TintaTeras

Biografi Van Gogh, Kisah Pelukis Populer Yang Hidup Tragis Dan Dianggap Abnormal

Feed,  Pelukis Terkenal,  Seniman

Van Gogh dikenal sebagai pelukis terkenal dengan aliran post-impressionism. Karya lukisannya termasuk karya seni yang terbaik, paling populer, dan termasuk paling mahal di dunia. Lukisannya beraliran post impressionisme mewakili abad spontanitas emosional dalam seni lukis.

Biografi Van Gogh, Kisah Pelukis Terkenal

Salah satu lukisan Van Gogh bahkan dihargai lebih dari 1 triliun rupiah. Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis paling besar dalam sejarah seni Eropa. Namun simpulan hidupnya amat tragis sebab dianggap ajaib dan memutuskan bunuh diri. Bagaimana kisahnya?

Biografi van Gogh

Nama lengkapnya ialah Vincent Willem van Gogh lahir tanggal 30 Maret 1853 dan wafat tanggal 29 Juli 1890. Ia ialah sulung dari 6 bersaudara. Ayahnya merupakan pendeta protestan di Groot Zundert, Belanda. Vincent adalah orang yang muram, gelisah, dan temperamental, namun pengetahuannya sangat luas.

Hal ini dapat dilihat di 700 surat yang dikirimkannya pada kerabat yang paling dikasihinya, Theo. Saudaranya itu juga bertugas sebagai manajernya. Surat-surat ini kemudian diterbitkan sebagai catatan kehidupan Van Gogh pada 1911.

Pada periode mudanya, ia bekerja pada sebuah perusahaan pedagang karya seni. Setelah beberapa waktu melakukan pekerjaan selaku guru, Ia kemudian menjadi seorang misionaris yang melakukan pekerjaan di kawasan pertambangan yang sungguh miskin.

Belajar ke Belanda

Pada usia 16 tahun, beliau pergi belajar ke Den Haag, Belanda. Disana dia juga bekerja pada pamannya. Profesi pamannya ialah pedagang karya seni yang menjadi rekananan perusahaan internasional. Ini menciptakan van Gogh mengenal dunia seni.

Disana van Gogh mulai belajar melukis pada Anton Mauve. Setelah gagal menangani klien, dia diantarke London dan lalu berpindah-pindah ketempat paman-pamannya lainnya.

Kemampuannya dalam berkhutbah mengejutkan siapa pun. Ia pun kemudian mencar ilmu injil di Belgia. Namun dia tak final alasannya melakukan pekerjaan selaku pendeta dikalangan pekerja tambang miskin disana.

Biografi Van Gogh, Kisah Pelukis Terkenal

Pada usia 27 tahun, beliau kembali ke Belanda. Disana beliau menciptakan suatu karya lukisan ihwal kemanusiaannya yang berjudul The Potato Eaters (1885). Lukisan tersebut gelap dan muram. Lukisan itu juga mengungkapkan kesedihan dan kemiskinan orang-orang dalam lukisannya.

Ia lalu mengasah bakat seninya dengan mendaftar di sekolah tinggi seni di Antwerpen, Belgia. Namun gres beberapa hari, dia menentukan pergi sehabis sehabis gurunya mengatakan bahwa sapuan kuasnya terlalu berat.

Pindah ke Perancis

Di Belgia, ia sempat dipengaruhi gaya lukisan Peter Paul Rubens dan pelukis Jepang bernama Hokusai. Setelah itu ia bareng dengan Theo pergi ke Paris, Perancis pada tahun 1886. Setelah itu, Vincent pindah ke Arles, Perancis sementara Theo tetap tinggal dan bertugas menjual lukisan van Gogh.

Ia lalu memutuskan memakai warna-warna cerah dalam lukisannya. Tujuannya untuk mengungkapkan simbolime dalam lukisannya wacana ladang-ladang, pohon-pohon dan kehidupan pedesaan. Ini tampakdalam lukisan van Gogh berjudul Light watch tahun 1888 dan Starry Night tahun 1889.

Biografi Van Gogh, Kisah Pelukis Terkenal

Ia juga memanggil pelukis Paul Gauguin untuk bergabung. Namun mereka bertengkar dan Gauguin memilih pergi. Ini kemudian membuat Van Gogh mengalami frustasi berat.

Awalnya dia mengikuti tipikal pelukis di zamannya dengan gaya impresionisme. Namun dia mencicipi ketidakpuasan terhadap pengekangan mulut seni. Khususnya oleh pakem impresionisme menciptakan ia beralih pada gaya ekspresionisme.

