TintaTeras

Biografi Kh Maimun Zubair (Mbah Moen), Kisah Ulama Kharismatik

Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia,  Tokoh Agama

TintaTeras.com – Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen). Ia diketahui sebagai kiai atau ulama kharismatik dari Indonesia. Selain menjadi seorang ulama, beliau juga dikenal selaku seorang politikus. Berikut Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen).

Biodata KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Nama Lengkap : KH Maimun Zubair

Dikenal : Mbah Moen

Lahir: Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928

Agama: Islam.

Wafat : Mekkah, Arab Saudi, 6 Agustus 2019

Orang Tua : KH Maimun Zubair (ayah), Nyai Mahmudah (ibu).

Anak : KH Abdullah Ubab, KH Gus Najih, KH Majid Kamil, Gus Abdul Ghofur, Gus Abdur Rouf, Gus Muhammad Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, Sobihah, Rodhiyah

Pekerjaan : Ulama, Pimpinan Pondok Pesantren

Organisasi : Nahdlatul Ulama

Partai politik : Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Profil dan Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Beliau lahir dengan nama lengkap Maimun Zubair atau kemudian dikenal dengan nama Mbah Moen. Ia dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Rembang, Jawa Tengah. Ayah KH Maimun Zubair bernama KH Zubair Dahlan dan ibunya bernama Nyai Mahmudah.

Ia lahir dari keluarga yang mempunyai latar belakang agama Islam yang berpengaruh. Ayahnya ialah seorang ulama yang pernah mencar ilmu dengan Syekh Said Al-Yamani dan Syekh Hasan al-Yamani al-Makky.

Riwayat Pendidikan KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Sejak usia kecil, dia dibimbing oleh orang tuanya dengan ilmu agama yang kuat. Ia mencar ilmu agama dari ayahnya dan juga dari para ulama di Serang, Banten.

Dalam riwayat pendidikan KH Maimun Zubair dimengerti bahwa ia pada tahun 1945, ia belajar ke Pesantren Lirboyo yang berada di Kediri, Jawa Timur sampai tahun 1949.

Setelah itu, ia kemudian kembali ke kampungnya, mengamalkan ilmu yang dia dapatkan di pesantren ke penduduk . Kemudian pada tahun 1950, Ia berangkat ke Mekah untuk mencar ilmu dengan ulama di Mekkah.

Salah satunya adalah Sayyid Alawi al-Maliki, Syekh al-lmam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly. Disana ia berguru selama 2 tahun.

Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Ia lalu kembali ke Indonesia dan pergi belajar ke beberapa ulama di tanah Jawa. Gurunya adalah Kiai Baidhowi, Kiai Ma’shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abui Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain.

Selama mencar ilmu dia juga menyusun kitab-kitab yang lalu dijadikan referensi untuk para santri seperti kitab al-ulama al-mujaddidun.

Setelah lama mencar ilmu di Mekkah dan di daerah lain di Jawa, dia kemudian kembali ke Serang, Banten dan mengajar agama disana.

Mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar

Pada tahun 1965, Beliau kemudian mendirikan Pesantren al-Anwar. Pesantren inilah lalu menjadi destinasi para santri yang berguru kitab kuning dan turats. Karena ilmunya yang banyak, masyarakat lalu mengenal Kh Maimun Zubair sebagai ulama kharismatik dan kharismatik.

Selain diketahui sebagai ulama yang aktif dalam mengajarkan ilmu agama ke Masyarakat, KH Maimun Zubair juga dikenal aktif dalam dunia politik serta organisasi.

Karir Politik dan Organisasi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Pada tahun 1971, KH Maimun Zubair menggeluti ke dunia politik menjadi anggota DPR wilayah Rembang sampai tahun 1978. Kemudian pada tahun 1987, dia menjadi Anggota MPR RI utusan Jawa tengah hingga tahun 1999.

KH Maimun Zubair juga diketahui aktif dalam organisasi Nahdatul Ulama yang diresmikan oleh KH Hasyim Asyari. Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa dia pernah menjabat selaku Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah dari tahun 1985 hingga 1990. Beliau juga pernah menjadi Ketua Jam’iyah Thariqah NU.

Selain itu beliau juga aktif dalam organisasi partai seperti menjadi Ketua MPP Partai Persatuan Pembangunan dari tahun 1995 sampai 1999, dan kemudian menjadi Ketua Majelis Syari’ah PPP sejak 2004.

Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen)

Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa dia menikah dengan nyai Hj Fatimah yang merupakan anak dari KH Baidhowi Lasem. Istrinya Hj Fatimah meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2011.

Dari pernikahannya ini, beliau dikaruniai tujuh orang anak. Namun empat diantaranya meninggal saat masih kecil, sedangkan tiga orang anaknya lainnya dikenali bernama KH Abdullah Ubab, KH Muhammad Najih dan Neng Shobihah.

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) juga dimengerti menikah dengan perempuan berjulukan Nyai Masthi’ah, anak dari KH Idris asal Cepu. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai 8 orang anak, yaitu KH Majid Kamil, Gus Ghofur Gus Ro’uf, Gus Wafi, Gus Yasin, neng Shobihah (meninggal), serta neng Rodhiyah.

Ia juga dimengerti menikah dengan seorang wanita berjulukan Nyai Maryam. Sosok KH Maimun Zubair atau Mbah Moen sangat dihormati oleh masyarakat. Pendidikan Ilmu agama yang didapat olehnya bukanlah dari pendidikan formal tetapi kebanyakan melalui nonformal mirip pesantren dan belajar langsung dari pada ulama.

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) Wafat

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) yang dikenal selaku ulama kharismatik ini wafat di Mekkah pada tanggal 6 Agustus 2019 saat sedang menunaikan haji. Ia kemudian dimakamkan di pemakaman Al Ma’la, Mekkah. yang dihadiri oleh ratusan orang.

Biografi Habib Luthfi, Ulama Paling “Low Profile” Di Kalangan Penduduk

Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Tokoh Agama

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Habib Luthfi. Ia dikenal selaku salah satu ulama yang terkenal di Indonesia. Ulama yang kini menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia ini berasal dari Pekalongan Jawa Tengah. Ia juga diketahui sangat akrab dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Berikut Profil dan Biografi Habib Luthfi.

Biografi Habib LuthfiProfil dan Biografi Habib Luthfi

Habib Luthfi sendiri lahir di Pekalongan pada hari senin pagi pada tanggal 10 November 1946. Jadi, kira-kira usia Habib Luthfi kini ialah 72 tahun.

Beliau yakni seorang putra dari ibu yang bernama Sayidah Al Karimah Syariefah Nur. Ibunya yang diketahui selaku seorang syarifah (keturunan Nabi) memperlihatkan nama yang sangat indah terhadap ia yaitu Habib Luthfi bin Yahya. Ayah Habib Luthfi bernama al Habib al Hafidz Ali al Ghalib.

Pendidikan Habib Lufthfi

Habib Luthfi semenjak kecil memang telah dikenalkan dengan ilmu agama alasannya adalah ayah beliau populer sebagai mahir agama. Dan kalau ditanya siapa guru dari Habib lufthi ialah ayahnya sendiri yang bernama Al Habib Al Hafidz Ali Al Ghalib.

Sedari kecil dia telah terbiasa berguru perihal agama islam dan pastinya ilmu agamanya telah tidak disangsikan lagi. Namun, demi memperdalam ilmu agamanya, tidak cukup dari ayahnya, Habib Luthfi juga menempuh pendidikan agama di Madrasah Salafiah di Pekalongan.

Biografi Habib LuthfiWaktu yang diperlukan ia untuk menuntaskan sekolahnya di madrasah tersebut cuma 3 tahun saja. Untuk dapat menjadi ulama mirip kini, pastinya tidak hanya pendidikan salafiah saja yang sudah ditempuhnya.

Ada beberapa pesantren dan sekolah yang menjadi tempat menimba ilmu habib lutfi. Saat Habib Luthfi berusia 12 tahun, ayahnya Habib Ali meninggal dunia.

Ia lalu mencar ilmu pada pamannya, Habib Muhammad bin Hasyim. Setelah itu dia menempuh pendidikan pesantren di pondok Bondokereo Cirebon dibawah asuhan KH. Muhammad Kaukab. KH. Muhtadi dan KH. Arsyad.

Setelah nyantri di Jawa Barat, ternyata habib lutfi mendapat peluang untuk menempuh ilmu di mancanegara, tepatnya di Hadramaut.

