TintaTeras

Biografi Maher Zain

Biografi,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Penyanyi,  Profil,  Seniman

Maher Zain adalah musisi islami seorang penyanyi Swedia dan produser musik asal Lebanon lahir pada tahun 1982 di Libanon. Pria keturunan Arab dan Eropa yang hadir dengan lagu bernafas Islami dalam balutan musik modern dan pop yang catchy tetapi menghanyutkan. Dia juga tinggal untuk sementara di Amerika Serikat. Album debutnya Thank You Allah, dengan 13 lagu dan dua lagu bonus dirilis pada 1 November 2009, dengan Versi Perkusi langsung dan Versi Perancis dirilis tak usang kemudian.

Keluarganya pindah ke Swedia ketika Maher masih umur delapan tahun, disana ia melanjutkan pendidikannya. Maher menerima keyboard pertama dikala dia berusia sepuluh tahun. Ia kemudian masuk Universitas dan mendapat gelar sarjana dalam Aeronautical Engineering. Selama kurun remajanya, beliau bahagia menghabiskan larut malam di sekolah dengan sobat-temannya di mana mereka akan bernyanyi, rap, menulis dan bereksperimen dengan musik.

Keluarga ibu juga beberapa ada yang penyanyi. Tapi selama di dunia musik, Maher Zain banyak belajar dari dari Red One. Namun dunia musik yang ia geluti yang memperlihatkan banyak kemewahan menciptakan beliau merasa ada yang kurang, dan bahkan ada yang salah. Pada akhirnya Maher Zain mendapatkan jawaban dari keraguannya dalam bermusik sesudah dia bertemu dan tergabung dalam Komunitas Muslim yang ada di Stockholm. Semenjak itu Maher Zain mulai aktif dalam acara – aktivitas yang dilakukan di masjid dan Ia merasa di sinilah arti sebuah rumah baginya.

Maher mulai bekerja dengan RedOne pada beberapa proyek-proyek yang terakhir. Kemudian, ia pindah ke New York di mana beliau mengambil bagian dalam memproduksi Kat DeLuna pada album debutnya tergolong hits “mengeluh” dan “melaksanakan pertunjukan”. Ia lalu kembali untuk sementara ke Swedia di mana dia punya rohani ‘kebangkitan’.

Pada Januari 2009, Maher Zain mendaftar dan mulai melakukan pekerjaan pada album dengan Awakening Records. Album ini memuncak di nomor 2 di Amazon Album dunia grafik. Melalui album ini, beliau memperoleh 8 X platinum pada Malaysia dengan penjualan 120.000 unit. Setelah merilis album ini, ia merilis beberapa versi lain dari album, yang model perkusi pada 2009 dan Platinum Edition pada 2011.

Single andalan Maher adalah “Insya Allah” dan “The Chosen One”, menjadi hits di mana – mana, tergolong di Indonesia. Video klip “Insha Allah”. Ia yaitu artis Muslim pertama yang menjangkau 1 juta fans di Facebook dalam waktu 1 tahun semenjak album debutnya dirilis. Di Indonesia sendiri, ada lebih dari 4000 penggemar Maher Zain yang tergabung dalam MZIFC ( Maher Zain Indonesia Fans Club ). Video musik terbaru Maher Zain “The Chosen One” menceritakan kisah kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW yang didasarkan pada perdamaian, Ini terperinci menawarkan Biografi Maher Zain Munsyid Asal Swedia sekarang menjinjing musik Islam ke tingkat yang lebih tinggi gres. Bagi Maher Zain, musik ialah musik.

Maher Zain menginformasikan bahwa dia telah merilis versi bahasa Melayu untuk “Insya Allah”, setelah merilis model bahasa Perancis dan Arab bareng dengan video, sambil menambahkan bahwa itu akan menjadi lagu di album kedua.

Fadly dari grup musik Indonesia PADI juga berkontribusi kepada “Insya Allah” dalam Bahasa Indonesia. Maher juga menyanyikan “For The Rest of My Life” dalam bahasa Indonesia berjudul “sepanjang hidup”. Yang dirilis lewat Sony Music Indonesia. Video musik lain dari Maher dirilis berjudul ‘Freedom’ pada final April.

Diskografi

2009: Thank You Allah

2010: “Insha Allah”

2011: Thank You Allah: Platinum Edition

Penghargaan

Pada Januari 2010, Maher Zain memenangkan lagu terbaik tahun 2009 untuk ‘Ya Nabi Salam Alayka’, Nujoom FM, stasiun arus utama musik paling besar di Timur Tengah. Ia mengalahkan lain atas penyanyi grafik yang tergolong tapi tidak terbatas untuk Hussein Al-Jismi, Mohammed Mounir dan Sami Yusuf.

Islam is the way I’m living. Berbuat oke pada sesama, hormati siapa pun, jangan pernah sakiti orang tuamu bahkan dengan satu kata, apa pun yang diajarkan Islam, semuanya adalah hal yang baik. This is what Islam is for me and I’m trying to live it everyday.

Biografi Dr Abdul Qadeer Khan – Ilmuwan Pakistan Yang Paling Ditakuti As

Biografi,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Profil,  Tokoh Fisika

AS dan negara barat menyebut bahaya yang disebabkan oleh Dr Abdul Qadeer (AQ) Khan ini, bisa setara dengan Adolf Hitler atau Joseph Stalin, sebab kemampuannya di bidang nuklir. Intelejen barat pernah menganggap remeh kesanggupan Abdul Qadeer Khan. Tapi setelah tiga puluh tahun membangun Pakistan hingga mempunyai kesanggupan nuklir, barat dan AS menjadi cemas. Khan lalu disebut selaku broker teknologi yang mampu membahayakan dunia. Ilmuwan ini disebut sudah menjual belakang layar teknologi nuklir ke Iran, Korea Utara, Libya dan kemungkinan ke negara lain. Tekanan diplomatik kesudahannya memaksa presiden Pakistan Pervez Musharraf mengakibatkan Khan tahanan rumah.

The Nuclear Jihadist menuliskan perjalanan Khan secara detail. Suami istri Frantz dan Collins yang menulis laporan itu menghabiskan empat tahun perjalanan ke seluruh dunia, mewawancari pejabat intelejen dan mantan sahabat dan kolega Khan. Saat perang berdarah 1947, Khan muda meninggalkan keluarganya di Bhopal India ke negara muslim Pakistan. Kekerasan yang dilihatnya selama di perjalanan dan penderitaan yang dialami, menimbulkan kemarahan besar pada India.

Setelah mengecap pendidikan di Jerman dan menikahi wanita Belanda, Khan mendapat kerja di perusahaan Belanda yang berafiliasi dengan pengayaan uranium. Sebuah proses untuk menciptakan energi nuklir, yang dengan gampang juga dapat diubah menjadi senjata nuklir. Frantz and Collins menggambarkan pasukan Pakistan yang gagal merdeka dari India pada 1965 menciptakan kebencian Khan makin memuncak. Khan bertekad mengubah politik Pakistan seperti ditulis dalam biografinya yakni ingin menciptakan Pakistan sungguh besar lengan berkuasa dan tidak akan mengalami trauma dikuasai India.

Beruntung sekali waktu kembalinya Khan dari Belanda ke Pakistan berbarengan dengan pengembangan nuklir India. Saat India memiliki kesanggupan nuklir pada 1974, tidak ada alasan untuk melarang Pakistan memiliki kemampuan serupa, bom harus dengan bom. Tapi ketika Khan tida di Pakistan, kala depan nuklir negara itu sedang terancam. Kanada telah menghentikan pasokan spare part untuk reaktor nuklir di Karachi dan Prancis mendapat tekanan internasional untuk membatalkan planning penjualan pabrik pemrosesan ke Pakistan. Hal itu membuka potensi Khan dan membuatnya selaku pendekar.

Dengan sepengetahuan koleganya, beliau membawa cetak biru, foto dan daftar penyedia . Kemudian bareng istri dan anak perempuannya kembali ke Pakistan untuk membangun kemampuan bom nuklir Pakistan. Dia lalu sukses membuat bom nuklir pada simpulan 1980 di luar perkiraan ahli barat. Para pakar menggambarkan Pakistan pada kurun itu untuk menciptakan jarum jahit atau sepeda berkualitas bagus saja dianggap tidak bisa, terlebih membuat teknologi tinggi untuk pengayaan uranium.

Jihadist menyebut Khan membangun jaringan pasar gelap untuk menjual teknologi diam-diam nuklir Pakistan ke negara semacam Iran, Libya, Korea utara juga negara yang tidak dikenali. Jihadist juga menyebut ilmuwan nuklir Pakistan ini bertemu dengan Osama bin Laden untuk menciptakan bom. www.biografiku.com

Biografi Abu Wafa – Sang Matematikawan Jenius

Biografi,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Filsafat,  Ilmuwan Terkenal,  Profil,  Tokoh Matematika

Biografi Abu Wafa. Ahli matematika Muslim fenomenal di abad keemasan Islam ternyata bukan hanya Al-Khawarizmi. Pada periode ke-10 M, peradaban Islam juga pernah memiliki seorang matematikus yang tak kalah jago dibandingkan Khawarizmi. Matematikus Muslim yang namanya terbilang kurang akrab terdengar itu berjulukan Abul Wafa Al-Buzjani. “Ia yakni salah satu matematikus terhebat yang dimiliki perabadan Islam,” papar Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya bertajuk Introduction to the History of Science. Abul Wafa yakni seorang saintis serba mampu. Selain jago di bidang matematika, ia pun terkenal selaku insinyur dan astronom populer pada zamannya.

