TintaTeras

Biografi Sule, Dari Kegemaran Melawak Hingga Pernah Menjadi Pegadang Ayam Goreng

Artis,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Komedian

Sule diketahui selaku salah satu artis atau selebriti di Indonesia. Di dunia hiburan beliau dikenal sebagai komedian multi talenta dan juga presenter di televisi. Jalan Panjangnya menjadi bintang di dunia hiburan sangat panjang dan berliku tetapi sekarang keberhasilan di dunia hiburan mampu diraihnnya sehabis perjuangannya yang panjang.

Sebelum berhasil menjadi artis Indonesia, sebagala macam profesi beliau pernah geluti. Mulai dari berdagang ayam goreng dan berjualan kain ia pernah lakoni. Namun bakatnya selaku komedian menciptakan dia berhasil. Bagaimaana kisiahnya?

Biografi Sule

Entis Sutisna atau lebih dikenal dengan nama Sule lahir di Bandung, Jawa Barat, 15 November 1976 ialah pemeran yang berawal dari Grup Lawak SOS, Audisi Pelawak TPI (API). Sule kian diketahui via program Opera Van Java di Trans7 bersama Andre Taulany, Parto, Nunung dan Azis Gagap.

Karirnya makin meningkat dengan acara Awas Ada Sule di Global TV yang dibintangi mantan pemain bola voli nasional, Hikmal Abrar. Selain melawak, alumnus STSI Bandung ini diketahui arif menyanyi. Sejak masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar, Ia telah sering tampil di panggung tujuh belas Agustusan, untuk menari.

…Sejak umur lima tahun jika dengar musik jaipongan bawaannya senantiasa joget. Aku memang senang sekali menari, mulai dari situ saya jadi sering mampu juara. Tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga hingga Jakarta” 

Karena senang menari itulah, risikonya orang bau tanah mendaftarkannya ke sanggar Kandaga. Seperti halnya Oni, teman satu kelompoknya, Ia juga sudah terbiasa mencari duit semenjak kecil.

Untuk persoalan belajar, ternyata Ia paling malas sukanya mencontoh.Hobi menarinya sempat terhenti ketika duduk di kursi Sekolah Menengah Pertama. Baru berkembang lagi dikala masuk SMKI, Ia mengakui sehabis berjuang selama beberapa tahun. Sejak Sekolah Menengah Pertama, gres kini meneguk akhirnya. Dulu dia tinggal di rumah petak kontrakan.

….Dulu, boro-boro buat beli baju, bayar rumah sama makan saja mesti meminjam dari tetangga.

Hidup prihatin sempat dirasakan laki-laki berambut pirang panjang ini. Orangtuanya yaitu penjualbakso di Cimahi, di malam hari Sule kecil membantu berdagang jagung rebus keliling kompleks.

Menikah Dengan Lina

Sule menikah dengan Lina Subaedah pada tahun 1997. Karena penghasilan dari melawak tidak menentu, mereka berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya. “Penghasilannya cuma Rp20.000 sehari. Belanja sayur, sebagian lagi beras, sabun, dan untuk jajan anak, nggak cukup,” paparnya.

Karirnya selaku artis baru bersinar ketika dia dan dua temannya, Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin mengikuti audisi lawak API (Akademi Pelawak Indonesia) di TPI. Setahun lalu, Ia menjuarai Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar, dan berhak menjinjing pulang suatu mobil. Puncaknya dikala beliau membintangi OVJ.

Karakter Pelawaknya Kuat

Sule tampak sebagai pelawak multi talenta melalui suatu program televisi (reality-show) SuperStar Show yang ditayangkan Indosiar, kira-kira 2 tahun yang lalu. Dalam program berupa kontes nyanyi secara berpasangan tersebut, Ia kesannya menjadi juara. Waktu itu dia berduet dengan Jaja.

Karakternya yang unik, multy-talented, dan humoris menciptakan duet Sule-Jaja dengan gampang diminati dan diketahui para pemirsa acara SuperStar. Ternyata terbukti kemudian.

Terhitung semenjak usai menjuarai event SuperStar, Ia pun mulai sering tampil di layar kaca (televisi). Dari menjadi presenter (MC), bintang tamu talkshow, pengisi acara musik, hingga menjadi komedian/komedian mirip ketika ini.

Naik Daun di Opera Van Java

Dari ranah komedi, nama Sutisna alias Sule sepanjang tahun ini merajai televisi. Selain tampil di acara komedi Opera Van Java (OVJ) di Trans 7, Ia juga memandu reality show BigShow di TPI. Jika tak syuting, Ia mengisi banyak sekali program off air.

Khusus untuk tahun 2009, Pekerjaan yang diterimanya di dunia hiburan Indonesia termasuk cukup banyak. Acara tv yang mampu dikatakan mempopulerkannya (selain SuperStar) yakni OKB, Opera Van Java, dan Awas Ada Sule.

Kelebihan Sule

Sule memang punya talenta tersendiri yang membuat ia patut disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio, Parto, maupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan selaku 5 Pelawak Termahal Indonesia). Yang patut diapresiasi, Ia juga bukan tergolong komedian kagetan.

