TintaTeras

Biografi Max Weber

Biodata,  Biografi,  Feed,  Filsafat,  Ilmuwan Terkenal,  Profil

Biografi Max Weber. Beliau populer dengan teori-teori sosialnya. Ia juga ialah hebat sosiologi, ekonomi serta sejarah dari Jerman. Mengenai profil Max Weber, beliau lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864, berasal dari keluarga kelas menengah. Perbedaan penting antara kedua orang tuanya kuat besar kepada orientasi intelektual dan perkembangan psikologi Weber. Ayahnya seorang birokrat yang kedudukan politiknya relatif penting, dan menjadi bagian dari kekuasaan politik yang mapan dan selaku hasilnya menjauhkan diri dari setiap acara dan dan idealisme yang membutuhkan pengorbanan pribadi atau yang mampu menimbulkan ancaman kepada kedudukannya dalam tata cara. Lagi pula sang ayah ialah seorang yang menyukai kesenangan duniawi dan dalam hal ini, juga dalam berbagai hal yang lain, ia bertolak belakang dengan istrinya.

Ibu Marx Weber yaitu seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani kehidupan prihatin (asetic) tanpa kesenangan mirip yang sangat menjadi dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan darul baka; beliau terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi menunjukan bahwa dia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi menunjukan bahwa beliau tak ditakdirkan akan mendapat keamanan di akhirat. Perbedaan mendalam antara kedua pasangan ini menjadikan ketegangan perkawinan mereka dan ketegangan ini mempunyai efek besar kepada Weber.

Karena tak mungkin menyamakan diri terhadap pembawaan orang tuanya yang bertolak belakang itu, Weber kecil kemudian berhadapan dengan suatu opsi terang (Marianne Weber, 1975:62). Mula-mula dia memilih orientasi hidup ayahnya, namun lalu kesengsem kian mendekati orientasi hidup ibunya. Apapun pilihannya, ketegangan yang dihasilkan oleh keperluan memilih antara teladan yang bertentangan itu besar lengan berkuasa negatif terhadap kejiwaan Weber. Ketika berumur 18 tahun Weber minggat dari rumah, belajar di Universitas Heildelberg. Weber telah memperlihatkan kematangan intelektual, tetapi ketika masuk universitas beliau masih termasuk udik dan pemalu dalam bergaul.

Sifat ini cepat berubah saat beliau condong pada pola hidup ayahnya dan bergabung dengan kalangan mahasiswa saingan golongan mahasiswa ayahnya dahulu. Secara sosial beliau mulai berkembang, sebagian alasannya terbiasa minum bir dengan teman-temannya. Lagipula ia dengan bangga menunjukkan parutan balasan pertengkaran yang menjadi cap kalangan persaudaraan mahasiswa mirip itu. Dalam hal ini Weber tak cuma memperlihatkan jati dirinya sama dengan pandangan hidup ayahnya tetapi juga pada waktu itu memilih karir bidang hukum seperti ayahnya.

Setelah kuliah tiga semester Weber meninggalkan Heidelberg untuk dinas militer dan tahun 1884 beliau kembali ke Berlin, ke tempat tinggal orang tuanya, dan belajar di Universitas Berlin. Ia tetap disana nyaris 8 tahun untuk menyelesaikan studi sampai menerima gelar Ph.D., dan menjadi pengacara dan mulai mengajar di Universitas Berlin. Dalam proses itu minatnya bergeser ke ekonomi, sejarah dan sosiologi yang menjadi target perhatiannya selama sisa hidupnya. Selama 8 tahun di Berlin, kehidupannya masih tergantung pada ayahnya, sebuah keadaan yang secepatnya tak disukainya. Pada waktu bersamaan ia beralih lebih mendekati nilai-nilai ibunya dan antipatinya terhadapnya meningkat. Ia kemudian menempuh kehidupan prihatin (ascetic) dan memusatkan perhatian sepenuhnya untuk studi.

Misalnya, selama satu semester selaku mahasiswa, kebiasaan kerjanya dilukiskan selaku berikut : “Dia terus mempraktikkan disiplin kerja yang kaku, menertibkan hidupnya menurut pembagian jam-jam kegiatan rutin sehari-hari ke dalam bab-bab secara sempurna untuk banyak sekali hal. Berhemat berdasarkan caranya, makan malam sendiri dikamarnya dengan 1 pon daging sapi dan 4 buah telur goreng” (Mitzman, 1969/1971:48; Marianne Weber, 1975:105). Makara, dengan mengikuti ibunya, Weber menjalani hidup prihatin, rajin, bergairahkerja, tinggi dalam ungkapan modern disebut Workaholic (gila kerja). Semangat kerja yang tinggi ini mengirimkan Weber menjadi profesor ekonomi di Universitas Heidelberg pada 1896.

Pada 1897, dikala karir akademis Weber berkembang, ayahnya meninggal setelah terjadi pertengkaran sengit antara mereka. Tak lama kemudian Weber mulai menawarkan tanda-tanda yang berpuncak pada gangguan safaf. Sering tak bisa tidur atau melakukan pekerjaan , dan enam atau tujuh tahun berikutnya dilaluinya dalam keadaan mendekati kehancuran total. Setelah abad kosong yang lama, sebagian kekuatannya mulai pulih di tahun 1903, namun gres pada 1904, saat ia memberikan kuliah pertamanya (di Amerika) yang lalu berlangsung selama 6,5 tahun, Weber mulai bisa kembali aktif dalam kehidupan akademis tahun 1904 dan 1905 beliau menerbitkan salah satu karya terbaiknya. The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Dalam karya ini Weber menginformasikan besarnya imbas agama ibunya di tingkat akademis. Weber banyak menghabiskan waktu untuk mencar ilmu agama meski secara pribadi beliau tak religius.

Meski terus diusik oleh dilema psikologis, sesudah 1904 Weber mampu memproduksi beberapa karya yang sangat penting. Ia menerbitkan hasil studinya perihal agama dunia dalam perspektif sejarah dunia (misalnya Cina, India, dan agama Yahudi antik). Menjelang kematiannya (14 Juni 1920) ia menulis karya yang sungguh penting, Economy and Society. Meski buku ini diterbitkan, dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, tetapi bantu-membantu karya ini belum selesai. Selain menulis berjilid-jilid buku dalam periode ini, Weber pun melaksanakan sejumlah acara lain. Ia menolong mendirikan German Sociological Society di tahun 1910.

Rumahnya dijadikan sentra pertemuan pakar banyak sekali cabang ilmu termasuk sosiologi mirip Georg Simmel, Alfred, maupun filsuf dan kritikus sastra Georg Lukacs (Scaff, 1989:186:222). Weberpun aktif dalam acara politik dimasa itu. Ada ketegangan dalam kehidupan Weber dan, yang lebih penting, dalam karyanya, antara ajaran birokratis mirip yang dicerminkan oleh ayahnya dan rasa keagamaan ibunya. Ketegangan yang tak teratasi ini meresapi karya Weber maupun kehidupan pribadinya. www.biografiku.com

Biografi March Boedihardjo – Mahasiswa Jenius Termuda Di Hongkong Berumur 9 Tahun Dari Indonesia

Biografi,  Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Matematika

Biografi March Boedihardjo. Anak ajaib ini dikenal sebagai Mahasiswa Jenius Termuda di Hongkong berumur 9 Tahun dari Indonesia. March Boedihardjo, satu dari banyak anak berprestasi Indonesia keturunan Tionghoa lahir pada tahun 1998 di Hongkong. March Boediharjo dan keluarganya yaitu orang Indonesia yang bertempat tinggal di Hongkong. Dan saat tahun 2005, March dan keluarganya hijrah ke United Kingdom, ketika kakak laki-lakinya, Horatio Boediharjo yang saat itu berusia 14 tahun menerima beasiswa di Oxford University, dalam acara Phd, dan membuat ia menjadi salah satu siswa termuda di universitas itu. Kedua anak keturunan Boediharjo ini memang menunujukantalenta lebih dalam bidang ilmu matematika, ayahnya memang telah semenjak kecil mengenalkan matematika kepada kedua anaknya ini, bahkan saat makan pun yang mereka bicarakan yakni soal matematika.

March menuntaskan sekolah menengahnya di Inggris dikala beliau dan keluarganya menemani kakaknya menempuh pendidikan di Ingris. Hebatnya, beliau masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya butuh waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, ia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga sukses menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang cuma mampu disertai sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat membuat puas. Dalam sejarah AEA, cuma seperempat akseptor AEA yang mampu menerima status tersebut. Ia juga mendapatkan 8 GCSEs dalam waktu yang sama dengan ketika ia mengikuti ujian A-level di Inggris. Setelah itu, beliau pun mendaftarkan diri ke Baptist Hong Kong (HKBU), bergotong-royong March telah melamar ke beberapa universitas lain di Hong Kong. Di antaranya yakni Universitas of Hong Kong, Hong Kong University of Science and Technology, dan Chinese University of Hong Kong. Namun, sayangnya universitas-universitas itu belum menawarkan tanggapan, saya ayah March. Sebenarnya, March ingin menyusul kakaknya yang berusia 14 tahun yang melanjutkan pendidikan di Oxford University di Inggris, namun sayangnya keluarga mereka tidak memiliki cukup uang, waluapun ayahnya ialah seorang pengusaha karena ongkos hidup di Inggris itu sangat tidak murah dan hasilnya March dan orang tuanya pun mesti kembali ke Hongkong lagi meninggalkan kakaknya yang sedang menempuh pendidikan di Oxford.