Di sana kira-kira tiga tahun, habib lutfi kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di beberapa pondok pesantren terkemuka, mirip Pondok pesantren Kliwet, Pondok pesantren Tegal, dan Pondok pesantren di Purwokerto.

Bahkan demi menyempurnakan ilmu agamanya, dia pernah mencar ilmu pada ulama besar, Kyai Ma’shum yang berasal dari Lasem, Rembang.

Keluarga Habib Luthfi

Demi memperdalam ilmu agamanya, habib luthfi pernah berguru ke ulama asal Rembang. Ketika itu, ia dikenalkan dengan seorang perempuan yang sekarang menjadi istrinya. Istri dari habib luthfi merupakan kerabat dari Syariefah Salma Binti Yahya.

Habib Luthfi menerangkan bahwa melalui perjodohan, beliau tetap mampu mempertahankan pernikahannya hingga kini. Dari hasil pernikahannya tersebut, habib luthfi dikaruniai 5 putra, orang pria dan 3 orang perempuan.

Putra-putri dari Habib Luthfi berjulukan, SyArief Muhammad Bahauddin, SyAriefah Zaenab, SyAriefah Fathimah, SyAriefah Ummi Hanik, dan SyArief Husain. Putra-putrinya pastinya mempunyai wajahyang tampak dan elok serta semua hampir cendekia dalam ilmu agama.

Pengajian dari Habib Luthfi

Seorang ulama besar mirip Habib Luthfi tentu saja mempunyai kegiatan rutin yang padat. Bahkan beberapa rutinitasnya sudah mempunyai agenda yang tetap.

Adapun beberapa pengajian yang dipimpinnya yakni Pengajian Thariqah tiap Jumat Kliwon Pagi, Pengajian Ilya’ Ulumudin tiap selasa malam, Pengajian Fath Qorib tiap Rabu pagi dan santrinya yaitu para ibu-ibu, Pengajian tiap bulan ramadhan, dakwah di banyak sekali daerah di seluruh Indonesia, dan rangkaian mauled kanzus yang bertempat di 60 daerah secara bergiliran, khususnya di tempat Pekalongan dan sekitarnya.

Peran Habib Luthfi di Organisasi

Selain aktif dalam pengajian, Habib Lutfi juga bergabung dengan beberapa organisasi islam. beberapa jabatan yang pernah diduduki oleh beliau adalah Rais Am Jamiyyah Ahlith ath-Thariqoh al-Mutabaroh An Nahdliyyah.

Biografi Habib LuthfiIa juga saat ini dikenal selaku Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Ketua Majelis Ulama Indonesia di Pekalongan, dan Paguyupan Antar Umat Beriman di Kota tempat kelahirannya.

Semoga info perihal profil dan biografi habib luthfi bermanfaat bagi para pembaca!

Biografi Ibnu Battuta – Kisah Perjalanan Penjelajah Muslim Paling Terkenal

Biografi,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Penjelajah Dunia,  Profil

TintaTeras.com – Profil dan Biografi dari Ibnu Battuta. Beliau diketahui alasannya adalah petualangannya mengelilingi dunia. Hampir 120.000 kilometer telah ditempuhnya selama rentang waktu 1325-1354 M atau tiga kali lebih panjang dari jarak yang sudah ditempuh oleh Marco Polo.

ibnu battuta, biografi, penjelajah dunia

Biografi Ibnu Battuta

Ibnu Battuta dikenal karena petualangannya mengelilingi dunia. Hampir 120.000 kilometer telah ditempuhnya selama jangka waktu 1325-1354 M atau tiga kali lebih panjang dari jarak yang sudah ditempuh oleh Marco Polo.

Seluruh catatan perjalanan dan pengalaman Ibnu Battuta selama pengembaraan ditulis ulang oleh Ibnu Jauzi seorang penyair dan penulis buku kesultanan Maroko.

Ibnu Jauzi menuliskannya berdasarkan paparan mulut yang didiktekan langsung oleh Ibnu Battuta. Penulisan buku ini diprakarsai oleh Sultan Maroko saat itu, Abu Inan. Buku ini disusun selama dua tahun dan diberi judul “Tuhfat al-Nuzzar fi Ghara’ib al-Amsar wa-’Aja’ib al-Asfar” atau lebih dikenal dengan “Rihla Ibnu Battuta”.

Perjalanan Ibnu Battuta

Pada usia sekitar dua puluh tahun, Tujuan awal perjalanan Ibnu Battuta yaitu menunaikan ibadah haji pada tahun 1325 M, tetapi tujuan awalnya itu sudah membawanya menuju penjelajahan 30 tahun yang gemilang.

Dari Maroko ke Mekkah

Perjalanan permulaan Ibnu Battuta di mulai dari Tangier, Maroko menuju Mekkah. Untuk Menghindari berbagai resiko buruk mirip diserang perampok, selama perjalanan Ibnu Battuta bergabung dengan kafilah yang akan menuju Mesir.

Bersama Kafilah itu, Ibnu Battuta dengan menyusuri hutan, bukit dan pegunungan bergerak menuju Tlemcen, Bejaia kemudian lalu datang di Tunisia dan tinggal di sana selama dua bulan.

Biografi Ibnu BattutaDari Tunisia, Ibnu Battuta dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Libya. Sejak meninggalkan Tangier hingga Libya Ibnu Battuta telah menempuh perjalanan darat sejauh nyaris 3.500 km melintasi Afrika Utara.

Berkunjung ke Mesir

Delapan bulan sebelum isu terkini ibadah haji dimulai Ibnu Battuta menetapkan untuk mendatangi Kairo. Pada tahun 1326 M, Ibnu Battuta dan rombongannya datang di Pelabuhan Alexandria di ujung barat delta sungai Nil.

Ibnu Battuta sungguh terkesan melihat pelabuhan Alexandria dan menurutnya Alexandria yakni satu dari lima kawasan paling menakjubkan yang pernah beliau kunjungi. Saat itu Alexandria merupakan pelabuhan yang sangat sibuk dengan banyak sekali aktifitas dan berada di bawah kendali Kerajaan Mamluk.

Setelah beberapa pekan di Alexandria lalu Ibnu Battuta singgah di Kairo beberapa dikala dan eksklusif melanjutkan perjalanannya ke Damaskus dengan pengawasan ketat dari Kerajaan Mamluk.

Di Damaskus Ibnu Battuta menghabiskan bulan Ramadhan dan menggunakan waktunya untuk mencar ilmu, berjumpa dengan beberapa guru, orang-orang berakal dan para hakim lokal.

Selama 24 hari di Damaskus, kemudian Ibnu Battuta melanjutkan perjalanannya ke Mekkah melalui Jalur Suriah. Sepanjang jalur itu Ibnu Battuta banyak mengunjungi daerah-kawasan suci.

Al-Khalil (Hebron), Al-Quds (Jerusalem), Bethlehem adalah beberapa tempat yang dikunjunginya. Selama seminggu di Jerusalem, Ibnu Battuta mengunjungi Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu.

Menjelang demam isu haji dimulai dan sehabis bulan ramadhan final, Ibnu Battuta meninggalkan Damaskus dan bergabung kembali dengan rombongan haji yang lain untuk melanjutkan perjalanannya ke Madinah.

Di bawah pengawasan Kerajaan Mamluk yang menjamin keselamatan para jemaah haji, maka Ibnu Battuta dan rombongannya mampu datang di Madinah dengan selamat. Setibanya di Madinah Ibnu Battuta tinggal selama empat hari lalu bergegas menuju Mekkah untuk melakukan ibadah hajinya.

Setelah menyempurnakan ritual hajinya, Ibnu Battuta tidak pulang ke Tangier namun ia memutuskan untuk melanjutkan pengembaraannya ke Irak dan Iran.

Dalam biografi ibnu battuta dimengerti bahwa sesudah pengembaraannya dari Irak dan iran, Ibnu Battuta kembali lagi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah Hajinya yang kedua. Garis besar perjalanan Ibnu Battuta berawal dari Maroko menuju Aljazair, Tunisia, Mesir, Palestina, Suriah dan datang di Mekkah.

biografi ibnu battuta
Rute Perjalanan Ibnu Battutah

Setelah mengembara ke Irak, Shiraz dan Mesopotamia Ibnu Battuta melakukan ibadah haji yang kedua dan tinggal di Mekkah selama tiga tahun.