Kiprah dan pemikirannya di bidang sains diakui peradaban Barat. Sebagai bentuk pengesahan dunia atas jasanya membuatkan astronomi, organisasi astronomi dunia mengabadikannya menjadi nama salah satu kawah bulan. Dalam bidang matematika, Abul Wafa pun banyak memberi pertolongan yang sungguh penting bagi pengembangan ilmu berhitung itu.

“Abul Wafa dalah matematikus terbesar di kurun ke 10 M,” ungkap Kattani. Betapa tidak. Sepanjang hidupnya, sang ilmu wan sudah berjasa melahirkan sederet inovasi penting bagi ilmu matematika. Ia tercatat menulis kritik atas pedoman Eucklid, Diophantos dan Al-Khawarizmisayang risalah itu sudah hilang. Sang ilmuwanpun mewariskan Kitab Al-Kami (Buku Lengkap) yang membicarakan wacana ilmu hitung (aritmatika) praktis. Kontribusi yang lain yang tak kalah penting dalam ilmu matematika adalah Kitab Al-Handasa yang mengkaji penerapan geometri. Ia juga berjasa besar dalam berbagi trigonometri.

Abul Wafa tercatat sebagai matematikus pertama yang mencetuskan rumus umum si nus. Selain itu, sang mate ma tikus pun mencetuskan tata cara gres membentuk tabel sinus. Ia juga membenarkan nilai sinus 30 derajat ke kawasan desimel kedelapan. Yang lebih menga gumkan lagi, Abul Wafa mem buat studi khusus tentang ta ngen serta menjumlah se buah tabel tangen.

Jika Anda pernah mempelajari matematika pasti pernah mengenal perumpamaan secan dan co secan. Ternyata, Abul Wafalah yang pertama kali memperkenalkan istilah matematika yang sangat penting itu. Abu Wafa diketahui sangat jenius dalam bi dang geometri. Ia bisa me nyelasikan periode lah-masalah geometri dengan sungguh tang kas.

Buah pemikirannya dalam matematika sangat berpengaruh di dunia Barat. Pada abad ke-19 M, Baron Carra de Vaux meng ambil desain secan yang dicetuskan Abul Wafa. Sayangnya, di dunia Islam justru namanya sungguh jarang terdengar. Nyaris tak pernah, pelajaran sejarah peradaban Islam yang diajarkan di Tanah Air mengulas dan memperkenalkan sosok dan buah pikir Abul Wafa. Sungguh ironis.

Sejatinya, ilmuwan serbabisa itu bernama Abu al-Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn Abbas al-Buzjani. Ia terlahir di Buzjan, Khurasan (Iran) pada tanggal 10 Juni 940/328 H. Ia belajar matematika dari pamannya bernama Abu Umar al- Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Sedangkan, ilmu geometri dikenalnya dari Abu

Yahya al-Marudi dan Abu al-Ala’ Ibn Karnib.

Abul Wafa berkembang besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam baru yang berkuasa di daerah Iran. Dinasti yang ber nama Buwaih itu berkuasa di kawasan Persia — Iran dan Irak ñ pada tahun 945 sampai 1055 M. Kesultanan Buwaih menancapkan benderanya di antara masa peralihan kekuasaan dari Arab ke Turki. Dinasti yang berasal dari suku Turki itu mampu menggulingkan kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad pada era kepemim -pinan Ahmad Buyeh.

Dinasti Buwaih memindahkan ibu kota pemerintahannya ke Baghdad ketika Adud Ad-Dawlah berkuasa dari tahun 949 hingga 983 M. Pemerintahan Adud Ad- Dawlah sangat mendukung dan memfasilitasi para ilmuwan dan seniman.

Dukungan itulah yang menciptakan Abul Wafa memutuskan hijrah dari kampung halamannya ke Baghdad. Sang ilmuwan dari Khurasan ini lalu menetapkan untuk mendedikasikan dirinya bagi ilmu wawasan di istana Adud ad-Dawlah pada tahun 959 M. Abul Wafa bukanlah satusatunya matematikus yang mengabdikan dirinya bagi ilmu wawasan di istana itu.

Matematikus lainnya yang juga melakukan pekerjaan di istana Adud ad-Dawlah antara lain; Al- Quhi dan Al-Sijzi. Pada tahun 983 M, suksesi kepemimpinan terjadi di Dinasti Buwaih. Adyd ad-Dawlah digantikan puteranya berjulukan Sharaf ad-Dawlah. Sama seperti sang ayah, sultan gres itu juga sungguh mendukung pertumbuhan matematika dan astronomi. Abul Wafa pun makin betah kerja di istana.

Kecintaan sang sultan pada astronomi semakin memuncak saat dirinya ingin membangun sebuah observatorium. Abul Wafa dan temannya Al-Quhi pun merealisasikan ambisi sang sulatan. Obser vatorium astronomi itu dibangun di taman is tana sultan di kota Baghdad. Kerja keras Abul Wafa pun berhasil. Observatorium itu secara resmi dibuka pada bulan Juni 988 M.

Untuk memantau bintang dari observatorium itu, secara khusus Abul Wafa membangun kuadran dinding. Sayang, observatorium tak bertahan usang. Begitu Sultan Sharaf ad-Dawlah wafat, observatorium itu pun lalu ditutup. Sederet karya besar sudah dihasilkan Abul Wafa selama mendedikasikan dirinya di istana sultan Buwaih.

Beberapa kitab bernilai yang ditulisnya antara lain; Kitab fima Yahtaju Ilaihi al- Kuttab wa al-Ummal min ‘Ilm al-Hisab sebuah buku ihwal aritmatika. Dua salinan kitab itu, sayangnya tak lengkap, sekarang berada di perpustakaan Leiden, Belanda serta Kairo Mesir. Ia juga menulis “Kitab al-Kamil”.

Dalam geometri, dia menulis “Kitab fima Yahtaj Ilaih as-Suna’ fi ‘Amal al-Handasa”. Buku itu ditulisnya atas usul khusus dari Khalifah Baha’ ad Dawla. Salinannya berada di perpustakaan Masjid Aya Sofya, Istanbul. Kitab al-Majesti yakni buku karya Abul Wafa yang paling populer dari semua buku yang ditulisnya. Salinannya yang juga telah tak lengkap sekarang tersimpan di Perpustakaan nasional Paris, Pran cis.

Sayangnya, risalah yang di buatnya perihal kritik terha dap fatwa Euclid, Diophantus serta Al-Khawarizmi telah musnah dan hilang. Sungguh peradaban terbaru berutang kecerdikan terhadap Abul Wafa. Hasil penelitian dan karya-karyanya yang ditorehkan dalam sederet kitab memberi efek yang sungguh signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahun, utamanya trigonometri dan astronomi.

Sang matematikus terhebat di masa ke-10 itu tutup usia pada 15 Juli 998 di kota Baghdad, Irak. Namun, hasil karya dan pemikirannya sampai kini masih tetap hidup.

Abadi di Kawah Bulan

Abul Wafa memang fenomenal. Meski di dunia Islam modern namanya tak terlalu diketahui , tetapi di Barat sosoknya justru sangat berkilau. Tak heran, jikalau sang ilmuwan Muslim itu begitu dihormati dan disegani. Orang Barat tetap menyebutnya dengan nama Abul Wafa. Untuk menghormati pengabdian dan dedikasinya dalam membuatkan astronomi namanya pun diabadikan di kawah bulan.

Di antara sederet ulama dan ilmuwan Muslim yang dimiliki peradaban Islam, cuma 24 tokoh saja yang diabadikan di kawah bulan dan telah menerima pengukuhan dari Organisasi Astronomi Internasional (IAU). Ke-24 tokoh Muslim itu resmi diakui IAU selaku nama kawah bulan secara bertahap pada era ke-20 M, antara tahun 1935, 1961, 1970 dan 1976. salah satunya Abul Wafa.

Kebanyakan, ilmuwan Muslim diadadikan di kawah bulan dengan nama panggilan Barat. Abul Wafa yaitu salah satu ilmuwan yang diabadikan di kawah bulan dengan nama asli. Kawah bulan Abul Wafa terletak di koordinat 1.00 Timur, 116.60 Timur. Diameter kawah bulan Abul Wafa diameternya mencapai 55 km. Kedalaman kawah bulan itu meraih 2,8 km.

Lokasi kawah bulan Abul Wafa terletak di dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasangang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur. Di sebelah baratdaya kawah bulan Abul Wafa terdapat kawah Vesalius dan di arah timur laut terdapat kawah bulan yang lebih besar bernama King. Begitulah dunia astronomi terbaru mengakui jasa dan kontribusinya sebagai seorang astronom di kurun X.