Ia memang mengawali merintis karier melawaknya dari NOL Popularitas yang dicapainya sekarang bukanlah secara instan, namun berkat kegigihan dan perjuangan. Di samping bakat unik yang memang dianugerahkan Yang Maha Kuasa padanya.

Seperti Komeng, Ia punya kesanggupan spontanitas banyolan yang tergolong sungguh responsif, cepat, kreatif dan bagus. Dalam performa dipanggung juga punya kemampuan blocking yang lumayan. Ia tergolong salah satu komedian yang punya karakter melucu yang besar lengan berkuasa dan unik.

Bakat melawak Sule agaknya diturunkan sang ayah, yang pedagang bakso keliling. Ayahnya senantiasa membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa. Akan namun dia memulai naik panggung bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik yang lalu mendirikan grup lawak SOS bareng Ogi dan Oni.

Setelah memenangkan audisi melawak di TPI, nama Sule pelan-pelan melejit. Tetapi baru di program Superstar Show, namanya menanjak hingga sekarang. Meski sudah sungguh terkenal, Ia masih memendam impian. Dia ingin go international kendati tak bisa berbahasa Inggris.

Keluarga Sule

Entis Sutisna aatau Sule dimengerti menikah dengan dengan Alm. Lina Jubaedah pada tahun 1997. Dari pernikahannya ini mereka dikaruniai tiga orang anak bernama Putri Delina, Rizky Febian, Rizwan dan Ferdinand. Namun Sule dan Lina Jubaedah menetapkan bercerai pada tahun 2018.

Sule lalu menikah lagi dengan Nathalie Holscher yang diketahui sebagai presenter tv, penyanyi, DJ, dan juga versi. dari pernikahannya ini, beliau mempunyai seorang anak berjulukan Adzam Adriansyah Sutisna. Namun pada tahun 2022, Natalie menggugat cerai Sule.

Biografi Sule, Dari Kegemaran Melawak Hingga Pernah Menjadi Pegadang Ayam Goreng

Artis,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Komedian

Sule diketahui selaku salah satu artis atau selebriti di Indonesia. Di dunia hiburan beliau dikenal sebagai komedian multi talenta dan juga presenter di televisi. Jalan Panjangnya menjadi bintang di dunia hiburan sangat panjang dan berliku tetapi sekarang keberhasilan di dunia hiburan mampu diraihnnya sehabis perjuangannya yang panjang.

Sebelum berhasil menjadi artis Indonesia, sebagala macam profesi beliau pernah geluti. Mulai dari berdagang ayam goreng dan berjualan kain ia pernah lakoni. Namun bakatnya selaku komedian menciptakan dia berhasil. Bagaimaana kisiahnya?

Biografi Sule

Entis Sutisna atau lebih dikenal dengan nama Sule lahir di Bandung, Jawa Barat, 15 November 1976 ialah pemeran yang berawal dari Grup Lawak SOS, Audisi Pelawak TPI (API). Sule kian diketahui via program Opera Van Java di Trans7 bersama Andre Taulany, Parto, Nunung dan Azis Gagap.

Karirnya makin meningkat dengan acara Awas Ada Sule di Global TV yang dibintangi mantan pemain bola voli nasional, Hikmal Abrar. Selain melawak, alumnus STSI Bandung ini diketahui arif menyanyi. Sejak masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar, Ia telah sering tampil di panggung tujuh belas Agustusan, untuk menari.

…Sejak umur lima tahun jika dengar musik jaipongan bawaannya senantiasa joget. Aku memang senang sekali menari, mulai dari situ saya jadi sering mampu juara. Tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga hingga Jakarta” 

Karena senang menari itulah, risikonya orang bau tanah mendaftarkannya ke sanggar Kandaga. Seperti halnya Oni, teman satu kelompoknya, Ia juga sudah terbiasa mencari duit semenjak kecil.

Untuk persoalan belajar, ternyata Ia paling malas sukanya mencontoh.Hobi menarinya sempat terhenti ketika duduk di kursi Sekolah Menengah Pertama. Baru berkembang lagi dikala masuk SMKI, Ia mengakui sehabis berjuang selama beberapa tahun. Sejak Sekolah Menengah Pertama, gres kini meneguk akhirnya. Dulu dia tinggal di rumah petak kontrakan.

….Dulu, boro-boro buat beli baju, bayar rumah sama makan saja mesti meminjam dari tetangga.

Hidup prihatin sempat dirasakan laki-laki berambut pirang panjang ini. Orangtuanya yaitu penjualbakso di Cimahi, di malam hari Sule kecil membantu berdagang jagung rebus keliling kompleks.

Menikah Dengan Lina

Sule menikah dengan Lina Subaedah pada tahun 1997. Karena penghasilan dari melawak tidak menentu, mereka berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya. “Penghasilannya cuma Rp20.000 sehari. Belanja sayur, sebagian lagi beras, sabun, dan untuk jajan anak, nggak cukup,” paparnya.

Karirnya selaku artis baru bersinar ketika dia dan dua temannya, Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin mengikuti audisi lawak API (Akademi Pelawak Indonesia) di TPI. Setahun lalu, Ia menjuarai Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar, dan berhak menjinjing pulang suatu mobil. Puncaknya dikala beliau membintangi OVJ.