Ia mencatatkan diri selaku mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). Di tahun-tahun pertamnya ia mengkritik bahwa pelajaran yang diajarkan terlalu gampang. Ia menerima B+dan A- di nyaris semua ujian matematika yang menciptakan dia masuk ke dalam daftar Dean, ialah penghargaan bagi siswa yang mempunyai IPK 3.00-3.49 dengan tidak ada nilai dibawah C. March juga akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, sekolah tinggi tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan rentang waktu solusi lima tahun ialah pada tahun 2010. Dia juga mengkritik bahwa beliau tidak punya kesan baik terhadap rekan kuliahnya.

“Mereka tidak memberi tanggapan (di ruang kuliah). Mereka cuma mendengarkan dan satu sama lain tidak berinteraksi,” katanya.

Anak itu menyampaikan rekannya di sekolah sebelumnya “ingin bermain”, tidak seperti mahasiswa perguruan tinggi. Ketika ditanya perihal cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang gres, March mengaku tidak pernah khawatir berhadapan dengan sahabat sekelas yang lebih bau tanah darinya.”Ketika aku di Oxford, semua rekan sekelas aku berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan peran-peran matematika,’’ kisahnya.

Seorang wartawan BBC di Hongkong, Vaudine England pernah mewawancarinya suatu dikala dan dia berkata bahwa March Tian Boedihardjo tidak beda dengan bocah-bocah lain yang berusia 9 tahun, dia masih memiliki sisi kejenakaan khas bawah umur dan March juga mengaku bahwa selain dia kegemaran melahap dan mempelajari semua buku matematika miliknya, ia juga sungguh senang bermain catur, monopoli, dan lego.

Pelajaran yang dapat kita ambil

Saya selalu berpikir bahwa matematika itu susah mungkin begitupun dengan anda, saya sering sekali menerima nilai dibawah 7 di ulangan matematika aku, tapi sehabis saya membaca cerita seorang Tian Boediahrjo, perumpamaan tidak ada yang tidak mungkin andaikan kita mau berusaha dan terus focus itu memang benar. Mungkin dikala ini saya kurang berupaya dan focus sehingga banyak kegagalan menghampiri saya. Tapi aku akan berupaya untuk mampu sukses dan membangun diri dari segala kegagalan yang pernah aku alami. Sebab “saya bisa” dan “kita bisa”. Ayo kita berprestasi untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.

Ketika kita berpikir bahwa matematika itu sulit dan banyak orang mengalah jika sudah tidak bisa memperoleh cara untuk menuntaskan suatu soal, anak Indonesia jenius ini justru tidak berpikir mirip itu, ia senantiasa berpikir matematika ialah suatu tantangan yang mengasyikan untuk dituntaskan buatnya.

Written by : Gita Asapuri

Biografi Nelson Tansu – Profesor Termuda Asal Indonesia Di Amerika Serikat

Biografi,  Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Fisika

Biografi Nelson Tansu - Profesor Termuda Asal Indonesia di  Amerika SerikatBiografi Nelson Tansu. Banyak orang Indonesia yang berprestasi di mancanegara, seperti Nelson Tansu yang dikenal Profesor Termuda di Amerika Serikat. Prof. Nelson Tansu, Ph.D dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, tanggal 20 Oktober 1977. Dia ialah anak kedua di antara tiga bersaudara buah pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Kedua orang renta Nelson ialah usahawan percetakan di Medan. Mereka yakni lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu, adalah master dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, yaitu lulusan Ohio State University (OSU). Tampak terperinci bahwa Nelson memang berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan. Ia yaitu lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan pada tahun 1995 dan juga menjadi finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI).

Setelah menamatkan Sekolah Menengan Atas, ia mendapatkan beasiswa dari Bohn’s Scholarships untuk kuliah di jurusan matematika terapan, teknik elektro, dan fisika di Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat. Tawaran ini diperolehnya sebab beliau menjadi salah satu finalis TOFI. Ia berhasil meraih gelar bachelor of science kurang dari tiga tahun dengan predikat summa cum laude. Setelah menyelesaikan program S-1 pada tahun 1998, dia menerima banyak ajuan beasiswa dari aneka macam perguruan tinggi tinggi terkemuka di Amerika Serikat. Walaupun demikian, ia menentukan tetap kuliah di Universitas Wisconsin dan menjangkau gelar doktor di bidang electrical engineering pada bulan Mei 2003.

Selama menyelesaikan acara doktor, Prof. Nelson menemukan aneka macam prestasi gemilang di antaranya adalah WARF Graduate University Fellowships dan Graduate Dissertator Travel Funding Award. Penelitan doktornya di bidang photonics, optoelectronics, dan semiconductor nanostructires juga menjangkau penghargaan tertinggi di departemennya, ialah The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award.

Setelah memperoleh gelar doktor, Nelson mendapat tawaran menjadi tangan kanan profesor dari berbagai universitas terkemuka di Amerika Serikat. Akhirnya pada permulaan tahun 2003, ketika masih berusia 25 tahun, ia menjadi asisten profesor di bidang electrical and computer engineering, Lehigh University. Lehigh University merupakan suatu universitas papan atas di bidang teknik dan fisika di kawasan East Coast, Amerika Serikat.

Saat ini Prof. Nelson menjadi profesor di universitas ternama Amerika, Lehigh University, Pensilvania dan mengajar para mahasiswa di tingkat master (S-2), doktor (S-3) dan post doctoral Departemen Teknik Elektro dan Komputer. Lebih dari 84 hasil riset maupun karya tulisnya sudah dipublikasikan di berbagai konferensi dan jurnal ilmiah internasional. Ia juga sering diundang menjadi pembicara utama di banyak sekali seminar, pertemuan dan konferensi intelektual, baik di aneka macam kota di AS dan luar AS mirip Kanada, Eropa dan Asia. Prof Nelson telah mendapatkan 11 penghargaan dan tiga hak paten atas inovasi risetnya. Ada tiga inovasi ilmiahnya yang sudah dipatenkan di AS, adalah bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers.

Ketika masih di Sekolah Dasar, Prof. Nelson gemar membaca biografi para fisikawan ternama. Ia sangat mengagumi prestasi para fisikawan tersebut alasannya adalah banyak fisikawan yang telah meraih gelar doktor, menjadi profesor dan bahkan ada beberapa fisikawan yang berhasil menemukan teori (eyang Einstein) dikala masih berusia muda. Karena membaca riwayat hidup para fisikawan tersebut, sejak masih SD, Prof. Nelson sudah memiliki cita-cita ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat.

Walaupun saat ini tinggal di Amerika Serikat dan masih memakai passport Indonesia, Prof. Nelson berjanji kembali ke Indonesia kalau Pemerintah Indonesia sungguh membutuhkannya.

Dia sering diundang menjadi pembicara utama dan penceramah di aneka macam seminar. Paling sering utamanya menjadi pembicara dalam pertemuan-pertemuan intelektual, pertemuan, dan pelatihan di Washington DC. Selain itu, beliau sering datang ke aneka macam kota lain di AS. Bahkan, ia sering pergi ke luar negeri mirip Kanada, sejumlah negara di Eropa, dan Asia. Yang menakjubkan, sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan di AS, ialah bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers. Di tengah kesibukannya melaksanakan riset-riset yang lain, dua buku Nelson sedang dalam proses penerbitan. Bukan main!! Kedua buku tersebut ialah buku teks (buku wajib pegangan, Red) bagi mahasiswa S-1 di Negeri Paman Sam.

Karena itu, Indonesia patut besar hati atas prestasi anak bangsa di negeri rantau tersebut. Lajang kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, itu hingga sekarang masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Kendati belum satu dekade di AS, prestasinya telah segudang. Ke mana pun dirinya pergi, setiap ditanya orang, Nelson senantiasa mengenalkan diri selaku orang Indonesia. Sikap Nelson itu sungguh membanggakan di tengah banyak tokoh kita yang malu mengakui Indonesia sebagai tanah kelahirannya.

“Saya sungguh cinta tanah kelahiran aku. Dan, aku senantiasa ingin melaksanakan yang terbaik untuk Indonesia,” katanya, serius.

Di Negeri Paman Sam, kecintaan Nelson terhadap negerinya yang dicap sebagai terkorup di Asia tersebut dikonkretkan dengan menawarkan ketabahan serta prestasi kerjanya sebagai anak bangsa. Saat berbicara soal Indonesia, mimic perjaka itu terlihat benar-benar dan jauh dari basa-basi.

“Bangsa Indonesia yakni bangsa yang besar dan merupakan bangsa yang

bisa bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Tentu saja bila bangsa kita terus bersusah payah,” kata Nelson menjawab koran ini.

Anak muda itu memang enak diajak berbincang-bincang. Idealismenya berkobar-kobar dan penuh semangat. Layaknya profesor Amerika, sosok Nelson sungguh bersahaja dan bahkan suka merendah. Busana kesehariannya juga tak ajaib-ajaib, yakni mengenakan kemeja berkerah dan pantalon.

Biografi Nelson Tansu - Profesor Termuda Asal Indonesia di  Amerika Serikat

Nano Technology

Sekilas, dia terkesan pendiam. Pengetahuan dan bobotnya sering tersembunyi di balik penampilannya yang mirip tak suka bicara. Tapi, saat dia mengajar atau mengatakan di konferensi para intelektual, jati diri akademisi Nelson tampak. Lingkungan akademisi, riset, dan kampus memang menjadi dunianya. Dia senantiasa peduli pada kepentingan serta dahaga pengetahuan para mahasiswanya di kampus. Ada yang menarik di sini. Karena tampangnya yang sungguh belia, tak sedikit manusia kampus yang menganggapnya selaku mahasiswa S-1 atau program master. Dia dikira sebagai mahasiswa lazimnya . Namun, bagi yang mengenalnya, terutama kelompok universitas atau jurusannya mengajar, begitu bertemu dirinya, mereka selalu menyapanya hormat: Prof Tansu.

