HOS Cokroaminoto dikenal sebagai seorang satria nasional. Ia ialah merupakan guru besar dari Ir Soekarno, Muso dan Kartosuwiryo. Ketiga muridnya ini kelak melahirkan tiga ideologi politik berlawanan yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Pendiri Partai Sarekat Islam ini juga disebut sebagau guru bangsa terhebat dari Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda bahkan menyebut guru bangsa ini sebagai Raja Jawa Tanpa Mahkota. Atas jasa-jasa dan usaha HOS Cokroaminoto, ia lalu dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Berikut profil dan biografi HOS Cokroaminoto dan cerita perjuangannya
HOS Cokroaminoto lahir dengan nama lengkap Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Ia lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada tanggal 16 Agustus 1882.
Ayahnya berjulukan RM Tjokroamiseno yang melakukan pekerjaan sebagai seorang pejabat pemerintahan. Sementara kakeknya bernama RM Adipati Tjokronegoro diketahui sebagai Bupati Ponorogo.
Riwayat Pendidikan HOS Cokroaminoto
Karena anak seorang pejabat pemerintahan maka sejak kecil dia mulai mengenyam pendidikan di sekolah Belanda. Sekolah tersebut khusus diperuntukkan untuk orang Belanda dan para pejabat pemerintahan.
Dalam biografi HOS Cokroaminoto yang ditulis dalam buku Memoria Indonesia Bergerak dikenali bahwa beliau menuntaskan pendidikannya di OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren).
Sekolah tersebut dikenal dengan Sekolah Administrasi Pemerintahan yang mencetak para pegawai-pegawai pemerintahan kolonial Belanda di Magelang pada tahun 1902.
Riwayat Pekerjaan HOS Cokroaminoto
Setelah lulus dari OSVIA, Ia lalu melakukan pekerjaan sebagai juru tulis patih di Ngawi. Tak lama lalu dia diangkat selaku pembantu utama Regen (Bupati) atau Patih di Ngawi.
Disini dia melihat kesewenang-wenangan orang Belanda terhadap kaum pribumi. Sejak kecil ia telah mengerti akan jiwa nasionalisme.
HOS Cokroaminoto diketahui menikah dengan Raden Ajeng Soeharsikin. Ia ialah puteri dari wakil bupati Ponorogo yang bernama Raden Mas Mangoensomo. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai anak bernama Siti Oetari dan Harsono Tjokroaminoto.
Pada bulan September tahun 1905, Ia berhenti dari jabatannya selaku seorang Patih bagian dari pegawai Belanda. Alasannya dia tidak puas dengan pekerjaannya alasannya dianggap sebagai budak dihadapan orang belanda dan kesewenangan kaum Belanda kepada kaum pribumi lainnya.
Keputusan HOS Cokroaminoto ini ditentang oleh keluarga dan mertuanya yang mengingkannya menjadi seorang birokrat. Walaupun begitu, Ia tetap pada keputusannya.
Ia kemudian pindah ke Surabaya. Disana dia melanjutkan pendidikannya di Burgerlijke Avondschool (Sekolah Teknik Mesin). Ia juga bekerja di Firma Coy & CO dari tahun 1907 hingga 1910.
Tahun berikutnya, ia lalu melakukan pekerjaan selaku seorang teknisi yang kemudian diangkat sebagai andal kimia di pabrik gula di wilayah Rogojampi, Jawa timur.
Sembari melakukan pekerjaan , Ia juga tekun menulis artikel pada harian Bintang Surabaya. Ia melakukan pekerjaan di Pabrik Gula sampai tahun 1902. Selanjutnya beliau kembali ke Surabaya dan bekerja di biro teknik.
Bergabung Dengan SI (Sarekat Islam)
Pada tahun 1912, Haji Samanhudi yang dikenal selaku pendiri dari Sarekat Dagang Islam mengajaknya bergabung. HOS Cokroaminoto sejak awal menggemari Sarekat Dagang Islam sebab visi dari asosiasi tersebut.
Sarekat Dagang Islam bangun pada tahun 1905 merupakan perkumpulan pedagang-penjualIslam yang bermaksud menentang politik Belanda yang membiarkan banyaknya masuk pedagang gila sampai lalu menguasai sendi perekonomian rakyat kurun itu.
Ketika ia bergabung pada tahun 1912, beliau lalu mengubah nama Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam. Tujuannya biar Sarekat Islam tidak cuma bergerak dalam bidang ekonomi saja melainkan juga pada bidang politik.
Dibawah kepemimpinan HOS Cokroaminoto, Sarikat Islam diakui oleh pemerintah kolonial Belanda dan mempunyai badan hukum yang terperinci. Dalam kongresnya, Sarekat Islam bermaksud ingin merdeka dan mempunyai pemerintahan sendiri serta menyatukan seluruh bangsa Indonesia.
Lambat laun pengikut Sarekat Islam kian banyak. Hal ini dikarenakan HOS Corkroaminoto bisa mensugesti massa melalui pidato-pidatonya.
Guru Dari Ir. Soekarno, Musso, Kartosuwiryo
Ketika pindah ke Surabaya, Ia bersama dengan istrinya membuka indekos yang memuat para cowok pribumi. Di rumah HOS Cokroaminoto lah kemudian tinggal Ir. Soekarno, Kartosuwiryo, Musso, Alimin, Darsono sampai Semaun.
Ir. Soekarno, Kartosuwiryo, Musso, Alimin, Darsono, Semaun sampai Tan Malaka menganggap HOS Cokroaminoto selaku guru besar mereka. Di rumah itu, mereka dekat satu sama lain dan belajar banyak perihal semangat kebangsaan dari HOS Cokroaminoto.
Ir. Soekarno memilih berhaluan nasionalis kelak melahirkan pancasila selaku ideologinya, Kartosuwiryo memilih berhaluan islam kelak melahirkan DI/TII menentang Soekarno. Kemudian Musso, Alimin, Darsono dan Semaun memilih berhaluan komunis dan membentuk PKI yang lalu melaksanakan pemberontakan di Madiun.
Pada karenanya, Sarekat Islam yang dipimpinnya terpecah menjadi dua yaitu SI Putih yang tetap berhaluan Islam. Dan lalu SI Merah yang disusupi oleh paham komunis yang dibawa oleh Sneevliet dari Belanda.
Semaun, Darsono, Alimin dan Tan Malaka bergabung dengan SI merah. Sementara HOS Cokroaminoto lebih cenderung berpihak pada SI Putih.
Darsono dan Semaun kemudian dikeluarkan dari Sarekat Islam atas desakan dari Abdul Muis dan Haji Agus Salim. Setelah dikeluarkannya Semaun dan Darsono menciptakan Alimin dan Tan Malaka kecewa.
Perpecahan yang makin meruncing membuat SI merah yang berkedudukan di Semarang lalu berubah nama menjadi Sarekat rakyat.
Setelah mengeluarkan Darsono dan Semaun dari Sarekat Islam, HOS Cokroaminoto lalu mengubah nama SI menjadi Partai Sarekat Islam yang bermaksud untuk meraih kemerdekaan Indonesia.
Di kongres PSI, Cokroaminoto sekali lagi mengganti nama partainya menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) yang terperinci-jelas bermaksud menghendaki kemerdekaan Indonesia.
Selain aktif dalam aktivitas politik partai, HOS Cokroaminoto juga diketahui andal dalam seni Jawa, karawitan dan tarian. Ia juga kerap mengadakan latihan wayang orang di Taman Seni Panti Harsoyo.
HOS Cokroaminoto Wafat
Pada tahun 1934, Ia menghadiri kongres partai di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Namun sehabis menghadiri program tersebut, ia lalu jatuh sakit. Tak usang setelah itu, HOS Cokroaminoto lalu wafat pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakarta. Ia kemudian dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta.
[pullquote]…Jika kau ingin menjadi pemimpin besar maka menulislah mirip wartawan dan berbicara mirip orator – HOS Cokroaminoto.[/pullquote]
Selama hidupnya, HOS Tjokroaminoto sangat besar pengaruhnya bagi awal pergerakan kemerdekaan Indonesia dan juga bagi kaum pribumi abad itu. Ia juga menjadi guru sekaligus ilham bagi tiga tokoh besar Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Musso, dan Kartosuwiryo.