Karakter Pelawaknya Kuat

Sule tampak sebagai pelawak multi talenta melalui suatu program televisi (reality-show) SuperStar Show yang ditayangkan Indosiar, kira-kira 2 tahun yang lalu. Dalam program berupa kontes nyanyi secara berpasangan tersebut, Ia kesannya menjadi juara. Waktu itu dia berduet dengan Jaja.

Karakternya yang unik, multy-talented, dan humoris menciptakan duet Sule-Jaja dengan gampang diminati dan diketahui para pemirsa acara SuperStar. Ternyata terbukti kemudian.

Terhitung semenjak usai menjuarai event SuperStar, Ia pun mulai sering tampil di layar kaca (televisi). Dari menjadi presenter (MC), bintang tamu talkshow, pengisi acara musik, hingga menjadi komedian/komedian mirip ketika ini.

Naik Daun di Opera Van Java

Dari ranah komedi, nama Sutisna alias Sule sepanjang tahun ini merajai televisi. Selain tampil di acara komedi Opera Van Java (OVJ) di Trans 7, Ia juga memandu reality show BigShow di TPI. Jika tak syuting, Ia mengisi banyak sekali program off air.

Khusus untuk tahun 2009, Pekerjaan yang diterimanya di dunia hiburan Indonesia termasuk cukup banyak. Acara tv yang mampu dikatakan mempopulerkannya (selain SuperStar) yakni OKB, Opera Van Java, dan Awas Ada Sule.

Kelebihan Sule

Sule memang punya talenta tersendiri yang membuat ia patut disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio, Parto, maupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan selaku 5 Pelawak Termahal Indonesia). Yang patut diapresiasi, Ia juga bukan tergolong komedian kagetan.

Ia memang mengawali merintis karier melawaknya dari NOL Popularitas yang dicapainya sekarang bukanlah secara instan, namun berkat kegigihan dan perjuangan. Di samping bakat unik yang memang dianugerahkan Yang Maha Kuasa padanya.

Seperti Komeng, Ia punya kesanggupan spontanitas banyolan yang tergolong sungguh responsif, cepat, kreatif dan bagus. Dalam performa dipanggung juga punya kemampuan blocking yang lumayan. Ia tergolong salah satu komedian yang punya karakter melucu yang besar lengan berkuasa dan unik.

Bakat melawak Sule agaknya diturunkan sang ayah, yang pedagang bakso keliling. Ayahnya senantiasa membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa. Akan namun dia memulai naik panggung bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik yang lalu mendirikan grup lawak SOS bareng Ogi dan Oni.

Setelah memenangkan audisi melawak di TPI, nama Sule pelan-pelan melejit. Tetapi baru di program Superstar Show, namanya menanjak hingga sekarang. Meski sudah sungguh terkenal, Ia masih memendam impian. Dia ingin go international kendati tak bisa berbahasa Inggris.

Keluarga Sule

Entis Sutisna aatau Sule dimengerti menikah dengan dengan Alm. Lina Jubaedah pada tahun 1997. Dari pernikahannya ini mereka dikaruniai tiga orang anak bernama Putri Delina, Rizky Febian, Rizwan dan Ferdinand. Namun Sule dan Lina Jubaedah menetapkan bercerai pada tahun 2018.

Sule lalu menikah lagi dengan Nathalie Holscher yang diketahui sebagai presenter tv, penyanyi, DJ, dan juga versi. dari pernikahannya ini, beliau mempunyai seorang anak berjulukan Adzam Adriansyah Sutisna. Namun pada tahun 2022, Natalie menggugat cerai Sule.

Biografi Charlie Chaplin – Sang Legenda Pelawak

Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Feed,  Komedian,  Pelawak,  Profil

Biografi Charlie ChaplinBiografi Charlie Chaplin. Ia terkenal sebagai komedian dunia. Charlie Chaplin lahir tanggal 16 April 1889 di East Street, daerah pasar yang ramai di Walworth, sebelah selatan kota London. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai artis penghibur pentaskomedi music hall bercerai sebelum Chaplin menginjak usia 3 tahun. Menurut data sensus tahun 1891, Chaplin tinggal bersama kakak dan ibunya yang bernama Hannah di Barlow Street, Walworth. Sewaktu masih kanak-kanak, ibunya mengajak Chaplin tinggal berpindah-pindah di sekeliling Kennington Road, daerah Lambeth, London. Ayah kandungnya yang bernama Charles Chaplin Senior yaitu keturunan orang Roma, seorang peminum dan cuma sekali-kali saja menghubungi putranya.

Ketika ibunya sedang sakit, Chaplin sempat dititipkan di rumah sang ayah yang saat itu tinggal bareng seorang wanita tabungan. Rumah tersebut ada di 287 Kennington Road, dan sekarang terdapat plakat perayaan yang menyatakan Charlie Chaplin pernah tinggal di sana. Ketika masih berusia 12 tahun, Chaplin ditinggalkan sang ayah untuk selama-lamanya. Chaplin dan abang sekandung lain bapak yang berjulukan Sydney Chaplin menjadi tanggung jawab sang ibu, Hannah Chaplin. Malang tidak bisa ditolak, ibu Chaplin menderita Skizofrenia dan jadinya harus dirawat di rumah sakit jiwa Cane Hill di Coulsdon.

