Robert Oppenheimer diketahui Penemu Bom Atom atau lebih diketahui selaku ‘Bapak Bom Atom. Bom tersebut merupakan bom dengan daya ledak terkuat hasil dari proses fisi nuklir. Akibat bom ini, ratusan ribu nyawa di Jepang meregang nyawa. Bom ini juga yang menyebabkan Jepang mengalah tanpa syarat pada perang dunia II.
Penemuan Bom Atom yang oleh Oppenheimer ini merupakan langkah awal dari dikembangkannya bom hidrogen atau yang kemudian dikenal dengan nama Bom Nuklir. Bom ini merupakan bom terkuat dalam sejarah yang pernah dibentuk oleh insan. Namun pengembangan bom ini ditentang oleh Oppenheimer sendiri dan suatu penyesalan akan temuan dari Bom Atom.
Biografi Robert Oppenheimer
Oppenheimer lahir dengan nama lengkap Julius Robert Oppenheimer lahir tanggal 22 April 1904 di New York City, Amerika Serikat. Ketika menuntut ilmu, dia sangat menyukai pelajaran bahasa, matematika dan ilmu pengetahuan.
Di antara sobat-teman sekolahnya, penemu bom atom ini yang paling bersungguh-sungguh berguru, khususnya di bidang bahasa. Dia tak sekedar mempelajarinya saja tetapi juga berusaha keras untuk fasih mengucapkan serta membaca tulisannya. Kebiasaan ini membuahkan hasil cemerlang. Pada tahun 1925 atau setelah lulus dari Harvard University.
Oppenheimer mulus melanjutkan studinya di Cambridge University Inggris, kemudian beralih ke Gottingen Jerman guna mengejar gelar PhD. Selama di Gottingen yang saat itu merupakan pusat pengembangan mekanika kuantum, Ia menerima bimbingan dari Max Born sampai mendapat gelar PhD (tahun 1927). Setelah lulus beliau mudik, 2 tahun lalu berturut-turut Penemu Bom Atom ini kemudian mendirikan sekolah fisika teoretis di Institut Teknologi California dan Universitas Berkeley.
Tahun 1930-an menjadi awal keterlibatan Oppenheimer dalam dunia fisika atom dan nuklir. Ia banyak menyumbangkan pikiran dalam fisika atom dan nuklir, tergolong pikiran mula tentang bintang neutron dan lubang hitam yang sudah diabaikan astronom dalam rentang waktu yang usang.
Oppenheimer dan Proyek Manhattan
Oppenheimer secara terang menyumbangkan pemikirannya alasannya beliau menentang kebangkitan kekuasaan fasisme pada abad itu. Apalagi di tahun 1939, Amerika mengenali jika Jerman berhasil memisahkan inti atom dan mengembangkannya menjadi senjata hebat.
Maka, untuk menandingi kekuatan Jerman itu, tahun 1941 Presiden Roosevelt membentuk Proyek Manhattan dan menunjuk Julius Robert Oppenheimer sebagai direkturnya. Hal ini juga atas dasar surat dari Einstein kepada presiden Roosevelt bahwa reaksi fisi dari buklir dapat membuat sebuah bom dengan daya ledak mahir.
Surat ini mengakibatkan perhatian pemerintah AS terhadap potensi senjata nuklir dan menjadi salah satu aspek yang mendorong pemerintah AS untuk mengalokasikan sumber daya dan mendukung Proyek Manhattan. Meskipun Einstein tidak aktif dalam proyek itu sendiri, tugas mulanya dalam menyadarkan AS perihal peluangsenjata nuklir telah menjadi salah satu momen penting dalam sejarah pengembangan senjata nuklir.
Kemudian dalam melakukan tugasnya, Oppenheimer berbagi bom atom berikut senjata lain di markas observasi Los Alamos, New Mexico. Penelitian lain juga berjalan di Columbia University, University of Chicago, dan Oak Ridge, Tennessee. Saat penelitian, Ia memanggil para jago fisika papan atas. Mereka diajak berhubungan membuat bom atom. Dari sekian banyak andal fisika yang hadir, balasannya terpilih 3000 orang untuk dijadikan satu tim yang diketuai Oppenheimer.