Karena pengaruhnya yang begitu besar ia bahkan sebut-sebut selaku “Ratu Adil”. Bahkan Belanda menyebut HOS Cokroaminoto sebagai De ongekvoonde koning van Java yang memiliki arti Raja Jawa tanpa mahkota.
Di tahun 1961, atas jasa-jasa dan usaha HOS Cokroaminoto terhadap Indonesia, maka pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Indonesia kepadanya.
TintaTeras.com – Profil dan Biografi Raden Saleh singkat. Nama Raden Saleh sebagai salah satu pelukis terbesar yang pernah dilahirkan di Indonesia. Namanya mungkin tidak setenar nama-nama pelukis legendaris Indonesia lain semisal Basuki Abdullah atau Affandi Masa hidup Raden Saleh yang terbentang jauh pada zaman penjajahan Belanda di permulaan periode ke-19.
Ketika nama Indonesia bahkan belum dilahirkan memang membuat nama Raden Saleh selaku penggagas atau perintis seni lukis modern Indonesia kurang dikenali.
Terlebih koleksi lukisan Raden Saleh yang kini dihargai hingga puluhan miliar rupiah sungguh jarang dipamerkan di tanah air. Kumpulan lukisan dan gambar karya Raden Saleh baru dipamerkan secara tunggal di Indonesia pada Juni 2012 kemudian di Galeri Nasional Jakarta.
Meski sosoknya kurang dikenal, banyak golongan sepakat bahwa Raden Saleh adalah pelukis pertama Indonesia yang memperkenalkan teknik seni lukis modern di nusantara.
Raden Saleh juga ialah Perintis Seni Lukis Modern Indonesia yang karya lukisannya yang banyak dipajang dan dikoleksi museum di Eropa. Berikut profil dan biografi Raden Saleh dan perjalanannya menjadi seorang pelukis paling terkenal sampai di Eropa.
Biografi Raden Saleh
Nama lengkapnya adalah Raden Saleh Syarif Bustaman lahir di Semarang pada tahun 1811 dari pasangan peranakan Arab dan Jawa. Ayahnya bernama Said Husein bin Alwi bin Awal dan ibunya berjulukan Raden Ayu Syarif Husein.
Sejak kecil Raden Saleh tinggal bersama pamannya berjulukan Raden Adipati Surohadimenggolo. Pamannya yaitu seorang Bupati Semarang yang populer bakir. Sang paman pernah menolong Thomas Stamford Raffles yang diketahui sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Pamannya membantu Gubernur Jenderal Hindia Belanda tersebut dalam menerjemahkan sejumlah teks dari kanon sastra klasik Jawa. Yang lalu dipakai Thomas Stamford Raffles sebagai bahan menulis buku terkenalnya ialah the History Of Java.
Pada 1822, Raden Saleh didaftarkan berguru di sebuah sekolah darah biru Pribumi yang baru dibuka di Cianjur, Jawa Barat. Berkat keluasan pergaulannya, Raden Saleh yang berbakat menggambar sudah terlihat sejak masih muda.
Ia mampu berkenalan dan belajar kepada AAJ Payen, pelukis keturunan Belgia yang didatangkan pemerintah Hindia-Belanda untuk melukis pemandangan Nusantara.
Belajar Seni Lukis di Belanda
Pada tahun 1829, atas usulan Payen pemerintah Hindia Belanda mengirim Raden Saleh ke negeri Belanda untuk belajar seni lukis. Pengalaman belajar serta hidup di negeri Belanda dan sejumlah negara Eropa lain kelak sangat menghipnotis gaya melukis dan ajaran seorang Raden Saleh.
Petualangan hidup Raden Saleh di Eropa dimulai di negeri Belanda. Lima tahun pertamanya di Eropa dipakai Raden Saleh untuk belajar banyak hal. Dari memperdalam bahasa Belanda sampai berguru teknik melukis potret pada pelukis istana kerajaan Belanda Cornelis Kruesemen.
Ia juga belajar melukis tema pemandangan pada Andris Bahan nama alat serta belajar melukis tema panorama pada Andries Schelfhout.
Perlahan nama Raden Saleh mulai diketahui penduduk Belanda. Selain berkesempatan menggelar pameran di Den Haag, Ia juga kerap diminta melukis potret sejumlah anggota kerajaan dan para pejabat Belanda. Tak jarang karya karya lukis Raden Saleh membuat penduduk Belanda terperangah.
Berpetualang di Jerman Hingga Perancis
Pada tahun 1839, pemerintah Belanda mengantarRaden Saleh untuk melaksanakan perjalanan artistik ke sejumlah negara Eropa. Ia berkunjung dan menetap beberapa bulan di Dusseldorf Frankfurt dan Berlin, Jerman.
Ia lalu mendatangi kota Dresden dan jatuh cinta dengan kota itu. Raden Saleh memutuskan tinggal di Dresden hingga sekitar lima tahun di kota itu. Di kota itu pula dia menjadi tamu kehormatan kerajaan Jerman.
Kehadirannya diterima baik kelompok aristokrat. Untuk pertama kali dalam hidupnya Raden Saleh merasa diperlakukan sederajat sebagai insan.
Situasi ini membuatnya leluasa mendapatkan lisan artistik dan rasa percaya dirinya selaku seniman. Raden Saleh juga tak ragu menunjukkan identitasnya selaku orang Asia, orang Jawa serta selaku seorang muslim.
Selama di Dresden, Raden Saleh menjalin persahabatan akrab dengan seorang bangsawan terpandang berjulukan Mayor Friedrich Anton Serres dan istrinya bernama Friederikadi Maxen.
Salah satu jejak persahabatan Raden Saleh dengan keluarga Serres mampu dilihat pada bangunan Mushola yang dibangun keluarga Serres di tempat bukit Mühlbach.
Mushola yang bernama Blaue Häusel itu memang dibentuk untuk menghormati Raden Saleh. Di mushola itu terdapat goresan pena Raden Saleh dalam bahasa Jawa dan Jerman berbunyi : “..Hormati Tuhan, Cintai Manusia.”
Terdorong oleh jiwa artistiknya, pada tahun 1845 Raden Saleh pergi ke Prancis dan menetap selama 5 tahun di kota pusat kesenian Eropa itu.
Wawasan seni dan pengetahuan Raden Saleh kian bertambah. Ia banyak menyerap efek gaya romantic pelukis legendaris Prancis, Eugene Delacroix yang kerap menonjolkan komponen drama dalam lukisan-lukisannya.
Pada 1846 bersama pelukis populer Perancis yang berjulukan Horace Vernet, Raden Saleh tinggal beberapa bulan di Aljazair. Di daerah koloni Perancis ini, Raden Saleh menerima ide untuk melukis adegan perkelahian binatang-hewan buas yang menjadi salah satu tema favorit lukisan-lukisannya.
Selama di Perancis, Raden Saleh juga menjadi saksi revolusi Prancis yang terjadi pada bulan februari 1848 di Paris. Peristiwa inilah yang ikut mempengaruhi pengetahuan kehidupannya. Raden Saleh dimengerti tiga kali menggelar festival lukisannya.
Karya-karyanya diterima baik oleh penikmat seni dan kritikus di negara itu. Saat hasilnya pulang ke Hindia Belanda pada tahun 1851, Raden Saleh yang sudah menjadi eksklusif baru. Raden Saleh bermetamorfosis sebagai insan dengan asumsi dan perilaku modern.
Raden Saleh Kembali ke Indonesia
Pulang dari Eropa dan tinggal di Batavia, Raden Saleh yang bekerja selaku pelukis dan konservator lukisan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Ia merasa terasing dengan lingkungannya.
Sebagai seorang yang menyerap budaya dan pendidikan Eropa, Oleh orang-orang Belanda di nusantara dia tetap dianggap sebagai seorang pribumi yang tidak sederajat dengan orang Eropa.
Sementara ketika mesti bergaul dengan warga pribumi baik dari golongan ningrat maupun rakyat jelata, Raden Saleh juga kesusahan menerima musuh bicara yang mampu mengimbangi tingkat wawasan dan pendidikannya. Kondisi ini menjadikannya sangat kesepian.
Pada tahun 1855 Raden Saleh menikah dengan Constancia von Mansfeldt. Ia ialah seorang janda kaya asal Jerman. Pasangan ini lalu membangun rumah glamor di kawasan Cikini.