Menjelajah Hingga Ke India

Kemudian dia pergi ke Jeddah dan melanjutkan perjalanan ke Yaman lewat jalur bahari kemudian singgah di Aden dan meneruskan perjalanannya ke Mombasa Afrika Timur.

Dalam biografi ibnu battuta, dimengerti bahwa pada tahun 1332 setelah dari Kulwa, Ibnu Battuta pergi ke Oman melalui Selat Hormuz, Siraf, Bahrain dan Yamama untuk kembali melakukan ibadah haji di Mekkah. Setelah itu Ibnu Battuta menetapkan untuk pergi ke India melalui Jeddah, tetapi ia berubah pikiran dan memutuskan untuk kembali mengunjungi Kairo, Palestina dan Suriah.

Setibanya di sana, Ibnu Battuta melanjutkan kembali perjalanannya ke Asia Kecil (Aleya) melalui jalur laut menuju Anatolia dan meneruskan petualangannya dengan melintasi laut hitam.

Setelah beberapa usang dan berada dalam perjalanan yang penuh ancaman, jadinya Ibnu Battuta datang di Turki lewat Selatan Ukraina. Ibnu Battuta kemudian meneruskan penjelajahannya ke Khurasan dan mengunjungi kota-kota penting seperti Bukhara, Balkh, Herat dan Nishapur. Ibnu Battuta melintasi pegunungan Hindukush untuk tiba di Afghanistan untuk berikutnya masuk ke India melalui Ghani dan Kabul.ibnu battuta, biografi, penjelajah dunia

Dia terus menyusuri Lahri (dekat Karachi Pakistan), Sukkur, Multan, Sirsa dan Hansi risikonya Ibnu Battuta tiba di Delhi. Selama bertahun-tahun di sana Ibnu Battuta disambut keramahan Sultan Mohammad Tughlaq.

Setleah kunjungannya di Delhi Ibnu Battuta kembali meneruskan perjalanannya melalui India Tengah dan Malwa lalu beliau memakai kapal dari Kambay menuju Goa.

Setelah mendatangi banyak kawasan sebelumnya, lalu Ibnu Battuta datang di Pulau Maladewa melalui jalur Pantai Malabar dan selanjutnya terus menyeberang ke Srilanka.

Ibnu Battuta masih terus melanjutkan penjelajahannya sampai mendarat di Coromandal dan kembali lagi ke Maladewa sampai hasilnya beliau berlabuh di Bengal dan mengunjungi Kamrup, Sylhet dan Sonargaon bersahabat Dhaka.

Berkunjung ke Aceh, Indonesia

Ibnu Battuta berlayar sepanjang Pantai Arakan dan kemudian Ibnu Battuta tiba di Aceh, Indonesia. tepatnya di Samudera Pasai. Di sana Ibnu Battuta tinggal selama 15 hari dan berjumpa dengan Sultan Mahmud Malik Zahir. Setelah kunjungannya di Aceh Ibnu Battuta kemudian meneruskan perjalannya ke Kanton lewat jalur Malaysia dan Kamboja.

Setibanya di Cina, Ibnu Battuta terus berpetualang ke Peking lewat Hangchow. Setelahnya Ibnu Battuta kemudian kembali ke Calicut dan dengan menggunakan kapal dia datang di Dhafari dan Muscat untuk meneruskan perjalanan kembali ke Iran, Iraq, Suriah, Palestina dan Mesir kemudian kembali beribadah haji untuk yang ketujuh kalinya di Mekkah pada November 1348 M.

Menjelajah ke Spanyol

Setelah ibadah haji terakhirnya itu Ibnu Battuta pulang ke kampung halamannya, Fez. Namun, perjalanannya tidak berhenti sampai di sana, setelah pulang ke Fez, Ibnu Battuta kembali mengembara ke negeri muslim yang lain seperti Spanyol dan Nigeria melintasi gurun sahara.

Tahun 1369 pada usia 65 tahun Ibnu Battuta meninggal dunia. Dalam biografi Ibnu Battuta dimengerti bahwa beliau meninggalkan warisan berharga bagi dunia berupa catatan perjalannya yang akan selalu diingat oleh umat insan yang berjudul Rihlah Ibnu batutah

Biografi Ustadz Arifin Inspirasi, Profil Dan Fakta Menarik Tentangnya

Biografi,  Biografi Tokoh Indonesia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Profil,  Tokoh Agama

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Ustadz Arifin Ilham. Dikenal dengan nama lengkap KH Muhammad Arifin Ilham. Ia ialah salah satu pendakwah populer di Indonesia yang mempunyai banyak jamaah. Ia juga ialah pendiri dari Majelis taklim ‘Adz-Dzikra’.

Biodata Ustadz Arifin Ilham

Biografi Ustadz Arifin IlhamNama : K.H. Muhammad Arifin Ilham

Lahir : Banjarmasin, 8 Juni 1969

Wafat : Malaysia, 22 Mei 2019

Orang renta : Nurhayati (ibu), Ismail Marzuki (ayah)

Saudara kandung : Mursidah, Fitriani, Qomariah, Siti Hajar

Istri : Rania Bawazier, Wahyuniati Al-Waly, Umi Akhtar

Anak: Amtaza Syahla Arifin, Alaa Hifzhiyah Arifin, Muhammad Alvin Faiz, Muhammad Amer Azzikra, Muhammad Azka Najhan

Biografi Ustadz Arifin Ilham Singkat

KH Muhammad Arifin Ilham lahir di Banjarmasin, 8 Juni 1969. Ia  yakni anak kedua dari lima bersaudara, dan beliau satu-satunya anak lelaki.

Ayah Arifin Ilham masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati, kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Setahun sesudah menikah, pasangan ini melahirkan putri pertama mereka tahun 1967. Karena anak pertama mereka perempuan, betapa bahagianya mereka ketika anak keduanya yaitu laki-laki.

Ibunya yang berjulukan Nurhayati mengatakan bahwa dikala hamil anak keduanya itu, beliau merasa biasa-umumsaja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya, berlainan dengan keempat putrinya, ketika dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif.

Tendangan kakinya pun sungguh kuat, sehingga sang ibu acapkali meringis menahan rasa sakit. Bayi yang lahir tanggal 8 Juni 1969 itu lalu diberi nama Muhammad Arifin Ilham.

Masa Kecil

Berbeda dengan keempat saudaranya lainnya, yang ketika lahir berat mereka rata-rata 3 kilogram lebih, bayi yang satu ini beratnya 4,3 kilogram dengan panjang 50 sentimeter. “Anehnya, bayi itu semenjak lahir sudah bergigi, yakni di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati.

Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun sudah bisa berlangsung dan tak usang sehabis itu ia mulai mampu berbicara. Setelah Siti Hajar, satu demi satu adik Arifin Ilham pun lahir. Yaitu, Qomariah yang lahir tanggal 17 Mei 1972 dan si bungsu Fitriani yang lahir tanggal 24 Oktober 1973.

Saat berusia lima tahun, Arifin Ilham dimasukkan oleh ibunya ke Taman Kanak-kanak Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin.

Arifin Ilham mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, dia itu orangnya itu babal. Ia baru mampu baca-tulis huruf Latin sesudah kelas 3,” kenang Arifin Ilham yang setiap kali mengatakan tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.

Sering Berkelahi

Dalam biografi Ustadz Arifin Ilham dimengerti bahwa saat bersekolah di SD Muhammadiyah, ia hanya bersekolah disana hingga kelas 3 dan dikeluarkan alasannya langgar melawan teman sekelasnya. Masalahnya, beliau tidak rela ada salah seorang temannya yang berbadan kecil diusik oleh teman sekelasnya yang bertubuhcukup besar.

Ia kalah adu alasannya adalah lawannya pendekar karate. Wajahnya bonyok dan bibirnya sobek. Agar tidak adu lagi, oleh ayahnya, beliau lalu dipindahkan ke Sekolah Dasar Rajawali.

Rumah daerah tinggal orang bau tanah Arifin Ilham terletak di Simpang Kertak Baru RT 7/RW 9, kota Banjarmasin, sempurna di sebelah rumah neneknya, ibu dari ibunda. Sebagai pegawai Bank BNI 46, ayahnya kerap kali bertugas ke luar kota Banjarmasin, kadang kala hingga dua-tiga bulan.

Ayahnya mengakui bahwa ia tidak banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga akibatnya yang banyak berperan mendidik Arifin Ilham ialah istri dan ibu mertuanya.