Dianggap Gila dan Bunuh Diri

Ia diagnosa menderita epilepsi yang cukup parah. Diagnosa ini dibuat oleh 2 orang dokter berlawanan yang merawatnya. Ia bahkan juga pernah memotong telinganya sendiri alasannya adalah frustasi.

Pada selesai hidupnya, beliau merasa dirinya menjadi asing. Akibatnya dia lalu dikirim ke rumah sakit jiwa Saint Paul-de-Mausole di Perancis. Namun walaupun selaku pasien rumah sakit jiwa, dia tetap melukis.

Setelah dinyatakan sembuh dari kejiwaannya, Ia lalu keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal di sebuah gubukan. Namun disana depresinya belum hilang total. Ia lalu menembak dirinya sendiri pada tanggal 27 Juli 1890.

Ia ditemukan oleh pemilik pondokannya di hutan dalam kondisi sekarat. Dua hari setelahnya, Van Gogh meninggal dunia. Ia pun dimakamkan di samping kakaknya, Theo. Faktanya selama periode hidupnya, Vincent Van Gogh cuma memasarkan 1 lukisan yang berjudul “Red Vineyard at Arles” tahun 1889.

Mengapa Lukisan van Gogh sungguh Mahal?

Ketika beliau masih hidup, karyanya tidak sesuai dengan selera seni saat itu sehingga lukisannya hanya terjual 1 buah saja. Kritikus seni pada zaman itu sering menyeroti gaya lukisan van Gogh karena membuat terobosan baru. Dan terobosan ini menjadi sebuah pionir dalam seni mirip Pablo Picasso.

Setelah kematiannya, saudara iparnya yang bernama Jo tetap mempertahankan seni dari van Gogh dan terus mengiklankan reputasinya. Lambat laun, Banyak kolektor mulai membeli karya lukisan van Gogh. Kemudian keterampilan serta orisinalitasnya mulai dihargai.

Biografi Van Gogh, Kisah Pelukis Terkenal

Beberapa lukisan van Gogh mirip Lukisan Labourer in a Field terjual senilai 81 juta dollar pada tahun 2017. Lukisan tersebut menjadi salah satu lukisannya yang sangat mahal, khususnya alasannya nilai historisnya yang meraih rekor nilai penjualan tertinggi. 

Biografi Basuki Abdullah, Profil Pelukis Terkenal Indonesia

Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Pelukis Terkenal

TintaTeras.com – Profil dan biografi Basuki Abdullah. Indonesia pernah melahirkan sejumlah pelukis besar yang kecemerlangan karya-karyanya tidak cuma dikagumi di negeri sendiri tetapi juga di banyak negara lain. Salah satu pelukis besar yang lewat sejumlah karya monumental yang menciptakan berbagai dalam dunia seni rupa terbaru Indonesia yakni Basuki Abdullah.

Biografi Basuki Abdullah

Ia ialah seorang maestro pelukis pengusung gaya naturalis. Ia dikenal luas bumi Indonesia lewat sejumlah lukisan potret yang ikonik seperti lukisan Nyi Roro Kidul dan Pangeran Diponegoro. Ia juga melukis sejumlah lukisan wajah pahlawan nasional dan tokoh-tokoh terkemuka dalam perjalanan sejarah dan politik nasional

Basuki Abdullah yaitu pelukis besar Indonesia yang kualitas karya-karyanya menerima apresiasi luas. Tak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Karya-karya.

Seniman yang pernah diangkat menjadi pelukis istana di lima negara tidak hanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lain. Lukisannya juga menjadi barang koleksi yang terpajang di banyak tempat di berbagai penjuru dunia

Biografi Basuki Abdullah

Raden Basuki Abdullah atau Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 25 Januari 1915. Sejak belia Basuki Abdullah sudah memperlihatkan minat dan bakatnya yang besar untuk menjadi pelukis.

Sejak umur 10 tahun Basuki Abdullah mulai gemar melukis. Ia melukis beberapa tokoh terkenal mirip Mahatma Gandhi, Yesus Kristus dan Bunda Maria.

Biografi Basuki Abdullah

Bakat melukis Basuki Abdullah terwarisi dari ayahnya Abdullah suriosubroto. Ia merupakan seorang pelukis terkemuka pada zamannya. Basuki Abdullah merupakan cucu dari dr. Wahidin Sudirohusodo, tokoh pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia pada permulaan tahun 1900-an.

