TintaTeras.com
Biografi Theodore Rachmat, Mantan Sales Menjadi Orang Terkaya Indonesia
TintaTeras.com
Biografi James Jebbia, Kisah Pendiri Brand Supreme Dan Argumentasi Mengapa Produknya Unik Dan Mahal
James Jebbia diketahui sebagai pendiri Supreme. Pernah mendengar brand Supreme? Supreme ialah salah satu brand atau merk fashion streetwear terkenal di dunia. Supreme selaku salah satu brand yang paling menghipnotis di dunia selain alasannya adalah keunikan produknya juga sebab produknya yang juga sungguh terbatas atau langka.
Sehingga tidak mengherankan kalau orang terutama kelompok anak muda rela merogoh koceknya dalam-dalam hanya untuk membeli produk dari Supreme ini.
Tidak banyak orang yang tahu ihwal asal-ajakan merk Fashion ini, tetapi perlu dimengerti bahwa orang dibelakang merk Supreme ini yakni James Jebbia yang dikenal selaku pendiri merk Supreme yang terkenal ini. Berikut kamis suguhkan Biografi James Jebbia dan sejarahnya dalam mendirikan Brand Supreme serta alasan mengapa produknya uniik dan mahal.
Biografi James Jebbia
James Jebbia dilahirkan pada tanggal 22 Juli 1963 di Amerika Serika. Ayahnya bekerja sebagai tentara di Angkatan Udara Amerika Serikat, dan ibu melakukan pekerjaan sebagai seorang guru. Namun di usia 10 tahun, Orang bau tanah dari James Jebbia bercerai.
Di usia 18 bulan, Ia yang masih balita pindah ke Inggris. Ia gres kembali ke Amerika ketika dia berusia 19 tahun dan tinggal di kota New York pada tahun 1983 dan menyewa apartemen seharga 500 dollar periode itu.
Bekerja di Toko Pakaian dan Skate
James Jebbia lalu menerima pekerjaan di Parachute, suatu toko busana dan skate terletak di SoHo, suatu wilayah di Lower Manhattan, New York City.
Toko tempatnya melakukan pekerjaan mempunyai banyak pelanggan yang populer seperti Michael Jackson dan juga Gary Numan. Namun tak usang kemudian, Ia menetapkan untuk keluar dari pekerjaanya dan ingin mengawali bisnis sendiri.
Membuka Toko Tas Ransel
James jebbia kemudian membuka sebuah toko kecil di daerah Broadway dan West 4th Street dengan pacarnya. Tokonya memasarkan dan menciptakan tas ransel.
Pada tahun 1989, James Jebbia membuka toko berjulukan Union di wilayah Spring Street, Lower Manhattan. Di sinilah, Ia mulai menemukan passionnya dan mulai senang pekerjaannya.
James Jebbia berupaya menerima hak untuk menjual merk tertentu di tokonya Union. Dalam sebuah peluang, dia bertemu dengan Shaun Stussy, pria yang mendirikan merk Eponymous. Ia bareng dengan Shaun Stussy memulai hubungan koordinasi yang berpengaruh. Ia juga mulai belajar dari Shaun bagaimana memasarkan sebuah brand.
Mendirikan Brand Merk Supreme
Suatu ketika Shawn Stussy menjual sebagian besar kepemilikan merknya. Hal ini membuat James Jebbia lalu mendirikan brand brand sendiri dengan nama Supreme yang kala itu menyasar para penggemar skateboard di Amerika Serikat.
Para karyawan yang dipekerjakan oleh James Jebbia rata-rata merupakan para penggemar Skateboard. James Jebia ingin supaya merk Supreme kala itu sebagai salah satu brand skate di Amerika.
Supreme Sebagai Merk Streetwear Terkemuka
Supreme dengan cepat menjadi salah satu merek streetwear underground ternama di Amerika Serikat. Strategi kesuksesan merk Supreme adalah Keunikan Supreme dalam memproduksi produk-produknya diproduksi dalam edisi dan jumlah yang terbatas.
Dalam biografi James Jebbia dimengerti bahwa dia secara terstruktur berkolaborasi dengan merek-merek ternama yang lain mirip Comme des Garçons, Levi’s, Vans dan Louis Vuitton.
Selain itu beliau juga berkolaborasi dengan artis-artis papan atas mirip Damien Hirst, Takashi Murakami dan Richard Prince, serta grup band-band mirip The Clash dan The Misfits. Kemitraan ini telah menolong Supreme menjadi ikon merk dalam budaya akil balig cukup akal atau anak muda.