Charlie Chaplin

Chaplin terpaksa tinggal di rumah penampungan orang miskin, bekerja untuk imbalan makan dan kawasan berteduh di daerah Lambeth, London. Setelah tinggal di sana beberapa minggu, Chaplin dimasukkan sekolah asrama penampungan anak terlantar berjulukan Central London District School di Hanwell.

Kakak-beradik Chaplin berjuang bahu-membahu semoga bisa bertahan hidup. Chaplin bersaudara kepincut tampil dalam pentaskomedi Music Hall di usia yang sungguh dini, dan ternyata keduanya memiliki bakat akting alami. Masa kecil Chaplin yang dikungkung kemelaratan nantinya sungguh kuat terhadap karakter yang diperankan dan tema film yang dibuatnya. Tanpa dimengerti Chaplin bersaudara, sang ibu ternyata masih memiliki seorang putra bernama Wheeler Dryden yang dibesarkan ayah kandungnya di mancanegara. Wheeler Dryden, adik sekandung Chaplin ini nantinya bergabung dengan Chaplin bersaudara, dan melakukan pekerjaan untuk studio Chaplin di Hollywood. Pada tahun 1928, ibu Chaplin wafat di Hollywood, sehabis 7 tahun tinggal di Amerika Serikat atas permintaan ketiga putranya yang sudah sukses.

Chaplin pertama kali naik panggung pada tahun 1894 sewaktu masih berusia 5 tahun. Tanpa persiapan sebelumnya, di suatu teater di Aldershot, Chaplin secara secara tiba-tiba diminta mengambil alih ibunya. Sewaktu masih kecil, Chaplin sakit keras dan mesti berbaring di tempat tidur selama berminggu-ahad. Di malam hari, ibunya duduk di bingkai jendela, bercerita sambil mendramatisasi kejadian pada hari itu. Chaplin pertama kali naik panggung dengan mendapatkan bayaran setelah bergabung dengan kalangan penari The Eight Lancashire Lads yang mementaskan pentasmusic halls di Britania. Pada tahun 1900, berkat tunjangan Sydney (kakak sekandungnya), Chaplin yang waktu itu berusia 11 tahun mendapat tugas sebagai kucing jenaka dalam pantomim Cinderella di London Hippodrome. Pada tahun 1903, Chaplin tampil dalam Jim: A Romance of Cockayne, diikuti peran rutinnya selaku Billy anak pengantar koran dalam Sherlock Holmes yang terus dijalani sampai tahun 1906. Chaplin tampil selanjutnya dalam acara variety Casey’s Court Circus, dan tahun selanjutnya sebagai badut dalam kalangan komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno.

gaya Charlie Chaplin

Chaplin pertama kali ke Amerika mengikuti pertunjukan keliling kelompok asuhan Fred Karno dari tahun 1910 sampai 1912. Setelah balik ke Inggris dan berada di sana selama 5 bulan, Chaplin kembali berangkat ke Amerika dan datang di sana tanggal 2 Oktober 1912. Kedatangan Chaplin yang kedua di Amerika juga masih bersama kelompok Fred Karno. Arthur Stanley Jefferson yang kemudian diketahui selaku Stan Laurel turut serta dalam rombongan dan menjadi sahabat sekamar Chaplin di asrama. Laurel kesudahannya pulang ke Inggris, tetapi Chaplin tetap bertahan di Amerika. Di final tahun 1913, produser film Mack Sennett terkesan dengan akting Chaplin yang waktu itu sedang bermain untuk rombongan Karno. Sennet mengontrak Chaplin yang setuju untuk bermain dalam film-film yang dibuat studio Keystone Film. Film pendek Making a Living, komedi satu reel yang dirilis 2 Februari 1914 ialah performa pertama Chaplin di layar perak.

Film-film permulaan Chaplin dibuat pada tahun 1914 di Keystone Studios yang ialah tempat Chaplin mencar ilmu teknik pengerjaan film, sekaligus menyebarkan aksara Tramp. Chaplin pertama kali memperkenalkan karakter Tramp terhadap publik lewat film keduanya, Kid Auto Races at Venice (diedarkan 7 Februari 1914) dan film ketiganya Mabel’s Strange Predicament (9 Januari 1914).

Di final perjanjian dengan Keystone, Chaplin telah bisa menyutradarai dan menyunting sendiri film-film pendek yang dibuatnya. Film-film tersebut ternyata berhasil besar. Pada tahun 1915, Chaplin menyepakati kontrak satu tahun dengan studio Essanay. Setelah itu, kesepakatan bernilai besar untuk selusin film komedi tipe dua reel disepakati Chaplin dengan studio Mutual Film pada tahun 1916. Studio memberinya kebebasan artistik yang hampir tanpa batas. Dalam dalam rentang waktu 18 bulan, Chaplin berhasil menuntaskan 12 judul film. Film-film ini nantinya berhasil menjadi film komedi klasik dan tetap masih bisa menghibur sampai kini. Di lalu hari, Chaplin mengingat kurun bersama studio Mutual sebagai kurun paling membahagiakan dalam kariernya.