Rumah manis yang diilhami gaya arsitektur istana Callenberg, di mana Raden Saleh pernah tinggal dikala di Jerman. Rumah tersebut sekarang masih bangun dan menjadi bagian dari Kompleks Rumah Sakit PGI.
Sayangnya sikap diskriminatif yang diterima Raden Saleh kemudian mengakibatkan dia bercerai dengan Constancia. Praktek diskriminasi yang dinikmati Raden Saleh mendorongnya menciptakan sejumlah karya lukis yang mengekspresikan kritik atas kolonialisme yang dijalankan Belanda di Bumi Jawa atau wilayah nusantara yang lain.
Nuansa kritik ini berdasarkan sejumlah pihak contohnya terasa pada lukisan penangkapan Diponegoro, Lukisan sebuah banjir di Jawa, dan lukisan pertandingan antara banteng dan singa.
Karya paling penting Raden Saleh yaitu lukisan bersejarah penangkapan Diponegoro sangat tersohor di Indonesia dan melahirkan banyak tafsir.
Dari tafsir yang mendukung Raden Saleh selaku penunjang kolonialisme, sampai tafsir sebaliknya yang menyebut lukisan itu sebagai bentuk kritik Raden Saleh terhadap praktik kolonialisme Belanda kepada tanah Jawa atau Nusantara.
Menikah Dengan Raden Ayu Danudirja
Pada tahun 1867, Raden Saleh menikah dengan Raden Ayu Danudirja. Ia yaitu gadis darah biru dari Keraton Yogyakarta. Mereka berdua kemudian pindah ke Bogor.
Menjelang final hayatnya, Raden Saleh sempat ditahan oleh penguasa kolonial Belanda. Hal ini sebab tuduhan bahwa Raden Saleh terlibat pemberontakan Gerakan Ratu Adil di Karawang Dan Bekasi pada tahun 1867.
Meski perjalanan hidupnya diwarnai ketidakpuasan dan kesepian, hidup Raden Saleh yang dilandasi semangat romantis dan ide kemanusiaan. Ini tetap menjadikan dirinya sosok yang dicintai dan dikagumi.
Raden Saleh Wafat
Saat Raden Saleh meninggal pada 23 April 1880, lebih dari 2 ribu orang yang berasal dari banyak sekali etnis dan kebangsaan mengantarkannya ke pemakaman di kampung Empang, Bogor.
Meski meninggal dikala ide-pandangan baru kebangsaan Indonesia belum dikenal, bibit-bibit semangat cinta tanah air yang ditunjukkan Raden Saleh mengilhami banyak golongan. Tak berlebihan kiranya jikalau sastrawan Pramoedya Ananta Toer menyebut Raden Saleh sebagai individu nasional pertama di nusantara.
TintaTeras.com – Profil dan Biografi Sultan Iskandar Muda singkat dan lengkap. Sultan Iskandar Muda merupakan hero nasional Indonesia dan salah satu raja yang paling terkenal di Kesultanan Aceh. Sultan Iskandar Muda ialah sultan yang paling populer yang berhasil membawa kesultanan Aceh ke puncak kejayaannya antara tahun 1607 hingga 1636.
Daerah kekuasaan kesultanan Aceh di abad pemerintahan Sultan Iskandar Muda sangat luas bahkan reputasinya selaku kerajaan Islam sangat populer sampai ke mancanegara.
Inggris, Belanda, Perancis dan Turki menaruh hormat pada kesultanan Aceh dan Sultan Iskandar Muda. Berikut profil dan biografi Sultan Iskandar Muda singkat dan perjuangannya dalam memimpin kesultanan Aceh.
Sultan Iskandar Muda dilahirkan di Bandar Aceh Darussalam kesultanan Aceh pada tahun 1590. Nama orisinil Sultan Iskandar Muda yaitu Perkasa Alam. Dilihat dari garis keturunannya, Sultan Iskandar Muda merupakan keturunan dari Sultan Alaudin al-Qahhar, Penguasa dari kesultanan Aceh yang berkuasa pada tahun 1537 sampai 1571.
Ibu Sultan Iskandar Muda berjulukan Putri Raja Indra bangsa, Sementara ayahnya bernama Sultan Mansyur Syah. Ketika mereka menikah upacara pernikahannya dijalankan secara besar-besaran.
Seperti yang diketahui sebelumnya semasa kecil sultan iskandar muda diketahui dengan nama Perkasa Alam ini lahir dan besar di lingkungan istana kesultanan Aceh.
Di usia muda Sultan Iskandar Muda mencar ilmu perihal agama kepada seorang ulama yang berasal dari Baitul Mukadis. Ulama tersebut bernama Teungku Di Bitai Yang dikenal sangat jago di bidang ilmu Falak dan ilmu Firasat.
Sultan Iskandar Muda juga mencar ilmu kepada beberapa ulama paling besar lengan berkuasa yang berasal dari Mekkah serta Gujarat India. Ulama tersebut yakni Syekh Abdul Khoir Ibnu Hajar, Syekh Muhammad Jailani Bin Hasan Ar-Raniri yang berasal dari Gujarat India serta Syekh Muhammad Zamani yang berasal dari Mekah Arab Saudi.
Istri Sultan Iskandar Muda bernama Putroe Phang. Iya ialah seorang putri dari Kesultanan Pahang yang berada di wilayah Malaysia.
Dikatakan bahwa Sultan Iskandar Muda membangun Gunongan untuk mengobati kesedihan istrinya yang selalu rindu akan kampung halamannya di Pahang. Dari pernikahannya dengan Putroe Phang, Sultan Iskandar Muda memiliki anak bernama Sultanah Safiatuddin dan Meurah Pupok.
Masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda naik selaku Sultan Kerajaan Aceh menggantikan Sultan Ali Riayat Syah yang mangkat. Dikutip dari buku Agama dan Perubahan Sosial (2001) yang ditulis oleh Djokosurjo disebutkan Pada kurun kepemimpinan Sultan Ali Riayat Syah, Kesultanan Aceh mengalami kekacauan internal serta ancaman dari bangsa Portugis.
Di situlah Sultan Iskandar Muda yang kurun itu masih dikenal dengan nama Perkasa Alam melancarkan perlawanan kepada Sultan Ali Riayat Syah tetapi perlawanan tersebut gagal dan Perkasa alam kemudian dipenjara.
Perkasa Alam yang kurun itu di penjara Kemudian memperlihatkan Sultan Ali Riayat Syah Bahwa kalau diizinkan memiliki sedikit pasukan serta senjata. Ia meyakinkan Sultan Ali Riayat Syah niscaya mampu menghalau Portugis dari tanah Aceh.
Pada kala itu tekanan Portugis sangat berpengaruh untuk dapat menguasai Aceh serta jalur jual beli Malaka. Sultan Ali Riayat Syah lalu menerima anjuran dari Perkasa alam.
Jalannya usaha sultan iskandar muda dimulai dari berbekal sedikit pasukan dan senjata yang diberikan oleh Sultan Ali Riayat Syah, Perkasa Alam dapat mengusir Portugis dari tanah Aceh di mana hal itu terjadi pada tahun 1606.
Hal inilah yang lalu menciptakan Perkasa alam atau Sultan Iskandar Muda kemudian disegani oleh Inggris serta Belanda. Pada tahun 1607, Perkasa alam atau Sultan Iskandar Muda lalu naik sebagai Sultan Aceh menggantikan Sultan Ali Riayat Syah yang mangkat. Sultan Iskandar Muda dikenal selaku orang yang pemberani, mahir serta para ulama.
Adapun langkah langkah Sultan Iskandar Muda dalam memperkokoh posisi dan kekuatannya di kesultanan Aceh yaitu dengan merangkul negeri-negeri di sekeliling kesultanan Aceh serta semua pelabuhan yang berada di sekitar Selat Malaka.
Semua ini beliau lakukan semoga tidak gampang terpengaruh oleh bangsa-bangsa ajaib Seperti bangsa Portugis, Inggris serta Belanda mirip yang dikutip dari buku Aceh Sepanjang Abad (1981) yang ditulis oleh Mohammad Said.
