek Puspa banyak menerima bimbingan dari Iskandar (pencipta lagu dan pemimpin orkes) dan Zainal Ardi (suaminya sendiri seorang announcer Radio Republik Indonesia Jakarta).

Sebagai penyanyi yang mulai menanjak popularitasnya, Titiek belum membuat banyak lagu dalam albumnya, lagu-lagunya banyak diciptakan contohnya oleh Iskandar, Mus Mualim, ada juga Wedasmara.

Menjadi Populer

Barulah pada album Si Hitam dan Pita (1963) yang berisi 12 lagu tiap albumnya seluruhnya ialah ciptaannya sendiri dan menjadi populer ketika itu, disamping itu juga album Doa Ibu berisi 12 lagu, 11 lagu adalah ciptaannya dengan 1 lagu ciptaan Mus Mualim.

Dari album Si Hitam, lagu yang kian memopulerkan namanya ialah Si Hitam, Tinggalkan, Aku dan Asmara. Bisa juga dikatakan bahwa bersama album Si Hitam.

Album Doa Ibu adalah album yang legendaris alasannya berisi lagu-lagu Minah Gadis Dusun, Pantang Mundur, yang semakin menancapkan Titiek Puspa sebagai penyanyi dan pencipta lagu Indonesia yang baik.

Titiek Puspa, Biografi, penyanyiUntuk memperingati ulang tahunnya yang ke-70, Titiek menggelar konser bertajuk Karya Abadi Sang Legenda: 70 Tahun Titiek Puspa.

Konser ini ditujukan selaku perwujudan rasa terima kasih Titiek Puspa kepada semua yang terlibat dan pernah bekerja sama dengan Titiek Puspa terhadap negeri ini, terutama terima kasih tak terhingga untuk penonton dan penggemar Titiek Puspa.

Konser yang diriingi musisi Dian HP Orchestra dengan melibatkan Ari Lasso, Andi /rif, 3 Diva (KD, Titi DJ, Ruth Sahanaya), Melly Goeslaw, Vina Panduwinata, Pinkan Mambo, Yovie Widianto, Hedi Yunus, Kevin Aprilio, Rio Febrian, Delon Thamrin, Bob Tutupoly,

Selain itu hadir juga Dewi Sandra, Emilia Contessa, Marini, Euis Darliah, Elvy Sukaesih, Inul Daratista, Warna, Project Pop, Gita Gutawa, artis Mamma Mia, dan Host Ringgo Agus Rahman, Daniel Mananta, dan Tamara Bleszynski, turut pula disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta menteri, pejabat negara, dan mantan pejabat negara.

Biografi Agnes Monica

Artis,  Biografi,  Feed,  Musisi,  Penyanyi,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah,  Selebriti

Profil dan Biografi Agnes Monica. Siapa yang tidak mengenal artis bertalenta luas umumyang satu ini, berwajah elok dan memiliki bunyi yang indah dan sungguh populer di belantika musik Indonesia. Bernama lengkap Agnes Monica Muljoto atau lazimdi sapa agnes monica, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1986. Ia ialah anak bungsu dari pasangan Jenny Siswono dan Ricky Suprapto. Ia mempunyai seorang abang pria berjulukan Steve Muljoto yang lalu menjadi manajernya. Agnes menuntaskan pendidikan dasarnya di SD Tarakanita Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SLTP Pelita Harapan. Di sekolahnya, Agnes ialah siswi yang berprestasi di bidang akademik dan sering mendapatkan beasiswa, walaupun ia juga disibukan dengan aktivitas luar sekolah mirip kursus piano, bahasa Inggris, seluncur es, dan badminton.

Bakat Agnes di bidang seni telah telihat semenjak dia masih kanak-kanak, khususnya bidang tarik suara. Selain ditempa di gereja, Agnes juga ikut kursus vokal di beberapa tempat. Saat menginjak usia enam tahun, Agnes memulai kariernya sebagai penyanyi cilik dan merekam album anak-anak pertamanya yang diberi judul Si Meong. Nama Agnes melambung selaku penyanyi cilik dikala beliau merilis album keduanya pada tahun 1995 ialah Yess!, yang merupakan album duet bersama Eza Yayang. Album tersebut dinobatkan selaku “Album Anak-Anak Terbaik” pada tahun 1999. Album lain yang sudah dirilis Agnes yakni Bala-Bala. Ketiga album tersebut sukses melejitkan Agnes ke jajaran penyanyi cilik terpopuler di periode 1990-an. Selain bernyanyi dan merilis album, Agnes juga menjadi presenter program bawah umur adalah Video Anak Anteve (VAN) di Anteve, Tralala-Trilili di RCTI, dan Diva Romeo di Trans TV.