Setelah kesepakatan dengan studio Mutual habis pada tahun 1917, Chaplin menandatangani persetujuan bikinan 8 film tipe dua reel dengan studio First National. Selain pembiayaan dan distribusi film-film (1918-1923) yang ditanggung studio First National, kebebasan artistik semuanya berada di tangan Chaplin. Dengan kebebasan berkreasi ada di tangan, Chaplin membangun studio Hollywood sendiri. Pada abad ini tercipta film-film Chaplin yang tak lekang dikonsumsi waktu, dan masih mampu dijadikan panutan bagi pembuat film yang lain. Film-film yang dibuat Chaplin bareng First National berbentukfilm komedi dengan abad putar singkat, misalnya: A Dog’s Life (1918) dan Pay Day (1922), ditambah film dengan era putar lebih panjang, contohnya: Shoulder Arms (1918), dan The Pilgrim (1923).

Film Chaplin asal kala ini dengan masa putar tolok ukur dan sukses menjadi klasik ialah The Kid (1921). Pada tahun 1919, Chaplin mendirikan distributor film United Artists bantu-membantu Mary Pickford, Douglas Fairbanks, dan D. W. Griffith. Mereka berempat berusaha melepaskan diri dari sistem monopoli yang dipegang agen film dan pemilik modal di Hollywood. Usaha ini berhasil, dan kemandirian Chaplin selaku pembuat film tetap terjamin berkat adanya kontrol penuh atas film yang diproduksi di studio milik sendiri. Nama Chaplin terus tercatat selaku anggota dewan administrator UA sampai di awal tahun 1950-an. Seluruh film Chaplin yang diedarkan United Artists bermasa putar patokan, dimulai dari A Woman of Paris (1923), diikuti film The Gold Rush (1925) yang nantinya menjadi klasik, dan diakhiri dengan The Circus (1928).

Film-film bisu yang hingga kini dianggap sebagai karya terbesarnya, City Lights (1931) dan Modern Times (1936) justru dibentuk Chaplin dikala dunia sinema sudah mengenal film bersuara. Di kedua film tersebut, Chaplin melakukan sendiri efek bunyi dan ilustrasi musik. Film City Lights mungkin berisi keseimbangan sempurna antara komedi dan sentimentalitas ala Chaplin. Adegan terakhir film City Lights disanjung kritikus James Agee yang berkomentar di majalah Life tahun 1949 selaku : “sepotong akting paling andal yang pernah direkam seluloid”. Film bersuara karya Chaplin yang dibuat di Hollywood yaitu: The Great Dictator (1940), Monsieur Verdoux (1947), dan Limelight (1952).

Walaupun pembuat film lain sudah beralih pada film bersuara, Chaplin bertahan untuk tidak ikut-ikutan. Film bersuara sudah diketahui semenjak tahun 1927, tapi Chaplin terus bertahan dengan film-film bisu selama dekade 1930-an. Film Modern Times (1936) yaitu film bisu, tapi memperdengarkan dialog yang keluar dari benda-benda mati, mirip radio atau pesawat televisi. Chaplin memang sengaja menjadikannya mirip itu untuk menolong penonton film pada tahun 1930-an yang tidak lagi sudah biasa menyaksikan film bisu. Film Modern Times sekaligus film pertama yang memperdengarkan bunyi Chaplin (pada lagu yang dipasang di tamat film). Walaupun demikian, film ini masih dianggap film bisu oleh sebagian penonton, sekaligus final dari kala film bisu karya Chaplin.

Chaplin diketahui selaku artis serba bisa, koreografi film Limelight (1952) dikerjakannya sendiri, begitu pula lagu latar film The Circus (1928). Lagu berjudul “Smile” merupakan ciptaan Chaplin yang paling populer di antara semua lagu yang pernah ditulisnya. Ditulis untuk film “Modern Times”, lagu “Smile” diberi suplemen lirik untuk dinyanyikan Nat King Cole di saat ingin diedarkan kembali pada tahun 1950-an. Lagu “This Is My Song” dari film terakhir Chaplin, “A Countess From Hong Kong” sukses menjadi hit dalam banyak sekali bahasa pada tahun 1960-an (utamanya versi Petula Clark). Film Limelight berisi lagu tema berjudul “Eternally” yang berhasil menjadi hit pada tahun 1950-an. Ilustrasi musik untuk film Limelight yang dilaksanakan Chaplin menerima nominasi Academy Awards pada tahun 1972. Hal ini dimungkinkan karena pertunjukan perdana di Los Angeles tertunda selama dua dekade.