James Jebbia menikah dengan seorang perempuan bernama Bianca. Dari pernikahannya itu, ia memiliki dua anak yakni seorang anak laki-laki berjulukan Miles dan seorang gadis berjulukan Nina.
Mengapa Merk Supreme Sangat Populer dan Mahal?
[pullquote]…Yang terpenting bagi kami adalah mempunyai produk-produk jago di toko yang kami harap orang-orang akan suka apa yang mereka beli dan laris, dan kami terus bergerak. – James Jebbia[/pullquote]
Dalam strategi bisnis, Ketika sebuah produk tertentu dari salah satu perusahaan terbesar di dunia mengalami ajakan tinggi, maka perusahaan merespons dengan membuat lebih banyak produk tersebut. Dengan begitu lebih banyak ajakan yang berarti lebih banyak pemasaran, dan lebih banyak keuntungan.
Namun hal itu tidak berlaku bagi Supreme. Filosofi Supreme sungguh sederhana ialah tidak pernah menjadikannya lagi. Supreme sangat mementingkan eksklusivitas. Bagi James Jebbia dan Supreme suatu nilai produk akan meningkat jika dibuat dalam jumlah terbatas.
Produk-produk yang dikeluarkan oleh Supreme sendiri seperti busana, tas, aksesoris dan banyak juga produk-produk unik misalnya batu bata, palu, dan lain-lain. Walaupun begitu produk produk tersebut sungguh laku keras alasannya cuma di produksi terbatas dan eksklusif.
Para pembeli atau penggemar dari merk Supreme bahkan rela menunggu dengan mengantri berhari-hari dikala Supreme mengeluarkan produk baru yang terbatas jumlahnya. Eksklusivitas membuat kemewahan dan dengan demikian membuat nilai.
Biografi Djoko Susanto, Laki-Laki Putus Sekolah Yang Sukses Menjadi Pemilik Minimarket Alfamart
Djoko Susanto dikenal sebagai pendiri sekaligus pemilik dari jaringan minimarket Alfamart. Berkat bisnisnya ini dia menjadi salah satu pebisnis terkaya di Indonesia. Nama Djoko Susanto bahkan masuk dalam jajaran usahawan terkaya di Indonesia dan ternama di dunia bisnis. Bagaimana perjalanan Djoko Susanto mendirikan Alfamart sebagai salah satu jaringan minimarket paling besar di Indonesia?
Biografi Djoko Susanto
Tokoh berdarah Cina ini lahir pada 9 Februari 1950 dengan nama A. Kwie. Nilai-nilai abjad yang diterapkan dalam keluarganya ialah modal untuk meraih keberhasilan seperti dikala ini. Djoko Susanto juga belajar dalam dunia pendidikan formal.
Akan tetapi, dikala berada di dingklik Sekolah Dasar, ia mesti putus sekolah sebab pemerintah Indonesia tidak mengizinkan siswa dengan nama Cina, bersekolah di Indonesia. Hal tersebut tidak mematahkan semangat Djoko. Beliau tetap bersemangat berbagi kemampuannya, walaupun tanpa pendidikan formal.
Perjalanan Karir Djoko Susanto
Setelah putus sekolah, Djoko menetapkan belajar di luar sekolah. Beliau mengganti namanya Kwok Kwie Fo dengan nama Indonesia yang lalu diketahui dengan nama Djoko Susanto. Kemampuan bisnis telah dimiliki Djoko Susanto sejak kecil.
Pada usia 17 tahun, Djoko mengelola sejumlah 560 warung kaki lima milik orang tuanya di Pasar Arjuna, pasar tradisional di Jakarta. Orang Cina identik dengan jiwa bisnis. Sifat pekerja kerasnya mengarahkan beliau untuk memperluas perjuangan warung tersebut sekaligus menjajakan rokok.
Mendirikan Alfamart
Kisah Djoko Susanto menerangkan bahwa kegigihan Djoko menarik minattaipan rokok kretek Putera Sampoerna. Akhirnya, Djoko dan Putera Sampoerna bekerja sama membuka warung yang sama serta jaringan swalayan potongan harga berjulukan Alfa Toko Gudang Rabat.
Tahun 1994, nama tersebut berubah menjadi Alfa Minimart. Akan namun, kerja sama tersebut berhenti pada tahun 2005, saat Putera Sampoerna menjual perusahaannya, anak perusahaan, beserta seluruh saham kepada Phillips Morris Internasional.