Kerajaan Aceh Mencapai Puncak Kejayaan
Kebijakan ketat diterapkan oleh Sultan Iskandar Muda di bidang jual beli serta ekonomi. Bandar dagang utama juga dibangun di Aceh kala itu serta Sultan Iskandar Muda juga menertibkan harga pasaran hasil bumi dan juga mengendalikan pergerakan orang-orang ajaib yang berada di Wilayah kesultanan Aceh.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda kesultanan Aceh melakukan penaklukan kawasan-tempat di sekitar Pulau Sumatera hingga sukses menguasai hampir sebagian besar pulau Sumatera abad itu.
Wilayah kerajaan Aceh dibawah kekuasaan Sultan Iskandar Muda diperluas bahkan sampai menguasai kawasan Semenanjung Malaya (Malaysia) mirip Malaka, Pahang, Johor, Perak sampai hingga ke Patani, Thailand.
Kesultanan Aceh juga diketahui mempunyai angkatan maritim yang sungguh tangguh yang berisikan ratusan kapal perang yang dilengkapi dengan meriam. Angkatan Daratnya pun tidak kalah handal.
Kesultanan Aceh kalah itu bahkan memiliki puluhan ribu tentara, ratusan pasukan gajah serta pasukan berkuda. Kekuatan militer kesultanan Aceh ini Portugis era itu mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran.
Hubungan Kesultanan Aceh dan Negara Di Eropa
Belanda yang periode itu juga ingin menguasai Selat Malaka mengalihkan perhatiannya ke Jawa serta Maluku dan menghormati kekuasaan kesultanan Aceh. Inggris bahkan meletakkan hormat terhadap Sultan Iskandar Muda Yang kalah itu sebagai rekan jualan kesultanan Aceh.
Raja Inggris masa itu yang bernama Raja James I bahkan mengantarkan hadiah kepada Sultan Iskandar Muda berupa sebuah meriam. Meriam tersebut lalu dinamakan selaku Meriam Raja James yang hingga kini masih terawat.
Meriam tersebut kini menjadi salah satu benda peninggalan Sultan Iskandar Muda dan Kesultanan Aceh. Salah satu peninggalan yang lain dari Kesultanan Aceh adalah Masjid Baiturrahman yang dibangun pada era Sultan Iskandar Muda.
Prancis sendiri menaruh hormat kepada Sultan Iskandar Muda dan kesultanan Aceh. Mereka bahkan mengirimkan delegasi Raja Perancis yang Turut serta mengantarkan kado berupa cermin yang sangat indah tetapi cermin tersebut pecah dalam perjalanan. Meskipun begitu Sultan Iskandar Muda tetap senang hati menerima hadiah belahan kaca cermin tersebut .
Kesultanan Aceh dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda juga Memiliki relasi yang baik dengan Kesultanan Utsmaniyah di Turki. Sultan Turki kala itu bernama Sultan Ahmed I bahkan mengantarkan suatu meriam sebagai hadiah atas kunjungan wakil dari kesultanan Aceh. Kesultanan utsmaniyah bahkan mengirimkan beberapa orang nya untuk mengajari kesultanan Aceh dalam bidang ilmu militer.
Serangan Melawan Portugis
Ancaman bangsa Portugis di Malaka ialah salah satu duduk perkara yang dihadapi oleh kesultanan Aceh. Sultan Iskandar Muda bareng dengan pasukan kesultanan Aceh kemudian melancarkan serangan pertama kepada Portugis di Malaka pada tahun 1615. Namun serangan tersebut mengalami kegagalan.
Pada tahun 1629 serangan kedua dilancarkan secara besar-besaran oleh Sultan Iskandar Muda menggempur pertahanan Portugis di Malaka.
Pasukan Portugis kalau itu hampir terkepung dan mengalah, Namun dukungan dari India serta beberapa kerajaan Melayu di Semenanjung Malaya yang sukses dihasut oleh Portugis membuat Serangan yang dilancarkan oleh Sultan Iskandar Muda dapat dipatahkan.
Sultan Iskandar Muda Wafat
Setelah perang besar melawan Portugis rampung, Kondisi kesehatan Sultan Iskandar Muda memburuk. Sultan Iskandar Muda kesannya wafat pada usia 43 tahun tepatnya pada tanggal 27 Desember 1636.
Ia lalu dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sultan Aceh Kandang XII, Banda Aceh. Atas jasa-jasanya, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional terhadap Sultan Iskandar Muda. Namanya juga bahkan diabadikan selaku nama Bandar Udara di Aceh serta beberapa nama jalan di Indonesia.
Sultan Iskandar Muda ialah Penguasa kesultanan Aceh besar dan paling populer dalam sejarah Kerajaan Aceh. Dia bahkan sanggup menjinjing kesultanan Aceh meraih puncak kejayaannya di Sumatera serta di Malaka.
Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Kesultanan Aceh lalu dipimpin oleh Sultan Iskandar Thani. Namun Ia tidak mampu menenteng kembali Kejayaan kesultanan Aceh ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa.
TintaTeras.com – Biografi Helmy Yahya. Ia sudah sungguh terlatih dalam dunia Broadcasting. Berbagai acara kuis sudah banyak beliau bawakan. Tak heran kalau Helmy Yahya dijuluki sebagai ‘Raja Kuis’. Berikut Biografi Helmy Yahya secara singkat dan perjalanannya hidupnya.
Anak : Rendy Farahody Yahya, Amerigo S. Yahya, Saskia Rachelly Yahya, Rahma Azzura Yahya.
Biografi Helmy Yahya
Helmy Yahya dilahirkan di wilayah Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan pada tanggal 6 Maret 1963. Helmy Yahya merupakan adik dari seorang politikus Golkar yang berjulukan Tantowi Yahya yang sekarang menjabat sebagai seorang duta besar di Selandia Baru. Saudaranya lainnya berjulukan Dalilah Yahya dan Wardia Yahya. Helmy Yahya merupakan anak keempat dari empat orang bersaudara.
Helmy Yahya terlahir dari keluarga yang mempunyai ekonomi pas-pasan. Ia merupakan anak dari pasangan (Alm.) H.M. Yahya Matusin dan Hj. Komariah Yahya.
Ayahnya hanya melakukan pekerjaan sebagai seorang penjualkaki lima yang mampu menyekolahkan anaknya meskipun dalam kondisi sakit sakitan.
Sadar bahwa kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan, Membuat Helmy Yahya belajar dengan keras untuk mengukir prestasi di sekolahnya alasannya adalah dengan itulah dia mampu menolong orang tuanya.
Helmy Yahya mengawali pendidikannya di SD Negeri 115 Palembang dan akhir pada tahun 1975. Setelah itu, beliau lalu melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Palembang dan lulus pada tahun 1978. Selanjutnya, Helmy Yahya kemudian bersekolah di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Palembang dan lulus pada tahun 1981.
Cerdas dan Berprestasi Sejak Di kursi Sekolah
Berbagai macam kontes mirip lomba puisi, pandai cermat, hingga berbagi kontes yang lain beliau pernah mengikuti sejak menginjak kursi Sekolah Dasar hingga beliau masuk Sekolah Menengan Atas. Uang kado yang diperoleh dari kontes tersebut ia gunakan untuk menolong orang tuanya dalam membiayai sekolahnya.
Helmy Yahya termasuk siswa yang berprestasi dan juga cerdas terbukti ia masuk dalam jajaran top 5 nasional siswa yang berprestasi di Indonesia. Helmy Yahya lulus SMA pada tahun 1981.
Prestasinya ini membuat beliau lalu ditawari untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya di Palembang. Walaupun menjadi dokter ialah cita-citanya sejak dia kecil tetapi Helmy Yahya menolak ajuan untuk kuliah di fakultas kedokteran tersebut alasannya terkendala biaya kuliah.
Helmy Yahya lalu menentukan untuk kuliah di IPB namun di sana beliau paksa berhenti karena kampus tidak menanggung biaya sehari-hari untuk mahasiswa, Hanya menanggung biaya uang pendidikan saja.
Kuliah di STAN dan Menjadi PNS
Helmy Yahya lalu mencari kampus yang menawarkan beasiswa secara penuh baik uang pendidikan sampai biaya sehari-hari. Helmy Yahya karenanya mampu kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jakarta yang dikala itu belum lama bangun. Disitu dia kuliah pada acara Program Diploma III.
