TintaTeras

Biografi Hari Darmawan, Pendiri Matahari Department Store Bermodal 1 Juta Rupiah

Biografi Pengusaha Sukses,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed

Hari Darmawan yang dikenal sebagai Pendiri Matahari Department Store. Ia juga ialah salah satu usahawan Indonesia. Nama Matahari Departement Store sangat terkenal sebagai salah satu perusahaan ritel dengan jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini Matahari Department Store berada dibawah naungan Lippo Group milik James Riady.

Biografi Hari Darmawan, Pendiri Matahari

Biografi Hari Darmawan

Mengenai Biografi dan Profil Hari Darmawan serta sejarah berdirinya Matahari Departement Store, Perlu diketahui bahwa Hari Darmawan lahir pada tanggal 27 Mei 1940 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Hari Darmawan tumbuh ditengah keluarga besar dimana ia mempunyai kerabat sebanyak 12 orang. Ayahnya bernama Tan A Siong yang dikenal selaku pebisnis keturunan Tionghoa di Makassar yang banyak berkecimpung dalam perjuangan produk pertanian.

Saat Hari Darmawan berusia lima tahun, ia telah melihat usaha keluarganya bangrut. Orang tuanya lalu membangun bisnisnya kembali dari nol, sehingga sejak kecil ia telah diajarkan oleh orang taunya perihal arti jerih payah, kesabaran dan pantang menyerah dalam berdagang.

Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengan Atas di Makassar, beliau kemudian merantau ke Jakarta. Di ibukota, dia berjumpa dengan jodohnya ialah Anna Janti yang merupakan puteri dari pemilik toko serba ada yang berada di wilayah Pasar Baru yang terletak di bibir kali ciliwung, Jakarta.

Mendirikan Toko Pakaian Mickey Mouse

Hari Darmawan dikala itu menikahi Anna Janti ketika berusia 18 tahun. Dari pernikahannya ini, mereka dikaruniai tiga orang anak ialah Susiawati, Herman dan Susan Darmawan. Hari lalu berbelanja toko milik mertuanya sebesar 1 juta rupiah dengan cara mencicil. Toko tersebut beliau namakan Mickey Mouse, yang beliau ambil dari nama tokoh komik di Disney Amerika.

Toko Mickey Mouse milik Hari Darmawan dan Anna Janti menjual baju impor dan serta baju buatan istrinya yang lalu diberi merk MM Fashion. Penjualan dari toko milik Hari Darmawan cukup baik, mereka mempunyai konsumen tersendiri.

Toko mereka memiliki saingan berat ialah De Zion yang terletak di sebelah toko mereka. Toko De Zion mempunyai konsumen tetap yang rata-rata ialah pejabat serta orang kaya. Sehingga Hari Darmawan berpikir keras bagaimana mampu mirip Toko De Zion.

Mendirikan Matahari Department Store

Pada tahun 1968, kesempatan besar terbuka bagi Hari Darmawan. Ia mendengar bahwa pemilik De Zion yang merupakan saingannya sedang mengalami kesusahan keuangan sehingga berencana memasarkan tokonya tersebut. Tak lama lalu Hari Darmawan sukses membeli toko tersebut, dia mengganti nama toko De Zion yang artinya ‘Matahari’ menjadi Toko Matahari.

Di toko barunya ini, Hari Darmawan mempunyai strategi penjualan yang bagus. Dengan pandai, beliau memajang produknya selengkap mungkin sehingga pelanggan yang tiba di tokonya mampu menentukan barang yang mereka suka pastinya dengan mutu yang terbaik serta harga yang paling murah.

Dengan desain pemasaran tersebut, Toko Matahari milik Hari Darmawan sukses mendapatkan banyak pembeli serta pelanggan tetap. Toko Matahari kemudian menjadi pencetus Department Store pertama di Indonesia.

Di tokonya, Hari menjual aneka macam macam kebutuhan sandang seperti busana dan celana yang lalu disusun dalam beberapa bab yang terpisah dalam bentuk counter. Sejak berdirinya, Toko Matahari milik Hari Darmawan terus menerus diserbu oleh hadirin yang dikenal sebagai tempat belanja yang terbaru dan tenteram bagi orang-orang di Jakarta.