“Di semester Fall 2003, aku mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang physics and applications of photonics crystals. Di semester Spring 2004, sekarang, aku mengajar kelas untuk mahasiswa senior dan master wacana semiconductor device physics. Begitulah,” ungkap Nelson menjawab soal aktivitas mengajarnya. September hingga Desember atau semester Fall 2004, acara mengajar Nelson sudah menanti lagi. Selama semester itu, dia akan mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang applied quantum mechanics for semiconductor nanotechnology.

“Selain mengajar kelas-kelas di universitas, aku membimbing beberapa mahasiswa PhD dan post-doctoral research fellow di Lehigh University ini,” jelasnya ketika ditanya perihal aktivitas lainnya di kampus.

Nelson termasuk individu yang sukses menggapai mimpi Amerika (American dream). Banyak imigran dan perantau yang mengadu nasib di negeri itu dengan segala persaingannya yang superketat. Di Negeri Paman Sam tersebut,ada kisah sukses mirip bintang film yang kini menjadi Gubernur California Arnold Schwarzenegger yang sesungguhnya yaitu imigran asal Austria. Kemudian, dalam Kabinet George Walker Bush kini juga ada imigrannya, adalah Menteri Tenaga Kerja Elaine L. Chao. Imigran asal Taipei tersebut ialah wanita pertama Asian-American yang menjadi menteri selama sejarah AS.

Negara Superpower tersebut juga sangat bagus menempa bakat serta intelektual Nelson. Lulusan Sekolah Menengan Atas Sutomo 1 Medan itu datang di AS pada Juli 1995. Di sana, beliau menamatkan seluruh pendidikannya mulai S-1 hingga S-3 di University of Wisconsin di Madison. Nelson menyelesaikan pendidikan S-1 di bidang applied mathematics, electrical engineering, and physics. Sedangkan untuk PhD, beliau mengambil bidang electrical engineering. Dari seluruh perjalanan hidup dan karirnya, Nelson mengaku bahwa semua suksesnya itu tak lepas dari tunjangan keluarganya. Saat ditanya perihal siapa yang paling kuat, dia cepat menyebut kedua orang tuanya dan kakeknya. “Mereka menanamkan mengenai pentingnya pendidikan sejak aku masih kecil sekali,” ujarnya.

Ada cerita menarik di situ. Ketika masih sekolah dasar, kedua orang tuanya sering membanding-bandingkan Nelson dengan beberapa sepupunya yang telah doktor. Perbandingan tersebut sebenarnya kurang pas. Sebab, para sepupu Nelson itu jauh di atas usianya. Ada yang 20 tahun lebih tua. Tapi, Nelson kecil menganggapnya serius dan bertekad keras mengimbangi sekaligus melampauinya. Waktu akibatnya menjawab imipian Nelson tersebut.

“Kaprikornus, terima kasih buat kedua orang tua aku. Saya memang orang yang suka dengan banyak tantangan. Kita jadi terpacu, gitu,” ujarnya.

Nelson mengaku, mendiang kakeknya dahulu juga ikut mengakibatkan semangat serta disiplin belajarnya. “Almarhum kakek aku itu orang yang sangat baik, namun agak keras. Tetapi, alasannya adalah kerasnya, saya malah menjadi lebih tekun dan berusaha sesempurna mungkin meraih patokan tertinggi dalam melaksanakan sesuatu,” jelasnya.

Sisihkan 300 Doktor AS, namun Tetap Rendah Hati Nelson Tansu menjadi fisikawan ternama di Amerika. Tapi, cuma sedikit yang tahu bahwa profesor belia itu berasal dari Indonesia. Di sejumlah kesempatan, banyak yang menganggap Nelson ada kekerabatan famili dengan mantan

PM Turki Tansu Ciller. Benarkah?

NAMA Nelson Tansu memang cukup unik. Sekilas, sama sekali nama itu tidak mengindikasikan identitas etnis, ras, atau asal negeri tertentu. Karena itu, di Negeri Paman Sam, banyak yang keliru membaca, mengenali, atau berkenalan dengan profesor belia tersebut.

Malah ada yang mengira bahwa ia yakni orang Turki. Dugaan itu muncul jikalau dikaitkan dengan kekerabatan famili Tansu Ciller, mantan perdana menteri (PM) Turki. Beberapa netters malah tidak segan-segan mencantumkan nama dan kiprah Nelson ke dalam website Turki. Seolah-olah mereka percaya betul bahwa fisikawan belia yang mulai berkibar di lingkaran akademisi AS itu memang berasal dari negerinya Kemal Ataturk.

Ada pula yang menduga bahwa Nelson yakni orang Asia Timur, tepatnya Jepang atau Tiongkok. Yang lebih seru, beberapa universitas di Jepang malah terperinci-terangan melamar Nelson dan meminta beliau “kembali” mengajar di Jepang. Seakan-akan Nelson memang orang sana dan pernah mengajar di Negeri Sakura itu.

Dilihat dari nama, masuk akal bila kekeliruan itu terjadi. Begitu juga paras Nelson yang mirip orang Jepang. Lebih-lebih di Amerika banyak professor yang keturunan atau berasal dari Asia Timur dan jarang-jarang memang asal Indonesia. Nelson pun cuma senyum-senyum atas segala kekeliruan kepada dirinya.

“Biasanya aku langsung mengoreksi. Saya jelaskan ke mereka bahwa aku orisinil Indonesia. Mereka memang agak terkejut sih alasannya adalah memang mungkin jarang ada profesor asal aslinya dari Indonesia,”jelas Nelson.

Tansu sendiri bahwasanya bukan marga kelompok Tionghoa. Memang, nenek moyang Nelson dahulu Hokkien, dan marganya adalah Tan. Tapi, dikala lahir, Nelson telah diberi nama belakang “Tansu”, sebagaimana ayahnya, Iskandar Tansu.

“Saya suka dengan nama Tansu, kok,”kata Nelson dengan nada bangga.

Nelson ialah cowok mampu berdiri diatas kaki sendiri. Semangatnya tinggi, rajin, visioner, dan senantiasa mematok tolok ukur tertinggi dalam peran riset dan dunia akademisinya. Orang tua Nelson hanya membiayai hingga tingkat S-1. Selebihnya? Berkat keringat dan prestasi Nelson sendiri. Kuliah tingkat doktor hingga segala keperluan kuliah dan kehidupannya ditanggung melalui beasiswa universitas.

“Beasiswa yang saya peroleh sudah lebih dari cukup untuk membiayai semua kuliah dan keperluan di universitas,” katanya.

Orang seperti Nelson dengan prestasi akademik tertinggi memang tak sulit memenangi banyak sekali beasiswa. Jika dijumlah-hitung, lusinan penghargaan dan anugerah beasiswa yang pernah beliau raih selama ini di AS.

Menjadi profesor di Negeri Paman Sam memang telah menjadi harapan ia sejak usang. Walau demikian, posisi assistant professor (profesor muda, Red) tak pernah terbayangkannya mampu diraih pada usia 25 tahun. Coba bandingkan dengan lingkungan keluarga atau penduduk di Indonesia, biasanya apa yang didapat cowok 25 tahun?

Bahkan, di AS yang negeri supermaju pun reputasi Nelson bukan fenomena lazim. Bayangkan, pada usia semuda itu, beliau menyandang status guru besar. Sehari-hari ia mengajar program master, doktor, dan bahkan post doctoral. Yang prestisius bagi seorang ilmuwan, ada tiga riset Nelson yang dipatenkan di AS. Kemudian, dua buku teksnya untuk mahasiswa S-1 dalam proses penerbitan.

Tapi, bukan Nelson Tansu namanya jika tidak santun dan merendah. Cita-citanya mulia sekali. Dia akan tetap melaksanakan riset-riset yang alhasil bermanfaat buat kemanusian dan dunia. Sebagai profesor di AS, ia mirip meniti jalan suci mewujudkan idealisme tersebut.

Ketika mendengar pengakuan cita-cita sejatinya, semua orang niscaya akan terperanjat. Cukup fenomenal. “Sejak Sekolah Dasar kelas 3 atau kelas 4 di Medan, saya senantiasa ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat. Ini benar-benar saya cita-citakan sejak kecil,” ungkapnya dengan mimic serius.

Tapi, orang bakal mahfum jikalau melihat sejarah hidupnya. Ketika usia SD, Nelson kecil gemar membaca biografi para ilmuwan-fisikawan AS dan Eropa. Selain Albert Einstein yang menjadi pujaannya, nama-nama besar seperti Werner Heisenberg, Richard Feynman, dan Murray Gell-Mann ternyata Sudah diakrabi Nelson cilik.

“Mereka hebat. Dari bacaan tersebut, saya sungguh-sungguh terkejut, tergugah dengan prestasi para fisikawan hebat itu. Ada yang usianya muda sekali ketika meraih PhD, jadi profesor, dan ada pula yang sukses menemukan teori yang luar biasa. Mereka masih muda dikala itu,” terperinci Nelson sarat kagum.

Nelson jadi profesor muda di Lehigh University sejak awal 2003. Untuk bidang teknik dan fisika, universitas itu termasuk unggulan dan papan atas di daerah East Coast, Negeri Paman Sam. Untuk menjadi profesor di Lehigh, Nelson terlebih dulu menyisakan 300 doktor yang resume (CV)-nya juga hebat-mahir. www.biografiku.com

Biografi Martin Cooper – Penemu Handphone Pertama

Biodata,  Biografi,  Biografi Pengusaha Sukses,  Biografi Tokoh Dunia,  Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Profil,  Wirausahawan

Biografi Martin Cooper. Berterima kasih kepadanya alasannya adalah dialah sang penemu handphone atau telepon genggam pertama.