Kuliah di STAN, Helmy Yahya menerima honor sebagai calon Pegawai Negeri Sipil. Namun nasib malang menimpanya. Saat gres pertama kali menerima gaji keesokan harinya ayahnya meninggal dunia.
Helmy Yahya kemudian tetap melanjutkan kuliahnya di STAN hingga lulus pada tahun 1984. Tamat kuliah dia sempat menjadi asisten dosen di STAN hingga tahun 1987.
Ia juga menjadi dosen di Akademi dan STIE YAI sampai tahun 1995 serta dosen di Dosen STIE Perbanas dari tahun 1996 hingga 1999.
Helmy juga sempat melakukan pekerjaan di Kantor Akuntan Mustafa Lubis dan menjadi Accounting dan Finance Manager Ireng Maulana Production. Helmy Yahya sempat melanjutkan kuliahnya kembali di STAN pada Program Diploma IV Akuntan dan sukses lulus pada tahun 1990.
Selain sebagai lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atau STAN, Helmy Yahya juga ialah lulusan Master of Professional Accounting di University of Miami Florida Amerika Serikat tahun 1992.
Terjun di Dunia Broadcasting
Walaupun mempunyai background di bidang keuangan dan tercatat sebagai seorang pegawai negeri sipil, Helmy Yahya banyak menghabiskan hidupnya di dunia broadcasting.
Dalam biografi Helmy Yahya dimengerti bahwa dia pertama kali terjun di dunia broadcasting pada tahun 1989 dalam acara kuis serba Prima, Gita Remaja serta Berpacu Dalam Melodi di TVRI yang dibuat oleh Ani Sumadi Production. Dimana ia bertugas selaku bagian dari pra-buatan hingga membuat soal untuk kuis.
Helmy Yahya juga menjadi floor director dalam kuis siapa dia pada tahun 1992 sampai tahun 1998. Di tahun 1997 ia kemudian masuk selaku tim kreatif sekaligus floor director dalam acara kuis huruf memiliki arti di ANTV.
Helmy juga menjadi Direktur Marketing Perusahaan Film Negara dari 2001 sampai 2002. Ia juga mendirikan PT Triwarsana bareng dengan Liem Siauw Bok dan Jody Suherman.
Dijuluki Raja Kuis
Banyak program kuis di aneka macam stasiun televisi swasta maupun pemerintah di mana Helmi Yahya terlibat di dalamnya mulai dari tahun 1989 sampai 2017. Puluhan program kuis sudah dimana Helmy Yahya terlibat didalamnya membuat ia lalu dijuluki selaku ‘Raja Kuis’.
Helmy Yahya juga menjadi produser di berbagai acara reality show yang tayang di televisi swasta. Ia juga muncul sebagai bintang iklan di beberapa iklan TV swasta semenjak tahun 2009.
Terjun ke Dunia Politik
Setelah lama terlibat di dunia broadcasting, Helmy Yahya lalu menjajal peruntungannya di dunia politik. Pertama kali ia mencalonkan diri sebagai kandidat wakil gubernur pada tahun 2008 di Provinsi Sumatera Selatan.
Namun dalam pilkada tersebut beliau mengalami kekalahan titik pada tahun 2010 beliau kembali mencalonkan diri selaku seorang calon Bupati dari partai PDI Perjuangan. Namun pada Pilkada tersebut dia kembali memperoleh kegagalan.
Menjadi Direktur Utama TVRI
Helmy Yahya juga mendirikan kursus Helmy Yahya Broadcasting Academy semenjak tahun 2009 yang terletak di Bandung Jakarta sampai Surabaya.
Pengalamannya yang banyak di dunia broadcasting membuat Helmy Yahya lalu diangkat selaku Direktur Utama TVRI pada tahun 2017. Namun pada awal tahun 2020, Helmy Yahya diberhentikan sebagai Direktur Utama TVRI oleh dewan pengawas.
Helmy yahya diketahu menikah sebanyak dua kali Istri Helmy Yahya yang pertama bernama Harfansi Yahya, mereka berdua menikah pada tahun 1986. Helmy Yahya lalu menikah untuk kedua kalinya dengan perempuan bernama Febriyani Sofyan pada tahun 2010. Dari pernikahannya tersebut dia dikarunia empat orang anak.
BJ Habibie dikenal dengan dengan nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie. Ia lazimdisapa dengan nama Rudy. Habibie merupakan salah satu orang yang paling jenius yang pernah dimiliki di Indonesia. Mantan presiden Indonesia ke III ini juga pernah memimpin kemajuan teknologi Indonesia.
Ia juga ialah laki-laki yang dikenal sungguh hebat dalam teknologi pesawat melayang. Karena kecerdasan yang dimilikinya dan jasanya dalam pertumbuhan teknologi Indonesia, Habibie lalu dikenal selaku ‘Bapak Teknologi Indonesia.
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie
Nama Panggilan
Rudy
Lahir
Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936
Wafat
Jakarta, 11 September 2019
Agama
Islam
Orang Tua
Alwi Abdul Jalil Habibie (Ayah), RA. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu)
Saudara
Junus Effendi Habibie, Alwini Karsum Habibie, Satoto Mohammad Duhri Habibie, Sri Sulaksmi Habibie, Sri Rahayu Fatima Habibie, Sri Rejeki Habibie, Ali Buntarman, Suyatim Abdurrahman Habibie
Istri
Hasri Ainun Besari Habibie
Anak
Ilham Akbar, Thareq Kemal
Biografi BJ Habibie
Masa Kecil BJ Habibie
Nama lengkapnya yaitu Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Ia dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra ialah Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama kerabat-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkannya semenjak kanak-kanak.
Habibie Ketika Remaja (yukepo.com)
Ia punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini diketahui sungguh pandai ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 sebab terkena serangan jantung dikala beliau sedang shalat Isya.
Tak usang sehabis ayahnya meninggal, Ibunya lalu memasarkan rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bareng anak-anaknya, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya.
Riwayat Pendidikan BJ Habibie
Karena kemauan untuk berguru, Ibunya lalu memasukkan anaknya yang diketahui hobi membaca ini Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak mencolokprestasinya, utamanya dalam pelajaran-pelajaran eksakta yang ialah salah satu keistimewaannya. Ia menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Karena kecerdasannya, Setelah akhir Sekolah Menengan Atas di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung), Ia tidak hingga final disana karena ia mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman.
Karena mengenang pesan Bung Karno ihwal pentingnya penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional adalah Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara saat Indonesia pada waktu itu masih meningkat .
Pada waktu itu pemerintah Indonesia dibawah Soekarno gencar membiayai ratusan siswa pandai Indonesia untuk bersekolah di luar negeri menimba ilmu disana. Ia ialah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara.
Dalam profil Habibie, diketahui bahwa dia kemudian menentukan jurusan Teknik Penerbangan dengan keutamaan Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH).
Pendidikan yang ditempuh Habibie diluar negeri bukanlah pendidikan kursus kilat tapi sekolah beberapa tahun sambil melakukan pekerjaan praktek.
[pullquote]…Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu, dan belajarlah menjadi pribadi yang berpengaruh dengan hal-hal jelek di hidupmu. – Bj Habibie[/pullquote]
Sejak permulaan Habibie hanya kepincut dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi rakyat Indonesia yang menjadi ide Soekarno dikala itu. Dari situlah timbul perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya ialah IPTN.
Ketika hingga di Jerman, Ia telah bertekad untuk sunguh-sangat dirantau dan mesti sukses, dengan mengenang jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang berguru di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang mempunyai paspor hijau atau swasta dari pada sobat-temannya yang lain.
Habibie Saat Di Jerman 1959. (muvila.com)
Perjuangan Habibie untuk meraih cita-citanya dilaluinya dengan penuh rintangan dan perjuangan. Musim liburan bukan liburan bagi dia justru potensi emas yang mesti diisi dengan cobaan dan mencari duit untuk berbelanja buku. Sehabis masa libur, semua acara disampingkan kecuali mencar ilmu.
Berbeda dengan sahabat-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan trend panas untuk melakukan pekerjaan , mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti cobaan.
Dalam biografi BJ Habibie, dimengerti Beliau menerima gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, ia mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Peran Habibie di Talbot selaku salah satu insinyur yang mendesain struktur atau rangka kereta api.