Pada tahun 1933 Basuki Abdullah mendapatkan beasiswa untuk mencar ilmu di Akademi Seni Rupa di Den Haag, Belanda. Ia menuntaskan studinya dalam waktu 3 tahun. Pada periode pemerintahan Jepang, Basuki Abdullah bergabung dalam gerakan Putera atau Pusat Tenaga Rakyat.

Organisasi ini yang dibuat Jepang pada tanggal 19 Maret 1943. Dalam gerakan Putera ini, Basuki mendapat tugas mengajar seni lukis. Ia juga aktif dalam Keimin Bunka Shidoso atau pusat kebudayaan. Disana ia bareng Affandi, Soedjojono, Otojaya dan Basuki Resobowo.

Pasca Kemerdekaan, Basuki Abdullah yang menikah dengan Maria Michel, seorang seniman Perempuan Belanda. Basuki memilih tinggal di negara kincir angin tersebut. Meski tidak berada di tanah air, pada tanggal 6 September 1948 Basuki Abdullah mengagetkan publik Seni Indonesia.

Sang Pelukis Ratu Yuliana

Basuki Abdullah keluar sebagai pemenang sayembara melukis untuk Ratu Yuliana yang digelar untuk merayakan penobatan ratu Belanda tersebut.

Sejak kemenangannya dalam sayembara melukis di Belanda, pada tahun 1948 nama Basuki Abdullah mulai diketahui luas. Selama di Belanda, Basuki kerap berkeliling Eropa dan memperdalam keterampilan melukisnya dengan menjelajah Italia dan Prancis.

Biografi Basuki Abdullah

Nama besar Basuki Abdullah diketahui luas selaku seorang pelukis potret. Ia khususnya sangat dikenal karena lukisan-lukisan wanita-wanita bagus, keluarga kerajaan dan kepala negara serta sejumlah tokoh ternama. Bertolak pada opsi gaya melukisnya yang naturalis. Lukisan-lukisan Basuki Abdullah cenderung menghiasatau memperindah paras seseorang.

Selain ulung sebagai pelukis potret Basuki Abdullah juga kena pelukis panorama alam, tanaman dan fauna, tema-tema perjuangan, dan sebagainya. Dalam kapasitasnya sebagai pelukis potret, Basuki Abdullah tidak hanya melukis wajah wajah orang yang masih hidup.

Profil Biografi Basuki Abdullah

Ia juga melukis tampang-tampang orang yang mampu dilihat rujukan fisik wajahnya semisal melalui foto atau kesaksian. Namun Ia juga melukis wajah muka figur atau abjad terkenal yang secara fisik tidak memiliki rujukan fisik.

Karya-Karya Lukisan Basuki Abdullah

Atas pesanan pemerintah misalnya, Basuki Abdullah pernah melukis beberapa tokoh hero nasional yang telah usang meninggal.

Ketika teknologi foto belum banyak dikenal di Indonesia, Basuki Abdullah pernah melukis figur Pangeran Diponegoro, Cut Meutia, Teuku Cik Ditiro, Sisingamangaraja, Pattimura dan lain-lain.

Basuki Abdullah juga dikenal melalui lukisan lukisan naturalisnya yang menggambarkan tampang huruf-aksara mitos. Seperti lukisan Nyai Roro Kidul, Bunda Maria, Jaka Tarub sampai sejumlah figur pewayangan. Karena sifat lukisan yang sungguh natural, lukisan lukisan figur mitos karya Basuki melahirkan mitos-mitos baru.

Lukisan Basuki Abdullah

Reputasi Basuki Abdullah selaku pelukis ternama berkualitas tinggi. Hal ini membuatnya berkesempatan menggelar ekspo tunggal baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sejak tahun 1940an karya-karya Basuki Abdullah sudah pernah dipamerkan secara tunggal di Belanda, Thailand, Malaysia, Jepang, Inggris, Portugal dan negara-negara lain.

Hingga kini karya karya Basuki Abdullah di koleksi di lebih kurang 22 negara. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari riwayat hidup Basuki Abdullah sendiri.

Hampir separuh hidupnya beliau jalani di luar negeri. Basuki Abdullah contohnya pernah menetap beberapa tahun di Thailand dan diangkat sebagai pelukis kerajaan Thailand.

Kritik Lukisan Basuki Abdullah

Basuki Abdullah diketahui selaku pelukis aliran naturalis yang dikagumi banyak orang. Namun tak sedikit karya Basuki Abdullah yang menjadi sasaran kritik. Tidak sedikit pula seniman atau pengamat seni rupa yang mengkritik gaya dan pendekatan yang diseleksi Basuki Abdullah dalam melahirkan karya-karyanya.