Matematika Ala Abul Wafa

Salah satu jasa terbesar yang diberikan Abul Wafa bagi studi matematika adalah trigo no metri. Trigonometri berasal dari kata trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur. Ini ialah ialah suatu cabang matematika yang berhadapan dengan sudut sisi tiga dan fungsi trigo no met rik mirip sinus, cosinus, dan tangen.

Trigonometri memiliki korelasi dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan perihal apa keterkaitannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri. Dalam trigonometri, Abul Wafa telah memperkenalkan fungsi tangen dan memperbaiki metode penghitungan tabel trigonometri. Ia juga tutur memecahkan sejumlah dilema yang berhubungan dengan spherical triangles.

Secara khusus, Abul Wafa sukses menyusun rumus yang menjadi identitas trigonometri. Inilah rumus yang dihasilkannya itu:

sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)

cos(2a) = 1 – 2sin2(a)

sin(2a) = 2sin(a)cos(a)

Selain itu, Abul Wafa pun sukses membentuk rumus geometri untuk parabola, ialah:

x4 = a and x4 + ax3 = b.

Rumus-rumus penting itu hanyalah secuil hasil anutan Abul Wafa yang hingga kini masih bertahan. Kemampuannya membuat rumus-rumus gres matematika menunjukan bahwa Abul Wafa ialah matematikus Muslim yang sangat jenius.

Biografi Muhammad Ali – Juara Dunia Tinju Kelas Berat

Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil,  Sejarah

Biografi Muhammad Ali. Ia lahir sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr. pada 17 Januari, 1942. Dia diketahui selaku pensiunan petinju Amerika Serikat dan juga juara tinju kelas berat. Pada tahun 1999, Ali dianugerahi “Sportsman of the Century” oleh Sports Illustrated.Ali tiga kali menjadi Juara Dunia Tinju kelas Berat. Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay, Sr. Ali lalu mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of Islam dan kesudahannya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.

Sebelum masuk Islam, beliau menjuluki dirinya dengan “Yang Terbesar” sebab ia adalah petinju terbaik pada masanya. Bahkan para pengamat olah raga mengakuinya selaku petinju terbaik kala ini. Sejarah tinju belum pernah mengenal petinju secepat ia. Dia berlaga dengan sigap di atas ring dan menghantam KO lawannya, kemudian berseru dengan gembira, “Akulah yang terbesar”.

Akan namun sehabis masuk Islam, ia mencampakkan julukan ini, alasannya adalah tidak suka membanggakan diri dan menjadi seorang yang sederhana dengan jiwa yang Islami. Dialah petinju dunia Casius Mercelus Clay yang sehabis itu diketahui dengan Muhammad Ali Clay. Dia bercerita wacana perjalanannya masuk Islam.

Muhammad Ali dilahirkan di Kentucky, Amerika Serikat. Daerah yang diketahui dengan ayam goreng khas yang menggunakan namanya, yang juga terkenal dengan perbedaan etnis yang kental. Sejak kecil Muhammad Ali telah mencicipi perbedaan perlakuan ini alasannya adalah saya berkulit coklat. Barangkali hal inilah yang mendorongku untuk belajar tinju agar mampu membalas perlakuan jahat sahabat-temannya yang berkulit putih. Dan alasannya adalah Muhammad Ali memiliki talenta serta otot yang kuat sehingga mempermudah jalannya.

Ketika belum genap berusia 20 tahun, Muhammad Ali telah mengungguli pertandingan kelas berat di Olimpiade Roma tahun 1960. Hanya bertahun-tahun kemudian Muhammad Ali berhasil merebut juara dunia kelas berat dari Sony Le Stone dalam pertarungan paling pendek, alasannya hanya beberapa menit Muhammad Ali sukses menjadi juara dunia. Dan di antara tepuk riuh para penunjang dan kilatan-kilatan alat kamera, Muhammad Ali bangkit didepan jutaan penonton yang mengelilingi ring dan kamera TV Islam, mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengganti namanya menjadi Muhammad Ali Clay. Untuk memulai sebuah pertempuran gres melawan kebatilan yang menghalanginya mengumumkan ke-Islaman-nya semudah ini.

Kepindahan Muhammad Ali ke agama Islam ialah hal yang masuk akal dan selaras dengan fitrah-fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia. Kembalinya ke fitrah kebenaran membutuhkan waktu beberapa tahun untuk berfikir, ini dimulai tahun 1960, dikala seorang sobat muslim menemaninya pergi ke masjid untuk mendengarkan pengajian wacana Islam. Ketika mendengarkan ceramah, Muhammad Ali mencicipi panggilan kebenaran memancar dari dalam jiwaku, menyeruku untuk menggapainya, yaitu kebenaran hakikat Allah, agama dan makhluk.

Perjalanan keimanan Muhammad Ali berjalan bertahun-bertahun dalam bentuk perbandingan antara Islam dan Masehi, sebuah perjalanan yang berat, alasannya adalah orang-orang disekitarnya menghalanginya, keadaan masyarakat yang rusak, kebenaran dan kebatilan bercampur aduk, ditambah lagi dengan dogma gereja yang menggambarkan kondisi orang-orang muslim yang lemah dan kurang pandai yang diakibatkan oleh ajaran Islam itu sendiri. Tapi Allah memberinya isyarat , dan menerangi jalan pilihannya sehingga Muhammad Ali mampu membedakan antara realita umat Islam kini dengan hakekat Islam yang baka. Muhammad Ali meyakini bahwa Islam menjinjing kebahagiaan untuk siapa saja. Tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis dan ras, seluruhnya sama dihadapan Allah azza wa jalla. Yang paling utama di segi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa. Muhammad Ali meyakini sedang berada didepan sebuah kebenaran yang tak mungkin berasal dari manusia.

Aku membandingkan pedoman Trinitas dengan aliran Tauhid dalam Islam. Aku merasa bahwa Islam lebih rasional. Karena mustahil tiga Tuhan mengendalikan satu alam dengan rapih seperti ini. “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang”. (QS. 36 : 40). Ini suatu hal yang mustahil terjadi dan taka akan membuat puas orang yang pintar dan mau berfikir.

Muhammad Ali merasakan betapa orang-orang Islam menghormati Isa A.S. dan ibunya. Menempatkan mereka pada kedudukan yang serupa. Ini hanya ada dalam Islam atau ajaran Katolik yang masih murni, adapun yang diucapkan para pendeta dan pastur berdasarkan Muhammad Ali adalah kebohongan belaka.

Muhammad Ali membaca terjemahan Al-Qur’an dan akupun bertambah yakin bahwa Islam yakni agama yang hak yang tidak mungkin dibentuk oleh insan. Muhammad Ali mencoba bergabung dengan komunitas muslim dan beliau mendapati mereka dengan perangai yang bagus, toleransi dan saling membimbing. Hal ini tidak dia dapatkan selama bergaul dengan orang-orang Nasrani yang cuma melihat warna kulitnya dan bukan kepribadiannya.

Inilah cerita masuk Islamnya juara tinju dunia Muhammad Ali Clay yang mengumumkan ke-Islaman-nya jelas-terangan pada dikala kemenangannya, seperti dia ingin memperlihatkan pukulan keras terhadap para taghut mirip yang dialami oleh lawannya Sony Le Stone.

Masuk Islam-nya bukanlah final dari segalanya tetapi gres awal, alasannya hari itu adalah hari kelahirannya yang sesungguhnya. Dia memulai hidup barunya dari sini, beliau tinggalkan seluruh abad lalunya yang berlawanan dengan Islam dan memfokuskan perhatiannya hanya terhadap Allah. Surat yang pertama kali beliau hafal ialah Al-Fatihah yang beliau mengawali perjalanan kedamaian dan keimanan.

Muhammad Ali berziarah ke Mekkah tahun 1973, berkali-kali dia kesana dan juga ke Madinah Al-Munawwarh. Dia memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukannya sebelum masuk Islam, dan memohon terhadap-Nya biar memberinya husnul khatimah.

Sekarang dia yakni seorang pemimpin keluarga muslim. Dia memberi nama puteri-puterinya dengan nama-nama yang Islami yaitu : Muhammad, Maryam, Rasyidah, Khalilah, Jamilah, Hana dan Laila. Mereka mempelajari Islam dan selalu pergi ke masjid untuk untuk menjalin kekerabatan yang baka dengan Tuhan mereka dan belum dewasa muslim yang lain.