Ia mengungkapkan bahwa cara mendidik kedua orang renta itu keras sekali. “Baik Mama maupun Nenek bila menghukum sukanya mencubit atau menghantam. Dua-duanya turunan, jika nyubit maupun memukul keras dan sakit sekali,”

Titik Balik Kehidupan Ustadz Arifin Ilham

Ustadz Arifin Ilham tergolong seorang penyayang binatang. Di rumah ibu angkatnya di Jakarta, dia banyak memelihara binatamg, antara lain burung hantu, monyet, dan ayam kate. Awal April 1997, dia diberi seekor ular hasil tangkapan warga kampung yang didapatkan di semak belukar.

Karena kurang hati-hati ustadz populer ini pernah digigit binatang melata. Namun, beliau tidak menyadari bila dirinya keracunan. Sewaktu dalam perjalanan dengan mengendari mobil, beliau pun merasakan sesuatu yang tidak biasa, tubuhnya terasa panas, meradang, dan membiru.

Biografi Ustadz Arifin Ilham

Melihat kondisi Arifin Ilham yang demikian, ibu angkatnya Ny Cut mengambil alih kemudi, menuju rumah sakit terdekat. Namun, beberapa rumah sakit menolak dengan argumentasi peralatan medis yang tidak mencukupi.

Bahkan sejumlah dokter di beberapa rumah sakit tersebut memvonis, umurnya tinggal satu persen. Karena sulitnya menerima tunjangan selama 11 jam, keadaannya makin gawat. Detak jantungnya melemah.

Melihat keadaan anak angkatnya yang makin parah, Ny Cut menjajal mengunjungi RS Saint Carolus (Jakarta Pusat). Alhmadulilah pihak rumah sakit menerimanya. Arifin Ilham pribadi ditempatkan di ruang ICU.

Infus pun dipasang di tubuhnya. Untuk menolong tugas paru-paru, jantung, dan hatinya yang sudah sangat lemah, dokter memasukkan beberapa batang selang ke mulutnya.

Dengan dukungan Allah, sehabis satu bulan lima hari pihak rumah sakit menyatakan ia sudah melewati kurun kritis dan memasuki masa penyembuhan. Walaupun kondisinya sudah jauh lebih baik, Arifin Ilham mengalami pergeseran pada suaranya.

Menurut analisa dokter, hal ini disebabkan oleh pemasangan beberapa selang sekaligus dalam mulutnya untuk waktu yang cukup lama.

Tapi tidak ada yang mengenali planning Allah, justru dengan suaranya itu, Arifin Ilham menjadi lebih gampang diketahui para jamaah hanya dengan mendengar suaranya.

Pengalaman Spiritual

Seperti diceritakan Arifin Ilham, selama abad kritis, beliau menerima pengalaman spiritual yang sungguh hebat. Di alam bawah sadarnya beliau merasa berada di sebuah kampung yang sangat sunyi dan sepi. Setelah berjalan-jalan sekeliling kampung, ditemuinya suatu masjid, yang lalu dimasukinya.

Di dalam masjid ternyata telah menanti tiga shaf jamaah dengan mengenakan pakaian putih. Salah satu jamaah kemudian memintanya memimpin mereka berzikir, mengingat Allah SWT.

Keesokan harinya beliau kembali berimajinasi . Hanya saja sedikit berlawanan. Kali ini ia merasa berada di tengah kampung yang orangnya berlarian panik alasannya kehadiran beberapa orang yang dianggap sebagai jelmaan setan.

Melihat kehadirannya, para masyarakatpun berteriak dan meminta dirinya menjadi penolong mereka mengusir setan-setan tersebut. Hari selanjutnya dia kembali berimajinasi .

Kali ini beliau diminta oleh seorang bapak untuk mengobati istrinya yang sedang kesurupan. Mendengar permintaan bapak tersebut, Arifin Ilham bergegas, namun Allah berkehendak lain.

Istrinya ternyata sudah meninggal sebelum sempat ditolong Arifin Ilham. Berbekal pengalaman-pengalaman gaib yang ia alami, Arifin Ilham pun memantapkan hatinya untuk menjadi pengingat insan semoga tidak lupa berzikir.

Menjadi Penceramah

Banyak acara yang dilakukannya. Salah satu yang paling berkesan adalah memimpin zikir untuk para narapidana di Cipinang. Menurut Arifin Ilham, acara ini menunjukkan dampak yang sungguh dalam sehingga banyak di antara narapidana tidak mampu membendung air matanya, menyesali dosa-dosanya.

Meskipun banyak hujatan, pendiri majelis dzikir az-zikra ini juga sudah melaksanakan zikir di LP Nusakambangan, yang antara lain juga disertai oleh Tommy Suharto.

Ustadz Arifin Ilham Menikah

Di sinilah ia bertemu dengan Wahyuniati Al-Waly, seorang muslimah yang taat, yang lalu menjadi pendampingnya. Tidak berapa lama setelah konferensi itu, beliau bermimpin di depan Ka’bah dengan Yuni berdiri disampingnya dengan menggunakan baju putih higienis.

Dengan penasaran, pagi harinya ia menelpon Abah (panggilan Arifin Ilham untuk ayahnya), menanyakan ihwal mimpinya. Abahnya mengartikan bahwa Yuni adalah jodoh yang diberikan Allah kepadanya. Maka keduanya pun naik ke pelaminan pada 28 April 1998.

Dalam Biografi Ustadz Arifin Ilham, diketahui bahwa Yuni yang ternyata adik kelasnya di Fisipol Unas menilai sosok suaminya selaku seorang yang baik, romantis, penyayang, cendekia, dan besar lengan berkuasa landasan agamanya. Kemudian pada tahun 2010, beliau menikah lagi dengan perempuan bernama Rania Bawazier pada tahun 2010.

Biografi ustadz Arifin Ilham

Di tahun 2017, Ustadz Arifin Ilham menikah untuk ketiga kalinya. Istri ketiganya berjulukan Umi Akhtar yang diketahui merupakan seorang janda beranak dua.

Kebiasaan Ustadz Arifin Ilham

Dalam kesehariannya, Ustadz Arifin Ilham diketahui terbiasa bangun shalat tahajud tiap pukul tiga pagi hingga subuh. Sekalipun ia tidur cuma sekitar tiga jam, tetapi dikala berada di kendaraan menuju tempat acara zikir ia menyempatkan diri untuk tidur di mobil.

Setiap program zikir yang dipimpinnya selalu dipadati jamaah dari aneka macam kalangan dan status. Minimal, pemandangan ini terlihat dikala ia memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa di Perumahan Mampang Indah II, Depok.

Ustadz Arifin Ilham Meninggal Dunia

Pendiri majelis dzikir Az-Zikra ini diketahui menderita penyakit kanker kelenjar getah bening. Ia dikenali berulang kali masuk rumah sakit alasannya penyakit kankernya di Rumah Sakit di Malaysia.

Ustadz Arifin Ilham meninggal dunia di rumah sakiit Penang, malaysia pada tanggal 22 Mei 2019 pada pukul 23.20 waktu Malaysia.

Sebelum meninggal, Ustadz Arifin Ilham sempat menuliskan wasiat yang menyebutkan bahwa ketika wafat, beliau ingin dimakamkan di dekat sebuah masjid di wilyah Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat serta ingin dishalatkan sebanyak dua kali di dua masjid yang berbeda.

Biografi Ali Bin Abi Thalib, Kisah Khulafaur Rasyidin Terkenal

Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Tokoh Pemimpin

Ali bin Abi Thalib diketahui selaku salah satu Khulafaur Rasyidin. Dikalangan kaum muslimin, Nama Ali bin Abi Thalib sungguh populer. Ia ialah orang yang disebut selaku Assabiqunal Awwalun atau orang yang paling awal memeluk agama Islam.

Biografi Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib diketahui merupakan sepupu dari Nabi Muhammad SAW. Ia ialah anak dari paman Rasulullah SAW yang bernama Abu Thalib. Ali dikenal selaku khalifah keempat setelah Utsman bin Affan sekaligus khalifah terakhir dalam jajaran kekhalifahan Kulafaur Rasyidin.

Biodata Abi Thalib

Nama Ali bin Abi Thalib

Lahir

Mekkah, Arab Saudi, 15 September 601 M
Wafat Kufah, Irak, 29 Januari 661 M

Orang Tua Abu Thalib (ayah), Fatimah binti Asad (ibu)

Saudara Ja’far bin Abi Thalib, Aqil bin Abi Thalib, Thalib bin Abu Thalib, Tulayq ibn Abī Ṭālib, Fakhitah bint Abi Talib, Jumanah bint Abi Talib, Rayta bint Abi Talib
Istri Umamah binti Zainab, Fatimah az-Zahra, Fatimah binti Hizam, Asma binti Umays
Dikenal Khulafaur Rasyidin

Biografi Ali Bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Mekkah, kawasan Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 601 Masehi.