Novelis Trisno sumardjo sebagaimana dikutip dalam buku R. Basoeki Abdullah ‘Sebuah biografi dan pengabdiannya dalam bidang seni lukis’ misalnya mengkritik karya karya Basuki Abdullah cuma memancarkan pesan dangkal romantis dan mengumbar erotika.

Kritik tajam juga pernah dilontarkan golongan Persagi atau Persatuan hebat gambar Indonesia. Mereka menilai lukisan lukisan Basuki Abdullah cuma Unggul dalam sisi teknik tetapi kurang kuat dalam memperlihatkan konteks zaman atau situasi sosial dari subjek lukisan-lukisannya.

Basuki Abdullah Meninggal Dunia

Basuki Abdullah meninggal dunia pada 5 November 1993. Ia ditemukan tewas di rumahnya di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Ia meninggal balasan pukulan popor senapan angin di kepala yang dilakukan seorang perampok yang datang rumahnya.

Sebagian dari jejak karya dan fragmen narasi kehidupan Basuki Abdullah saat ini mampu kita saksikan di Museum basoeki Abdullah yang menempati bekas rumah mendiang Sang Maestro dibilangan Cilandak Jakarta Selatan.

Biografi Pablo Picasso, Kisah Pelukis Kubisme Tersohor Dan Mengapa Lukisannya Sangat Tidak Murah

Biografi Tokoh Dunia,  Feed,  Pelukis Terkenal,  Sejarah

Pablo Picasso diketahui sebagai pelukis pemikiran Kubisme. Karya lukisannya yang unik membentuk seni ke arah modern dan kekinian selama beberapa dekade. Tak mengherankan jikalau harga lukisannya sangat tidak murah. Picasso mempunyai imbas signifikan pada seni abad ke-20. Ia ialah seniman inovatif yang bereksperimen dan berinovasi di dunia seni selama 92 tahun lebih di dunia.

Biografi Pablo Picasso

Dia tidak cuma seorang pelukis ulung tetapi juga seorang pematung, seni cetak, seniman keramik, seniman etsa dan penulis. Karyanya matang dari naturalisme kurun kecilnya melalui Kubisme, surealisme dan seterusnya. Berikut biografi Pablo Picasso dan bagaimana ia menjadi seorang pelukis tersohor serta penggerak seni kubisme

Profil dan Biografi Pablo Picasso

Meskipun dia menjalani sebagian besar hidupnya di Prancis, Pablo Picasso adalah orang Spanyol sejak lahir. Ia berasal dari kota Málaga di Andalusia, Spanyol.

Ia yaitu anak pertama dari Don José Ruiz y Blasco dan María Picasso y López. Ia dibesarkan selaku seorang Nasrani, namun lalu Pablo Picasso menyatakan dirinya seorang ateis.

Ayah Pablo Picasso ialah seorang seniman yang juga mengajar kelas seni dan mempunyai sebuah museum seni di Malaga. Don José Ruiz y Blasco mulai mengajarkan Picasso dunia seni ketika bocah itu berusia tujuh tahun.

Ayahnya kemudian memasukkan Pablo Picasso di Sekolah Seni di Barcelona, ​​tempat ayahnya mengajar, pada usia 13 tahun. Pada tahun 1897, Picasso mengawali sekolah seninya di Real Madrid de Bellas Artes de San Fernando, suatu perguruan tinggi seni terkenal di Spanyol ketika itu.

Namun beliau disana hanya berguru sebentar saja alasannya adalah ia lebih senang berkeliaran di festival seni di Prado. Ia juga mempelajari karya-karya El Greco, Francisco Goya, Diego Veláquez, dan Zurbáran.

Selama awal hidupnya, Pablo Picasso melukis potret seperti lukisan Komuni Pertama dari adik perempuannya yang bernama Lola. Kemudian menjelang final kala ke-19, komponen-bagian Simbolisme dan interpretasinya Picasso perihal Modernisme mulai terlihat terang dalam lukisannya.

Berkunjung ke Paris, Perancis

Pada tahun 1900, Picasso pertama kali pergi ke Paris yang periode itu menjadi sentra seni di Eropa. Disana, dia tinggal disana bersama dengan Max Jacob, seorang penyair dan juga jurnalis. Keduanya hidup dalam kemiskinan, adakala dikurangi menjadi memperabukan lukisan artis untuk tetap hangat.

Tak usang sesudah itu, Pablo Picasso pindah ke Madrid pada tahun 1901. Disana beliau berafiliasi dengan temannya ialah Francisco Asis Soler. Mereka menerbitkan di sebuah majalah sastra berjulukan “Young Art”.