Dia sendiri tidak membayangkan bahwa telepon selular bisa sekecil kini ini sehingga mampu dibawa kemana saja sesuai dengan keperluan dan tuntutan di zaman nirkabel kini ini.

Martin Marty Cooper dilahirkan pada tanggal 26 Desember 1928 di Chicago, Illinois, USA. Beliau dikenal sebagai penemu handphone.

Ia ialah pemimpin tim insinyur dari Motorola yang berbagi perangkat genggam ponsel yang berbeda dari telepon mobil (Car Phone).

Cooper adalah CEO dan pendiri ArrayComm, sebuah perusahaan yang bekerja dalam observasi teknologi Smart Antena dan membuatkan jaringan nirkabel, dan merupakan direktur Penelitian dan Pengembangan Motorola.

Masa Awal Martin Cooper

Martin Cooper dibesarkan di Chicago ketika terjadi kala resesi dunia. Orang tuanya yakni imigran Ukraina. Ia menerima gelar sarjana di bidang Electrical Engineering pada tahun 1950.

Martin Cooper bergabung dengan Reserve Officers Training Corps Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia bertugas di kapal perusak Angkatan Laut AS selama Perang Korea dan kemudian di suatu kapal selam yang bermarkas di Hawaii.

Setelah perang usai, Cooper meninggalkan angkatan bahari dan mulai bekerja di Teletype, anak perusahaan Western Electric. Pada tahun 1954, beliau pindah ke Motorola.

Sambil melakukan pekerjaan di sana ia meneruskan studinya dimalam hari. Pada tahun 1957, beliau menerima gelar Magister dalam bidang rekayasa elektronik dari Illinois Institute of Technology.

Pada tahun 1960 beliau berperan penting dalam mengganti lembaran teknologi isu yang sebelumnya terbatas dipakai dalam satu bangunan tunggal menjadi semakin luas yang dapat menghubungkan antar kota.

Cooper membantu memperbaiki cacat dalam kristal Motorola yang dibentuk untuk radio. Hal ini mendorong perusahaan untuk memproduksi massal kristal kuarsa pertama untuk digunakan dalam jam tangan quartz.

Pada tahun 1960, John F. Mitchell menjadi kepala insinyur proyek komunikasi portabel Motorola. Pada permulaan 1970-an, Mitchell memberi tanggung jawab pada Cooper di divisi telepon mobil (Carphone).

Mitchell dan Cooper membayangkan suatu produk komunikasi yang tidak cuma terpaku di dalam kendaraan beroda empat. Sehingga alat tersebut haruslah kecil dan cukup ringan untuk menjadi alat portabel. Butuh waktu 90 hari pada tahun 1972 untuk membuat prototipe pertama dari ilham tersebut.

Cooper dan para insinyur yang bekerja untuknya, serta Mitchell mempatenkan penemuan “Radio Telephone System” yang diajukan pada 17 Oktober 1973 dengan nomor paten 3906166 dan disetujui pada September 1975 atas nama mereka.

Cooper dianggap selaku penemu pertama telepon genggam seluler (handphone) pertama dan orang pertama yang melakukan panggilan dengan prototipe ponsel genggam seluler tersebut pada 3 April 1973.

Kejadian yang bersejarah tersebut disaksikan di muka umum di depan wartawan dan orang orang yang lewat di jalan kota New York. Panggilan pertama ditujukan terhadap Dr. Joel S. Engel, kepala riset di Bell Labs.

Kalimat pertama yang diucapkan yaitu “Joel, I’m calling you from a ‘real’ cellular telephone. A portable handheld telephone.”

Panggilan pertama tersebut selaku permulaan penunjukmulainya pergeseran mendasar teknologi dan pasar komunikasi ke arah komunikasi telepon yang portabel dimana seseorang dapat pribadi berkomunikasi langsung dengan orang lain, tidak lagi seperti dulu kala dimana yang dituju yakni daerah sebagaimana telepon rumah.

Ini yaitu karya hasil dari visinya bagi komunikasi telepon genggam nirkabel personal yang membedakannya dari telepon mobil (Car Phones).

Cooper lalu mengungkapkan bahwa dia mendapat ilham untuk mengembangkan ponsel sesudah menonton Kapten Kirk yang memakai suatu alat komunikator pada acara serial televisi Star Trek.

Meskipun digelari sebagai ‘Bapak Telepon Selular (Ponsel)’, dengan rendah hati Martin Cooper menyampaikan “Meskipun aku bagian dari inovasi tersebut, tetapi karya tersebut yakni hasil kerja tim dan ratusan literatur orang orang yang membuat visi perihal bagaimana selular mirip hari ini, yang pasti belum sempurna. Kami masih terus melakukan pekerjaan dan berupaya untuk menjadikannya lebih baik”.

Komersialisasi Produk

Handset pertama Motorola DynaTAC, memiliki berat 1 kg (2,2 pon) dan 35 menit waktu bicara. Di tahun 1983, sesudah mengalami empat kali iterasi, tim Cooper telah menghemat berat handset menjadi setengahnya. Harga produk tersebut sekitar $ 4.000 (atau sama nilainya dengan$ 8.600 di tahun 2009). Cooper Meninggalkan Motorola sebelum mereka mulai memasarkan ponsel genggamnya ke pelanggan.

Sistem Bisnis Selular

Martin Cooper mengawali suatu perusahaan dengan para kawan yang menawarkan tata cara penagihan operator selular. Pada tahun 1986, mereka memasarkan Cincinnati Bell seharga $23m.

ArrayComm

Pada tahun 1992, Martin Cooper bergabung dengan Richard Roy, seorang peneliti di Universitas Stanford, untuk membentuk ArrayComm.

Perusahaan ini mulai mengkhususkan dalam penciptaan komunikasi selular yang lebih efisien. Sementara memimpin perusahaan ini, Cooper menciptakan Hukum Cooper (Cooper’s Law).

Hukum ini menyatakan bahwa setiap 30 bulan jumlah informasi yang ditransmisikan melalui jumlah tertentu lewat spektrum radio bertambah dua kali lipat. Dia menyatakan bahwa aturan ini telah berlaku semenjak tahun 1897 saat Marconi mempatenkan telegraf nirkabel pertama kali.

Penghargaan dan Afiliasi

Pada tahun 1995, Martin Cooper menerima penghargaan Wharton Infosys Business Transformation Award untuk penemuan teknologi di bidang komunikasi. Cooper juga ialah anggota Mensa International.

Di tahun 2000 Martin Cooper termasuk Top Sepuluh Pengusaha di majalah Red Herring. Pada tahun 2009, dia bersama dengan Raymond Tomlinson dianugerahi Prince of Asturias, sebuah penghargaan bagi penelitian ilmiah dan observasi teknis. www.biografiku.com

Biografi Prof. Yohanes Surya – Sang Fisikawan Indonesia

Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Fisika

Biografi Prof. Yohanes Surya. Jika ingin mengetahui siapa fisikawan terbaik Indonesia ketika ini maka dialah Prof. Yohanes Surya. Jasa-jasanya dalam menolong bawah umur Indonesia untuk bersaing dalam bidang ilmu fisika tingkat Internasional sangat layak untuk di apresiasi. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 6 November 1963. Ia mulai memperdalam fisika pada jurusan Fisika MIPA Universitas Indonesia hingga tahun 1986, mengajar di SMAK I Penabur Jakarta sampai tahun 1988 dan berikutnya menempuh program master dan doktornya di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat. Program masternya diatasi pada tahun 1990 dan acara doktornya di tahun 1994 dengan predikat cum laude. Setelah mendapatkan gelar Ph.D., Yohanes Surya menjadi Consultant of Theoretical Physics di TJNAF/CEBAF (Continous Electron Beam Accelerator Facility) Virginia – Amerika Serikat (1994).

Walaupun sudah punya Greencard(ijin tinggal dan bekerja di Amerika Serikat), Yohanes Surya pulang ke Indonesia dengan tujuan ingin mengharumkan nama Indonesia lewat olimpiade fisika (semboyannya waktu itu yakni “Go Get Gold”) serta menyebarkan fisika di Indonesia.

Pulang dari Amerika, disamping melatih dan memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), Yohanes Surya menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995 –1998). Dari tahun 1993 hingga 2007 siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains/Fisika Internasional. Pada tahun 2006, seorang siswa binaannya menjangkau predikat Absolute Winner (Juara Dunia) dalam International Physics Olympiad (IphO) XXXVII di Singapura.

Sejak 2000, Yohanes Surya banyak mengadakan training untuk guru-guru Fisika dan Matematika di nyaris semua kota besar di Indonesia, di ibukota kabupaten/kotamadya, hingga ke desa-desa di seluruh pelosok Nusantara dari Sabang hingga Merauke, termasuk pesantren-pesantren. Untuk mewadahi training-training ini Yohanes Surya mendirikan Surya Institute. Surya Institute sekarang sedang membangun gedung TOFI center yang mau menjadi sentra pembinaan guru maupun siswa yang mau bertarung di banyak sekali kejuaraan sains/fisika.

Yohanes Surya merupakan penulis produktif untuk bidang Fisika/Matematika. Ada 68 buku telah ditulis untuk siswa Sekolah Dasar sampai SMA. Selain menulis buku, ia juga menulis ratusan artikel Fisika di jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, harian KOMPAS, TEMPO, Media Indonesia dan lain-lain. Ia juga penggerak perumpamaan MESTAKUNG dan tiga hukum Mestakung, serta penggagas pembelajaran Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan).

Selain sebagai penulis, Yohanes Surya juga sebagai narasumber aneka macam program pengajaran Fisika melalui CD ROM untuk SD, Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Ia juga ikut memproduksi aneka macam program TV pendidikan diantaranya “Petualangan di Dunia Fantasi”, dan “Tralala-trilili” di RCTI.