Beliau berjulukan asli Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak menyukainya dan memanggilnya Ali yang memiliki arti memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah. Ali mempunyai ayah berjulukan Abu Thalib yang juga merupakan paman dari Nabi Muhammad SAW. Ibu Ali Bin Abi thalib berjulukan Fatimah binti Asad.

Assabiqunal Awwalun

Ketika Rasullullah Saw. mulai membuatkan Islam, Ali saat itu berusia 10 tahun. Namun ia mempercayai Rasullullah SAW. dan menjadi orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak.

Masa remajanya banyak dihabiskan untuk berguru bareng Rasullullah sehingga Ali berkembang menjadi pemuda pintar, berani, dan bijak. Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali ibarat kunci untuk membuka gudang tersebut.

Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib, dimengerti bahwaa Saat Rasullullah SAW hijrah, Ali bin Abi Thalib menggantikan Rasullullah tidur di kawasan tidurnya sehingga orang-orang Quraisy yang hendak membunuh Nabi terpedaya.

Menikah Dengan Fatimah az Zahra

Setelah periode hijrah dan tinggal di Madinah, Ali bin Abi Thalib dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra.  Ia tidak hanya berkembang menjadi perjaka pintar, tetapi juga berani dalam medan perang.

Bersama Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa menjinjing kemenangan di banyak sekali medan perang seperti Perang Badar, Perang Khandaq, dan Perang Khaibar.

Setelah wafatnya Rasullullah, muncul pertikaian perihal siapa yang hendak diangkat menjadi khalifah. Kaum Syiah yakin Nabi Muhammad telah menyiapkan Ali sebagai khalifah. Tetapi Ali dianggap terlalu muda untuk menjabat selaku khalifah.

Pada karenanya Abu Bakar yang diangkat menjadi khalifah pertama. Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, keadaan politik Islam menjadi berantakan. Atas dasar tersebut, Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah mendesak biar Ali segera menjadi khalifah.

Menjadi Khalifah / Khulafaur Rasyidin

Ali kemudian dibaiat beramai-ramai, membuatnya khalifah pertama yang dibaiat secara luas. Namun kegentingan politik membuat Ali mesti memikul tugas yang berat untuk menyelesaikannya.

Perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah disertai dengan merebaknya fitnah seputar ajal Utsman bin Affan menciptakan posisi Ali sebagai khalifah menjadi sukar.

Ali Bin Abi Thalib Wafat

Dalam Biografi Ali bin Abi Thalib seperti yang dikutip dari Wikipedia, diketahui bahwa ia meninggal di usia 63 tahun alasannya pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam. Pembunuh itu merupakan seseorang yang berasal dari golongan Khawarij (bandel).

Ali bin Abi Thalib menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah atau 29 Januari 661 Masehi. Ali dikuburkan secara belakang layar di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa dia dikubur di daerah lain.

Setelah Ali wafat, Hasan bin Ali yang merupakan anak tertua dari Ali kemudian melakukan Qisas atau hukuman mati kepada pembunuh ayahnya.

Kekhalifahan Sepeninggal Ali bin Abi Thalib

Sepeninggal Ali bin Abi Thalib, Hasan lalu dibaiat menjadi khalifah selanjutnya. Namun keputusan tersebut tidak diterima oleh Bani Muawiyah yang berikutnya melakukan pemberontakan.

Karena tak ingin terjadi perselisihan antara kaum muslimin, Hasan yang mempunyai sikap lunak kemudian melaksanakan kontrakdengan kaum Muawiyah. Kekhalifan kemudian diserahkan oleh Hasan terhadap kaum Muawiyah.

Selanjutnya bangku kekhalifahan dipegang secara turun temurun oleh keluarga Bani Umayyah dengan khalifah pertama Muawiyah. Dengan demikian berakhirlah kekhalifahan Kulafaur Rasyidin.

Biografi Bubuk Bakar Ash Shiddiq, Cerita Sang Khulafaur Rasyidin

Biografi Tokoh Dunia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Tokoh Pemimpin

Abu Bakar Ash Shiddiq dikenal sebagai Assabiqunal Awwalun atau orang yang paling permulaan memeluk agama Islam. Abu bakar juga ialah salah satu teman Rasullullah Saw atau Nabi Muhammad SAW. Ia juga juga khalifah pertama yang dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam.

Biodata Abu Bakar Ash Shiddiq

Nama Abu Bakar As Siddiq

Lahir

Mekkah, Arab Saudi, 27 Oktober 573 M
Wafat

Madinah, Arab Saudi, 23 Agustus 634 M
Orang Tua Uthman Abu Quhafa (ayah), Salma Umm-ul-Khair (ibu)

Istri Habibah bint Kharijah, Asma binti Umays, Ummi Ruman, Qutaylah bint Abd-al-Uzza

Anak Aisyah, Muhammad bin Abu Bakar, Asma’ binti Abu Bakar, Abdullah ibn Abi Bakr, Abdurrahman bin Abi Bakar, Umm Kulthum
Dikenal Khulafaur Rasyidin

Biografi Abu Bakar Ash Shiddiq

Abu Bakar Ash Shiddiq lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. pada 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama aslinya yakni Abdullah ibni Abi Quhaafah. Ayahnya berjulukan Uthman Abu Quhafa dan ibunya bernama Salma Umm-ul-Khair.

Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, Sahabat Rasulullah ini diketahui selaku seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang bakir serta dipercayai selaku orang yang bisa menafsirkan mimpi.

Sahabat Rasulullah SAW

Berdasarkan kondisi dikala itu dimana doktrin yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik perhatian bawah umur muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak.

Abu Bakar justru tergolong dalam mereka yang memeluk Islam dalam era permulaan dan juga berhasil mengajak masyarakatmekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam).

Abu Bakar berarti ‘ayah si gadis’, ialah ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya ialah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’).

Sumber lain menyebutkan namanya yaitu Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah ialah kunya atau nama panggilan ayahnya). Gelar As-Sidiq (yang diandalkan) diberikan Nabi Muhammad SAW sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash Shiddiq.

Assabiqunal Awwalun

Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang dideritanya cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia menemani Nabi dan bersama beliau menjadi satu-satunya teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi.

Menjelang wafatnya Rasullullah, Ia ditunjuk sebagai imam shalat menggantikannya. Hal ini diindikasikan bahwa Abu Bakar kelak akan mengambil alih posisi Nabi memimpin umat.

Khalifah Islam Pertama

Setelah wafatnya Rasullullah, maka lewat musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar. Hasil musyawarah ini lalu menentukan Abu Bakar selaku khalifah pertama, mengawali kala Khulafaur Rasyidin.

Ia menjadi Khulafaur Rasyidin atau Khalifah Islam pertama meski ditentang oleh sebagian muslim Syiah. Karena berdasarkan mereka Nabi pernah menentukan Ali bin Abi Thalib selaku penggantinya. Namun Ali bin Abi Thalib menyatakan setia dan mendukungnya sebagai khalifah.

Segera setelah menjadi khalifah, Ia banyak direpotkan oleh pemadaman pemberontakan dan pelurusan iman penduduk yang melenceng setelah meninggalnya Nabi.

Dalam kepemimpinannya sebagai khalifah, beliau memerangi Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong) yang mengklaim dirinya sebagai nabi gres mengambil alih Nabi Muhammad SAW. Sahabat Rasulullah ini juga memungut zakat kepada suku-suku yang tak inginmembayarnya sesudah meninggalnya Nabi Muhammad SAW.

Mereka berasumsi bahwa zakat ialah sebuah bentuk upeti kepada Rasullullah. Setelah usainya pemberontakan dan berbagai masalah internal, dia melanjutkan misi Nabi Muhammad menyiarkan syiar Islam ke seluruh dunia.

Abu Bakar Wafat

Ia menyuruh orang-orang kepercayaannya ke Bizantium dan Sassanid sebagai misi menyebarkan agama Islam. Khalid bin Walid juga berhasil menaklukkan Irak dan Suriah dengan gampang.