Chaplin mengungguli 2 penghargaan kehormatan Academy Awards. Waktu itu belum ada mekanisme audit pemungutan suara, dan penghargaan Oscar yang pertama dibagi-bagikan pada 16 Mei 1929 menurut pembagian kategori yang sungguh luwes. Chaplin mulanya dinominasikan sebagai Aktor Terbaik dan Sutradara Komedi Terbaik untuk karyanya The Circus, tetapi namanya ditarik kembali dan dewan Academy justru menetapkan untuk memberi penghargaan istimewa untuk “kegeniusan, kesanggupan serba mampu dalam akting, penulisan, penyutradaraan, dan bikinan film The Circus”. Film lain yang menerima penghargaan istimewa pada tahun itu ialah The Jazz Singer.

Penghargaan kehormatan yang kedua dari Academy diterima Chaplin 44 tahun kemudian pada tahun 1972. Chaplin menerima penghargaan atas “imbas tak terhingga yang dibuatnya dan menyebabkan film selaku bentuk seni abad ini”. Chaplin keluar dari pengasingannya untuk mendapatkan penghargaan ini. Setelah Chaplin menerima penghargaan, para hadirin berdiri memberikan sambutan tepuk tangan selama 5 menit sarat yang sampai kini tercatat sebagai standing ovation terlama sepanjang sejarah Academy Award.

Chaplin juga pernah masuk nominasi selaku akseptor penghargaan Academy untuk Aktor Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Film Terbaik untuk karyanya The Great Dictator, tapi gagal. Film Monsieur Verdoux (1947) juga pernah dicalonkan sebagai Skenario Asli Terbaik, tetapi lagi-lagi gagal menjangkau penghargaan. Sewaktu masih aktif sebagai pembuat film, Chaplin pernah menyatakan ketidakpuasannya pada Academy Awards. Putranya yang bernama Charles Jr. bercerita wacana langkah-langkah Chaplin menyebabkan penghargaan Oscar yang diterimanya pada tahun 1929 sebagai pengganjal pintu yang menjadi alasannya kemarahan dewan Academy pada tahun 1930-an. Hal ini mungkin menjadi alasan film City Lights sama sekali tidak pernah masuk nominasi, padahal berbagai hasil jajak pendapat sepakat film ini sebagai salah satu film paling besar dalam sejarah layar perak.

Di usia lanjut, Chaplin pernah mendapatkan Academy Award yang didapatnya dari hasil persaingan dan bukan secara kehormatan. Pada tahun 1973, film Limelight (1952) menerima penghargaan Oscar untuk Academy Award untuk Ilustrasi Musik Asli (Best Music in an Original Dramatic Score). Chaplin membintangi film ini bareng Claire Bloom, serta tampil secara cameo bersama Buster Keaton yang ialah satu-satunya penampilan kedua komedian terbesar dalam satu film. Setelah film final dibuat , kecenderungan politik yang dianut Chaplin mengakibatkan film Limelight tidak jadi diputar di Los Angeles. Pemutaran di Amerika Serikat gres berjalan pada tahun 1972, sehingga film ini walaupun diproduksi tahun 1952 berhak masuk nominasi.

Dua film terakhir Chaplin dibentuk di London: A King in New York (1957) yang dibintanginya sendiri (sekaligus penulis skenario dan sutradara), dan A Countess from Hong Kong (1967) dengan bintang Sophia Loren dan Marlon Brando. Film A Countess from Hong Kong merupakan tampilan Chaplin yang terakhir, tampil singkat secara cameo sebagai awak kapal yang sedang mabuk bahari.

Dalam otobiografi berjudul My Life in Pictures terbitan tahun 1974, Chaplin menuturkan bahwa dirinya sudah menulis skenario untuk dibintangi Victoria, putri terkecilnya. Kalau skenario yang diberinya judul The Freak jadi diproduksi, Victoria akan diberi tugas selaku bidadari. Menurut Chaplin, skenario film ini telah tamat dan latihan praproduksi telah dimulai (buku ini memuat foto Victoria lengkap dengan kostumnya), namun buatan dihentikan alasannya adalah Victoria menikah. Chaplin menambahkan, “Kapan-kapan, niscaya aku buat.” Kesehatan Chaplin terus menurun pada tahun 1970-an, dan meninggal sebelum angan-angannya terwujud. Salah satu karya yang dimengerti selaku karya terakhir Chaplin yakni ilustrasi musik yang ditulisnya untuk memperbarui A Woman of Paris, karyanya yang kurang sukses pada tahun 1923.

Chaplin menerima gelar Knight Commander of the British Empire (KBE) dari Ratu Elizabeth II pada 4 Maret 1975. Nama Chaplin pertama kali disarankan selaku peserta pada tahun 1931, dan masuk dalam daftar calon untuk yang kedua kali pada tahun 1956, tapi diveto pemerintah Konservatif yang tak mau merusak korelasi dengan Amerika Serikat di tengah ketegangan Perang Dingin dan Krisis Terusan Suez. Chaplin wafat di usia 88 tahun dalam tidurnya pada Hari Natal tahun 1977, di Vevey, Swiss. Chaplin dimakamkan di Pekuburan Corsier-Sur-Vevey di Corsier-sur-Vevey, Kanton Vaud, tetapi makamnya dipindah di akrab Danau Jenewa setelah pernah dicuri sekelompok orang. www.biografiku.com

Biografi Rowan Atkinson – Mr.Bean

Artis,  Biodata,  Biografi,  Feed,  Komedian,  Pelawak,  Profil,  Sejarah,  Selebriti,  Seniman