Di luar aktifitasnya di atas, Yohanes Surya berkiprah dalam aneka macam organisasi internasional sebagai Board member of the International Physics Olympiad, Vice President of The First step to Nobel Prize (1997-kini); Penggagas dan President Asian Physics Olympiad (2000-sekarang); Chairman of The first Asian Physics Olympiad, di Karawaci, Tangerang (2000); Executive member of the World Physics Federation Competition; Chairman of The International Econophysics Conference 2002; Chairman the World Conggress Physics Federation 2002; Board of Experts di majalah National Geographic Indonesia serta menjadi Chairman of Asian Science Camp 2008 di Denpasar, Bali. Selama berkarir di bidang pengembangan fisika, Yohanes Surya pernah mendapatkan banyak sekali award/fellowship antara lain CEBAF/SURA award AS ’92-93 (salah satu mahasiswa terbaik dalam bidang fisika nuklir pada kawasan tenggara Amerika), penghargaan kreativitas 2005 dari Yayasan Pengembangan Kreativitas, anugerah Lencana Satya Wira Karya (2006) dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada tahun yang serupa, ia terpilih sebagai wakil Indonesia dalam bidang pendidikan untuk berjumpa dengan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush. Pada tahun 2007, beliau menulis buku “Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia” yang mendapatkan penghargaan selaku penulis Best Seller tercepat di Indonesia. Dan tahun 2008 menerima award selaku Pahlawan Masa Kini pilihan Modernisator dan majalah TEMPO. Yohanes Surya juga mendapatkan banyak penghargaan dari Menpora, Radio Elshinta, Harian Merdeka, Metro TV Award, Penghargaan “Icon anak Muda” dari Radio Trax FM, Koran Jakarta Award dan Penghargaan Harian Republika sebagai “Tokoh perubahaan 2009

Yohanes Surya adalah guru besar fisika dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Ia pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan; Kepala Promosi dan Kerjasama Himpunan Fisika Indonesia (2001-2004), juri aneka macam kontes sains/matematika (XL-com, L’oreal, UKI dsb), anggota Dewan Kurator Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah, salah satu founder The Mochtar Riady Institute, anggota Dewan Wali Amanah Sekolah Tinggi Islam Assalamiyah Banten dan kini Prof. Yohanes Surya menjabat selaku Rektor Universitas Multimedia Nusantara (Kompas Gramedia Group) serta aktif mengkampanyekan Cinta Fisika (Bali Cinta Fisika, Kalbar Cinta Fisika dsb) diseluruh Indonesia.

Sejak tahun 2009 Prof. Yohanes Surya bekerjasama dengan pemda daerah-tempat tertinggal membuatkan matematika GASING (Gampang Asyik dan menggembirakan), dimana anak-anak kawasan tertinggal itu mampu berguru matematika dengan mudah. Siswa yang dianggap “ndeso” ternyata mampu menguasai matematika kelas 1-6 SD dalam waktu cuma 6 bulan. Program ini sekarang sedang diimplementasikan diberbagai daerah tertinggal terutama di Papua.

Biografi John Forbes Nash – Ilmuwan Abnormal Yang Menjangkau Nobel

Biografi,  Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Tokoh Matematika

John Forbes Nash Jr lahir pada 13 Juni 1928 di Bluefield, West Virginia. Ayahnya adalah seorang insinyur listrik dan ibunya bekerja sebagai guru sekolah sebelum menikah dengan suaminya. John dibesarkan di rumah tangga yang sarat kasih sayang yang dipupuk kegeniusannya. Sudah terang di usia dini yang dia suka bekerja secara mandiri, sering bermain sendirian. Ayahnya memberinya buku ilmiah untuk mencar ilmu, sementara orangtuanya menentukan bahwa beliau menerima pendidikan yang baik. Dia diketahui sebagai eksentrik di sekolahnya, mengenang tarian, olahraga, dan aktivitas sosial lainnya untuk menjadi gangguan dari karyanya dalam studi ilmiah dan eksperimen. Ia menjadi sadar akan keunggulan intelektual atas rekan-rekannya dan menyebarkan rasa kebanggaan keangkuhan dan intens. Ibunya diajari di luar sekolah, sehingga ia melewatkan satu kelas.

Dalam tahun senior perguruan tinggi, John memenangkan beasiswa Westinghouse didambakan, salah satu dari sepuluh diberikan pada bangsa. Dia pergi ke Carnegie Institute of Technology dan, pada 1948, lulus dengan gelar Master sesudah hanya tiga tahun. Walaupun beliau dijadwalkan untuk mencar ilmu teknik kimia, ia cepat-cepat mendapatkan cinta matematika dan mengganti besar. Penasehatnya menulis sebuah saran untuk dia berkata “Orang ini yaitu seorang jenius”.

Setelah lulus, Yohanes pergi langsung ke Princeton University, di mana ia kagum rekan-rekannya dengan menyebarkan suatu permainan yang disebut “Nash”, yang melibatkan strategi dan penyusunan rencana. Permainan mengambil alih kampus dan John mendapatkan dirinya membuat beberapa temannya.

Prestasi besar selama waktunya di Princeton yakni untuk menyebarkan teori “Nash Equilibrium”, yang diterapkan pada Teori Permainan. Sebelum teorinya, ada pikiran bahwa dalam teori permainan dan persaingan, semua orang berjuang untuk kepentingan mereka sendiri. Dia membuatkan ide bahwa untuk setiap pemain dalam suatu permainan, ada solusi yang ideal sehubungan dengan pemain lain langkah-langkah. Meskipun kesempatanteori tidak menyadari ketika itu, kepopuleran yang diperoleh selama beberapa dekade.

John jarang menghadiri kelas, bersikeras bahwa hal itu akan merusak orisinalitas nya. Dia terus-menerus mencari cara untuk membangun dirinya dalam bidang matematika untuk menjadi paling besar di dunia matematika. Dia terus-menerus berjalan melewati lorong bersiul Bach’s “Little Fugue” dan mengendarai sepeda dalam angka delapan atau tak terhingga simbol di kompleks sekolah tinggi tinggi di kampus.

Setelah ia lulus dengan Ph.D, John pindah ke Boston, di mana dia menjadi anggota terkemuka staf pengajar di Massachusetts Institute of Technology. Ia disebut “anak profesor” oleh para mahasiswa sejak dia masih sungguh muda, tapi dia menganggap dirinya sungguh elit. Rekannya ada terganggu oleh kesombongan, tetapi mentolerir itu alasannya adalah kegeniusannya. Dia cepat mulai menciptakan inovasi besar dalam matematika dalam bidang-bidang mirip geometri dan persamaan diferensial parsial.Pada 1958, dia tampil dalam Fortune Magazine selaku salah satu bintang cemerlang di bidang matematika. Namun, ia masih menilai dirinya gagal sebab ia belum mencapai Field medali, penghargaan tertinggi dalam matematika.

Ketika mengajar di MIT, John bertemu dengan seorang perempuan bernama Eleanor Stier dan lalu menemukan bahwa beliau hamil dengan anaknya. Setelah kelahiran, John menolak untuk mengakui bahwa itu yakni putranya, namun terus melaksanakan korelasi seksual dengannya, bahkan sehabis beliau menjadi terlibat asmara dengan seorang murid berjulukan Alicia Larde. Alicia adalah seorang mahasiswa di MIT dan salah satu dari hanya enam belas wanita dalam kelas delapan ratus.Pada bulan Februari tahun 1957, beliau menikah dengan Alicia dan mereka punya anak pada tahun 1959.

Pada saat ini, keadaan mental John mulai memburuk. Diperkirakan bahwa istirahat psikotik terjadi khususnya dari kecemasan perihal pekerjaannya dan Alicia kehamilan. Pertama sobat-temannya memperhatikan tingkah laris ajaib saat dia datang di Malam Tahun Baru pesta berpakaian mirip seorang bayi dan menghabiskan sepanjang malam meringkuk di pangkuan Alicia, mengisap ibu jarinya. Dalam teori permainan Tentu saja, dia ditunjuk seorang mahasiswa pascasarjana untuk mengajar dan menghilang selama beberapa ahad, tiba-tiba timbul di biasa di MIT. Di sana, ia mulai berseru bahwa orang aneh itu mengantarkan pesan dienkripsi melalui New York Times. Dia juga sela kuliah untuk menyampaikan bahwa ia di sampul majalah LIFE, menyamar selaku paus, dan ia tahu ini sebab twenty-Three bilangan prima favoritnya.

Di kampus, beliau mulai menyaksikan banyak orang menggunakan dasi merah.Ia berpikir bahwa orang-orang ialah anggota organisasi komunis diam-diam dan mulai mengamati mereka dengan hati-hati. Ketika University of Chicago menunjukkan posisi bergengsi di fakultas mereka, John menolaknya, mengatakan bahwa ia direncanakan untuk menjadi kaisar dari Antartika. Ia mengatakan dengan rekan-rekannya wacana makhluk luar angkasa dan diam-diam instansi pemerintah melakukan pekerjaan untuk merusak dapat dipercaya dan reputasi, sungguh mengusik mereka. Ketua departemen matematika lega Yohanes dari fatwa-Nya tanggung jawab, berpikir bahwa ia mengalami gangguan saraf.

Akhirnya, John McLean diopname di rumah sakit swasta di erat Boston. Yohanes takut dikurung, berpikir bahwa ia tidak berada di sana. Ia didiagnosis sebagai skizofrenia paranoid dan diberikan Thorazine untuk menenangkannya. Perawatannya ada psikoanalisis dan para dokter menyebutnya selaku “Profesor”.