Proyek Manhattan yaitu proyek observasi dan pengembangan senjata nuklir yang berlangsung selama Perang Dunia II. Beberapa fisikawan terkenal yang terlibat dalam Proyek Manhattan antara lain: Enrico Fermi, Richard Feynman, Hans Bethe, Edward Teller, John von Neumann, Emilio Segrè, Ernest O. Lawrence. masih ada banyak orang lain yang terlibat dalam Proyek Manhattan, termasuk insinyur, matematikawan, dan hebat lainnya yang berkontribusi pada banyak sekali aspek proyek tersebut.
Bom Yang Mengakhiri Perang Dunia II
Tanggal 16 Juli 1945 atau sesudah 3 tahun bekerja keras melaksanakan penelitian, Ia menyaksikan uji coba ledakan bom atom pertama di gurun New Mexico. Banyak orang menganggap, ledakan itu bakal mengganti sejarah dunia untuk selamanya.
Terbukti, selang sebulan sehabis uji coba ledakan, dua bom atom menghanguskan Hirosima dan Nagasaki, membunuh ratusan ribu orang. Keadaan ini membuat Jepang harus mengalah dan mundur dari PD II pada tanggal 10 Agustus 1945. Meski dikecam kejam sebab sudah membunuh ratusan ribu jiwa, bom atom temuan Oppenheimer tetap memiliki dampak aktual, sebab bisa menuntaskan PD II yang sudah berlangsung usang.
Penyesalan Oppenheimer
Setelah Bom Atom Di Jatuhkan, Oppenheimer meratapi pekerjaannya dan menyerukan biar energi atom digunakan untuk kepentingan tenang. Ia lalu dipertanyakan kesetiaanya dan kredibilitasnya dan diajukan ke sidang pemeriksaan untuk pejabat tinggi AS dan menimbulkan jabatannya untuk penasehat pemerintah di bidang keamanan dilepas.
Banyak ilmuwan yang merasa tidak puas pada tindakan yang muncul pada dikala histeria nasional yang dipimpin senator Joseph Raymond McCarthy (namun lalu dinyatakan salah). Ketika perang usai, Ia tetap aktif dalam bidang ini. Ia pun terpilih sebagai ketua Komisi Energi Atom Amerika Serikat.
Menentang Pengembangan Bom Hidrogen
Sayang karir dari penemu bom atom ini tak mulus. ini berhubungan dengan sikapnya yang menentang pengembangan bom hidrogen yang lalu ditemukan oleh Edward Teller. Bom Hidrogen yang kemudian diketahui dengan nama Bom Nuklir ini kekuatannya jauh lebih dahsyat dari bom atom. Hal ini disebabkan alasannya adalah proses dari fusi nuklir yang jauh lebih kuat dibanding proses fisi pada bom atom.
Akibat penentangan ini menciptakan Oppenheimer dianggap berkhianat. Ia pun di adili pada tahun 1953. Meski tidak terbukti bersalah, sumbangan keamanan dan kontraknya selaku penasehat bagi Komisi Energi Atom tetap dicabut. Tak patah arang, Ia tetap berkarir dan bergairah.
Dia melanjutkan karirnya selaku pendidik pada “the academic post of director of the Institute of Advanced Study at Princeton University”. Puncaknya di tahun 1963, Presiden Lyndon B. Johnson menyerahkan penghargaan “Enrico Fermi Award” dari Komisi Energi Atom. Tiga tahun setelah menerima penghargaan itu, Julius Robert Oppenheimer mesti pensiun karena terkena kanker tenggorokan. Tahun 1967 dia meninggal dalam usia 63 tahun. Melalui bom atom, Julius Robert Oppenheimer mengganti sejarah dunia untuk selamanya.
Film Oppenheimer
Pada tahun 2023, Christopher Nolan membuat film tentang perjalanan Oppenheimer. Film ini menurut biografi 2005 American Prometheus karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin ihwal J. Robert Oppenheimer, seorang fisikawan teoretis yang berperan penting dalam pengembangan senjata nuklir pertama selaku bab dari Proyek Manhattan
Film Oppenheimer pertama kali diputar perdana di Le Grand Rex di Paris pada 11 Juli 2023, sebelum dirilis di bioskop di Inggris Raya dan Amerika Serikat pada 21 Juli 2023 oleh Universal Pictures. Menariknya, ini yaitu film pertama karya Nolan yang tidak didistribusikan oleh Warner Bros.
Film Oppenheimer mengeksplorasi dampak adab dari pengembangan senjata nuklir dan merupakan karya seni yang indah dan mengesankan. Dengan narasi yang kuat, film ini mengajak penonton untuk merenungkan warisan Oppenheimer dan dampaknya pada periode Atom.