Aset Putera Sampoerna yang dijual, tergolong 70% saham Alfa Minimart. Perusahaan Phillip tidak terpesona dengan perjuangan retail dan memasarkan saham Alfa Minimart kepada Djoko. Setelah itu, Djoko merintis bisnis ritel Alfa Supermarket.
Bisnis tersebut berada dalam naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Karena pesatnya perkembangan bisnis, Djoko membeli saham Nirthstar pada tahun 2013 dan memiliki 65% saham di perusahaan itu. Tahun 2007, ia membentuk Alfa Midi di naungan PT Midimart Utama.
Kisah Djoko Susanto memaparkan perjalanan karir bisnis tokoh pekerja keras ini. Djoko harus merelakan Alfa Supermarket berpindah kepada pihak Carrefour. Pada hasilnya, ia konsentrasi pada Alfa Midi dan membuahkan sukses berat. Dimana dia mampu menjalin kerja sama antara Alfa Midi dengan Lawson, salah satu waralaba convenience store dari Jepang.
Bisnis makin berkembang dan dikala ini, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, mengerjakan lebih dari 5.500 toko, di bawah banyak sekali merek, mencakup Alfamart, Alfa Midi, Alfa Express, dan Lawson. Satu-satunya tentangan berat alfamart berasal dari jaringan minimarket Indomaret yang merupakan milik konglomerat Anthony Salim
Djoko Susanto, Tokoh Bisnis dengan Penghargaan spesial
Sepak terjang merintis bisnis dengan bermacam-macam problema memotivasi dia untuk bangun dan berbagi usahanya. Berdasarkan versi Majalah Forbes tahun 2014, Djoko menempati urutan ke-27 orang terkaya di Indonesia.
Kemudian di tahun 2015, kekayaannya kemudian bertambah seiring meningkat pesatnya bisnis yang dia jalani, majalah Forbes bahkan menempatkan ia di posisi 18 dalam urutan orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan sekitar 1,22 miliar dollar US atau setara dengan Rp15,86 triliun rupiah.
Selain kekayaan Djoko, prestasi dalam bidang bisnis juga diraihnya. Pada tahun 2012, Alfamart menyandang gelar Top Brand yang diselenggarakan lembaga riset Frontier Consulting Group.
Di tahun yang serupa, Alfamart juga menggenggam jawara klasifikasi minimarket terbaik dari ajang Indonesia Best Brand Award.
Tokoh bisnis mirip Djoko Susanto patut diteladani. Kerja kerasnya dalam merintis karir di dunia bisnis, sungguh mengagumkan.
Motivasi yang ada dalam dirinya patut untuk ditiru. Sebagai pendiri Alfamart, Djoko diketahui sebagai eksklusif yang pantang menyerah lewat catatan biografi dan profil Djoko Susanto.
Biografi Howard Schultz, Kisah Karyawan Miskin Menjadi Pemilik Starbucks
Howard Schultz dikenal selaku pemilik Starbucks. Ia bukanlah pendiri Starbucks. Kedai kopi Starbucks sendiri diresmikan oleh tiga orang ialah Jerry Baldwin, Gordon Baker, dan Zev Siegl. Namun cerita perjuangan dari Schultz sungguh inspiratif, dimana beliau dahulu cuma karyawan kecil dari Starbucks dan sukses menjadi pemilik dari Starbucks.
Saat ini Starbucks ialah salah satu jaringan kedai kopi tersukses di dunia. Kedai kopi ini mempunyai jaringan yang tersebar di hampir seluruh dunia. Kesuksesan Starbucks tersebut tidak lepas dari peran Howards Schultz. Bagaimana kisah Howard Schultz dan sejarah kopi Starbucks?
Biografi Howard Schultz
Howard Schultz lahir pada tanggal 19 Juli 1953 di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Ayahnya bernama Fred Schultz seorang pensiunan serdadu dan ibunya bernama Elaine Schultz.
Kondisi keluarga Howard Schultz sungguh miskin ketika itu. Saat ia masih kecil, beliau dan keluarganya pindah ke daerah Tenggara Brooklyn.
Terlahir Dari Keluarga Miskin
Usia 12 tahun, Howard Schultz telah melakukan pekerjaan selaku loper koran untuk membantu kehidupan keluarganya. Ayahnya melakukan pekerjaan selaku seorang sopir truk dengan penghasilan pas-pasan.