Mr.Bean, Rowan Atkinson, Pelawak, Biografi, artisBiografi Rowan Atkinson. Ia sangat populer sebagai Mr. Bean. Nama lengkapnya ialah Rowan Sebastian Atkinson lahir 6 Januari 1955, Ia dilahirkan di Consett, County Durham pada 1955, dari keluarga Eric Atkinson, seorang petani dan eksekutif perusahaan, dan istrinya Ella May (née Bambridge). Kakaknya adalah politikus Rodney Atkinson. Ia bersekolah di Durham Choristers School, lalu St Bees School, dan mempelajari teknik elektro di Newcastle University. Ketika di sekolah, ia sekelas dengan mantan perdana menteri Tony Blair. Ia lalu meraih gelar M.Sc. dari Queens College, Oxford.

Rowan Atkinson ialah seorang pelawak, pemain drama, dan penulis Inggris, populer alasannya film seri televisi Blackadder dan Mr. Bean, Ia mulai muncul di televisi pada acara Not the Nine O’Clock News, disertai dengan The Black Adder, dan lalu Mr. Bean. Atkinson telah membintangi iklan untuk Hitachi, Fujifilm, donor darah, dan Barclaycard. Selain itu dia muncul dalam film-film Never Say Never Again, Four Weddings and a Funeral, The Lion King, Rat Race, Love Actually, dan memainkan peran utama dalam Bean, Mr. Bean’s Holiday, dan Johnny English.

Atkinson menikah dengan Sunetra Sastry pada 1990, dikaruniai dua anak, Lily dan Benjamin, dan tinggal di desa Oxfordshire. Ia mempunyai koleksi kendaraan beroda empat dan menulis untuk majalah Car dan Evo. Koleksi mobilnya kebanyakan berisikan Aston Martin, termasuk DB7 yang dipakai dalam Johnny English. Mobil Aston Martin V8 Zagato miliknya memiliki plat nomor “COM1C”, dan dikendarainya dalam film The Tall Guy.

Bidata / Profil Roman Atkinson – Mr.Bean

Nama asli : Rowan Sebastian Atkinson

Lahir : 6 Januari 1955 Consett, County Durham England

Media : lawak Aktor, komedian dan penulis

Tahun aktif : 1979–kini

Genre : Komedi

Istri : Sunetra Sastry (1990-kini)

Karya & tugas

  • Blackadder
  • The Thin Blue Line
  • Mr. Bean
  • Not the Nine O’Clock News

Biografi Azis Gelagapan Ovj

Artis,  Feed,  Komedian,  Pelawak,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Selebriti,  Seniman

Azis Gagap, Opera Van Java, Komedian, Pelawak, BiografiBiografi Azis Gagap OVJ. Nama aslinya yakni Muhammad Azis lahir di Jakarta, 22 Desember 1973, diketahui luas dengan nama Azis Gagap OVJ, Perjalanan karir Azis ini juga terbilang tidak gampang alasannya adalah diawal-permulaan karirnya, Azis pernah mendapatkan bayaran melawak sebesar Rp. 25 ribu saja. Mendapatkan bayaran yang dirasa tidak mencukupi hidupnya, Azis juga pernah menjajal berkarir dengan bekerja di sebuah kontraktor bangunan. Pertama kali terjun di dunia pelawak, Azis mencicipi kesulitan alasannya Azis nggak bisa ngelucu.

Azis memulai karier melawak lewat panggung lenong dari satu kelurahan ke kelurahan lain. Selanjutnya, pada tahun 1999 ia mulai melakukan pekerjaan dengan Bagito dalam program “Paviliun” di TVRI. Azis dengan melawak bareng Bagito berkenalan dengan Patrio. Dan Azis mengaku banyak mencar ilmu ngelawak dari sahabat-temannya, meskipun menerima bayaran sebesar Rp. 25 ribu saja, Azis tetap mensyukurinya untuk mencukupi istri dan ketiga anaknya.

Azis juga menjajal jalan lain untuk menerima rejeki lebih untuk menghidupi keluarganya dengan bekerja di suatu kontraktor bangunan. Namun alasannya merasa memiliki jiwanya berada di pelawak kesannya Azis meninggalkan perusahaan kontraktor bangunan itu dan kembali menjadi komedian. Dan ternyata jalan menuju rejeki yang lebih besar itu tidak selamanya tertutup bagi Azis dan keluarganya ini. Azis menerima masukan dari seorang penulis untuk memerankan seorang pelawak yang gagap.

Azis Gagap, Opera Van Java, Komedian, Pelawak, Biografi

Sejak tahun 2008 karier Azis mulai menanjak dengan melawak dalam Opera Van Java bersama Parto, Sule, Andre Taulany, dan Nunung. Azis juga bermaksud merambah dunia menyanyi dengan mengeluarkan album. Disamping selaku bintang film dan pelawak di dunia hiburan, Aziz Gagap juga seorang yang senang memberi dan sangat peka terhadap problem sosial. hal demikian dibuktikan dengan keterlibatan dan aktivitas sosialnya dengan mendirikan suatu pesantren bernama “Padepokan Aziziyah” di Bogor. suatu kawasan belajar yang diperuntukkan bagi belum dewasa yang kurang mujur secara ekonomi. di padepokan yang dikala ini sedang dibangun ini siswa dan siswinya di bebaskan dari biaya.