Beliau menjadi khalifah dalam jangka waktu 2 tahun. Abu Bakar Ash Shiddiq meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah. Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw. Selanjutnya posisi khalifah digantikan oleh Umar bin Khatab.

Biografi Muhammad Al Fatih (Mehmed Ii), Dongeng Penaklukan Konstantinopel

Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed,  Sejarah,  Tokoh Pemimpin

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Muhammad Al Fatih. Ia juga diketahui sebagai Sultan Mehmed II. Ia merupakan sultan Turki Utsmani yang berkuasa pada tahun 1444 – 1446 dan 1451 – 1481.

Ia diketahui dunia selaku penakluk Konstantinopel yang kurun itu dikuasai oleh kekaisaran Romawi Timur. Berikut profil dan biografi Muhammad Al Fatih dan kisahnya dalam penaklukan konstantinopel.

Biografi Muhammad Al fatih

Muhammad Al Fatih lahir dengan nama orisinil Mehmed bin Murad. Ia lahir pada tanggal 30 Maret 1432 di Edirne, ibu kota Turki Utsmaniyah.

Ayahnya berjulukan Sultan Murad II yang diketahui merupakan sultan Turki Utsmaniyah. Ibunya berjulukan Hüma Hatun yang merupakan istri keempat dari Sultan Murad II.

Sultan Mehmed diketahui dunia dengan nama Muhammad Al Fatih bermakna ‘Penakluk’. Orang Turki menyebut Sultan Mehmed dengan sebutan ‘Fâtih Sultan Mehmed Han II‘.

Naik Tahta di Usia 12 Tahun.

Di usia 11 tahun, ia dikirim oleh ayahnya untuk memerintah Amasya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq. Ia juga murid dari Molla Gürani. Ia juga diketahui sudah menguasai bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa.

Pada usia 12 tahun, Muhammad Al Fatih sempat naik tahta mengambil alih ayahnya, Sultan Murad II. Namun alasannya adalah serangan bangsa Honggaria periode itu menciptakan ayahnya Sultan Murad II kembali naik tahta dan memimpin pasukan turki memadamkan perlawanan Bangsa Honggaria kala itu.

Sultan Murad II memerintah Turki sampai kematiannya pada tahun 1451. Setelah ajal Sultan Murad II, Muhammad Al Fatih kembali naik tahta mengambil alih ayahnya yang sudah meninggal. Ia naik tahta pada usia 21 tahun.

Usaha Penaklukan Konstantinopel

Sejak dulu, Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berupaya menaklukkan Kostantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H di zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu ‘Anhu.

Akan namun, perjuangan itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan namun masih menemui kegagalan tergolong di zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H.

Awal abad ke-8 hijriyah, Daulah Utsmaniyah menyelenggarakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi nafas gres kepada perjuangan umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibentuk di zaman Sulthan Yildirim Bayazid dikala dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M.

Peluang yang ada telah dipakai oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinople secara kondusif kepada umat Islam. Akan tetapi, bisnisnya menemui kegagalan karena hadirnya perlindungan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.

Kemudian ayah Muhammad Al Fatih juga beberapa kali melaksanakan pengepuangan Konstantinopel tetapi berkali-kali mengalami kegagalan.

Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih sudah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Kostantinopel. Bahkan ia mengkaji perjuangan-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menjadikan keinginan yang berpengaruh baginya meneruskan keinginan umat Islam.

Ketika dia naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, ia telah mulai berpikir dan menyusun seni manajemen untuk menarik kota bandar tadi.

Ketika naik takhta, Sultan Muhammad Al Fatih secepatnya menemui Syeikh Semsettin untuk merencanakan bala prajurit untuk penaklukan Konstantinopel. Persiapan pun dilaksanakan. Sultan sukses mengumpulkan sebanyak 250 ribu prajurit.

Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan senantiasa diingatkan akan pesan dari Nabi Muhammad SAW terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam.

Pengepungan Konstantinopel

Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Muhammad Al Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Mehmed II atau Muhhamd Al Fatih berkhutbah mengingatkan wacana kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan keinginan kemenangan di hadapan Tuhan.

Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur’an mengenainya serta hadis Nabi Muhammad SAW ihwal pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua menawarkan semangat yang tinggi pada bala tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa terhadap Allah SWT.

Biografi Muhammad Al FatihPeperangan itu mengkonsumsi waktu selama 54 hari. Konstantinopel kepung secara besar-besaran oleh pasukan Turki Utsmaniyah dibawah komando Muhammad Al Fatih.

Pasukan turki utsmaniyah juga melaksanakan blokade maritim dengan ratusan kapal perang mengepung kota Konstantinopel. Sultan Muhammad Al Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran Konstantinopel yang era itu diperintah oleh kaisar Byzantium, Konstantinus XI Palaiologos.

Dalam mempertahankan Konstantinopel agar tidak jatuh ke tangan bangsa Turki, Kaisar byzantium dibantu oleh sejumlah pasukan dari Italia yang dipimpin oleh Giovanni Gustinianni.

Selama beberapa hari, Konstantinopel terus bertahan dari serangan besar-besaran bangsa Turki Utsmani. Kerajaan Byzantium dikeliling oleh benteng yang sungguh berpengaruh.

Usaha untuk menjebol benteng kerajaan Byzantium terus dilaksanakan oleh pasukan Turki Utsmani menggunakan pelontar kerikil serta pemanah untuk melemahkan pertahanan benteng. Kemudian memakai meriam untuk menjebol benteng kerajaan Byzatium.

Pasukan Turki Utsmani juga menggunakan meriam raksasa Turki yang diketahui dengan nama Meriam Basilica yang dibuat oleh Urban, seorang teknisi dari Hunggaria. Meriam raksasa ini mampu menembakkan bola watu dengan berat 272 kg dan diameter 63 cm sejauh sampai 2 kilometer.

Selain melakukan penyerangan melalui darat juga dijalankan penyerangan melalui maritim melalui armada bahari Turki Utsmani. Untuk melemahkan kekuatan benteng Byzantium, Pasukan Turki Utsmani juga menciptakan terowongan dalam tanah untuk meledakkan benteng dari bawah.

Kerajaan Byzantium dikenal mempunyai benteng yang kuat dan sungguh kuat. Selain itu, Kerajaan Byzantium juga mempunyai rantai raksasa yang membentang sepanjang 275 meter menutup akses masuk ke wilayah kerajaan Byzantium lewat Teluk Tanduk Emas (Golden Horn).

Ketika pengepungan dilaksanakan, Pasukan turki Utsmani tidak dapat melewati teluk tanduk emas sebab rantai raksasa yang membentang tersebut.

Strategi Al Fatih menaklukkan Konstantinopel yang paling diketahui dunia dengan memerintahkan pasukannya mempesona kapal mereka melewati darat melewati Teluk Tanduk Emas (Golden Horn).

Ratusan gelondongan kayu yang dilumuri minyak dipasang sebagai alas untuk memudahkan mempesona kapal melalui darat. Pekerjaan itu dikerjakan oleh pasukan Turki utsmani dalam satu malam.

Sehingga keesokan harinya mereka berhasil menyebrangkan sekitar 80 kapalnya melalui bukit di teluk Tanduk Emas. Setelahnya, Muhammad Al fatih kemudian memerintahkan pasukannya untuk melakukan serangan besar-besaran.

Serangan besar-besaran pasukan Turki Utsmani ini menciptakan pasukan Byzantium kerepotan. Mereka bertahan mati-matian menjaga benteng dari serangan Turki Utsmani.

Dalam serangan besar-besaran tersebut, Giovanni Giustiniani dari Genoa yang menolong kerajaan Byzantium terluka parah menciptakan pasukan Italia mundur ke pelabuhan.

Mundurnya pasukan Italia ini membuat pasukan kerajaan Byzantium bertahan sendiri hingga mati-matian dari serangan. Tak kuasa menahan serangan, benteng pertahanan kerajaan Byzantium kemudian mampu ditembus oleh pasukan Janisari milik Turki Utsmani.

Menguasai Konstantinopel

Kaisar Byzantium, Konstantinus XI Palaiologos bertempur sampai mati bareng pasukannya menjaga bentengnya. Sebagian Pasukan Byzantium yang lain memilih untuk mengalah.

Biografi Muhammad Al FatihPada tanggal 29 Mei 1453, Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih bareng dengan pasukan Turki Utsmani berhasil kota Konstantinopel dari kerajaan Byzantium.