Ketika beliau berumur 16 tahun, ia melakukan pekerjaan sebagai penjaga toko. Ia hanya bersekolah sampai Sekolah Menengan Atas dan tidak melanjutkan pendidikannya di akademi tinggi alasannya adalah tidak mempunyai uang yang cukup.
Beruntung, Ia sungguh bakir dibidang olahraga utamanya olahhraga basket dan juga sepakbola di sekolahnya. Ia lalu menerima beasiswa sepak bola dari Northern Michigan University pada tahun 1970.
Setelah mendapatkan gelar Bachelor of Science di bidang ilmu komunikasi dari Northern Michigan University pada tahun 1975, Ia lalu mulai bekerja di Xerox Corporation dengan posisi sales representatif.
Setelah usang bekerja di Xeror, Schultz lalu mencoba peruntungannya di perusahaan asal Swedia berjulukan Hammarplast. Perusahaan tersebut memasarkan peralatan pembuat kopi. Schultz melakukan pekerjaan sebagai administrator pemasaran untuk daerah penjualan Amerika Serikat.
Pada tahun 1980an, Schultz lalu mendatangi salah satu pelanggannya yakni kedai kopi yang gres dibeli oleh Starbucks Coffee Company yang ketika itu masih kecil di daerah Seattle, Amerika Serikat.
Tertarik Dengan Kopi
Schultz amat ingin tau alasannya pelanggannya tersebut banyak memesan plastik kecurut penyaring untuk membuat kopi. Ia juga kagum dengan semangat dari pendiri Starbuks dalam menciptakan kopi dan pengetahuannya perihal kopi.
Meskipun perusahaan Starbucks kurun itu masih sungguh kecil dan cuma mempunyai beberapa kedai kopi saja namun penjualannya tiap bulan menerangkan kenaikan yang manis.
Ini menjadikannya menjadi kesengsem dengan Starbucks. Ia kemudian menelpon pendiri Starbucks kurun itu yaitu Jerry Baldwin dan memohon untuk dipekerjakan disana.
Saat itu Starbucks sudah berusia 10 tahun. Dalam sejarah Starbucks, dikenal ada tiga orang pendiri Starbucks yakni Jerry Baldwin, Gordon Bowker dan Zev Siegl.
Mereka bertiga mendirikan Starbucks pada tahun 1971, mereka juga yang mendesain logo perusahaannya tersebut. Pada tahun berikutnya, ia mempersunting Sheri Kersch Schultz sebagai istrinya.
Bekerja di Starbucks
Di Starbucks, Posisi Howard Scultz selaku administrator pemasaran perusahaan kopi tersebut. Gaji yang dia terima lebih kecil dikala dia melakukan pekerjaan di Hammarplast.
Saat beliau melaksanakan perjalanan bisnis di Milan, dia menyadari bahwa banyak kedai kopi di kota tersebut yang tidak cuma menyajikan sebuah kopi espresso yang manis namun juga kedai kopi disana dapat dijadikan sebuat tempat untuk konferensi.
Setelah kembali ke Amerika, Schultz lalu membujuk pemilik Starbucks agar kedai kopi mereka mampu menunjukkan kopi espresso bukan hanya kopi biasa, teh mirip yang umum mereka tawarkan kepada pembeli.
Schultz juga menyarankan supaya Starbucks mengubah desain kedai kopinya semoga seperti seperti suatu restoran dimana pembeli mampu berpangku tangan menikmati kopi mereka.
Namun tawaran dari Schultz ditolak oleh Jerry Baldwin, karena mereka belum siap untuk masuk ke bisnis kedai makanan mirip yang disediakan oleh Schultz.
Keluar Dari Starbucks
Akhirnya Schultz kemudian menetapkan untuk keluar dari Starbucks pada tahun 1985. Schultz lalu bertekad mendirikan kedai kopi sesuai dengan keinginannya. Namun usaha tersebut tidaklah mudah.
Modal yang beliau butuhkan sebesar 400.000 dollar. Ia tidak mempunyai duit sebanyak itu. Disisi lain istrinya juga sedang mengandung anak pertama mereka adalah Eliahu Jordan Schultz.
Pemilik Starbucks ialah Jerry Baldwin dan Gordon Bowker menawarkan bantuannya, Schultz juga mendapatkan modal sebesari 100.000 dollar dari seorang dokter yang amat terkesan dengan usaha Schultz.
Mendirikan Il Giornale
Tahun 1986, Schultz risikonya punya modal yang beliau butuhkan untuk mewujudkan idenya. Kedai kopi pertamanya dia beri nama Il Giornale.