Kini beliau tergolong orang-orang yang ulet berdakwah di Amerika dan menawarkan dana. Meskipun demikian dia masih merasa belum menawarkan yang terbaik untuk Islam. Dibenaknya ada keinginan dan cita-cita untuk memberikan lebih banya untuk pengabdian kepada agama Allah dan menegakkan kalimah-Nya. www.biografiku.com

Biografi Malcom X – Pendakwah Islam Dari Amerika

Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil,  Tokoh Pemimpin

Biografi Malcom X – Pendakwah Islam dari Amerika. Pada tanggal 19 Mei 1924 di Omaha, Nebraska, seorang bayi kulit hitam lahir dan diberi nama Malcolm Little. Kelak, bayi itu begitu populer dengan nama Malcolm X, dan setiap orang kulit hitam muslim di AS tahu siapa Malcolm X .”X”, nama yang diberikan oleh orang yang membuatnya menjadi muslim.”X” sebuah cara untuk mengidentifikasikan dirinya dengan budak-budak hitam Afrika yang diangkut ke Amerika. Dulu, pada periode ke-19, bahkan nama orang-orang hitam itu tak diacuhkan oleh pedagang-penjualbudak, dan karena itu mereka cuma disebut selaku “X”.

Malcolm X (19 Mei 1925–21 Februari 1965) yakni tokoh Muslim dari kaum Afrika-Amerika yang ketokohannya mampu disandingkan dengan Dr. Martin Luther King yang berjuang meniadakan segala jenis diskriminasi lebih-lebih yang menimpa kaum Afrika-Amerika yang sering dikonotasikan dengan kaum negro yang terdiskriminasikan.

Malcolm Little, seperti pada umumnya kaum kulit hitam pada permulaan tahun 1900-an di Amerika, sering berkabung dalam kemelaratan, dan menghirup udara perbedaan perlakuan ras. Ayah Malcolm, Earl Little, yakni pendeta Gereja Baptis. Dia aktif dalam organisasi UNIA (Asosiasi Perbaikan Kaum Negro Sedunia). UNIA mengibarkan panji-panji kaum kulit hitam asli, dan menganjurkan kembali ke Afrika tanah nenek moyang mereka. Begitu tumbuh sampaumur, Malcolm seperti ayahnya: tinggi, besar, dan gagah.

Saya tahu masyarakat seringkali membunuh orang-orang yang berupaya mengubah mereka menjadi lebih baik. Jika saya mati dengan menjinjing cahaya bagi mereka dengan membawa kebenaran hakiki yang akan merusak kanker rasisme yang menggerogoti badan Amerika Serikat (AS) semua itu terserah terhadap Allah SWT. Sementara itu kesalahan atau kekhilafan dalam upaya saya itu semata-mata ialah dari saya sendiri. – Demikianlah pesan terakhirnya dalam buku “Malcolm X”, Sebuah Otobiografi yang ditulis oleh Alex Harley.

Semasa kecilnya Malcolm dan keluarganya sering menjadi target penembakan, pembakaran rumah pelecehan dan bahaya lantaran ayahnya adalah anggota UNIA yang militan, hingga seluruhnya memuncak saat ayahnya dibunuh golongan rasis kulit putih saat Malcolm berusia enam tahun.

Kehilangan ayahnya merubah kehidupannya sehingga menjadi anak yang liar. Sekolahnya terputus tatkala usianya meraih 15 tahun. Selanjutnya jalanan dan germerlap dunia hitam yang membuatnya terjerumus dalam berbagai kehidupan antargank pencurian mariyuana narkotika minuman keras perjudian dan pelacuran baik selagi di kampungnya maupun setelah pindah ke Harlem (daerah terkenal bagi orang Negro) di New York

Pada usia 20 tahun ia diajukan ke pengadilan atas perkara pencurian dan ditahan sampai berusian 27 tahun. Seperti layaknya narapidana yang lain, banyak keonaran yang beliau lakukan di penjara tetapi beliau suka menyendiri di balik kamar tahanannya.

Dia mendapatkan apa yang dinamakan pencerahan diri mulai dari membaca menulis di dalam penjara Chalestown State. Kemudian terjadi surat-menyurat antara Malcolm dan saudaranya Philbert serta diskusi dengan saudara kandungnya Hilda yang sering mengunjunginya selama dipenjara khususnya perihal fatwa agama Islam tempat kedua saudaranya ialah pengikut Nation of Islam (NoI). Berawal dari sinilah ia mengenal NoI, masuk Islam dan menyelenggarakan kontak melalui surat-menyurat dengan Mr Elijah Muhammad, pimpinan sekaligus tokoh yang dianggap selaku utusan Allah oleh pengikut NoI. Berkat Elijah-lah beliau mengerti ketertindasan dan ketidakadilan yang menimpa ras hitam sepanjang sejarah. Sejak itulah Malcolm X menjadi seorang napi yang kutu buku mulai dari menekuni sastra, agama, bahasa, dan filsafat.

Pada hari pembebasannya Malcolm langsung pergi ke Detroit untuk bergabung dengan aktivitas NoI. Dengan bergabungnya Malcolm, NoI bermetamorfosis organisasi yang berskala nasional. Malcolm sendiri menjadi figur yang populer di dunia, mulai dari wawancara di televisi, majalah, dan pembicara di banyak sekali universitas dan serta lembaga lainnya. Kepopulerannya terbit berkat kata-katanya yang tegas dan kritis seputar kesusahan yang dialami kaum negro, diskriminasi, dan perilaku kekerasan yang ditunjukkan kaum kulit putih terhadap kaummnya.

Namun sayangnya, NoI juga memberikan persepsi-pandangan yang bersikap rasis sehingga dia menolak pertolongan apapun dari kalangan kulit putih yang sungguh-sungguh mendukung perjuangan antidiskriminasi. Bahkan selama 12 tahun Malcolm mendakwahkan bahwa orang kulit putih yaitu iblis dan yang terhormat ialah Elijah Muhammad yaitu utusan Allah.

Pandangan tersebut tentu saja bertentangan dengan ajaran Islam sendiri yang tidak membedakan kehormatan dan kehinaan seseorang berdasarkan ras serta tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

Pandangan rasis dari NoI membuat Malcolm kemudian menyadari bahwa hal tersebut selaku suatu aliran yang tidak rahmatan lil alamin. Karena hal itu Ia pun keluar dari NoI dan berniat mendirikan organisasi sendiri, selain dilema internal NoI.

Bahkan Malcolm menyampaikan, dirinya sering mendapatkan teguran bahwa tuduhan white indicting yang ia lontarkan tidak mempunyai dasar dalam perspektif Islam. Di antaranya yang memberikan teguran adalah justru dari golongan Muslim Timur tengah atau Muslim Afrika Utara. Meski demikian mereka menganggap beliau betul-betul memeluk Islam dan mengatakan kalau dia berkesempatan mengenal Islam sejati niscaya akan mengetahui ajarannya dan memegang teguh ajarannya.

Pada usiaku yang ke-39, saya berada di kota suci Mekah. Saat itulah, untuk pertamakali dalam hidupku, aku berdiri di hadapan Ciptaan Yang Mahakuasa dan saya merasa menjadi manusia utuh. – (The Autobiography of Malcolm X, mirip yang dituturkan terhadap Alex Haley)

Setelah melaksanakan perjalanan ibadah haji beliau mendapatkan gambaran yang berbeda dari pandangannya selama ini, apalagi setelah menyaksikan jamaah haji yang berkumpul dari cuilan bumi, dari berbagai ras, bangsa dan warna kulit yang semua memuji Tuhan yang satu dan tidak saling membedakan

Beliau berkata, “Pengalaman haji yang saya alami dan lihat sendiri benar benar memaksa saya mengubah banyak teladan pikir aku sebelumnya dan mencampakkan sebagian pemikiran saya. Hal itu tidaklah sukar bagi aku.” Kata-kata ini sebagai bukti bahwa dirinya mengganti persepsi dari memperjuangkan hak sipil orang negro ke pemikiran internasionalisme dan humanisme Islam. Malcolm X pun berubah nama menjadi Haji Malik lalu berkata:

Perjalanan haji telah membuka cakrawala berpikir aku dengan menganugerahkan cara pandang baru selama dua pekan di Tanah Suci. Saya menyaksikan hal yang tidak pernah aku lihat selama 39 tahun hidup di Amerika Serikat. Saya melihat semua ras dan warna kulit bersaudara dan beribadah kepada satu Tuhan tanpa menyekutukannya. Benar pada abad kemudian saya bersikap benci pada semua orang kulit putih tetapi saya tidak merasa bersalah dengan perilaku itu lagi alasannya adalah kini aku tahu bahwa ada orang kulit putih yang tulus dan mau bersaudara dengan orang negro. Kebenaran Islam sudah memperlihatkan kepada saya bahwa kebencian membabi buta kepada siapa pun putih yakni perilaku yang salah seperti halnya jikalau perilaku yang sama dikerjakan orang kulit putih kepada orang negro.