Pada saat edisi pertama keluar, Pablo Picasso pertama kali mulai diketahui dengan nama “Picasso” sebagai nama penanya.

Pada tahun 1901 hingga 1904, Picasso lebih banyak melukis dalam nuansa biru. Seperti karya seninya tahun 1903 yang terkenal berjulukan ‘The Old Guitarist’.

Lukisan itu menampilkan gitar dengan warna cokelat di tengah rona biru. Banyak sejarawan seni yang menganggap bahwa nuansa biru merupakan gambaran tertekan nyata Picasso sehabis temannya bunuh diri. Ia juga banyak melukis bertemakan kebutaan, kemiskinan, dan perempuan telanjang.

Pada tahun 1904 hingga 1906, Nuansa merah muda dan mawar menghiasi lukisan Picasso. Disni, Ia melukis salah satu karya terlarisnya adalah ‘Boy with a Pipe’.

Kemudian dari tahun 1907 sampai 1909, Pablo Picasso menciptakan salah satu karya seni lukisan paling terkenal dan paling kontroversialnya yaitu Les Damoiselles d’Avignon.

Lukisan ini terinspirasi dari Afrika yang dilihatnya dalam suatu ekspo di Palais de Trocadero. Ia juga terinspirasi oleh topeng Afrika milik Henri Matisse.

Pelopor Aliran Kubisme

Di tahun 1907 sampai 1912, Picasso lalu melakukan pekerjaan sama dengan Georges Braque membuat nuansa atau aliran Kubisme dalam seni lukisannya yang terkenal.

Karya-karya Picasso tersebut lalu menggambarkan benda-benda yang didekonstruksi dengan bentuk-bentuk geometris yang kompleks.

Karya Pablo Picasso terus berlanjut dalam fatwa Kubisme. Disini beliau juga memasukkan bentuk insan ke dalam banyak lukisan Kubisme, mirip lukisan Girl with a Mandolin (1910) dan Ma Jolie (1911-12).

Kebanyakan seniman yang dikenalnya meninggalkan Paris untuk menggeluti dalam Perang Dunia I. Namun Picasso menghabiskan tahun-tahun di studio seninya.

Picasso dikenali sudah jatuh cinta dengan perempuan lain pada ketika keterkaitannya dengan Fernande Olivier selsai. Eva Gouel menjadi subjek lukisannya pada tahun 1911 dengan judul “Woman with a Guitar,”.

Ia lalu bertemu Olga Khoklova, seorang penari balet dari Rusia yang lalu menjadi istrinya pada tahun 1918. Mereka mempunyai kemudian mempunyai seorang putera beberapa tahun setelah pernikahannya. Namun mereka kemudian berpisah namun Picasso menolak menceraikannya.

Aliran Neoklasikisme dan Surealisme

Dari 1919 hingga 1929, Picasso menampilkan perubahan gaya yang signifikan. Setelah kunjungan pertamanya ke Italia dan tamat Perang Dunia I, lukisan Picasso berjudul Peasants Sleeping (1919) merefleksikan karya seni neoklasiknya.

Namun, dikala aliran Surrealis Prancis menemukan pesona banyak seniman pada pertengahan 1920-an, Picasso mulai mengulangi kegemarannya pada ajaran Primitivisme. Hal ini tercermin dalam lukisan-lukisan yang dipengaruhi surealisme seperti lukisan Three Dancers (1925).

Pada tahun 1927, Picasso berusia 46 tahun berjumpa dengan Marie-Therese Walter. Ia merupakan seorang gadis berusia 17 tahun dari Spanyol.

Keduanya lalu menikah dan melahirkan seorang putri berjulukan Maya. Selama tahun 1930an, karya Picasso mirip Guernica yang terkenal. Lukisan itu menggambarkan Perang Saudara Spanyol, mencerminkan kekerasan waktu perang.

Pada masa periode Perang Dunia II, Picasso tetap di Paris di bawah pendudukan pasukan Nazi Jerman pimpinan Hitler. Disana beliau terus membuat karya seni.

Picasso menulis puisi danmenyelesaikan lebih dari 300 karya antara tahun 1939 dan 1959. Ia juga menuntaskan dua naskah drama berjudul “Desire Caught by the Tail,” dan “The Four Little Girls.”

Setelah Paris terbebas dari kependudukan Jerman pada tahun 1944, Picasso menjalin kekerabatan dengan Francoise Gilot, disini dia lalu mempunyai seorang anak berjulukan Claude, pada tahun 1947, dan seorang putri, Paloma, pada tahun 1949. Namun kekerabatan keduanya selsai alasannya perselingkuhan.