Kedai kopi Schultz tidak cuma menunjukkan kopi saja melainkan juga es krim. Kedainya juga menawarkan kawasan duduk untuk menikmati kopi dan alunan musik khas Italia.
Menjadi Pemilik Starbucks
Dua tahun sesudah kedai Il Giornale milik Schultz bangun, administrasi Starbucks menetapkan untuk menjual unit bisnis Starbucks kepada Schultz senilai 3,8 juta dollar AS. Setelah menjadi pemilik Starbucks, Schultz lalu mengubah nama Il Giornale menjadi Starbucks.
Setelah itu, ia lalu bekerja keras memperluas jaringan kedai kopi Starbucks ke seluruh kawasan Amerika Serikat. Pengalaman serta pengetahuan Schultz dibidang penjualan menciptakan jaringan kedai kopi Starbucks berkembang dengan pesat.
Pada tanggal 26 juni 1992, Starbucks resmi melantai di bursa saham membuat kekayaan Schultz terus bertambah. Schultz juga menulis buku Pour Your Heart Into It: How Starbucks Built a Company One Cup at a Time. Buku keduanya berjudul Onward: How Starbucks Fought for Its Life Without Losing Its Soul.
Peningkatan Pesat Starbucks
Sejak itu kedai kopi Starbucks terus menerangkan kenaikan yang pesat. Jaringannya terus tumbuh dibanyak negara. Namun pada tahun 2008, Starbucks yang berstatus selaku jaringan kedai kopi raksasa di seluruh dunia goyah.
Hingga lalu Howard Schultz kembali menjabat sebagai CEO Starbucks. Schultz lalu menutup beberapa kedai Starbucksnya selaku langkah antisipasi. Selain itu, beliau juga bersungguh-sungguh memberikan pembinaan ke karyawannya perihal kesanggupan dasar pengelolaan kopi.
Pada tanggal 1 november 2013, Ia mengundurkan diri sebagai CEO Starbucks dan digantikan oleh David Viniar. Saat ini total kekayaan Howard Schultz senilai 3.1 milyar dollar atau sekitar 41,3 triliun rupiah yang sebagian besar beliau dapatkan dari kepemilikan jaringan kedai kopi Starbucks.
Starbucks dikala ini memiliki kedai kopi sebanyak 21,536 di 64 negara dan tidak hanya menunjukkan kopi saja melainkan juga jus serta beberapa kue.
Biografi Sandiaga Uno, Ketika Kondisi ‘Memaksa’ Dia Menjadi Pebisnis
TintaTeras.com
Biografi Sukyatno Nugroho, Cerita Inspiratif Salesman Menjadi Pemilik Es Teler 77
TintaTeras.com
Biografi Puspo Wardoyo, Kisah Berhasil Pemilik Ayam Bakar Wong Solo
Puspo Wardoyo diketahui selaku pemilik Rumah makan Ayam Bakar Wong Solo. Bisnis rumah makan yang dijalankan oleh Puspo Wardoyo menjadi salah satu bisnis francise rumah makan yang berhasil menyebarkan bisnisnya di Indonesia. Ayam Bakar Wong Solo diketahui memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia hingga ke Malaysia. Kisahnya dalam mengembangkan perjuangan rumah makannya sungguh inspiratif. Bagaimana kisahnya?
Biografi Puspo Wardoyo
Juragan ayam bakar ini ialah Pria kelahiran 30 November 1967 di Solo. Ia telah menggeluti bisnis ayam bakar semenjak tahun 1986. Ia lahir dari keluarga yang sederhana dan mempunyai 7 orang kerabat.
Giat Bekerja Sejak Kecil
Orang tuanya berprofesi sebagai penjualdaging ayam dan juga mempunyai warung ayam yang berada di bersahabat kampus UNS (Universitas Sebelas Maret) Solo.
Meskipun begitu, orang tuanya bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang Sekolah Menengan Atas, empat diantaranya termasuk Puspo Wardoyo selesai di perguruan tinggi.
Ia memulai pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri Kenangasam Solo, sesudah itu ia kemudian melanjutkan sekolahnya di SMP Islam Batik dan masuk di Sekolah Menengan Atas Negeri 4 Solo. Tamat SMA, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.