Agnes sukses meraih penghargaan Panasonic Awards untuk “Pembawa Acara Anak-Anak Terfavorit” selama dua tahun berturut, 1999 dan 2000. Menginjak usia sampaumur, Agnes mulai terjun ke dunia seni tugas, dimulai dengan penampilannya di sinetron Lupus Millenia dan Mr. Hologram pada tahun 1999. Pada tahun itu, Agnes sukses menempati urutan pertama jajak pertimbangan artis beranjak sampaumur terbaik model artiscilik.com. Pada tahun 2000, Agnes menjadi pemeran utama di sinetron Pernikahan Dini bersama Sahrul Gunawan. Sinetron inilah yang sukses melambungkan nama Agnes dan menghapus citranya selaku seorang artis cilik. Akting Agnes di sinetron tersebut sukses menjangkau penghargaan “Aktris Terfavorit” pada Panasonic Awards pada tahun 2001 dan 2002, serta SCTV Awards selaku “Aktris Ngetop” pada tahun 2002.

Selain itu, Agnes juga menyanyikan dua lagu ciptaan Melly Goeslaw berjudul “Pernikahan Dini” dan “Seputih Hati” selaku lagu tema sinetron Pernikahan Dini. Kedua lagu tersebut ialah tampilan pertama Agnes sejak kemunculannya sebagai penyanyi cilik bertahun-tahun silam. Kedua lagu tersebut sudah dirilis dalam album kompilasi bertajuk Love Theme (2001). Sepanjang tahun 2002, Agnes sudah membintangi tiga judul sinetron, ialah Ciuman Pertama, Kejar Daku Kau Ku Tangkap, dan Amanda. Ia juga berkolaborasi dengan penyanyi Yana Julio dalam lagu “Awan dan Ombak” dalam album Jumpa Lagi. Seiring dengan popularitasnya, Agnes sukses menjadi artis sampaumur dengan bayaran termahal di Indonesia pada ketika itu.

Pada tahun 2003, Agnes merilis album dewasa pertamanya yang berjudul And the Story Goes, yang kembali melejitkan namanya di industri musik Indonesia. Kesuksesannya di tanah air mendorong Agnes memasang target untuk bisa berkarier di kancah internasional. Pada album keduanya yang dirilis pada tahun 2005, Whaddup A’..?!, ia menggandeng penyanyi asal Amerika Serikat Keith Martin untuk berkolaborasi. Agnes juga terlibat dalam syuting dua serial drama Asia, The Hospital dan Romance In the White House di Taiwan.

Agnes Monica

Agnes sukses menjangkau penghargaan dua tahun berturut-turut atas penampilannya di ajang Asia Song Festival di Seoul, Korea Selatan, pada tahun 2008 dan 2009. Pada album ketiganya, Sacredly Agnezious (2009), Agnes mulai terlibat selaku produser dan penulis lagu. Pada tahun 2010, beliau diangkat selaku salah satu juri pada ajang penelusuran talenta Indonesian Idol. Agnes juga menjadi salah satu pemandu program pada karpet merah pegelaran American Music Awards 2010 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Seiring dengan melesatnya Agnes ke puncak popularitas, penampilan dan gaya berbusananya menjadi tren di kalangan anak muda. Selain sukses secara komersial, Agnes juga telah dianugerahi banyak penghargaan, tergolong di antaranya sembilan Anugerah Musik Indonesia, tujuh Panasonic Awards, dan empat MTV Indonesia Awards. Selain itu, Agnes telah dipercaya menjadi duta anti narkoba se-Asia serta duta MTV EXIT dalam memberantas perdagangan insan.

Itulah biografi dan profil singkat perihal agnes monica penyanyi asal indonesia yang telah terkenal dimancanegara. Semoga infomasi ini menjadi berfaedah bagi pembaca sekalian. www.biografiku.com