Biografi Parto Partrio – Komedian Ovj

Artis,  Biografi,  Feed,  Komedian,  Pelawak,  Selebriti,  Seniman

Biografi Parto Patrio - PelawakBiografi Parto Patrio. Ia terlahir dengan nama lengkap Eddy Soepono lahir di Jakarta, 17 April 1961 lebih dikenal sebagai Parto Patrio salah satu anggota grup trio lawak Patrio. Kini Parto Patrio yang kini aktif di lawakan OVJ (Opera Van Java) sebagai Dalang nya. Dalam lawakannya, Parto menggunakan logat Ngapak (Banyumasan), alasannya konon kabarnya, beliau ada kawasan Cilacap.Parto mengawali karirnya dikala ia menjadi penyiar radio di SK bersama Akri dan Eko. Setelah itu mereka bertiga sepakat untuk mendirikan bareng grup lawak berjulukan Patrio tepatnya pada tanggal 10 oktober 1994. Patrio meraih ketenaran nasional lewat program Ngelaba di stasiun televisi TPI. Setelah nama mereka terkenal, masing-masing anggota sering mendapat pekerjaan untuk manggung sendiri-sendiri.

Meski demikian, mereka tetap berkomitmen untuk Patrio. Selain sering muncul di acara dengan tema lawak, Parto juga pernah mendukung beberapa sinetron komedi, di antaranya sinetron Oke-Oke Bos. Tahun 2009, bermain di sitkom OKB dan Opera Van Java di Trans 7. Di Opera Van Java berperan sebagai dalang, masalah senjata apinya kadang dijadikan banyolan di OVJ dan dia sering diidentikan dengan Ariel Peterpan. Dalam acara OPERA VAN JAVA, Parto berperan selaku seorang dalang yang memiliki wewenang untuk mengendalikan alur dongeng di setiap adegan. Sedangkan para pemain yang bertindak sebagai wayang, mesti menuruti semua perintah yang diucapkan oleh dalang, oleh alasannya itu, para pemain dituntut untuk melakukan improvisasi adegan dan dialog dengan segera.

Parto menikah dengan Ida Murwani. Dari ijab kabul ini, Parto memiliki 3 orang anak. Tahun 2001, Parto menikah lagi dengan seorang artis pendatang baru, Dina Risty. Dari istri kedua, Parto memiliki seorang anak. Bulan Agustus 2004, Parto terpaksa memiliki masalah dengan polisi atas keterlibatan dalam penggunaan senjata api secara asal pilih. Peristiwa itu terjadi di sebuah cafe daerah acara ulang tahun anak rekannya, Eko Patrio.

Biografi Parto Partrio - Pelawak OVJ

Selain itu, keunikan acara ini adalah alur ceritanya yang cuma diketahui oleh sang dalang, sehingga reaksi dan agresi impulsif para pemain OPERA VAN JAVA ini akan mengalir dengan sendirinya. Selama pertunjukan wayang manusia ini berjalan, Parto akan ditemani oleh Rina ‘Sinden Centil’ yang hendak menawarkan komentar kepada para pemain, serta menyanyikan beberapa buah lagu dengan gaya khas seorang sinden, sedangkan Sule akan hadir di setiap episode OVJ selaku pemain wayang tetap.

Biografi Parto Patrio - Pelawak

Acara Opera Van java digawangi oleh Parto Patrio selaku Dalang, Rina sebagai sinden, dan didukung pemain-pemain tetap seperti Sule Steven, Olga Syaputra, Azis Gagap, Andre Stinky, Nunung dan aneka macam bintang tamu yang selalu berubah setiap episode. Karakter masing-masing tokoh dalam tiap episode memang berlawanan-beda tetapi tidak meninggalkan karakter yang telah menempel di diri masing -masing pemain tersebut. Sule berkarakter sebagai pelopor tim sehingga sering mendapat tokoh utama. Olga berkarakter juga pemain utama yg sering bertukar peran utama dgn Sule.

Saat hendak pulang, langkah Parto dan Dina, istri keduanya, ditahan para wartawan yang mau meminta konfirmasi kabar bahwa Parto sudah sebulan tidak mengunjungi istri pertamanya. Merasa jalannya dihalang-halangi, Parto marah dan menembakkan pistol ke atas. Kasus tersebut berlanjut dengan pelaporan sejumlah pekerja infotainment yang merasa terancam oleh Parto. Namun perkara ini alhasil selesai dengan perdamaian. Pihak pelapor sudah mencabut gugatannya dan sudah ditandatanganinya nota komitmen antara pelapor dan Parto. Saat ini Parto dikenal membawakan lakon dalang di acara komedi Opera Van Java bersama sule, azis, nunung, dan andre taulany yang ditayangkan oleh TRANS 7.

Acara Komedi :

  • Oke-Oke Bos
  • Opera Van Java
  • Ngelaba