Sejak kecil, pengusaha rumah makan ini sudah terbiasa menolong orang tuanya untuk berjualan daging ayam. Pagi-pagi sekali selepas shalat subuh, beliau mulai membersihkan ayam untuk dijual dan berhenti dikala waktu sekolah telah masuk sehingga praktis ia tidak memiliki banyak waktu untuk bermain.
Bekerja Sebagai PNS
Setelah menyelesaikan pendidikannya di UNS Solo, Puspo Wardoyo diterima sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan jabatan sebagai guru pendidikan seni di SMA Negeri 1 Blabak Mutilan. Awalnya dia sangat bahagia sebab jaminan hidup selaku pegawai.
Namun usang kelamaan sesudah mengabdi selama tiga tahun sebagai guru, dia lalu mulai jenuh dan tidak kasar lagi menjadi guru.
Secara secara tiba-tiba, beliau memutuskan untuk berhenti menjadi PNS dan mudik ke Solo dan banting setir menjadi pedagang ayam bakar di seputar pasar tradisional Kleco, Solo pada tahun 1986.
Banyak pihak yang menyayangkan keputusannya ini, tetapi baginya ini tekadnya sudah bulat. Usaha ayam bakarnya mulanya berlangsung datar. Tidak banyak pembeli yang datang ke warungnya. Masa itu merupakan kurun yang merepotkan bagi Puspo Wardoyo.
Merantau Ke Medan
Tidak usang lalu, Puspo kemudian bertemu dengan perantau yang baru pulang dari Medan, Perantau tersebut yang juga berprofesi sebagai pedagang masakan bercerita bahwa di Medan Dagangannya dengan cepat mampu terjual habis apalagi kesempatan bisnis ayam bakar disana masih sangat besar.
Tergiur angin nirwana, Puspo wardoyo lalu menyerahkan perjuangan ayam bakarnya di Solo kepada temannya Ia kemudian berangkat ke Medan. Di Sumatera Utara, beliau apalagi dulu menjadi guru sekolah dari tahun 1989 sampai 1991 di tempat Bagan Siapi-api demi menghimpun modal untuk usaha.
Namun disitulah dia berjumpa dengan Rini Purwati yang kemudian menjadi istrinya. Modal sudah terkumpul, ia bersama dengan istrinya risikonya pindah ke kota Medan.
Membuka Bisnis Ayam Bakar Wong Solo
Disana dia mengontrak rumah dan berbelanja motor, sisa tabungannya sekitar 700.000 rupiah ia gunakan untuk membuka usaha ayam bakar di Jl. SMA 2 Padang Golf Polonia, Medan dengan nama Ayam Bakar Wong Solo.
Menurut Puspo, perjuangan ayam bakar ialah wasiat dari ayahnya sebelum meninggal. Lama kelamaan, warung ayam bakar milik Puspo Wardoyo mulai meningkat . Dalam sehari beliau bisa memasarkan 3-4 ekor ayam. Ini dilakukannya selama satu tahun tanpa bantuan Istrinya alasannya Istrinya diterima bekerja selaku Dosen di Politeknik UNS Medan.
Istrinya yang seorang dosen dan Puspo yang hanya penjualayam bakar acap kali menciptakan pihak keluarga agak malu sehingga terkadang membujuk Puspo biar kembali menjadi guru. Namun kepercayaan Puspo akan usahanya sungguh kuat.
Ketika kebaikan Dibalas Dengan Kebaikan
Pada tahun 1992, ia sudah mempunyai dua orang karyawan di warung ayam bakarnya. Suatu hari, salah seorang karyawannya mengeluh terhadap Puspo dan istrinya ketika rumah keluarganya akan disita oleh rentenir alasannya hutangnya. Puspo bareng istrinya jadinya merelakan tabungannya sebesar 800 ribu untuk melunasi hutang tersebut.
Kebaikan akan berbalas dengan kebaikan juga. Itulah yang sedang dialami olehnya. Tak lama sesudah itu, dia di kunjungi oleh seorang wartawan lokal Harian Waspada.
Ternyata wartawan tersebut merupakan teman dari suami karyawan yang ditolong oleh Puspo. Setelahnya info tentang profil Puspo diangkat ke surat kabar dengan judul Puspo Wardoyo, Sarjana Membuka Ayam Bakar Wong Solo di Medan.
Artikel informasi tersebut ternyata berimbas pada penjualan ayam bakar miliknya. Besoknya, barang jualan ayam bakarnya laku 100 potong ayam.
Pendapatannya terus berkembangdari waktu ke waktu sehingga pada waktu itu beliau mampu menciptakan 350 ribu rupiah dalam sehari. Selanjutnya beliau mulai menyisakan 10% manfaatnya di bidang sosial.