Setelah beliau dibebaskan, beliau mengundurkan diri dari MIT dan menawan kembali pensiun untuk pindah ke Eropa. Di Eropa, dia melaksanakan banyak sekali upaya untuk melepaskan kewarganegaraan di Amerika Serikat dan menyatakan status pengungsi. Alicia mengikutinya ke Eropa dan menyuruhnya dideportasi kembali ke Amerika Serikat. Meskipun ia diterbangkan kembali ke Amerika Serikat, dia mengklaim bahwa beliau telah dimasukkan ke dalam rantai dan diantarkembali dalam sebuah kapal, mirip seorang budak.

Kembali di Amerika Serikat, John mulai berkeliaran di Princeton, berbicara ihwal dirinya sebagai orang ketiga, menulis kartu pos abnormal, dan ceramah tanpa henti wacana numerologi.Alicia mengambil pekerjaan di Princeton dan diatur untuk mendukung keluarga mereka.Dia berhasil meyakinkan staf pengajar di Princeton untuk menawarkan suaminya sejumlah kecil bekerja dalam matematika dalam upaya untuk membantu ia kembali ke masyarakat. Namun, dia menolak menandatangani formulir W-4 mengatakan bahwa pemerintah bersekongkol melawan dia.Dia melanjutkan untuk menciptakan panggilan telepon ke anggota keluarganya dengan menggunakan nama fiktif.

Pada tahun 1961, John telah dikerjakan oleh Alicia dan saudara-saudara perempuannya ke Trenton State Hospital di New Jersey. Di sana, beliau menjadi target terapi koma insulin, yang melibatkan menyuntik pasien dengan insulin dalam jumlah banyak untuk menyimpannya ke dalam koma, sering menyebabkan kejang. Rekan-rekannya dalam matematika murka dan menulis surat ke rumah sakit, mendesak para dokter untuk melindungi pikirannya untuk kebaikan umat manusia.Dia habis setelah enam bulan perawatan insulin dan tampak sungguh mengerikan terhadap anggota keluarganya.

Mantan rekan di Princeton menemukan dia beberapa observasi dan dia menerbitkan sebuah makalah ihwal Dinamika fluida, pekerjaan pertamanya dalam empat tahun. Dia pergi ke Eropa lagi, mengirim kartu pos asing untuk keluarganya dengan pesan samar dan matematika teorema.Dia kembali tak lama lalu, terlihat agak kuyu.

Seiring waktu idenya dari sebuah titik ekuilibrium dalam teori permainan alhasil menarik minatyang tepat dan menjadi landasan ekonomi modern. Para ekonom kebanyakan menggunakan ilham-ilham untuk mencoba memprediksi insiden dalam perekonomian dunia.Anggota komite Nobel kesudahannya memutuskan untuk Nash penghargaan Nobel dalam Ekonomi pada tahun 1994, meskipun kekhawatiran dari dirinya menjadikan rasa malu besar.Orang-orang terkejut bahwa seseorang menderita skizofrenia selama bertahun-tahun bisa pulih dan menerima penghargaan bergengsi tersebut.

Dia sudah menikah lagi sejak Alicia dan mendapatkan bahwa anaknya sendiri juga menderita skizofrenia. Ia juga menghubungkan kembali dengan putra sulungnya, John Stier. Hidupnya diabadikan dalam film “A Beautiful Mind”, dengan karakter yang diperankan oleh Russell Crowe.

Biografi Dr Abdul Qadeer Khan – Ilmuwan Pakistan Yang Paling Ditakuti As

Biografi,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Profil,  Tokoh Fisika

AS dan negara barat menyebut bahaya yang disebabkan oleh Dr Abdul Qadeer (AQ) Khan ini, bisa setara dengan Adolf Hitler atau Joseph Stalin, sebab kemampuannya di bidang nuklir. Intelejen barat pernah menganggap remeh kesanggupan Abdul Qadeer Khan. Tapi setelah tiga puluh tahun membangun Pakistan hingga mempunyai kesanggupan nuklir, barat dan AS menjadi cemas. Khan lalu disebut selaku broker teknologi yang mampu membahayakan dunia. Ilmuwan ini disebut sudah menjual belakang layar teknologi nuklir ke Iran, Korea Utara, Libya dan kemungkinan ke negara lain. Tekanan diplomatik kesudahannya memaksa presiden Pakistan Pervez Musharraf mengakibatkan Khan tahanan rumah.

The Nuclear Jihadist menuliskan perjalanan Khan secara detail. Suami istri Frantz dan Collins yang menulis laporan itu menghabiskan empat tahun perjalanan ke seluruh dunia, mewawancari pejabat intelejen dan mantan sahabat dan kolega Khan. Saat perang berdarah 1947, Khan muda meninggalkan keluarganya di Bhopal India ke negara muslim Pakistan. Kekerasan yang dilihatnya selama di perjalanan dan penderitaan yang dialami, menimbulkan kemarahan besar pada India.

Setelah mengecap pendidikan di Jerman dan menikahi wanita Belanda, Khan mendapat kerja di perusahaan Belanda yang berafiliasi dengan pengayaan uranium. Sebuah proses untuk menciptakan energi nuklir, yang dengan gampang juga dapat diubah menjadi senjata nuklir. Frantz and Collins menggambarkan pasukan Pakistan yang gagal merdeka dari India pada 1965 menciptakan kebencian Khan makin memuncak. Khan bertekad mengubah politik Pakistan seperti ditulis dalam biografinya yakni ingin menciptakan Pakistan sungguh besar lengan berkuasa dan tidak akan mengalami trauma dikuasai India.

Beruntung sekali waktu kembalinya Khan dari Belanda ke Pakistan berbarengan dengan pengembangan nuklir India. Saat India memiliki kesanggupan nuklir pada 1974, tidak ada alasan untuk melarang Pakistan memiliki kemampuan serupa, bom harus dengan bom. Tapi ketika Khan tida di Pakistan, kala depan nuklir negara itu sedang terancam. Kanada telah menghentikan pasokan spare part untuk reaktor nuklir di Karachi dan Prancis mendapat tekanan internasional untuk membatalkan planning penjualan pabrik pemrosesan ke Pakistan. Hal itu membuka potensi Khan dan membuatnya selaku pendekar.

Dengan sepengetahuan koleganya, beliau membawa cetak biru, foto dan daftar penyedia . Kemudian bareng istri dan anak perempuannya kembali ke Pakistan untuk membangun kemampuan bom nuklir Pakistan. Dia lalu sukses membuat bom nuklir pada simpulan 1980 di luar perkiraan ahli barat. Para pakar menggambarkan Pakistan pada kurun itu untuk menciptakan jarum jahit atau sepeda berkualitas bagus saja dianggap tidak bisa, terlebih membuat teknologi tinggi untuk pengayaan uranium.

Jihadist menyebut Khan membangun jaringan pasar gelap untuk menjual teknologi diam-diam nuklir Pakistan ke negara semacam Iran, Libya, Korea utara juga negara yang tidak dikenali. Jihadist juga menyebut ilmuwan nuklir Pakistan ini bertemu dengan Osama bin Laden untuk menciptakan bom. www.biografiku.com

Biografi Abu Wafa – Sang Matematikawan Jenius

Biografi,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Filsafat,  Ilmuwan Terkenal,  Profil,  Tokoh Matematika

Biografi Abu Wafa. Ahli matematika Muslim fenomenal di abad keemasan Islam ternyata bukan hanya Al-Khawarizmi. Pada periode ke-10 M, peradaban Islam juga pernah memiliki seorang matematikus yang tak kalah jago dibandingkan Khawarizmi. Matematikus Muslim yang namanya terbilang kurang akrab terdengar itu berjulukan Abul Wafa Al-Buzjani. “Ia yakni salah satu matematikus terhebat yang dimiliki perabadan Islam,” papar Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya bertajuk Introduction to the History of Science. Abul Wafa yakni seorang saintis serba mampu. Selain jago di bidang matematika, ia pun terkenal selaku insinyur dan astronom populer pada zamannya.

Kiprah dan pemikirannya di bidang sains diakui peradaban Barat. Sebagai bentuk pengesahan dunia atas jasanya membuatkan astronomi, organisasi astronomi dunia mengabadikannya menjadi nama salah satu kawah bulan. Dalam bidang matematika, Abul Wafa pun banyak memberi pertolongan yang sungguh penting bagi pengembangan ilmu berhitung itu.

“Abul Wafa dalah matematikus terbesar di kurun ke 10 M,” ungkap Kattani. Betapa tidak. Sepanjang hidupnya, sang ilmu wan sudah berjasa melahirkan sederet inovasi penting bagi ilmu matematika. Ia tercatat menulis kritik atas pedoman Eucklid, Diophantos dan Al-Khawarizmisayang risalah itu sudah hilang. Sang ilmuwanpun mewariskan Kitab Al-Kami (Buku Lengkap) yang membicarakan wacana ilmu hitung (aritmatika) praktis. Kontribusi yang lain yang tak kalah penting dalam ilmu matematika adalah Kitab Al-Handasa yang mengkaji penerapan geometri. Ia juga berjasa besar dalam berbagi trigonometri.

Abul Wafa tercatat sebagai matematikus pertama yang mencetuskan rumus umum si nus. Selain itu, sang mate ma tikus pun mencetuskan tata cara gres membentuk tabel sinus. Ia juga membenarkan nilai sinus 30 derajat ke kawasan desimel kedelapan. Yang lebih menga gumkan lagi, Abul Wafa mem buat studi khusus tentang ta ngen serta menjumlah se buah tabel tangen.

Jika Anda pernah mempelajari matematika pasti pernah mengenal perumpamaan secan dan co secan. Ternyata, Abul Wafalah yang pertama kali memperkenalkan istilah matematika yang sangat penting itu. Abu Wafa diketahui sangat jenius dalam bi dang geometri. Ia bisa me nyelasikan periode lah-masalah geometri dengan sungguh tang kas.