Hal ini juga menandai jatuhnya kekaisaran Romawi Timur ke tangan pasukan Turki Utsmani. Ini juga menandai berakhirnya periode pertengahan.

Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih lalu mengganti nama Konstantinopel menjadi Istambul. Ia juga menyebabkan Istambul selaku ibukota negara dari kerajaan Turki Utsmani. Dan mengubah gereja Hagia Sopia menjadi Masjid.

Setelah penaklukan ini, Sultan Mehmed II lalu digelari selaku Fâtih Sultan Mehmed Han II atau Muhammad Al Fatih yang memiliki arti Muhammad Sang Penakluk. Orang Italia menjulukinya selaku La Grande Aquila yang bermakna Sang Elang Agung.

Ekspansi ke banyak sekali Wilayah

Setelah mengusai Konstantinopel, Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih mendirikan kekaisaran Turki Utsmani. Ia kemudian melanjutkan penaklukannya ke daerah Serbia pada tahun 1459.

Ia juga melakukan penaklukan di wilayah Morea. Setelah itu, Sultan Mehmed II mengarahkan pasukannya menaklukkan daerah Tepi Laut Hitam mencakup wilayah Trebizond dan Gazarian.

Dalam biografi Muhammad Al Fatih diketahui bahwa beliau juga menaklukkan wilayah Wallachia yang abad itu dikuasai oleh Vlad III Sang Drakula. Setelahnya, Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih menaklukkan banyak sekali wilayah di Eropa, seperti di Bosnia dan Karaman.

Dalam kepemimpinannya sebagai Sultan Kekaisaran Turki Utsmani, Muhammad Al Fatih diketahui alasannya adalah kebijakannya yang membebaskan rakyatnya dalam melaksanakan ibadah keagamaan sesuai keyakinannya masing-masing dan menjamin keamanannya.

Ia juga membangun banyak universitas, madrasah dan istana. Ia banyak berdiskusi dengan para ulama perihal masalah agama. beliau juga banyak mengundang para ilmuwan muslim ke Turki. Tak mengherankan jikalau era itu kekaisaran Turki Utsmani menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan di Eropa.

Muhammad Al Fatih Wafat

Setelah lama memerintah Kekaisaran Turki Utsmaniyah, Sultan Mehmed II atau lebih diketahui dengan Muhammad Al Fatih wafat alasannya adalah sakit.

Ia wafat pada tanggal 3 Mei 1481 di usia 49 tahun. Ia dimakamkan di daerah Masjid Fatih, Istanbul, Turki. Sepeninggal Muhammad Al Fatih, kekuasaan Turki Utsmani kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Bayezid II.

Biografi Thariq Bin Ziyad, Dongeng Panglima Islam Terkenal Penakluk Spanyol

Biografi,  Biografi Tokoh Dunia,  Biografi Tokoh Islam,  Feed

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Thariq bin Ziyad. Dalam sejarah Spanyol, dia diketahui dengan nama Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata). Namun dunia mengenal dirinya sebagai salah satu panglima islam populer yang berperan besar dalam penaklukan Spanyol dan mengembangkan panji-panji Islam di tanah Spanyol.

Profil dan Biografi Thariq bin Ziyad

Nama lengkap penakluk Spanyol ini ialah Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathufat bin Nafzau.

Ia adalah putra suku Ash-Shadaf yaitu penduduk asli daerah Al-Atlas, Afrika Utara. Thariq lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Asal-ajakan Thariq tidak dikenali secara niscaya.

Menurut sejarawan Syauqi Abu Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, ada yang menyebutnya selaku keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm.

Ada juga yang menyebutkan Thariq berasal dari bangsa Vandals. Namun, banyak sejarawan yang menilai beliau keturunan dari bangsa Berber.

Menurut Alwi Alatas, Thariq berasal dari keluarga muslim dan semenjak kecil telah dididik secara Islam oleh ayahnya pada abad kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya.

Ia ahli menunggang kuda, memakai senjata, dan ilmu bela diri. Setelah Rasulullah saw. wafat, Islam menyebar dalam spektrum yang luas. Tiga benua lama ialah Asia, Afrika, dan Eropa pernah merasakan rahmat dan keadilan dalam naungan pemerintahan Islam.

Tidak terkecuali Spanyol (Andalusia). Ini negeri di daratan Eropa yang pertama kali masuk dalam pelukan Islam di zaman Pemerintahan Kekhalifahan Bani Umaiyah.

Kondisi Spanyol Sebelum Kedatangan Thariq bin Ziyad

Sebelumnya, sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotic, Jerman. Raja Roderick yang berkuasa saat itu. Ia berkuasa dengan lalim. Ia membagi masyarakat Spanyol ke dalam lima kelas sosial.

Kelas pertama adalah keluarga raja, ningrat, orang-orang kaya, tuan tanah, dan para penguasa daerah. Kelas kedua diduduki para pendeta.

Kelas ketiga diisi para pegawai negara seperti pengawal, penjaga istana, dan pegawai kantor pemerintahan. Mereka hidup pas-pasan dan diperalat penguasa sebagai alat memeras rakyat.

Kelas keempat adalah para petani, pedagang, dan kalangan masyarakat yang hidup cukup lainnya. Mereka dibebani pajak dan pungutan yang tinggi. Dan kelas kelima yakni para buruh tani, prajurit rendahan, pelayan, dan budak. Mereka paling menderita hidupnya.

Akibat klasifikasi sosial itu, rakyat Spanyol tidak kerasan. Sebagian besar mereka hijrah ke Afrika Utara. Di sini di bawah Pemerintahan Islam yang dipimpin Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, kesamaan hak, keselamatan, dan menikmati kesejahteraan.

Para imigran Spanyol itu kebanyakan beragama Yahudi dan Katolik. Bahkan, Gubernur Ceuta, bernama Julian, dan putrinya Florinda yang dinodai Roderick ikut mengungsi.

Melihat kezaliman itu, Musa bin Nusair berencana ingin membebaskan rakyat Spanyol sekaligus memberikan Islam ke negeri itu. Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik memberi izin. Musa secepatnya mengirim Abu Zar’ah dengan 400 pasukan pejalan kaki dan 100 orang pasukan berkuda menyeberangi selat antara Afrika Utara dan daratan Eropa.

Legenda Penaklukan Thariq bin Ziyad

Setidaknya ada dua legenda wacana kedatangan Thariq bin ZIyad ke Al-Andalus. Legenda itu sebagai berikut:

Legenda Wanita Tua. Saat Thariq baru membebaskan Kota Algeciras, ada seorang wanita renta yang meminta untuk bertemu Thariq. Setelah diizinkan oleh Thariq, perempuan renta ini menuturknan kisahnya bahwa ia dahulu memiliki seorang suami.

Suaminya senantiasa menyampaikan bahwa sebuah hari nanti, negeri ini akan ditaklukkan oleh seorang jenderal asing. Jenderal ini memiliki kening yang mencolokdan tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada bahu kirinya.

Mendengar itu, Thariq segera membuka bahu bagian kirinya yang ternyata memang memiliki tanda yang sama seperti yang dituturkan perempuan tersebut. Pasukan Thariq pun kagum.

Legenda Istana 27 Gembok. Kerajaan Visigoth memiliki satu istana yang sungguh indah di Toledo dan memiliki 27 gembok. Raja-raja sebelumnya selalu berpesan bahwa apapun yang terjadi, istana itu dihentikan dimasuki satu orang pun.

Setiap raja yang baru bahkan menambahkan satu gembok sehingga ada 27 gembok. Saat Roderick naik tahta, dia sangat penasaran dengan isi istana itu. Pada suatu hari, ia membongkar semua gembok yang ada dan memasuki istana itu.

Ternyata, di dalam istana itu terdapat suatu ruangan lagi yang dikunci. Setelah membongkar kunci ruangan itu, Roderick kembali memasuki ruangan yang lebih dalam lagi.

Ternyata di dalam ruangan itu ada sebuah perkamen yang berisi lukisan orang-orang yang sedang menunggang kuda. Mereka memakai baju yang bergairah, penuh abu, memakai sorban di kepalanya, dan pedang mereka melengkung. Di sana juga terdapat suatu tulisan,

…Kapan pun ruang tunjangan ini dilanggar dan mantra yang terdapat pada guci ini dilanggar, orang-orang yang terlukis pada guci ini akan menyerbu Andalusia, menggulingkan singgasana rajanya, serta menduduki seluruh negeri”

Roderick ketakutan sesudah membaca itu dan meyakini bahwa bencana akan menimpa dirinya.