Usaha Yang Terus Berkembang
Usaha ayam bakarnya terus berkembang di Medan, dari warung kecil sampai menjadi restoran. karyawannya juga kian bertambah. Pada tahun 1996, Puspo Wardoyo menikah lagi dengan karyawatinya yang bernama Supiyati.
Ia menikah tanpa dimengerti oleh istri pertamanya sebab belum siap untuk dimadu. Walaupun pada hasilnya istrinya kemudian menerima Puspo kawin lagi.
Setelah Istri keduanya, Supiyati melahirkan anak pertama mereka, Ia lalu kawin lagi dengan karyawatinya yang bernama Annisa Nasution. Meskipun ijab kabul ini ditentang oleh orang tua Annisa namun istri pertamanya ialah Rini Purwati menolong suaminya saat melamar Annisa.
‘Banyak istri banyak rezeki’, mungkin inilah yang diandalkan oleh Puspo Wardoyo. Pada tahun 1999, kedai makanan ayam bakarnya sudah mempunyai tiga cabang. Tak usang lalu ia kembali menikah dengan Intan Ratih atas opsi istri keduanya.
Dari pernikahannya dengan empat istrinya, Ia mempunyai 15 orang anak. Hingga tahun 2006, kedai makanan ayam bakar Wong Solo miliknya berkembang pesat menjadi 26 buah restoran yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Ketika Gosip Menjadi Iklan Murah
Ia sempat menciptakan gempar dengan berani merogoh koceknya dengan membiayai ‘Poligami Award’ hingga 2 milyar rupiah. Langkah Puspo itu menciptakan namanya melambung tinggi melebihi popularitas Ayam Bakar Wong Solo miliknya.
Banyak pihak khususnya kaum wanita yang menentang idenya. Bahkan sampai istri presiden KH Abdurrahman Wahid kurun itu yaitu ibu Shinta Wahid ikut memboikot Warung Ayam Bakar miliknya.
Namun itulah Puspo Wardoyo, mungkin baginya pers, berita serta kontroversi yaitu iklan yang murah berkaca pada pengalamannya sebelumnya. Meskipun banyak yang menduga Ayam bakar Wong Solo milik Puspo wardoyo gulung tikar namun sampai ketika ini restorannya masih terus beroperasi.
Hingga kini Ayam Bakar Wong Solo sudah mempunyai puluhan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan di Malaysia yang kini berjumlah 7 outlet.
Ayam Bakar Wong Solo pun telah menjelma francise dengan ribuan karyawan di bawah kendali Wong Solo Group. Puspo Wardoyo pun diketahui selaku penggagas waralaba ayam bakar di Indonesia dan pemilik francise tertua di Indonesia adalah Ayam Bakar Wong Solo.
Biografi Reza Nurhilman, Berhasil Di Usia Muda Berkat Keripik Pedas Maicih
Reza Nurhilman dikenal sebagai pemilik bisnis kripik pedas Maicih. Tidak banyak yang mengenal nama Reza Nurhilman. Ia merupakan sosok dibalik suksesnya keripik pedas Maicih asal Bandung ini. Berkat kripik pedas maicih mengirimkan beliau selaku salah satu pebisnis muda yang amat berhasil. Simak profil dan biografi Reza Nurhilman serta perjuangannya dalam membangun bisnis kripik pedas Maicih.
Profil dan Biografi Reza Nurhilman
Pria kelahiran kota Bandung, 29 September 1987 ini merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Sejak kecil, orang tua Reza bercerai. Reza kemudian diasuh oleh orang renta angkatnya. Status ‘broken home’ menciptakan ia pernah terjerumus ke hal-hal negatif dikala usinya masih sangat muda.
Ia mengenyam pendidikan sekolahnya di Bandung. Setelah lulus dari SMAN 2 Bandung, Reza menentukan mencoba merintis usaha daripada masuk ke perguruan tinggi. Dengan modal usaha yang ia berhasil kumpulkan, Reza kemudian mencoba aneka macam macam jenis usaha.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dia berjualan aneka macam macam produk. Mulai dari barang elektronik hingga pupuk yang beliau geluti selama hampir empat tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2009.
Awal Berbisnis Keripik Maicih
Perkenalannya dengan bisnis cemilan, dimulai ketika ia bareng dengan temannya pergi ke Cimahi. Disana beliau mencicipi keripik lada pedas buatan seorang nenek. Reza Nurhilman kemudian kepincut dengan rasa cemilan tersebut.