Menjadi Pemahat

Picasso kemudian terus berkonsentrasi pada seni pahat sesudah kurun perang dunia II berakhir. Ia juga ikut serta dalam sebuah pameran internasional di Museum Seni Philadelphia pada tahun 1949.

Picasso lalu menciptakan patung yang diketahui dengan nama Chicago Picasso. Pada tahun 1961, Picasso yang telah berusia 79 tahun menikahi Jacqueline Roque yang berusia 27 tahun.

Jacqueline Roque menjadi salah satu pandangan baru paling besar karier Picasso. terbukti Picasso menghasilkan lebih dari 70 potret dirinya selama 17 tahun.

Di simpulan hayatnya, Picasso banyak menciptakan lukisan karya seni adonan dari gaya sebelumnya. Para pakar seni kemudian mengakui permulaan Neo-Ekspresionisme dalam karya-karya terakhir Picasso.

Picasso yang hidup lewat dua Perang Dunia ini wafat pada tanggal 8 April 1973 di usia 91 tahun. Ia wafat di Mougins, Perancis.

Mengapa Lukisan Picasso Begiitu Mahal dan Terkenal?

Picasso yaitu salah satu seniman paling berpengaruh di periode ke-20. Dia mengembangkan dan mengeksplorasi banyak gaya seni khususnya dalam melukis.

Picasso sangat populer dengan gaya lukisan Kubismenya bersama dengan Georges Braque. Ia juga memperoleh kolase dan menunjukkan bantuan besar pada ajaran Simbolisme dan Surealisme.

Karya seninya seperti lukisan Picasso sangatlah mahal dan terkenal alasannya adalah karya seninya yakni yang pertama dan berlawanan dari gaya seni lainnya. Karya seninya juga terkait dengan dongeng kehidupan pribadinya. Jadi, orang-orang lebih kesengsem untuk berbelanja karya seninya setelah mengetahui peristiwa hidupnya.

Karya Picasso kini tidak banyak tersedia di pasar seni. Ini lalu membuat harganya menjadi semakin mahal . Seperti lukisan dari kala “Biru” dan “Mawar”. Kemudian karya Picasso pada pedoman Kubisme awal. Selain itu karya-karya yang terkait bersahabat dengan kehidupan eksklusif seniman.

Salah satu lukisannya ialah Les Femmes d’Alger (Versi “O”) pada tahun 2015 terjual senilai 2,36 triliun. Karya Picasso itu menjadi lukisan paling mahal yang pernah dijual di rumah lelang Cristie’s New York, Amerika Serikat.

Biografi Raden Saleh, Cerita Perintis Seni Lukis Modern Indonesia

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pelukis Terkenal

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Raden Saleh singkat. Nama Raden Saleh sebagai salah satu pelukis terbesar yang pernah dilahirkan di Indonesia. Namanya mungkin tidak setenar nama-nama pelukis legendaris Indonesia lain semisal Basuki Abdullah atau Affandi Masa hidup Raden Saleh yang terbentang jauh pada zaman penjajahan Belanda di permulaan periode ke-19.

Biografi Raden Saleh

Siapa Raden Saleh?

Ketika nama Indonesia bahkan belum dilahirkan memang membuat nama Raden Saleh selaku penggagas atau perintis seni lukis modern Indonesia kurang dikenali.

Terlebih koleksi lukisan Raden Saleh yang kini dihargai hingga puluhan miliar rupiah sungguh jarang dipamerkan di tanah air. Kumpulan lukisan dan gambar karya Raden Saleh baru dipamerkan secara tunggal di Indonesia pada Juni 2012 kemudian di Galeri Nasional Jakarta.

Meski sosoknya kurang dikenal, banyak golongan sepakat bahwa Raden Saleh adalah pelukis pertama Indonesia yang memperkenalkan teknik seni lukis modern di nusantara.

Raden Saleh juga ialah Perintis Seni Lukis Modern Indonesia yang karya lukisannya yang banyak dipajang dan dikoleksi museum di Eropa. Berikut profil dan biografi Raden Saleh dan perjalanannya menjadi seorang pelukis paling terkenal sampai di Eropa.

Biografi Raden Saleh

Nama lengkapnya adalah Raden Saleh Syarif Bustaman lahir di Semarang pada tahun 1811 dari pasangan peranakan Arab dan Jawa. Ayahnya bernama Said Husein bin Alwi bin Awal dan ibunya berjulukan Raden Ayu Syarif Husein.