Pada dikala itu Firma Talbot memerlukan sebuah wagon yang bervolume besar untuk memuat barang-barang yang ringan namun volumenya besar. Talbot memerlukan 1000 wagon. Mendapat masalah seperti itu, Ia menjajal mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat melayang yang ia terapkan pada wagon dan kesudahannya sukses.
Setelah itu dia lalu melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen. Dan kemudian menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun di Indonesia. Setelah itu istrinya kemudian dia boyong ke Jerman. Disana hidupnya makin keras.
Di pagi-pagi sekali, Ia kadang kala mesti berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat keperluan hidupnya lalu pulang pada malam hari dan berguru untuk kuliahnya.
Istrinya Nyonya Hasri Ainun harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965, Ia mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan evaluasi summa cumlaude (Sangat tepat) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen.
Rumus Faktor Habibie
Rumus yang di dapatkan olehnya dinamai “Faktor Habibie” alasannya mampu menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat melayang sehingga beliau di juluki selaku “Mr. Crack“. Rumus atau Formula tersebut merupakan salah satu Prestasi Habibie yang paling populer. Pada tahun 1967, ia menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Penghargaan BJ Habibie
Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkannya diakui forum internasional di antaranya, Penghargaan Habibie diantaranranya ialah Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).
Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang nyaris setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, sarat kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi info.
Dalam perjalanan Hidupnya, Habibie dimengerti hanya setahun kuliah di ITB Bandung. Ia 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat melayang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Ia lalu bekerja di industri pesawat terbang ternama MBB Gmbh Jerman, sebelum menyanggupi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
BJ Habibie dan Pesawat Terbang N250 Gatot Kaca
Di Indonesia, Habibie menjabat selama 20 tahun sebagai Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT. Ia juga memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis. Pada tahun 1995, Ia sukses memimpin pengerjaan pesawat N250 Gatot Kaca yang merupakan pesawat produksi Indonesia yang pertama. Salah satu karya Habibie yang terkenal.
Pesawat N250 rancangan Habibie kala itu bukan sebuat pesawat yang dibentuk asal-asalan. Didesain sedemikian rupa olehnya. Pesawat N250 ciptaannya telah melayang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (perumpamaan penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, teknologi pesawat itu sungguh canggih dan dipersiapkannya untuk 30 tahun kedepan.
Ia memerlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi rancangan awal. Pesawat N250 Gatot Kaca ialah satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang memanfaatkan teknologi ‘Fly by Wire’. Pesawat N250 Gatot Kaca telah melayang 900 jam menurutnya. Selangkah lagi masuk acara sertifikasi FAA (Federal Aviation Administration).
PT IPTN bahkan membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu, walaupun pada waktu itu banyak yang memandang remeh pesawat produksi Indonesia itu termasuk sebagian kelompok di dalam negeri.
[pullquote]…Saya bilang ke Presiden, kasih aku duit 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan sudah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat dari negara mereka! – BJ Habibie[/pullquote]
IPTN dibawah komandonya sudah mulai berjaya dan mempekerjakan 16.000 orang. Namun, datang-datang Presiden Soeharto memutuskan agar IPTN ditutup. Begitu pula dengan industri strategis lainnya. Hal ini dikerjakan ketika angin ribut krisis moneter melanda indonesia antara tahun 1996-1998.
Penyebab lain ditutupnya IPTN dikala itu adalah Indonesia mendapatkan perlindungan keuangan dari IMF (International Monetary Fund) dimana salah satu syaratnya yaitu menghentikan proyek pembuatan pesawat N250. Dimana pesawat ini merupakan pujian dan hasil kerja rakyat Indonesia.
Semua tenaga jago yang melakukan pekerjaan di IPTN dan industri strategis lain terpaksa menyebar dan bekerja di luar negeri, kebanyakan dari mereka bertebaran di berbagai negara, utamanya pabrik pesawat di Brazil, Canada, Amerika dan Eropa.
Presiden Republik Indonesia
Setelah ditutupnya IPTN, Habibie yang saat itu masih menjabat selaku Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) lalu diangkat menjadi wakil presiden Indonesia pada tanggal 14 maret 1998 mendampingi Soeharto dalam kabinet Pembangunan VII. Ia menjabat selaku wakil presiden hanya beberapa bulan saja sampai 2 mei 1998.
Gejolak politik jago serta reformasi yang dituntut oleh masyarakat Indonesia meraih puncaknya pada bulan Mei 1998. Lengsernya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 yang disertai pengumuman pengunduran dirinya.
Hal itu membuat Habibie kemudian resmi menggantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Beliau disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Selanjutnya, Pria yang dikenal selaku Bapak Teknologi Indonesia ini menjabat sebagai Presiden Indonesia ke III selama lebih dari satu tahun. Ia memegang jabatan presiden Indonesia dari tanggal 21 mei 1998 sampai 20 Oktober 1999.
Pada waktu itu, Ia mewarisi kondisi dimana Indonesia sangat kacau balau pasca lengsernya Soeharto dimana banyak terjadi kerusuhan serta banyaknya daerah yang menyatakan ingin lepas dari Indonesia.
Dalam pemerintahannya selaku Presiden, Ia menciptakan banyak keputusan penting. Salah satunya adalah melahirkan UU Otonomi tempat. Ia juga membebaskan rakyat dalam beraspirasi sehingga membuat banyak partai politik baru bermunculan.
Ia juga berhasil menekan nilai mata duit rupiah kepada dollar sampai dibawah 10 ribu padahal waktu itu nilainya pernah mencapai 15 ribu per dollar, dia juga melikuidasi beberapa bank yang berurusan.
Habibie Melepas Jabatan Presiden
Sampai balasannya beliau dipaksa pula lengser dari jabatan presiden Indonesia setelah sidang lazim MPR tahun 1999, Pidato Pertanggungjawabannya sebagai presiden ditolak oleh MPR.
Buku Habibe dan Ainun
Namun dalam buku biografi BJ Habibie yang berjudul ‘Detik-detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi‘, beliau menyampaikan bahwa masalah timor-timor yaitu ‘menghalangi stabilitas politik dan ekonomi’. Sehingga konflik dari timor-timor dapat mengganggu pelaksanaan Reformasi.
Jabatannya sebagai Presiden kemudian digantikan oleh K.H Abdurrahman Wahid (Gusdur). Ia pun kembali menjadi warga negara lazimdan kembali berdomisili di Jerman walaupun biasa juga pulang ke Indonesia.
Keteladanan BJ Habibie
Habibie juga merupakan sosok yang sungguh mencintai tanah airnya Indonesia. Ia rela kembali ke Indonesia merealisasikan mimpinya menciptakan pesawat melayang bagi tanah airnya untuk menghubungkan seluruh wilayah kepulauan Indonesia. walaupun dikala itu posisinya di Jerman juga sungguh penting dan sangat dikenal disana.
Ia juga dikenal merupakan sosok yang sangat visioner dan konsentrasi dengan maksudnya. Ia membangun Indonesia dengan teknologi melalui pesawat melayang. Salah satu keberhasilannya yaitu menciptakan pesawat N250 Gatot Kaca. Ia juga terkenal dengan perannya yang membangun aneka macam industri strategis di Indonesia dikala menjabat.
Ainun Habibie Wafat
[pullquote]…Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri aku. Ia ikuti kemana saja aku pergi dengan sarat kasih sayang dan rasa sabar. Saya ini gres tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu – BJ Habibie.[/pullquote]
Lama tak terdengar kabarnya, kemudian pada tanggal 22 Mei 2010, istrinya yakni Hasri Ainun meninggal di Rumah Sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman sebab penyakit kanker ovarium. Ainun Habibie meninggal pada hari Sabtu pukul 17.30 waktu Jerman atau 22.30 waktu Jakarta.
Kepastian meninggalnya Hasri Ainun dari kepastian Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota dewan perwakilan rakyat yang ditunjuk menjadi wakil keluarga BJ Habibie. Ini menjadi duka yang amat mendalam bagi Mantan Presiden ke III Indonesia ini. Termasuk Rakyat Indonesia yang merasa kehilangan.
Baginya, Ainun yakni segalanya. Ainun yaitu mata untuk menyaksikan hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap dongeng memiliki tamat, setiap mimpi mempunyai batas.