Buah pemikirannya dalam matematika sangat berpengaruh di dunia Barat. Pada abad ke-19 M, Baron Carra de Vaux meng ambil desain secan yang dicetuskan Abul Wafa. Sayangnya, di dunia Islam justru namanya sungguh jarang terdengar. Nyaris tak pernah, pelajaran sejarah peradaban Islam yang diajarkan di Tanah Air mengulas dan memperkenalkan sosok dan buah pikir Abul Wafa. Sungguh ironis.

Sejatinya, ilmuwan serbabisa itu bernama Abu al-Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn Abbas al-Buzjani. Ia terlahir di Buzjan, Khurasan (Iran) pada tanggal 10 Juni 940/328 H. Ia belajar matematika dari pamannya bernama Abu Umar al- Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Sedangkan, ilmu geometri dikenalnya dari Abu

Yahya al-Marudi dan Abu al-Ala’ Ibn Karnib.

Abul Wafa berkembang besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam baru yang berkuasa di daerah Iran. Dinasti yang ber nama Buwaih itu berkuasa di kawasan Persia — Iran dan Irak ñ pada tahun 945 sampai 1055 M. Kesultanan Buwaih menancapkan benderanya di antara masa peralihan kekuasaan dari Arab ke Turki. Dinasti yang berasal dari suku Turki itu mampu menggulingkan kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad pada era kepemim -pinan Ahmad Buyeh.

Dinasti Buwaih memindahkan ibu kota pemerintahannya ke Baghdad ketika Adud Ad-Dawlah berkuasa dari tahun 949 hingga 983 M. Pemerintahan Adud Ad- Dawlah sangat mendukung dan memfasilitasi para ilmuwan dan seniman.

Dukungan itulah yang menciptakan Abul Wafa memutuskan hijrah dari kampung halamannya ke Baghdad. Sang ilmuwan dari Khurasan ini lalu menetapkan untuk mendedikasikan dirinya bagi ilmu wawasan di istana Adud ad-Dawlah pada tahun 959 M. Abul Wafa bukanlah satusatunya matematikus yang mengabdikan dirinya bagi ilmu wawasan di istana itu.

Matematikus lainnya yang juga melakukan pekerjaan di istana Adud ad-Dawlah antara lain; Al- Quhi dan Al-Sijzi. Pada tahun 983 M, suksesi kepemimpinan terjadi di Dinasti Buwaih. Adyd ad-Dawlah digantikan puteranya berjulukan Sharaf ad-Dawlah. Sama seperti sang ayah, sultan gres itu juga sungguh mendukung pertumbuhan matematika dan astronomi. Abul Wafa pun makin betah kerja di istana.

Kecintaan sang sultan pada astronomi semakin memuncak saat dirinya ingin membangun sebuah observatorium. Abul Wafa dan temannya Al-Quhi pun merealisasikan ambisi sang sulatan. Obser vatorium astronomi itu dibangun di taman is tana sultan di kota Baghdad. Kerja keras Abul Wafa pun berhasil. Observatorium itu secara resmi dibuka pada bulan Juni 988 M.

Untuk memantau bintang dari observatorium itu, secara khusus Abul Wafa membangun kuadran dinding. Sayang, observatorium tak bertahan usang. Begitu Sultan Sharaf ad-Dawlah wafat, observatorium itu pun lalu ditutup. Sederet karya besar sudah dihasilkan Abul Wafa selama mendedikasikan dirinya di istana sultan Buwaih.

Beberapa kitab bernilai yang ditulisnya antara lain; Kitab fima Yahtaju Ilaihi al- Kuttab wa al-Ummal min ‘Ilm al-Hisab sebuah buku ihwal aritmatika. Dua salinan kitab itu, sayangnya tak lengkap, sekarang berada di perpustakaan Leiden, Belanda serta Kairo Mesir. Ia juga menulis “Kitab al-Kamil”.

Dalam geometri, dia menulis “Kitab fima Yahtaj Ilaih as-Suna’ fi ‘Amal al-Handasa”. Buku itu ditulisnya atas usul khusus dari Khalifah Baha’ ad Dawla. Salinannya berada di perpustakaan Masjid Aya Sofya, Istanbul. Kitab al-Majesti yakni buku karya Abul Wafa yang paling populer dari semua buku yang ditulisnya. Salinannya yang juga telah tak lengkap sekarang tersimpan di Perpustakaan nasional Paris, Pran cis.

Sayangnya, risalah yang di buatnya perihal kritik terha dap fatwa Euclid, Diophantus serta Al-Khawarizmi telah musnah dan hilang. Sungguh peradaban terbaru berutang kecerdikan terhadap Abul Wafa. Hasil penelitian dan karya-karyanya yang ditorehkan dalam sederet kitab memberi efek yang sungguh signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahun, utamanya trigonometri dan astronomi.

Sang matematikus terhebat di masa ke-10 itu tutup usia pada 15 Juli 998 di kota Baghdad, Irak. Namun, hasil karya dan pemikirannya sampai kini masih tetap hidup.

Abadi di Kawah Bulan

Abul Wafa memang fenomenal. Meski di dunia Islam modern namanya tak terlalu diketahui , tetapi di Barat sosoknya justru sangat berkilau. Tak heran, jikalau sang ilmuwan Muslim itu begitu dihormati dan disegani. Orang Barat tetap menyebutnya dengan nama Abul Wafa. Untuk menghormati pengabdian dan dedikasinya dalam membuatkan astronomi namanya pun diabadikan di kawah bulan.

Di antara sederet ulama dan ilmuwan Muslim yang dimiliki peradaban Islam, cuma 24 tokoh saja yang diabadikan di kawah bulan dan telah menerima pengukuhan dari Organisasi Astronomi Internasional (IAU). Ke-24 tokoh Muslim itu resmi diakui IAU selaku nama kawah bulan secara bertahap pada era ke-20 M, antara tahun 1935, 1961, 1970 dan 1976. salah satunya Abul Wafa.

Kebanyakan, ilmuwan Muslim diadadikan di kawah bulan dengan nama panggilan Barat. Abul Wafa yaitu salah satu ilmuwan yang diabadikan di kawah bulan dengan nama asli. Kawah bulan Abul Wafa terletak di koordinat 1.00 Timur, 116.60 Timur. Diameter kawah bulan Abul Wafa diameternya mencapai 55 km. Kedalaman kawah bulan itu meraih 2,8 km.

Lokasi kawah bulan Abul Wafa terletak di dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasangang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur. Di sebelah baratdaya kawah bulan Abul Wafa terdapat kawah Vesalius dan di arah timur laut terdapat kawah bulan yang lebih besar bernama King. Begitulah dunia astronomi terbaru mengakui jasa dan kontribusinya sebagai seorang astronom di kurun X.

Matematika Ala Abul Wafa

Salah satu jasa terbesar yang diberikan Abul Wafa bagi studi matematika adalah trigo no metri. Trigonometri berasal dari kata trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur. Ini ialah ialah suatu cabang matematika yang berhadapan dengan sudut sisi tiga dan fungsi trigo no met rik mirip sinus, cosinus, dan tangen.

Trigonometri memiliki korelasi dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan perihal apa keterkaitannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri. Dalam trigonometri, Abul Wafa telah memperkenalkan fungsi tangen dan memperbaiki metode penghitungan tabel trigonometri. Ia juga tutur memecahkan sejumlah dilema yang berhubungan dengan spherical triangles.

Secara khusus, Abul Wafa sukses menyusun rumus yang menjadi identitas trigonometri. Inilah rumus yang dihasilkannya itu:

sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)

cos(2a) = 1 – 2sin2(a)

sin(2a) = 2sin(a)cos(a)

Selain itu, Abul Wafa pun sukses membentuk rumus geometri untuk parabola, ialah:

x4 = a and x4 + ax3 = b.

Rumus-rumus penting itu hanyalah secuil hasil anutan Abul Wafa yang hingga kini masih bertahan. Kemampuannya membuat rumus-rumus gres matematika menunjukan bahwa Abul Wafa ialah matematikus Muslim yang sangat jenius.

Biografi Ibnu Rusydi – Averrous

Biografi,  Feed,  Filsafat,  Ilmuwan Terkenal,  Profil

Biografi Ibnu Rusydi. Dunia barat mengenal dirinnya dengan nama Averrous. Ibnu Rusydi dilahirkan pada tahun 1126 M di Qurtubah (Cordoba) dari sebuah keluarga bangsawan terkemuka. Ayahnya yaitu spesialis hukum yang cukup berpengaruh di Cordoba, dan banyak pula saudaranya yang menduduki posisi penting di pemerintahan. Latar belakang kelauarga tersebut sangat mensugesti proses pembentukan tingkat intelektualitasnya di kemudian hari. Abul al Walid Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusydi, yang lalu lebih dikenal dengan nama Ibnu Rusydi atau Averrous, ialah seorang ilmuwan muslim yang sungguh berpengaruh pada kurun ke-12 dan beberapa kala selanjutnya.

Ia ialah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi anutan Yunani. Kebesaran Ibnu Rusydi selaku seorang pemikir sangat dipengaruhi oleh zeitgeist atau jiwa zamannya. Abad ke-12 dan beberapa era sebelumnya ialah zaman keemasan bagi kemajuan ilmu wawasan di Dunia Islam, yang berpusat di Semenanjung Andalusia (Spanyol) di bawah pemerintahan Dinasti Abasiyah. Para penguasa muslim pada abad itu mendukung sekali kemajuan ilmu pengetahuan, bahkan mereka sering menyuruh para ilmuwan untuk menggali kembali warisan intelektual Yunani yang masih tersisa, sehingga nama-nama ilmuwan besar Yunani mirip Aristoteles, Plato, Phitagoras, ataupun Euclides dengan karya-karyanya masih tetap terpelihara sampai sekarang.