Malcolm X alhasil mendirikan Organization of Afro-American Unity pada 28 Juni 1964. Pada 21 Februari 1965, pada ketika akan memberi ceramah di sebuah hotel di New York, Malcolm X tewas diujung peluru tiga orang Afrika-Amerika yang ironisnya beliau perjuangkan nilai-nilai dan hak-haknya serta tidak ada yang tahu siapa dan apa di balik kematiannya. Kendati demikian, impian Malcolm X menyebarkan visi antirasisme dan nilai-nilai Islam yang humanis, membangkitkan kelompok Afro-Amerika dan dunia. TintaTeras.com

Biografi Sunan Kalijaga

Biodata,  Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil,  Sejarah

Profil dan Biografi Sunan Kalijaga. Nama aslinya yakni Joko Said yang dilahirkan sekitar tahun 1450 M. Ayahnya yaitu Arya Wilatikta, Adipati Tuban. Arya Wilatikta ini ialah keturunan dari pemberontak legendaris Majapahit, Ronggolawe. Riwayat masyhur mengatakan bahwa Adipati Arya Wilatikta sudah memeluk Islam semenjak sebelum lahirnya Joko Said. Namun sebagai Muslim, ia dikenal kejam dan sungguh taklid terhadap pemerintahan pusat Majapahit yang menganut Agama Hindu. Ia menetapkan pajak tinggi kepada rakyat. Joko Said muda yang tidak setuju pada segala kebijakan Ayahnya selaku Adipati sering membangkang pada kebijakan-kebijakan ayahnya.

Pembangkangan Joko Said kepada ayahnya mencapai puncaknya ketika beliau membongkar lumbung kadipaten dan membagi-bagikan padi dari dalam lumbung kepada rakyat Tuban yang saat itu dalam keadaan kelaparan akibat kemarau panjang.

Karena tindakannya itu, Ayahnya lalu ‘menggelar sidang’ untuk mengadili Joko Said dan menanyakan alasan perbuatannya. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Joko Said untuk mengatakan pada ayahnya bahwa, sebab argumentasi ajaran agama, beliau sungguh menentang kebijakan ayahnya untuk menumpuk makanan di dalam lumbung sementara rakyatnya hidup dalam kemiskinan dan kelaparan.

Ayahnya tidak dapat menerima sebab ini karena menganggap Joko Said ingin mengguruinya dalam duduk perkara agama. Karena itu, Ayahnya kemudian mengusirnya keluar dari istana kadipaten seraya menyampaikan bahwa ia gres boleh pulang jika sudah bisa menggetarkan seisi Tuban dengan bacaan ayat-ayat suci Al Qur’an.

Maksud dari ‘menggetarkan seisi Tuban’ di sini adalah bilamana ia telah memiliki banyak ilmu agama dan diketahui luas penduduk sebab ilmunya.

Riwayat masyhur lalu menceritakan bahwa sehabis diusir dari istana kadipaten, Joko Said berkembang menjadi seorang perampok yang populer dan ditakuti di kawasan Jawa Timur. Sebagai Perampok, Joko Said selalu ‘menentukan’ korbannya dengan seksama. Ia hanya merampok orang kaya yang tidak mau mengeluarkan zakat dan sedekah.

Dari hasil rampokannya itu, sebagian besarnya senantiasa beliau bagi-bagikan terhadap orang miskin. Kisah ini mungkin mirip dengan cerita Robin Hood di Inggris. Namun itulah riwayat masyhur ihwal beliau. Diperkirakan dikala menjadi perampok inilah, beliau diberi gelar ‘Lokajaya’ artinya kurang lebih ‘Perampok Budiman’.

Semuanya berganti ketika Lokajaya alias Joko Said berjumpa dengan seorang ulama , Syekh Maulana Makhdum Ibrahim alias Sunan Bonang. Sunan Bonang inilah yang kemudian mernyadarkannya bahwa perbuatan baik tak dapat diawali dengan tindakan jelek –sesuatu yang haq tak dapat dicampuradukkan dengan sesuatu yang batil sehingga Joko Said alias Lokajaya bertobat dan berhenti menjadi perampok.

Joko Said lalu mencar ilmu terhadap Sunan Bonang sampai akhirnya diketahui selaku ulama dengan gelar ‘Sunan Kalijaga’.

Sejarah Nama ‘Kalijaga’

Pertanyaan ini masih menjadi misteri dan bahan silang pendapat di antara para pakar sejarah hingga hari ini. Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat dekat dengan Sunan Gunung Jati.

Ini dihubungkan dengan kebiasaan wong Cerbon untuk menggelari seseorang dengan daerah asalnya –mirip gelar Sunan Gunung Jati untuk Syekh Syarif Hidayatullah, sebab dia tinggal di kaki Gunung Jati.

Fakta menunjukan bahwa ternyata tidak ada ‘kali’ di sekeliling dusun Kalijaga sebagai ciri khas dusun itu. Padahal, kawasan-daerah di Jawa biasanya dinamai dengan sesuatu yang menjadi ciri khas tempat itu. Misalnya nama Cirebon yang disebabkan banyaknya rebon (udang), atau nama Pekalongan karena banyaknya kalong (Kelelawar).

Logikanya, nama ‘Dusun Kalijaga’ itu justru timbul setelah Sunan Kalijaga sendiri tinggal di dusun itu. Karena itu, klaim Masyarakat Cirebon ini kurang mampu diterima.

Riwayat lain datang dari kelompok Jawa Mistik (Kejawen). Mereka mengaitkan nama ini dengan kesukaan wali ini berendam di sungai (kali) sehingga nampak seperti orang yang sedang “jaga kali”. Riwayat Kejawen yang lain menyebut nama ini timbul karena Joko Said pernah disuruh bertapa di tepi kali oleh Sunan Bonang selama sepuluh tahun.

Pendapat yang terakhir ini yang paling terkenal. Pendapat Ini bahkan diangkat dalam film ‘Sunan Kalijaga’ dan ‘Walisongo’ pada tahun 80-an. Saya sendiri kurang sepaham dengan kedua pendapat ini.

Secara sintaksis, dalam tata bahasa-bahasa di Pulau Jawa (Sunda dan Jawa) dan segala dialeknya, kalau ada frase yang menempatkan kata benda di depan kata kerja, itu mempunyai arti bahwa kata benda tersebut berlaku selaku subjek yang menjadi pelaku dari kata kerja yang mengikutinya. Sehingga jika ada frase ‘kali jaga’ atau ‘kali jogo’ bermakna ada ‘suatu kali yang menjaga sesuatu’.

Ini pasti sangat janggal dan tidak masuk nalar. Bila benar bahwa nama itu diperoleh dari kebiasaan Sang Sunan kungkum di kali atau sebab beliau pernah menjaga suatu kali selama sepuluh tahun non-stop (mirip dalam film), maka semestinya namanya ialah “Sunan Jogo Kali” atau “Sunan Jaga Kali”.

Kemudian secara nalar, silakan anda pertimbangkan masak-masak. Mungkinkah seorang da’i menghabiskan waktu dengan kungkum-kungkum di sungai sehari penuh? Tentu saja tidak. Sebagai da’i yang menyayangi Islam dan Syi’ar-nya, pasti ada banyak hal memiliki kegunaan yang mampu beliau kerjakan.

Riwayat Kejawen bahwa beliau bertapa selama sepuluh tahun non-stop di pinggir kali juga merupakan riwayat yang tidak masuk nalar. Bagaimana mampu seorang ulama saleh terus-menerus bertapa tanpa melaksanakan shalat, puasa, bahkan tanpa makan dan minum? Karena itu, dalam pendapat saya, kedua riwayat itu yaitu riwayat batil dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Fakta Nama ‘Kalijaga’

Pendapat yang paling masuk logika yaitu bahwa sebetulnya nama ‘kalijaga’ berasal dari bahasa Arab “Qadli’ dan nama aslinya sendiri, ‘Joko Said’, jadi frase asalnya ialah ‘Qadli Joko Said’ (Artinya Hakim Joko Said). Sejarah mencatat bahwa ketika Wilayah (Perwalian) Demak diresmikan tahun 1478, dia diserahi peran sebagai Qadli (hakim) di Demak oleh Wali Demak dikala itu, Sunan Giri.

Masyarakat Jawa memiliki riwayat kuat dalam hal ‘penyimpangan’ pelafalan kata-kata Arab, misalnya perumpamaan Sekaten (dari ‘Syahadatain’), Kalimosodo (dari ‘Kalimah Syahadah’), Mulud (dari Maulid), Suro (dari Syura’), Dulkangidah (dari Dzulqaidah), dan masih banyak perumpamaan lainnya. Maka tak aneh kalau frase “Qadli Joko” kemudian tersimpangkan menjadi ‘Kalijogo’ atau ‘Kalijaga’.

Posisi Qadli yang dijabat oleh Kalijaga alias joko Said ialah bukti bahwa Demak merupakan sebuah kawasan pemerintahan yang melaksanakan Syariah Islam. Ini diperkuat oleh kedudukan Sunan Giri sebagai Wali di Demak. Istilah ‘Qadli’ dan ‘Wali’ ialah nama-nama jabatan di dalam Negara Islam. Dari sini sajasudah terperinci, siapa Sunan Kalijaga sebenarnya; dia adalahseorang Qadli, bukan praktisi Kejawenisme.

Da’wah Sunan Kalijaga ialah Da’wah Islam, Bukan Da’wah Kejawen atau Sufi-Pantheistik

Kita kembali ke Sunan Kalijaga alias Sunan Qadli Joko. Riwayat masyhur mengisahkan bahwa periode hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Ini memiliki arti bahwa ia mengalami era akhir kekuasaan Majapahit pada 1478, Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon, Kesultanan Banten, bahkan hingga Kerajaan Pajang (lahir pada 1546) serta permulaan kedatangan Kerajaan Mataram. Bila riwayat ini benar, maka kehidupan Sunan Kalijaga adalah sebuah kurun kehidupan yang panjang.