BJ Habibie Wafat
Bapak Teknologi Indonesia sekaligus Putera terbaik bangsa Indonesia BJ Habibie wafat pada tanggal 11 September 2019 di Rumah sakit RSPAD Gatot Soebroto. Ia wafat karena masalah jantung sehabis beberapa hari di rawat di rumah sakit.
Jenazah mantan presiden Indonesia ke III ini disemayamkan di Patra kuningan, Jakarta. Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta disamping makam istrinya.
Film Habibie dan Ainun
Pada Awal desember 2012, suatu film yang berjudul “Habibie dan Ainun” diluncurkan, film ini Mengangkat cerita konkret tentang romantisme kedua dikala cukup umur sampai menjadi suami istri dan ketika ajal memisahkan mereka.
Film yang diambil dari buku terlaris yang ditulis Habibie. Film ini di garap oleh dua sutradara ialah Faozan Rizal dan Hanung Bramantyo, dengan pemeran Reza Rahadian selaku Habibie dan Bunga Citra Lestari sebagai Ainun.
Karya Habibie
Beliau ialah spesialis dalam hal rangcang berdiri pesawat melayang. Salah satu karyanya yang paling diketahui di Indonesia yakni menciptakan pesawat melayang produksi Indonesia adalah N-250 Gatot Kaca yang berhasil terbang.
Beliau juga pernah mendesain dan membangun VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31, Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130, Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ), Airbus A-300 untuk 300 penumpang serta pesawat CN – 235. Selain itu dia juga berpartisipasi dalam membangun Helikopter BO-105, Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
TintaTeras.com – Biografi Basuki Hadimuljono. Saat ini dia diketahui selaku Menteri Pembangunan dan Perumahan Rakyat masa Joko Widodo. Pembangunan besar-besaran dijalankan secara merata di Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi yang dieksekusi oleh Basuki Hadimuljono selaku Menteri Pembangunan dan Perumahan Rakyat.
Tak heran kalau Basuki Hadimuljono disebut sebagai ‘Deandels’ dari Indonesia. Deandels ialah Gubernur Jenderal pada kurun Hindia Belanda yang melaksanakan pembangunan infrastruktur di daerah Jawa. Seperti itulah publik menilai Basuki Hadimuljono selaku Menteri Pembangunan dan Perumahan Rakyat. Berikut profil dan biografi Basuki Hadimuljono.
Basuki Hadimuljono dilahirkan pada tanggal 5 November 1954 di Surakarta, Jawa Tengah. Ia ialah anak keempat dari delapan bersaudara.
Ia terlahir dari keluarga militer. Ayahnya ialah seorang tentara yang senantiasa berpindah-pindah ketika bertugas. Sehingga Basuki kecil kala itu sering mengikuti ayahnya dikala pindah tugas.
Riwayat Pendidikan Basuki Hadimuljono
Basuki Hadimuljono mengawali pendidikannya di Sekolah Dasar Xaverius 4 Palembang ketika ayahnya bertugas di Sumatera. Sekolah tersebut juga ialah sekolah dari Tito Karnavian.
Setelah lulus Sekolah Dasar, beliau masuk SMP di kota yang serupa ialah Palembang. Namun sebelum lulus Sekolah Menengah Pertama di Palembang, dia pindah ke Papua mengikuti ayahnya bertugas disana dan menuntaskan sekolahnya disana.
Ia lalu melanjutkan Sekolah Menengan Atas nya di Papua namun belum sebelum lulus, dia pindah ke Surabaya. Disana, ia menyelesaikan pendidikan SMA nya di SMA Negeri 5 Surabaya, Jawa Timur.
Tamat dari SMA, Basuki kemudian diterima masuk di Universitas Gajah Mada di jurusan teknik geologi. Ia menuntaskan kuliahnya pada tahun 1979 di usia 25 tahun.
Berbekal ijazah selaku insinyur, dia diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kementrian Pekerjaan Umum. Disinilah, beliau menghabiskan karirnya sampai menjadi Menteri PUPR.
Selama menjadi pegawai Kementrian Pekerjaan Umum, Ia terlibat dalam dalam beberapa Proyek besar di kementrian pekerjaan umum seperti proyek Pengembangan Air Tanah Jawa Tengah di tahun 1981 hingga 1984, Proyek Pengembangan Air di Tanah Nusa Tenggara Timur dari tahun 1985 sampai 1993.
Prestasinya yang manis menciptakan Basuki Hadimuljono memilih melanjutkan pendidikan masternya di Civil Engineering, Colorado State University, Amerika Serikat. Ia lulus pada tahun 1989 di usia 35 tahun.
Setelah lulus, ia eksklusif melanjutkan pendidikan Doktornya di univeristas yang serupa adalah Colorado University. Ia menjangkau gelar Doktornya pada tahun 1992, ketika itu usianya 38 tahun.
Riwayat Karir Basuki Hadimuljono
Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau kembali mengabdi ke Kementrian Pekerjaan Umum. Ia pernah menjadi Pimpinan proyek dalam proyek Induk Pengelolaan Wilayah Sungai (PWS) Ciliwung Cisadane.
Prestasi serta pengabdiannya yang bagus dalam Kementrian Pekerjaan Umum membuat dia dinobatkan selaku pegawai teladan saat dia berusia 41 tahun.
Karirnya menanjak naik seiring umurnya yang bertambah. Ia menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, kemudian diangkat selaku Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, dan lalu menjadi puncaknya jadi Direktur Jenderal Penataan Ruang di Kementerian Pekerjaan Umum.
Dari tahun 2001 hingga 2005, beliau beberapa kali mendapatkan penghargaan dari pemerintah seperti Satyalancana Karya Satya X dan XX, Satyalancana Pembangunan, Satyalancana Wirakarya.
Pada era pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Basuki Hadimuljono diandalkan dalam merehabilitasi insfrastruktur Pasca tragedi Tsunami di Aceh. Disini, dia menerima penghargaan Satyalancana Kesejahteraan Sosial Pasca Tsunami NAD.
Kemudian dikala insiden lumpur Lapindo timbul, dia menjadi salah satu anggota dalam tim penanggulangan lumpur Lapindo, di Porong, Siodoarjo, Jawa Timur. Setelah itu beliau lalu menjadi dipercaya menanggulangi Kerawanan Pangan yang terjadi di distrik Yahukimo, Papua.
Kemudian dia juga masuk dalam tim yang mengurus kerusakan jalan tol Purbaleunyi, Bandung, Jawa Barat. Tak heran jika pengalamannya sangat banyak. Ia lebih banyak berada di lapangan dibandingkan dengan di belakang meja kantornya.
Menjadi Menteri Pekerjaan Umum
Ia menghabiskan karirnya di Kementrian PUPR selama 31 tahun. Pengabdiannya itu juga diganjar penghargaan berbentukSatyalancana Karya Satya XXX pada tahun 2014.
Ketika Joko Widodo terpilih sebagai presiden Indonesia terpilih pada tahun 2014, beliau menunjuk Basuki Hadimuljono selaku Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Selama menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono banyak menuntaskan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang yang sangat gencar dicanangkan oleh Pemerintahan Joko Widodo.
Basuki Hadimuljono juga kerap bareng Joko Widodo meresmikan banyak proyek yang telah selesai dikerjakannya mirip pembangunan jalan, Gedung serta jembatan.
Tak heran jikalau dikala Presiden Joko Widodo kembali berkuasa pada tahun 2019, Basuki Hadimuljono kembali ditunjuk selaku Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat guna melanjutkan proyek-proyek pemerintah.
Fakta Unik Basuki Hadimuljono
Basuki Hadimuljono dikenal banyak prestasinya dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Selain itu dia dikenal selaku sosok yang sederhana dan punya keunikan tersendiri.
Faktanya, Walupun memiliki harta sebesar 18, 3 miliar rupiah, Basuki Hadimuljono ialah satu-satunya menteri yang masih menggunakan fitur SMS (Short Message Service) saat berkomunikasi ketika menteri lain sudah menggunakan fitur aplikasi Whatsapp dalam berkomunikasi.
Ia juga kerap duduk menikmati secangkir kopi di warung kopi sederhana serta terbiasa bermalam di hotel biasa meskipun ia ialah seorang Menteri. Basuki Hadimuljono juga ialah sosok yang akil memainkan alat musik khususnya drum.