Ia mengatakan bahwa rasa keripik bikinan nenek tersebut sangat enak. Dan tanpa aib-aib, Reza menanyakan resep dari keripik buatan nenek tersebut. Nenek itupun tak keberatan untuk membuatkan resep dari keripik lada pedas itu.
Reza melihat bahwa keripik tersebut mempunyai rasa yang enak namun pemarasan dari keripik pedas tersebut masih kurang baik. Keripik tersebut tidak dipasarkan keluar tempat dan produksinya cuma pada saat-dikala tertentu saja.
Reza Nurhilman kemudian fokus menggeluti perjuangan cemilan keripik singkong ini. Dengan strategi bisnis yang sempurna dia percaya bisnis cemilannya mampu diketahui di seluruh Indonesia.
Dengan berbekal modal sebesar 15 juta rupiah, laki-laki yang amat menggemari sosok Axel Rose ‘Guns ‘n Roses‘ ini mulai memproduksi kerupuk singkong.
Ia pun memberi nama kerupuknya ialah Maicih dan diluncurkan pada bulan juni 2010. Reza menciptakan keripik pedasnya dengan level pedas yang berlainan-beda awalnya dari level 1 sampai level 5.
Awalnya kapasistas produksi keripik bikinan Reza Nurhilman cuma 50 bungkus perharinya. Ia menunjukkan sendiri keripiknya dengan cara berkeliling dengan sistem COD (Cash On Delivery).
Ia pun mau mengantar pesanan keripiknya walau hanya dipesan 1 kemasan saja. Reza tidak mempunyai toko seperti produk cemilan pada umumnya.
Strategi Pemasaran Yang Tepat
Strategi pemasaran yang dikerjakan oleh Reza Nurhilman dikala itu cukup manis. Ia mempergunakan media sosial yang saat itu sedang booming di Indonesia ialah Twitter dan Facebook.
Konsumennya dapat melihat lokasi para distributor (reseler) yang disebut oleh Reza sebagai ‘Jenderal’ dalam memasarkan keripik buatannya. Lokasi agennya tersebar ditempat-daerah keramaian mirip kampus, kantor dan tempat hiruk pikuk yang lain.
Stategi penjualan Keripik Maicih produksi Reza Nurhilman tepat sasaran. Para konsumen dibentuk penasaran akan rasa dari keripik Maicih. Meskipun telah banyak produk yang serupa di Bandung, Reza menyebut keripiknya pribadi.
Level pedas keripik Maicih pun ditambah sampai meraih level 10. Nama Keripik Maicih bahkan sempat booming di twitter karena level kepedasannya. Dan populer dikalangan anak muda.
Omset Yang Terus Meningkat
Dalam beberapa bulan sehabis meluncurkan keripik pedasnya, Reza Nurhilman bisa memajukan produksi keripik Maicih nya sampai 2000 bungkus perharinya.
Omset bisnisnya terus meningkat dengan pemasukan meraih 7 milyar perbulan hanya dalam waktu setengah tahun saja seiring undangan pasar yang terus meningkat kepada keripiknya.
Kini keripik bikinan Reza Nurhilman sudah dapat didapatkan di minimarket maupun swalayan dan tersebar di hampir seluruh kawasan Indonesia. Saat ini Reza Nurhilman mampu memproduksi keripik Maicihnya hingga kapasitas 75 ribu bungkus perminggunya.
Varian pun ada tiga macam ialah keripik, jeblak, gurilem. Ia telah mempunyai perusahaan sendiri yaitu PT Maicih Inti Sinergi. Omsetnya pun kini bisa meraih puluhan milyar perbulan dari buka usaha keripik.
Sukses Di Usia Muda
Saat ini Reza Nurhilman bisa dibilang salah satu usahawan sukses di usia muda. Dengan penghasilan yang dia mampu dari berdagang keripik, beliau kini mampu berbelanja rumah dan kendaraan beroda empat glamor di usia muda.Ia juga lazimmenjadi pembicara di berbagai seminar kewirausahaan selain itu Reza Nurhilman juga sekarang merambah ke bisnis properti dengan mendirikan PT Sinergy Land Property (SLP) yang menggarap beberapa proyek perumahan.
Itulah profil dan biografi Reza Nurhilman dan cerita suksesnya dalam buka usaha keripik pedas Maicih. Semoga berita ini mampu berguna bagi pembaca sekalian.