Manuskrip-manuskrip dan babad-babad tua ternyata cuma menyebut-nyebut nama ia sampai zaman Kesultanan Cirebon saja, yakni sampai ketika beliau berdomisili di dusun Kalijaga. Dalam kisah-dongeng pendirian Kerajaan Pajang oleh Jaka Tingkir dan Kerajaan Mataram oleh Panembahan Senopati, namanya tak lagi disebut-sebut.

Logikanya adalah, jika saat itu beliau masih hidup, pasti dia akan dilibatkan dalam persoalan imamah di Pulau Jawa sebab pengaruhnya yang luas di tengah penduduk Jawa.

Fakta pertanda bahwa makamnya berada di Kadilangu, erat Demak, bukan di Pajang atau di tempat Mataram (Yogyakarta dan sekitarnya) –daerah-kawasan di mana Kejawen berkembang subur. Perkiraan aku, ia sudah wafat dikala Demak masih bangun.

Riwayat-riwayat yang batil banyak menceritakan dongeng-cerita ajaib ihwal Sunan Kalijaga –selain dongeng pertapaan sepuluh tahun di tepi sungai. Beberapa kisah gila itu antara lain, bahwa ia bisa melayang, mampu menurunkan hujan dengan hentakan kaki, mengurung petir bernama Ki Ageng Selo di dalam Masjid Demak dan cerita-dongeng lain yang kalau kita pikirkan dengan nalar sehat non intelek tidak mungkin bisa masuk ke dalam otak manusia. Kisah-dongeng gila macam itu cuma mampu dipercaya oleh orang asing yang gemar sihir.

Ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dan berbau Hindu-Budha serta Kejawen. Padahal fakta wacana kehidupan Sunan Kalijaga yakni Da’wah dan Syi’ar Islam yang indah. Buktinya sangat aneka macam. Sunan Kalijaga yaitu perancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak.

Tiang “tatal” (penggalan kayu) yang ialah salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi peninggalan Sunan Kalijaga. Mana mungkin seorang kejawen mahir gaib mau-maunya mendirikan Masjid yang terperinci-jelas merupakan kawasan peribadatan Islam.

Paham keagamaan Sunan Kalijaga yaitu salafi –bukan sufi-panteistik ala Kejawen yang ber-motto-kan ‘Manunggaling Kawula Gusti’. Ini terbukti dari perilaku tegas dia yang ikut berada dalam barisan Sunan Giri ketika terjadi sengketa dalam dilema ‘kekafiran’ Syekh Siti Jenar dengan ajarannya bahwa insan dan Tuhan bersatu dalam dzat yang serupa.

Kesenian dan kebudayaan hanyalah fasilitas yang dipilih Sunan Kalijaga dalam berdakwah. Beliau memang sungguh toleran pada budaya lokal. Namun beliau pun punya perilaku tegas dalam problem dogma. Selama budaya masih bersifat transitif dan tidak berlawanan dengan fatwa Islam, ia menerimanya.

Wayang beber antik ala Jawa yang mencitrakan gambar manusia secara detail dirubahnya menjadi wayang kulit yang samar dan tidak terlampau mirip dengan gambaran insan, alasannya pengetahuannya bahwa menggambar dan mencitrakan sesuatu yang seperti insan dalam anutan Islam adalah haram hukumnya.

Cerita yang meningkat mengisahkan bahwa ia sering bepergian keluar-masuk kampung hanya untuk menggelar pertunjukan wayang kulit dengan beliau sendiri sebagai dalangnya. Semua yang melihat pertunjukan wayangnya tidak dimintai bayaran, cuma diminta mengucap dua kalimah syahadat. Beliau beropini bahwa penduduk mesti didekati secara sedikit demi sedikit.

Pertama berislam dulu dengan syahadat berikutnya meningkat dalam sisi-sisi ibadah dan wawasan Islamnya. Sunan Kalijaga berkeyakinan bahwa kalau Islam sudah dimengerti, dengan sendirinya kebiasaan usang hilang. Lakon-lakon yang dibawakan Sunan Kalijaga dalam pagelaran-pagelarannya bukan lakon-lakon Hindu macam Mahabharata, Ramayana, dan yang lain. Walau tokoh-tokoh yang digunakannya sama (Pandawa, Kurawa, dll.).

Beliau menggubah sendiri lakon-lakonnya, misalnya Layang Kalimasada, Lakon Petruk Makara Raja yang semuanya mempunyai ruh Islam yang besar lengan berkuasa. Karakter-karakter wayang yang dibawakannya pun ia tambah dengan aksara-huruf gres yang memiliki nafas Islam. Misalnya, aksara Punakawan yang terdiri atas Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng yaitu aksara yang penuhdengan muatan Keislaman.

Adapun Istilah dalam Pewayangan merujuk pada Bahasa Arab :

  1. Istilah ‘Dalang’ berasal dari bahasa Arab, ‘Dalla’ yang artinya memberikan. Dalam hal ini, seorang ‘Dalang’ ialah seseorang yang ‘menawarkan kebenaran terhadap para penonton wayang’. Mandalla’alal Khari Kafa’ilihi (Barangsiapa membuktikan jalan kebenaran atau kebajikan terhadap orang lain, pahalanya sama dengan pelaku kebajikan itu sendiri –Sahih Bukhari)
  2. Karakter ‘Semar’ diambil dari bahasa Arab, ‘Simaar’ yang artinya Paku. Dalam hal ini, seorang Muslim memiliki pendirian dan doktrin yang kokoh bagai paku yang tertancap, Simaaruddunyaa.
  3. Karakter ‘Petruk’ diambil dari bahasa Arab, ‘Fat-ruuk’ yang artinya ‘tingggalkan’. Maksudnya, seorang Muslim meninggalkan segala penyembahan kepada selain Allah, Fatruuk-kuluu man siwallaahi.
  4. Karakter ‘Gareng’ diambil dari bahasa Arab, ‘Qariin’ yang artinya ‘sobat’. Maksudnya, seorang Muslim selalu berusaha mencari sahabat sebanyak-banyaknya untuk diajak ke arah kebaikan, Nalaa Qaarin.
  5. Karakter ‘Bagong’ diambil dari bahasa Arab, ‘Baghaa’ yang artinya ‘berontak’. Maksudnya, seorang Muslim selalu berontak saat melihat kezaliman.

Seni ukir, wayang, gamelan, baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, serta seni bunyi suluk yang diciptakannya ialah sarana dakwah semata, bukan budaya yang perlu ditradisikan sampai berkarat dalam kalbu dan dinilai selaku ibadah mahdhah. Beliau menatap semua itu selaku sistem semata, tata cara dakwah yang sangat efektif pada zamannya.

Secara filosofis, ini sama dengan da’wah Rasulullah SAW yang mengandalkan keindahan syair Al Qur’an sebagai sistem da’wah yang efektif dalam menaklukkan hati suku-suku Arab yang gemar berdeklamasi.

Tak dapat disanggah bahwa kebiasaan keluar-masuk kampung dan menunjukkan hiburan gratis pada rakyat, lewat aneka macam pertunjukan seni, pun mempunyai nilai filosofi yang sama dengan aktivitas yang biasa dikerjakan Khalifah Umar ibn Khattab r.a. yang suka keluar-masuk perkampungan untuk memantau umat dan memberikan hiburan langsung terhadap rakyat yang membutuhkannya.

Persamaan ini memperkuat bukti bahwa Sunan Kalijaga yaitu pemimpin umat yang mempunyai huruf, ciri, dan sifat kepemimpinan yang umum dimiliki para pemimpin Islam sejati, bukan jago Kejawen.

Biografi Sunan Drajat

Biodata,  Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Sejarah,  Tokoh Pemimpin

Biografi Sunan Drajat. Semasa muda dia dikenal selaku Raden Qasim, Qosim, atawa Kasim. Masih banyak nama lain yang disandangnya di aneka macam naskah kuno. Misalnya Sunan Mahmud, Sunan Virgo Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan Masaikh Munat. Dia yakni putra Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyi Ageng Manila, alias Dewi Condrowati. Empat putra Sunan Ampel yang lain yaitu Sunan Bonang, Siti Muntosiyah, yang dinikahi Sunan Giri, Nyi Ageng Maloka, yang diperistri Raden Patah, dan seorang putri yang disunting Sunan Kalijaga. Akan halnya Sunan Drajat sendiri, tak banyak naskah yang mengungkapkan jejaknya.

Ada diceritakan, Raden Qasim menghabiskan era kanak dan remajanya di kampung halamannya di Ampeldenta, Surabaya. Setelah sampaumur, dia diperintahkan ayahnya, Sunan Ampel, untuk berdakwah di pesisir barat Gresik. Perjalanan ke Gresik ini merangkumkan suatu dongeng, yang kelak berkembang menjadi legenda. Syahdan, berlayarlah Raden Qasim dari Surabaya, dengan menumpang biduk nelayan. Di tengah perjalanan, perahunya terseret tornado, dan pecah dihantam ombak di kawasan Lamongan, sebelah barat Gresik. Raden Qasim selamat dengan berpegangan pada dayung bahtera. Kemudian, ia ditolong ikan cucut dan ikan talang –ada juga yang menyebut ikan cakalang.