Keluarga Basuki Hadimuljono
Basuki Hadimuljono diketahui mempunyai istri bernama Kartika Nurani. Dari pernikahannya tersebut, dia memiliki tiga orang anak berjulukan Dewi Mahamiani, Neil Andika serta Dira Mediani.
Itulah profil dan biografi Basuki Hadimuljono. Semoga postingan ini mampu berfaedah untuk para pembaca sekalian.
TintaTeras.com – Profil dan Biografi Idham Azis. Saat ini beliau menjabat sebagai Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia). Ia mengambil alih Tito Karnavian yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolri.
Idham Azis dikenal berpengalaman atau seorang ahli dalam bidang reserse serta anti teror. Prestasinya ialah sukses melumpuhkan teroris terkenal yakni Dr. Azahari di Malang. Berikut profil dan biografi Idham Azis dan perjalanannya menjadi seorang Kapolri.
Lahir : Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Januari 1963
Agama : Islam
Orang Tua : Abdul Azis (ayah), Tuti Pertiwi Azis (ibu)
Istri : Fitri Handari
Anak : Ilham Urane Azis, Irfan Urane Azis, Firda Athira Azis serta Pandu Urane Azis
Jabatan : Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)
Profil dan Biografi Idham Azis
Idham Azis dilahirkan pada tanggal 30 Januari 1963 di Kampung Salo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Ayahnya bernama Abdul Azis dan ibunya bernama Tuti Pertiwi Azis. Orang nomor satu di kepolisian ini ialah anak ke 2 dari 5 orang bersaudara.
Masa Kecil Idham Azis
Di daerah kelahirannya di Kampung Salo Kendari, Idham akrab disapa dengan sebutan Om Calli. Masyarakat sekitar mengenal Idham Azis sungguh sabar dan tekun.
Ia aktif bermain bersama sahabat sebayanya ketika kecil. Dimata keluarga dan orang terdekatnya, beliau dikenal selaku sosok yang giat dan sederhana.
Riwayat Pendidikan
Idham Azis memulai pendidikannya dengan bersekolah di SD 8 Kendari di kawasan Kampung Salo yang ketika itu masih berdinding papan dan beralaskan tanah.
Tamat dari sana pada tahun 1976, beliau lalu melanjutkan pendidikannya dengan bersekolah di Sekolah Menengah Pertama 2 Kendari. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama tahun 1979, dia melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Kendari.
Riwayat Karir di Kepolisian
Setelah lulus SMA pada tahun 1982, Idham Azis diterima masuk sebagai anggota kepolisian dan lulus Akademi Kepolisian pada tahun 1988.
Setelah lulus Akpol, beliau berpangkat Letnan Dua dan bertugas di Pamapta Kepolisian Resor Bandung di bagian Reserse. Hanya berselang satu tahun, ia naik jabatan selaku Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung sesudah itu dia menjabat selaku Kapolsek Dayeuhkolot Resor Bandung di tahun 1991.
Hanya 2 tahun saja tepatnya tahun 1993, Idham Azis naik jabatan sebagai Kepala Kepolisian Majalaya Resor Bandung Kepolisian Wilayah Priangan. Pangkatnya telah naik menjadi Letnan Satu Polisi.
Di tahun 1995, beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dengan pangkat Kapten Polisi. Pasca reformasi tahun 1999, Mayor Idham Azis pindah peran ke Polda Metro Jaya Jakarta selaku Kepala Unit VC Satuan Serse UM Direktorat Serse setelah itu menjadi Wakil Kepala Satuan Serse di Polda Metro Jaya.
Pada tahun 2001, dia menuntaskan meraih gelar master di bidang Kajian Ilmu Kepolisian (KIK) Universitas Airlangga. Karena prestasinya yang bagus, di tahun 2002 Idham Azis melanjutkan pendidikan kepolisiannya di Sekolah Staf dan Pemimpin (Sespim) Polisi Republik Indonesia.
Setelah menjadi perwira menengah di kepolisian, Idham Azis menjabat selaku Kasat I Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya lalu pindah ke Kasat III Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro jaya. Pangkatnya kurun itu AKBP (Ajun Kombes Polisi).
Tahun 2004, Idham menjabat sebagai Wakapolres Metro Jakarta Barat dan kemudian dipindahkan ke Sulawesi Tengah sebagai Inspektur Bidang Operasi Inspektorat Polda Sulawesi Tengah.
Pada tahun 2005, Idham menjabat selaku Kanit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror. Pada tahun itu juga, bersama dengan Tito Karnavian, Idham berhasil melumpuhkan teroris paling dicari di Indonesia yaitu Dr. Azahari pada tanggal 9 November 2005 di Batu, Jawa Timur.
Setelah itu, ia berangkat ke Poso bareng dengan Tito Karnavian mengusut masalah pemenggalan tiga gadis kristen yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Setahun selanjutnya yakni 2006, Idham Azis bergabung di Bareskrim Polri selaku Kanit IV Direktorat I/Keamanan & Transnasional.
Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror
Beberapa tahun selanjutnya tepatnya tahun 2008, Idham Azis diangkat selaku Kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88/Anti-Teror Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia.
Hanya beberapa bulan saja, dia lalu pindah tugas sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat sesudah itu menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum di Polda Metro Jaya pada tahun 2009.
Pengalamannnya di bidang reserse serta anti teror membuat Idham Azis menjabat selaku Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polisi Republik Indonesia tahun 2010.
Ia bertugas di Densus 88/Anti-Teror Polisi Republik Indonesia selama bertahun-tahun sesudah itu ia pindah peran selaku eksekutif Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri Tahun 2013. Pangkatnya kemudian naik menjadi Brigadir Jenderal Polisi.
Kapolda Sulawesi Tengah
Pada tahun 2014, Kapolri dikala itu adalah Jenderal Sutarman menunjukkan jabatan gres kepada Idham Azis sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
Dalam biografi Idham Azis diketahui bahwa dia ikut terlibat dalam operasi Camar Maleo menumpas kelompok teroris Santoso di Poso. Ia juga terlibat dalam operasi lanjutan adalah Operasi Tinombala yang dikerjakan oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian.
Setahun selanjutnya, terjadi penggantian Kapolri dari Jenderal Sutarman ke Jenderal Badrodin Haiti. Kapolri Badrodin Haiti kemudian memberikan mandat terhadap Idham Azis sebagai Inspektur Wilayah II Inspektorat Wilayah Umum Polisi Republik Indonesia.
Belum cukup setahun menjabat, Tito Karnavian naik sebagai Kapolri menggantikan Badrodin Haiti yang pensiun. Kapolri Tito Karnavian memperlihatkan posisi gres kepada Idham Azis sebagai Kepala Divisi Profesi & Pengamanan Polri di tahun 2016. Pangkatnya juga naik menjadi Inspektur Jenderal Polisi.
Kapolda Metro Jaya
Dua tahun kemudian, Kapolri Tito Karnavian mengangkat Idham Azis sebagai Kapolda Metro Jaya. Dua tahun kemudian, Idham Azis dimutasi menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia pada awal tahun 2019. Pangkatnya naik menjadi Komisaris Jenderal Polisi bintang tiga.
Menjadi Kapolri
Di penghujung tahun 2019, Tito Karnavian diberhentikan jabatannya selaku Kapolri oleh Presiden Joko Widodo. Presiden kemudian mengangkatnya selaku Menteri Dalam Negeri Indonesia.
Tak lama sesudah itu, Presiden menunjuk Idham Azis selaku Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) yang baru mengambil alih Tito Karnavian.
Setelah menuntaskan fit and proper test di DPR RI, Idham Azis dilantik oleh presiden Joko Widodo selaku Kapolri yang gres pada tanggal 1 November 2019. Pangkatnya kemudian naik menjadi Jenderal Polisi bintang empat.
Idham Azis menjabat selaku Kapolri selama 13 bulan saja alasannya adalah pada permulaan tahun 2021, Idham Azis akan memasuki periode pensiun dari Kepolisian.
Keluarga Idham Azis
Jenderal Polisi Idham Azis diketahui menikah dengan Fitri Handari. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai empat orang anak bernama Ilham Urane Azis, Irfan Urane Azis, Firda Athira Azis serta Pandu Urane Azis.