Sejak kecil Raden Saleh tinggal bersama pamannya berjulukan Raden Adipati Surohadimenggolo. Pamannya yaitu seorang Bupati Semarang yang populer bakir. Sang paman pernah menolong Thomas Stamford Raffles yang diketahui sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Pamannya membantu Gubernur Jenderal Hindia Belanda tersebut dalam menerjemahkan sejumlah teks dari kanon sastra klasik Jawa. Yang lalu dipakai Thomas Stamford Raffles sebagai bahan menulis buku terkenalnya ialah the History Of Java.

Pada 1822, Raden Saleh didaftarkan berguru di sebuah sekolah darah biru Pribumi yang baru dibuka di Cianjur, Jawa Barat. Berkat keluasan pergaulannya, Raden Saleh yang berbakat menggambar sudah terlihat sejak masih muda.

Ia mampu berkenalan dan belajar kepada AAJ Payen, pelukis keturunan Belgia yang didatangkan pemerintah Hindia-Belanda untuk melukis pemandangan Nusantara.

Belajar Seni Lukis di Belanda

Pada tahun 1829, atas usulan Payen pemerintah Hindia Belanda mengirim Raden Saleh ke negeri Belanda untuk belajar seni lukis. Pengalaman belajar serta hidup di negeri Belanda dan sejumlah negara Eropa lain kelak sangat menghipnotis gaya melukis dan ajaran seorang Raden Saleh.

Biografi Raden Saleh

Petualangan hidup Raden Saleh di Eropa dimulai di negeri Belanda. Lima tahun pertamanya di Eropa dipakai Raden Saleh untuk belajar banyak hal. Dari memperdalam bahasa Belanda sampai berguru teknik melukis potret pada pelukis istana kerajaan Belanda Cornelis Kruesemen.

Ia juga belajar melukis tema pemandangan pada Andris Bahan nama alat serta belajar melukis tema panorama pada Andries Schelfhout.

Perlahan nama Raden Saleh mulai diketahui penduduk Belanda. Selain berkesempatan menggelar pameran di Den Haag, Ia juga kerap diminta melukis potret sejumlah anggota kerajaan dan para pejabat Belanda. Tak jarang karya karya lukis Raden Saleh membuat penduduk Belanda terperangah.

Berpetualang di Jerman Hingga Perancis 

Pada tahun 1839, pemerintah Belanda mengantarRaden Saleh untuk melaksanakan perjalanan artistik ke sejumlah negara Eropa. Ia berkunjung dan menetap beberapa bulan di Dusseldorf Frankfurt dan Berlin, Jerman.

Ia lalu mendatangi kota Dresden dan jatuh cinta dengan kota itu. Raden Saleh memutuskan tinggal di Dresden hingga sekitar lima tahun di kota itu. Di kota itu pula dia menjadi tamu kehormatan kerajaan Jerman.

Kehadirannya diterima baik kelompok aristokrat. Untuk pertama kali dalam hidupnya Raden Saleh merasa diperlakukan sederajat sebagai insan.

Situasi ini membuatnya leluasa mendapatkan lisan artistik dan rasa percaya dirinya selaku seniman. Raden Saleh juga tak ragu menunjukkan identitasnya selaku orang Asia, orang Jawa serta selaku seorang muslim.

Selama di Dresden, Raden Saleh menjalin persahabatan akrab dengan seorang bangsawan terpandang berjulukan Mayor Friedrich Anton Serres dan istrinya bernama Friederikadi Maxen.

Salah satu jejak persahabatan Raden Saleh dengan keluarga Serres mampu dilihat pada bangunan Mushola yang dibangun keluarga Serres di tempat bukit Mühlbach.

Mushola Raden Saleh di Jerman

Mushola yang bernama Blaue Häusel itu memang dibentuk untuk menghormati Raden Saleh. Di mushola itu terdapat goresan pena Raden Saleh dalam bahasa Jawa dan Jerman berbunyi : “..Hormati Tuhan, Cintai Manusia.”

Terdorong oleh jiwa artistiknya, pada tahun 1845 Raden Saleh pergi ke Prancis dan menetap selama 5 tahun di kota pusat kesenian Eropa itu.

Wawasan seni dan pengetahuan Raden Saleh kian bertambah. Ia banyak menyerap efek gaya romantic pelukis legendaris Prancis, Eugene Delacroix yang kerap menonjolkan komponen drama dalam lukisan-lukisannya.

Pada 1846 bersama pelukis populer Perancis yang berjulukan Horace Vernet, Raden Saleh tinggal beberapa bulan di Aljazair. Di daerah koloni Perancis ini, Raden Saleh menerima ide untuk melukis adegan perkelahian binatang-hewan buas yang menjadi salah satu tema favorit lukisan-lukisannya.