Dengan menunggang kedua ikan itu, Raden Qasim berhasil mendarat di sebuah kawasan yang lalu diketahui sebagai Kampung Jelak, Banjarwati. Menurut tarikh, persitiwa ini terjadi pada sekitar 1485 Masehi. Di sana, Raden Qasim disambut baik oleh tetua kampung berjulukan Mbah Virgo Madu dan Mbah Banjar. Konon, kedua tokoh itu telah diislamkan oleh pendakwah asal Surabaya, yang juga terdampar di sana beberapa tahun sebelumnya. Raden Qasim kemudian menetap di Jelak, dan menikah dengan Kemuning, putri Mbah Kanya Madu. Di Jelak, Raden Qasim mendirikan suatu surau, dan kesannya menjadi pesantren daerah mengaji ratusan penduduk.

Jelak, yang semula cuma dusun kecil dan terpencil, lambat laun berkembang menjadi kampung besar yang ramai. Namanya berubah menjadi Banjaranyar. Selang tiga tahun, Raden Qasim pindah ke selatan, sekitar satu kilometer dari Jelak, ke daerah yang lebih tinggi dan terbebas dari banjir pada musim hujan. Tempat itu dinamai Desa Drajat. Namun, Raden Qasim, yang mulai dipanggil Sunan Drajat oleh para pengikutnya, masih menilai kawasan itu belum strategis sebagai pusat dakwah Islam. Sunan lantas diberi izin oleh Sultan Demak, penguasa Lamongan abad itu, untuk membuka lahan baru di daerah perbukitan di selatan. Lahan berupa hutan belantara itu dikenal masyarakatselaku daerah seram.

Menurut sahibul kisah, banyak makhluk halus yang marah balasan pembukaan lahan itu. Mereka meneror penduduk pada malam hari, dan berbagi penyakit. Namun, berkat kesaktiannya, Sunan Drajat mampu mengatasi. Setelah pembukaan lahan berakhir, Sunan Drajat bareng para pengikutnya membangun permukiman gres, seluas sekitar sembilan hektare. Atas petunjuk Sunan Giri, lewat mimpi, Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan, yang sekarang menjadi kompleks pemakaman, dan dinamai Ndalem Duwur. Sunan mendirikan masjid agak jauh di barat daerah tinggalnya. Masjid itulah yang menjadi tempat berdakwah memberikan anutan Islam terhadap penduduk.

Sunan menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522. Di kawasan itu sekarang dibangun suatu museum kawasan menyimpan barang-barang peninggalan Sunan Drajat –termasuk dayung perahu yang dulu pernah menyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas daerah tinggal Sunan kini dibiarkan kosong, dan dikeramatkan. Sunan Drajat populer akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkan terhadap para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik melalui perkataan maupun tindakan. ”Bapang den simpangi, ana catur mungkur,” demikian petuahnya. Maksudnya: jangan menyimak obrolan yang menjelek-jelekkan orang lain, terlebih melaksanakan tindakan itu.

Sunan memperkenalkan Islam melalui rancangan dakwah bil-pesan tersirat, dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa. Dalam memberikan ajarannya, Sunan menempuh lima cara. Pertama, melalui pengajian secara eksklusif di masjid atau sabung. Kedua, lewat penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Selanjutnya, memberi aliran atau petuah dalam menyelesaikan suatu dilema. Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gending. Terakhir, beliau juga memberikan aliran agama lewat ritual akhlak tradisional, sepanjang tidak berlawanan dengan anutan Islam.

Empat pokok anutan Sunan Drajat yakni: Paring teken marang kang kalunyon lan wuta; paring pangan marang kang kaliren; paring sandang marang kang kawudan; paring payung kang kodanan. Artinya: berikan tongkat terhadap orang buta; berikan makan kepada yang kelaparan; berikan pakaian kepada yang telanjang; dan berikan payung kepada yang kehujanan. Sunan Drajat sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berlangsung mengitari perkampungan pada malam hari. Penduduk merasa aman dan terlindungi dari gangguan makhluk halus yang, konon, merajalela selama dan sesudah pembukaan hutan. Usai salat asar, Sunan juga berkeliling kampung sambil berzikir, mengingatkan penduduk untuk melakukan salat magrib.

”Berhentilah bekerja, jangan lupa salat,” katanya dengan nada membujuk. Ia senantiasa menelateni warga yang sakit, dengan mengobatinya memakai ramuan tradisional, dan doa. Sebagaimana para wali lainnya, Sunan Drajat terkenal dengan kesaktiannya. Sumur Lengsanga di daerah Sumenggah, misalnya, diciptakan Sunan ketika dia merasa kecapekan dalam suatu perjalanan. Ketika itu, Sunan meminta pengikutnya mencabut wilus, sejenis umbi hutan. Ketika Sunan kehausan, ia berdoa. Maka, dari sembilan lubang bekas umbi itu menyembur air bening –yang lalu menjadi sumur kekal. Dalam beberapa naskah, Sunan Drajat disebut-sebut menikahi tiga wanita. Setelah menikah dengan Kemuning, saat menetap di Desa Drajat, Sunan mengawini Retnayu Condrosekar, putri Adipati Kediri, Raden Suryadilaga.

Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada 1465 Masehi. Menurut Babad Tjerbon, istri pertama Sunan Drajat yaitu Dewi Sufiyah, putri Sunan Gunung Jati. Alkisah, sebelum hingga di Lamongan, Raden Qasim sempat dikirim ayahnya mencar ilmu mengaji terhadap Sunan Gunung Jati. Padahal, Syarif Hidayatullah itu bekas murid Sunan Ampel. Di kelompok ulama di Pulau Jawa, bahkan hingga kini, memang ada tradisi ‘’saling memuridkan”. Dalam Babad Tjerbon diceritakan, sesudah menikahi Dewi Sufiyah, Raden Qasim tinggal di Kadrajat. Ia pun lazimdipanggil dengan istilah Pangeran Kadrajat, atau Pangeran Drajat. Ada juga yang menyebutnya Syekh Syarifuddin.

Bekas padepokan Pangeran Drajat sekarang menjadi kompleks perkuburan, lengkap dengan cungkup makam petilasan, terletak di Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi. Di sana dibangun sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Nur Drajat. Naskah Badu Wanar dan Naskah Drajat mengisahkan bahwa dari pernikahannya dengan Dewi Sufiyah, Sunan Drajat dikaruniai tiga putra. Anak tertua berjulukan Pangeran Rekyana, atau Pangeran Tranggana. Kedua Pangeran Sandi, dan anak ketiga Dewi Wuryan. Ada pula dongeng yang menyebutkan bahwa Sunan Drajat pernah menikah dengan Nyai Manten di Cirebon, dan dikaruniai empat putra. Namun, kisah ini agak kabur, tanpa meninggalkan jejak yang meyakinkan.

Tak jelas, apakah Sunan Drajat tiba di Jelak sesudah berkeluarga atau belum. Namun, kitab Wali Sanga babadipun Para Wali mencatat: ”Duk samana anglaksanani, mangkat sakulawarga….” Sewaktu diperintah Sunan Ampel, Raden Qasim konon berangkat ke Gresik sekeluarga. Jika benar, di mana keluarganya dikala perahu nelayan itu pecah? Para hebat sejarah masih mengais-ngais naskah kuno untuk menjawabnya. Beliau wafat dan dimakamkan di desa Drajad, kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Tak jauh dari makam beliau telah dibangun Museum yang menyimpan beberapa peninggalan di jaman Wali Sanga. Khususnya peninggalan beliau di bidang kesenian. TintaTeras.com

Biografi Sunan Bonang

Biodata,  Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil,  Sejarah,  Tokoh Pemimpin

Biografi Sunan Bonang. Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya yakni Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang wanita bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup sampaumur, beliau berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Mula-mula ia berdakwah di Kediri, yang secara umum dikuasai masyarakatnya beragama Hindu. Di sana dia mendirikan Masjid Sangkal Daha.

Ia lalu menetap di Bonang -desa kecil di Lasem, Jawa Tengah -sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di desa itu dia membangun daerah pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang sekarang dikenal dengan nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke tempat-daerah yang sangat sukar.

Ia acap berkunjung ke tempat-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M beliau meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, sehabis sempat diperebutkan oleh penduduk Bawean dan Tuban.

Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, pemikiran Sunan Bonang menggabungkan fatwa ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan Bonang selaku seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-kawasan gersang.

Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat ‘cinta'(‘isyq). Sangat seperti dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan akidah, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya secara terkenal lewat media kesenian yang diminati masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid khususnya, Sunan Kalijaga.

Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berbentuksuluk, atau tembang tamsil. Salah satunya ialah “Suluk Wijil” yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa’id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak memakai tamsil cermin, bangau atau burung maritim. Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri.

Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang dikala itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa gres. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti kini, dengan menyertakan instrumen bonang. Gubahannya dikala itu mempunyai nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang “Tombo Ati” ialah salah satu karya Sunan Bonang.

Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang cakap membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa. TintaTeras.com

Biografi Sunan Ampel

Biodata,  Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Pemimpin

Biografi Sunan Ampel. Ia merupakan salah seorang anggota Walisanga yang sangat besar jasanya dalam kemajuan Islam di Pulau Jawa. Sunan Ampel yaitu bapak para wali.Dari tangannya lahir para pendakwah Islam kelas satu di bumi tanah jawa. Nama orisinil Sunan Ampel ialah Raden Rahmat. Sedangkan istilah sunan merupakan gelar kewaliannya, dan nama Ampel atau Ampel Denta itu dinisbatkan kepada kawasan tinggalnya, suatu daerah akrab Surabaya1.

Ia dilahirkan tahun 1401 Masehi di Champa.Para jago kesulitan untuk memilih Champa disini, alasannya adalah belum ada pernyataan tertulis maupun prasasti yang menunjukkan Champa di Malaka atau kerajaan Jawa. Saifuddin Zuhri (1979) berkeyakinan bahwa Champa yakni istilah lain dari Jeumpa dalam bahasa Aceh, oleh alasannya itu Champa berada dalam daerah kerejaan Aceh. Hamka (1981) beropini sama, kalau benar bahwa Champa itu bukan yang di Annam Indo Cina, sesuai Enscyclopaedia Van Nederlandsch Indie, namun di Aceh.

Ayah Sunan Ampel atau Raden Rahmat berjulukan Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi, yang kemudian dikenal dengan istilah Sunan Gresik. Ibunya bernama Dewi Chandrawulan, kerabat kandung Putri Dwarawati Murdiningrum, ibu Raden Fatah, istri raja Majapahit Prabu Brawijaya V. Istri Sunan Ampel ada dua ialah: Dewi Karimah dan Dewi Chandrawati.

Dengan istri pertamanya, Dewi Karimah, dikaruniai dua orang anak yaitu: Dewi Murtasih yang menjadi istri Raden Fatah (sultan pertama kerajaan Islam Demak Bintoro) dan Dewi Murtasimah yang menjadi permaisuri Raden Paku atau Sunan Giri. Dengan Istri keduanya, Dewi Chandrawati, Sunan Ampel menemukan lima orang anak, ialah: Siti Syare’at, Siti Mutmainah, Siti Sofiah, Raden Maulana Makdum, Ibrahim atau Sunan Bonang, serta Syarifuddin atau Raden Kosim yang kemudian diketahui dengan sebutan Sunan Drajat atau kadang-kadang disebut Sunan Sedayu.

Sunan Ampel diketahui selaku orang yang berilmu tinggi dan alim, sangat pandai dan mendapat pendidikan yang mendalam tentang agama Islam. Sunan Ampel juga diketahui mempunyai budbahasa yang mulia, suka menolong dan memiliki keprihatinan sosial yang tinggi terhadap persoalan-persoalan sosial. TintaTeras.com

Biografi Benazir Bhutto

Biodata,  Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Sejarah,  Tokoh Pemimpin,  Tokoh Wanita

Biografi Benazir Bhutto. Wanita kelahiran Karachi, Pakistan, 21 Juni 1953 ini ialah wanita pertama yang memimpin suatu negara Muslim di masa pasca kolonial. Benazir yang karismatis terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan pada tahun 1988, tetapi 20 bulan kemudian, kekuasaannya dijatuhkan oleh presiden negara itu yang didukung militer, Ghulam Ishaq Khan, yang secara kontroversial menggunakan Amandemen ke-8 untuk membubarkan dewan perwakilan rakyat dan memaksa diselenggarakannya penyeleksian biasa . Benazir terpilih kembali pada tahun 1993, tetapi tiga tahun lalu diberhentikan di tengah aneka macam skandal korupsi oleh presiden yang berkuasa waktu itu, Farooq Leghari, yang juga memakai kekuasaan pertimbangan khusus yang diberikan oleh Amandemen ke-8.

Benazir yakni anak sulung dari mantan Perdana Menteri Pakistan, Zulfikar Ali Bhutto (yang digantung oleh pemerintah militer Pakistan di bawah kondisi luar biasa) dan Begum Nusrat Bhutto, seorang suku Kurdi Iran. Kakek dari pihak ayahnya yaitu Sir Shah Nawaz Bhutto, seorang Sindhi dan tokoh penting dalam gerakan kemerdekaan Pakistan.

Benazir belajar di Taman Kanak-kanak Lady Jennings dan kemudian di Convent of Jesus and Mary di Karachi. Setelah dua tahun berguru di Rawalpindi Presentation Convent, dia dikirim ke Jesus and Mary Convent di Murree. Ia lulus cobaan O-level (dalam metode pendidikan Inggris, setara dengan Sekolah Menengan Atas kelas 1). Pada bulan April 1969, beliau diterima di Radcliffe College, Universitas Harvard. Bulan Juni 1973, Benazir lulus dari Harvard dengan gelar dalam ilmu politik. Ia juga terpilih selaku anggota Phi Beta Kappa. Ia kemudian masuk ke Universitas Oxford pada animo gugur 1973 dan lulus dengan gelar Magister dalam bidang Filsafat, Politik, dan Ekonomi. Ia terpilih menjadi Presiden dari Oxford Union yang bergengsi.

Setelah menyelesaikan pendidikan universitasnya, Benazir kembali ke Pakistan, tetapi alasannya adalah ayahnya dipenjarakan dan kemudian dihukum mati, dia dikenakan tahanan rumah. Setelah diizinkan kembali ke Inggris pada tahun 1984, dia menjadi pemimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP), partai ayahnya, di pengasingan, tetapi dia tidak mampu membuat kekuatan politiknya dapat dinikmati di Pakistan hingga wafatnya Jenderal Muhammad Zia-ul-Haq.

Tanggal 16 November 1988, dalam suatu penyeleksian umum terbuka pertama dalam waktu lebih dari sepuluh tahun, partai Benazir, PPP, sukses menerima jumlah bangku terbanyak di Dewan Nasional. Benazir diambil sumpahnya selaku Perdana Menteri sebuah pemerintahan koalisi pada 2 Desember 1988 dan dengan usia 35 tahun dia menjadi orang termuda serta wanita pertama yang memimpin sebuah negara dengan secara umum dikuasai rakyatnya beragama Islam di zaman terbaru.

Setelah dipecat oleh presiden Pakistan saat itu dengan tuduhan korupsi, partai Benazir kalah dalam penyeleksian biasa yang diselenggarakan di bulan Oktober. Ia menjadi pemimpin oposisi sementara Nawaz Sharif menjadi perdana menteri selama tiga tahun selanjutnya. Ketika pemilihan umum Oktober 1993 kembali diadakan, yang dimenangkan oleh koalisi PPP, yang mengembalikan Bhutto ke dalam jabatannya sampai 1996, saat pemerintahannya sekali lagi dibubarkan atas tuduhan korupsi.

Benazir dituduh melaksanakan korupsi namun belakangan namanya dibersihkan. Ia juga dituduh melaksanakan pembersihan uang negara di bank-bank Swiss, dalam suatu masalah yang masih tetap berada di pengadilan Swiss. Suaminya, Asif Ali Zardari, mendekam selama delapan tahun di penjara, walaupun ia tidak pernah terbukti bersalah. Ia ditempatkan di sebuah tahanan tersendiri dan mengaku mengalami siksaan. Kelompok-kalangan hak-hak asasi insan juga mengklaim bahwa hak-hak Zardari sudah dilanggar. Mantan perdana menteri Nawaz Sharif gres-gres ini meminta maaf atas keterlibatannya dalam penahanan yang berkepanjangan atas Zardari dan kasus-perkara yang diajukan melawan Benazir. Zardari dibebaskan pada bulan November 2004.

Benazir semenjak tahun 1999 tinggal dalam pengasingan di Dubai, Uni Emirat Arab dan di sana dia mengasuh anak dan ibunya yang menderita penyakit Alzheimer. Ia juga berkeliling dunia untuk memperlihatkan kuliah dan tetap mempertahankan hubungannya dengan para penunjang Partai Rakyat Pakistan.

Benazir dan ketiga orang anaknya (Bilawal, Bakhtawar, dan Asifa) dipersatukan kembali bersama suami serta ayah mereka pada bulan Desember 2004 setelah lebih dari lima tahun terpisah. Benazir telah bersumpah untuk kembali ke Pakistan dan mencalonkan diri kembali sebagai Perdana Menteri dalam penyeleksian umum yang direncanakan pada November 2007 mendatang. Tanggal 18 Oktober 2007, beliau kembali ke Pakistan untuk menyiapkan diri mengahadapi pemilu. Dalam perjalanan menuju suatu konferensi, dua buah bom meledak di akrab rombongan yang membawanya. Benazir selamat, namun sedikitnya 126 orang tewas dalam insiden tersebut. TintaTeras.com