Liku-liku perjalanan hidup pemikir besar ini sangatlah menarik. Ibnu Rusydi mampu digolongkan selaku seorang ilmuwan yang komplit. Selain sebagai seorang ahli filsafat, beliau juga dikenal sebagai seorang yang hebat dalam bidang kedokteran, sastra, logika, ilmu-ilmu pasti, di samping sungguh menguasai pula pengetahuan keislaman, khususnya dalam tafsir Al Qur’an dan Hadits ataupun dalam bidang aturan dan fikih. Bahkan karya terbesarnya dalam bidang kedokteran, yaitu Al Kuliyat Fil-Tibb atau (Hal-Hal yang Umum ihwal Ilmu Pengobatan) telah menjadi referensi utama dalam bidang kedokteran.

Kecerdasan yang luar biasa dan pemahamannya yang mendalam dalam banyak disiplin ilmu, menjadikan ia diangkat menjadi kepala qadi atau hakim agung Cordoba, jabatan yang pernah dipegang oleh kakeknya pada abad pemerintahan Dinasti al Murabitun di Afrika Utara.Posisi yang prestisius dan tentunya diimpikan banyak orang. Posisi tersebut dia pegang pada periode pemerintahan Khalihaf Abu Ya’kub Yusuf dan anaknya Khalifah Abu Yusuf.

Hal terpenting dari peran Ibnu Rusydi dalam bidang ilmu wawasan yakni usahanya untuk menerjemahkan dan melengkapi karya-karya pemikir Yunani, khususnya karya Aristoteles dan Plato, yang mempunyai pengaruh selama berabad-periode lamanya. Antara tahun 1169-1195, Ibnu Rusydi menulis satu sisi komentar terhadap karya-karya Aristoteles, seperti De Organon, De Anima, Phiysica, Metaphisica, De Partibus Animalia, Parna Naturalisi, Metodologica, Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Semua komentarnya tergabung dalam suatu versi Latin melengkapi karya Aristoteles. Komentar-komentarnya sungguh besar lengan berkuasa kepada pembentukan tradisi intelektual kaum Yahudi dan Kristen.

Analisanya telah mampu mendatangkan secara lengkap fatwa Aristoteles. Ia pun melengkapi telaahnya dengan menggunanakan komentar-komentar klasik dari Themisius, Alexander of Aphiordisius, al Farabi dengan Falasifah-nya, dan komentar Ibnu Sina. Komentarnya terhadap percobaan Aristoteles perihal ilmu-ilmu alam, menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menghasilkan suatu observasi. [Majalah Percikan Iman No.6 Tahun I Desember 2000]

Biografi Edwin Powell Hubble

Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Profil

Biografi Edwin Powell Hubble. Teleskop angkasa Hubble diambil dari Namanya untuk menghormati jasa-jasanya. Beliau lahir di Missouri, AS, pada 29 November 1889. Masa kecilnya dihabiskan di kota itu hingga umur 10 tahun ketika keluarganya berpindah ke Chicago, tempat beliau menamatkan pendidikanya sampai jenjang sekolah menengah. Minatnya pada dunia sains dan misteri pembentukan alam semesta tampakdari hobi membaja buku-buku krangan Julius Varne, contohnya 20.000 Leagues Under the Sea dan From the Earth to the Moon, juga King Solomon’s Mines karya Henry Rider Haggard. Meskipun demikian, di masa mudanya di lebih diketahui sebagai atlet dari pada kegeniusannya. Tujuh kali ia menjadi juara dan sekali saja menduduki peringkat ketiga dalam sebuah persaingan tingkat sekolah 1906. Pada tahun yang serupa rekor lompat tinggi di Illnois sukses dipecahkannya.

Ketika kuliah Hubble melanjutkan minatnya pada olahraga dengan berlatih basket dan tinju. Meskipun demikian,, bukan bermakna kuliahnya terabaikan beliau lulus tepat waktu menjadi sarjana dalam bidang matematikan dan astronomi di Universitas Chicago pada 1910. Kemudian, beliau memilih melanjutkan kuliah hukum di Universitas Oxford, Inggris sehabis mendapatkan beasiswa Rhodes. Saat itu dia tidak memikirkan untuk berkarir dalam bidang sains. Waktu tiga tahun dihabiskannya sampai memperoleh gelas Master of Arts.

Pada 1913, Hubble kembali ke AS dan mengawali karirnya sebagai pengacara dengan membuka pelayanan hukum di Ouseville, Kentucky. Dia juga sempat menjadi guru sekolah menengah dan instruktur basket di New Albany, Indiana.

Kondisi tersebut tidak berjalan lama setelah dia menyadari bahwa minatnya pada bidang astronomi jauh lebih besar. Oleh alasannya itu, dia kembali mendalami astronomi dan bergabung dengan Observatorium Yerkes di Universitas Chicago sampai menemukan gelar doctor pada 1917.

Setelah menjalani wajib militer dalam Perang Dunia I, Hubble bekerja di Obsevatorium Mount Wilson di California. Disana dia banyak menciptakan rekaman astronomi memakai teleskop Hooker berdiameter 250 sentimeter. Dia menerangkan bahwa bintang-bintang variable terletak diluar galaksi kita dan memilih adanya beberapa galaksi-galaksi lain selain Bimasakti yang kemudian berkembang sebagai konsep alam semesta.

Hubble juga menciptakan system kalsifikasi untuk aneka macam galaksi yang sukses diamati, mengaturnya satu-persatu berdasrkan jarak, bentuk, dan tingkat pencahayaanya, dengan memerhatikan menurunnya emisi cahaya galaksi, beliau menyaksikan bahwa galaksi-galaksi terebut bergerak saling menjauh dengan perbandingan jarak yang konstan. Semakin jauh suatu galaksi, kian besar pula kecepatannya.

Dari sinilah dia mampu merumuskan Hukum Hubble pada 1929 yang dapat digunakan untuk memeperkirakan umur alam semesta. Dia mendapatkan kekerabatan tersebut linier dan menuliskannya dalam rumus yang menyatakan bahwa naiknya kecepatan berbanding lurus dengan jarak galaksi dan tetapan Hubble yang dia tentukan. Dengan mengukur tetapan Hubble, umur alam semesta dapat diperkirakan, yaiotu 13-15 milliar tahun.

Dengan rumus Hubble itu mampu diperoleh bahwa semua galaksi itu pada awalnya menyatu di suatu titik. Pendapat inilah yang menjadi bukti berpengaruh kebenaran Teori Ledakan Besar (Big Bang). Penemuan ini juga memberikan bahwa alam semesta mengembang atau bertambah luas.

Salah satu catatan mempesona dari inovasi ini ada relevansinya dengan Albert Einstein. Pada 1917 Einstein memeperkenalkan Teori Relativitas Umum yang menciptakan model alam semesta menurut teorinya tersebut dan mengklaim bahwa ruang dipengaruhi gravitasi. Dengan demikian, semestinya alam semesta mampu saja meningkat atau berkontraksi. Namun, ia menyatakan bahwa hal tersebut tidak wajar sehingga memperbarui teorinnya dan menyatakan bahwa alam semesta tetap dan tidak bergerak.

Dengan adanya temuan Hubble, Einstein menyadari dan mengatakan bahwa revisinya tentang teori alam semesta yang dibuatnya sendiri ialah kekeliruan paling besar dalam hidupnya. Dia sempat mendatangi Hubble pada 1931 untuk berterima kasih. Temuan Hubble sudah merevolusi bidang astronomi. Tidak cuma menunjukan adanya galaksi lain, dai sukses memperlihatkan bukti yang kuat bahwa alam semesta berkembang.

Edwin Hubble meninggal kan Mount Wilson pada 1942 untuk terlibat dalam Perang Dunia II, pada 1946, beliau mendapatkan penghargaan Medal of Merit atas jasanya yang besar terhadap masyarakat. Dia juga pada 1948 terpilih selaku Honorary Fellow dari Queen’s Collage, Oxford atas kontribusinya yang kuar biasa bagi dunia astronomi.

Sesudah perang selsai, Hubble kembali melanjutkan kegiatannya di Mount Wilson. Saat itu, dia mengalami sedikit kesusahan untuk melakukan observasi sehingga meyakinkan pengelola observatorium untuk memasang teleskop yang lebih besar agar mampu mempelajari alam semesta lebih baik.

Hubble sendiri ikut memilih instrument pada desain Teleskop Hale berdiameter 500 sentimeter yang dipasang di observatorium Mount Palomar. Sebagai penghormatan, dia menjadi pemakai perdana alat tersebut. Saat itu beliau mengatakan, “Saya berharap dapat menemukan sesuatu diluar dugaan”.

Rasa penasarannya kepada misteri alam semesta dilanjutkan dengan penelitian baik pada observatorium di Mount Wilson maupun Mount Palomar. Belum juga selesei untuk menyiapkan beberapa malam pengamatannya, beliau meninggal pada 28 September 1953 di San Marino, California.

Pantaslah jikalau teleskop terbaik yang pernah dibangun di luar angkasa dan masih beroperasi sampai kini diberi nama Teleskop Ruang Angkasa Hubble (HST) untuk mengenang jasanya yang sangat besar dalam bidang astronomi. Sejak diluncurkan tahun 1990, HST sudah menciptakan potret luar angkasa yang mengagumkan. Meskipun kini HST berada diambang mas uzurnya, kelak pasti akan lahir generasi-generasi teleskop gres yang hendak mendapatkan sesuatu di luar angkasa di luar prasangka untuk menguak rahasia alam semesta. TintaTeras.com