Lukisan Karya Raden Saleh

Selama di Perancis, Raden Saleh juga menjadi saksi revolusi Prancis yang terjadi pada bulan februari 1848 di Paris. Peristiwa inilah yang ikut mempengaruhi pengetahuan kehidupannya. Raden Saleh dimengerti tiga kali menggelar festival lukisannya.

Karya-karyanya diterima baik oleh penikmat seni dan kritikus di negara itu. Saat hasilnya pulang ke Hindia Belanda pada tahun 1851, Raden Saleh yang sudah menjadi eksklusif baru. Raden Saleh bermetamorfosis sebagai insan dengan asumsi dan perilaku modern.

Raden Saleh Kembali ke Indonesia

Pulang dari Eropa dan tinggal di Batavia, Raden Saleh yang bekerja selaku pelukis dan konservator lukisan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Ia merasa terasing dengan lingkungannya.

Sebagai seorang yang menyerap budaya dan pendidikan Eropa, Oleh orang-orang Belanda di nusantara dia tetap dianggap sebagai seorang pribumi yang tidak sederajat dengan orang Eropa.

Sementara ketika mesti bergaul dengan warga pribumi baik dari golongan ningrat maupun rakyat jelata, Raden Saleh juga kesusahan menerima musuh bicara yang mampu mengimbangi tingkat wawasan dan pendidikannya. Kondisi ini menjadikannya sangat kesepian.

Pada tahun 1855 Raden Saleh menikah dengan Constancia von Mansfeldt. Ia ialah seorang janda kaya asal Jerman. Pasangan ini lalu membangun rumah glamor di kawasan Cikini.

Rumah Raden Saleh

Rumah manis yang diilhami gaya arsitektur istana Callenberg, di mana Raden Saleh pernah tinggal dikala di Jerman. Rumah tersebut sekarang masih bangun dan menjadi bagian dari Kompleks Rumah Sakit PGI.

Sayangnya sikap diskriminatif yang diterima Raden Saleh kemudian mengakibatkan dia bercerai dengan Constancia. Praktek diskriminasi yang dinikmati Raden Saleh mendorongnya menciptakan sejumlah karya lukis yang mengekspresikan kritik atas kolonialisme yang dijalankan Belanda di Bumi Jawa atau wilayah nusantara yang lain.

Nuansa kritik ini berdasarkan sejumlah pihak contohnya terasa pada lukisan penangkapan Diponegoro, Lukisan sebuah banjir di Jawa, dan lukisan pertandingan antara banteng dan singa.

Karya paling penting Raden Saleh yaitu lukisan bersejarah penangkapan Diponegoro sangat tersohor di Indonesia dan melahirkan banyak tafsir.

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Karya Raden Saleh

Dari tafsir yang mendukung Raden Saleh selaku penunjang kolonialisme, sampai tafsir sebaliknya yang menyebut lukisan itu sebagai bentuk kritik Raden Saleh terhadap praktik kolonialisme Belanda kepada tanah Jawa atau Nusantara.

Menikah Dengan Raden Ayu Danudirja

Pada tahun 1867, Raden Saleh menikah dengan Raden Ayu Danudirja. Ia yaitu gadis darah biru dari Keraton Yogyakarta. Mereka berdua kemudian pindah ke Bogor.

Menjelang final hayatnya, Raden Saleh sempat ditahan oleh penguasa kolonial Belanda. Hal ini sebab tuduhan bahwa Raden Saleh terlibat pemberontakan Gerakan Ratu Adil di Karawang Dan Bekasi pada tahun 1867.

Meski perjalanan hidupnya diwarnai ketidakpuasan dan kesepian, hidup Raden Saleh yang dilandasi semangat romantis dan ide kemanusiaan. Ini tetap menjadikan dirinya sosok yang dicintai dan dikagumi.

Raden Saleh Wafat

Saat Raden Saleh meninggal pada 23 April 1880, lebih dari 2 ribu orang yang berasal dari banyak sekali etnis dan kebangsaan mengantarkannya ke pemakaman di kampung Empang, Bogor.

Meski meninggal dikala ide-pandangan baru kebangsaan Indonesia belum dikenal, bibit-bibit semangat cinta tanah air yang ditunjukkan Raden Saleh mengilhami banyak golongan. Tak berlebihan kiranya jikalau sastrawan Pramoedya Ananta Toer menyebut Raden Saleh sebagai individu nasional pertama di nusantara.