Ekspedisi Penaklukan Andalusia (Spanyol)

Ramadhan 91 Hijriah atau 2 April 710 Masehi, Abu Zar’ah meninggalkan Afrika Utara memakai 8 kapal dimana 4 buah adalah perlindungan Gubernur Julian.

Tanggal 25 Ramadhan 91 H atau 23 April 710 H, di malam hari pasukan ini mendarat di sebuah pulau kecil dekat Kota Tarife yang menjadi target serangan pertama.

Di petang harinya, pasukan ini berhasil menaklukan beberapa kota di sepanjang pantai tanpa perlawanan yang bermakna. Padahal jumlah pasukan Abu Zar’ah kalah banyak. Setelah penaklukan ini, Abu Zar’ah pulang.

Keberhasilan ekspedisi Abu Zar’ah ini membangkitkan semangat Musa bin Nusair untuk menaklukan seluruh Spanyol. Maka, ia memerintahkan Thariq bin Ziyad menjinjing pasukan untuk penaklukan yang kedua.

Pendaratan Pasukan Islam di Spanyol

Dalam biografi thariq bin ziyad diketahui bahwa pada hari senin, 3 Mei 711 M, Thariq membawa 70.000 pasukannya menyeberang ke daratan Eropa dengan kapal. Sesampai di pantai wilayah Spanyol, ia mengumpulkan pasukannya di suatu bukit karang yang kini dikenal dengan nama Gibraltar. Dalam bahasa Arab disebut “Jabal Thariq”, Bukit Thariq.

Thariq bin Ziyad lalu berdiri di depan pasukannya. Ia memerintahkan pasukannya aben semua armada kapal yang mereka miliki.

Pasukannya kaget. Mereka mengajukan pertanyaan, “Apa maksud Anda?” “Kalau kapal-kapal itu dibakar, bagaimana nanti kita bisa pulang?” tanya yang lain.Dengan pedang terhunus dan kalimat tegas, Thariq berkata..

…Kita datang ke sini bukan untuk kembali. Kita hanya memiliki dua opsi adalah Menaklukkan negeri ini kemudian tinggal di sini atau kita semua binasa..!!

Kini pasukannya paham. Mereka menyambut panggilan jihad Panglima Perang mereka itu dengan semangat berkobar.

Lalu Thariq melanjutkan briefingnya dan lalu berpidato …

“…Wahai seluruh pasukan, kalau sudah begini ke mana lagi kalian akan lari? Di belakang kalian ada laut dan di depan kalian ada musuh. Demi Allah swt., satu-satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan ketabahan. Hanya itu yang mampu kalian unggulkan.

Musuh dengan jumlah pasukan yang besar dan persenjataan yang lengkap sudah siap menyongsong kalian. Sementara senjata kalian hanyalah pedang. Kalian akan terbantu jika kalian sukses merebut senjata dan peralatan musuh kalian.

Karena itu, secepatnya kalian mesti mampu melumpuhkan mereka. Sebab bila tidak, kalian akan memperoleh kesusahan besar. Itulah sebabnya kalian mesti lebih dahulu menyerang mereka agar kekuatan mereka lumpuh. Dengan demikian semangat juang kita akan bangkit.

Musuh kalian itu sudah bertekad lingkaran akan mempertahankan negeri mereka sampai titik darah penghabisan. Kenapa kita juga tidak bertekad bulan untuk menyerang mereka hingga mati syahid? Saya sama sekali tidka bermaksud menakut-nakuti kalian. Tetapi marilah kita galang rasa saling percaya di antara kita dan kita galang keberanian yang merupakan salah satu modal utama usaha kita.

Kita mesti bahu membahu. Sesungguhnya aku tahu kalian telah membulatkan tekad serta semangat selaku pejuang-pejuang agama dan bangsa.

Untuk itu kelak kalian akan menikmati kesenangan hidup, disamping itu kalian juga mendapatkan akhir pahala yang agung dari Allah swt. Hal itu alasannya adalah kalian telah mau menegakkan kalimat-Nya dan membela agama-Nya.

Percayalah, bergotong-royong Allah swt. adalah penolong utama kalian. Dan sayalah orang pertama yang mau memenuhi usul ini di hadapan kalian. Saya akan hadapi sendiri Raja Roderick yang sombong itu.

Praktis-mudahan aku mampu membunuhnya. Namun, kalau ada peluang, kalian boleh saja membunuhnya mendahului saya. Sebab dengan membunuh penguasa lalim itu, negeri ini dengan mudah kita kuasai. Saya yakin, para pasukannya akan ketakutan. Dengan demikian, negeri ini akan ada di bawah bendera Islam.”

Pertempuran Guadalete (Syudzunah)

Mendengar pasukan Thariq sudah mendarat, Raja Roderick menyiapkan 100.000 tentara dengan persenjataan lengkap. Ia memimpin pribadi pasukannya itu. Musa bin Nusair mengirim derma kepada Thariq cuma dengan 5.000 orang.

Biografi Thariq bin ZiyadSehingga total pasukan Thariq hanya 12.000 orang. Pada hari Ahad, 28 Ramadhan 92 H atau 19 Juli 711 M, kedua pasukan berjumpa dan bertempur di sekeliling Sungai Guadalate. Pertempuran itu diketahui dengan nama Pertempuran Syudzunah atau Pertempuran Guadalete.

Julian dan beberapa orang anak buahnya menyusup ke kubu Roderick. Ia menyebarkan kabar bahwa pasukan muslimin tiba bukan untuk menjajah, tetapi cuma untuk menghentikan kezaliman Roderick. Jika Roderick terbunuh, peperangan akan dilarang.

Usaha Julian sukses. Sebagian pasukan Roderick menawan diri dan meninggalkan medan pertempuran. Akibatnya barisan prajurit Roderick berantakan.

Thariq memanfatkan situasi itu dan sukses membunuh Roderick dengan tangannya sendiri. Mayat Roderick tengelam kemudian hanyat dibawa arus Sungai Barbate.

Terbunuhnya Roderick mematahkan semangat pasukan Spanyol. Markas pertahanan mereka dengan mudah dikuasai. Keberhasilan ini disambut bangga Musa bin Nusair. Baginya ini yaitu permulaan yang baik bagi penaklukan seluruh Spanyol dan negara-negara Eropa.

Setahun kemudian, Rabu, 16 Ramadhan 93 H, Musa bin Nusair bertolak menenteng 10.000 pasukan menyusul Thariq. Dalam perjalanan ia berhasil menaklukkan Merida, Sionia, dan Sevilla.

Sementara pasukan Thariq memabagi pasukannya untuk menaklukkan Cordova, Granada, dan Malaga. Ia sendiri membawa sebagian pasukannya menaklukkan Toledo, ibukota Spantol ketika itu. Semua ditaklukkan tanpa perlawanan.

Pasukan Musa dan pasukan Thariq berjumpa di Toledo. Keduanya bergabung untuk menaklukkan Ecija. Setelah itu mereka bergerak menuju wilayah Pyrenies, Perancis.

Hanya dalam waktu 2 tahun, seluruh daratan Spanyol sukses dikuasai. Beberapa tahun lalu Portugis mereka taklukkan dan mereka ganti namanya dengan Al-Gharb (Barat).

Sungguh itu kesuksesan yang hebat. Musa bin Nusair dan Thariq bin Ziyad berniat menjinjing pasukannya terus ke utara untuk menaklukkan seluruh Eropa. Sebab, waktu itu tidak ada kekuatan dari mana pun yang bisa menghadap mereka.

Namun, niat itu tidak tereaslisasi alasannya Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik mengundang mereka berdua pulang ke Damaskus. Thariq pulang apalagi dahulu sementara Musa bin Nusair menyusun pemerintahan gres di Spanyol.

Thariq bin Ziyad Wafat

Setelah bertemu Khalifah, Thariq bin Ziyad ditakdirkan Allah swt. tidak kembali ke Eropa. Ia sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya di Damaskus, Suriah pada tahun 720 M. Tidak diketahui banyak bagaimana akhir-selesai dari kehidupan Thariq bin Ziyad.

Namun Thariq bin Ziyad telah menorehkan namanya di lembar sejarah selaku putra asli Afrika Utara muslim yang menaklukkan daratan Eropa.

Itulah profil dan biografi thariq bin ziyad dan sejarah penaklukan spanyol oleh pasukan islam. Semoga isu ini bisa berguna bagi para pembaca.