Delapan tahun lalu, Hari Darmawan mulai membuka cabang tokonya di luar Jakarta yang diberi nama Sinar Matahari. Di tokonya tersebut, dia menjual bermacam-macam produk dari pakaian, alat elektro, suplemen, sepatu, kosmetik peralatan tulis hingga obat-obatan.

Biografi Hari Darmawan, Pendiri Matahari

Masa Keemasan Matahari Department Store

Matahari Department Store milik Hari Darmawan meningkat dengan pesat selaku toko serba ada yang terbaru dan hampir tanpa tentangan pada tahun 1990an. Masa itu diketahui selaku periode keemasan dari Matahari Department Store. Gencarnya pembangunan mal-mal baru di Jakarta membuat gerai gerai gres dari Matahari bermunculan. Pada tahun 1991, Hari berekspansi dengan membuka Supermarket Super Bazaar. Supermarket ini kemudian berganti nama menjadi Matahari Supermarket.

Hingga lalu muncul tentangan dari Matahari Department Store yaitu Ramayana Department Store milik Paulus Tumewu. Munculnya para pesaing menciptakan Hari Darmawan semakin bernafsu dalam menyebarkan Matahari Department Store. Hari Darmawan lalu melakukan pekerjaan sama dengan Leisure & Allied Industries dari Australia membuka wahana bermain Timezone pada tahun 1994.

Suatu terobosan yang cantik dari Hari Darmawan dalam membuka arena bermain Timezone. Ia sukses merebut hati para pelanggan dalam hal ini para orang tua yang tiba alasannya adalah mereka tak hanya berbelanja tetapi juga mengasyikkan anak mereka di area bermain Timezone.

Meskipun begitu, pesaing-pesaingnya juga kian banyak, menciptakan Hari Darmawan menjadi gencar dalam mencari dana segar untuk berinvestasi membuka gerai baru Matahari Department Store di banyak sekali sentra perbelanjaan yang baru dibangun.

Ia lalu menjual sejumlah sahamnya di lantai bursa dan sukses mendapatkan dana sekitar 400 miliar masa itu namun dirasa tidak cukup oleh Hari Darmawan dalam membangun 1000 gerai gres Matahari Department Store.

Saingan berat Matahari Department Store kurun itu tiba dari WalMart sebuah perusahaan ritel yang berasal dari Amerika. Di Indonesia Wallmart berada dibawah kontrol Lippo Group yang kurun itu dikendalikan oleh James Riady seorang bankir muda anak dari Mochtar Riady.

Meskipun begitu Hari Darmawan mau menerima tawaran pemberian modal dari James Riady. Apakah ini strategi dari James Riady untuk mencaplok Matahari Department Store milik Hari Darmawan?

Wal-Mart yang dikala itu dikendalikan oleh James Riady, berkompetisi ketat head-to-head dengan Matahari Department Store milik Hari Darmawan di sejumlah mal. Demi membendung serangan para pesaingnya, Hari Darmawan membuka Mega Matahari (Mega M).

Perusahaan Matahari Department Store milik Hari Darmawan berkembang pesat meninggalkan para pesainnya dengan sukses meraup omset senilai 2 triliun rupiah periode itu dan diketahui sebagai perusahaan ritel terbesar di Indonesia.

Menjual Matahari Department Store Ke Lippo Group

Tahun 1996 saat Matahari Department Store berada di puncak popularitas, Publik dibentuk terkejut dengan berita Hari Darmawan oke menjual sebagian besar saham Matahari Department Store ke James Riady lewat Lippo Group. Banyak pihak mengira, Hari Darmawan sengaja memasarkan Matahari Department Store karena terlilit utang terhadap Lippo Group yang nyaris meraih 1 triliun rupiah.

Ada juga pihak yang menduga pemasaran Matahari Department Store ialah strategi dari James Riady alasannya adalah pertumbuhan Matahari menciptakan Wal-Mart terus menerus merugi. Namun demikian Hari Darmawan masih menjadi presiden direktur Matahari Department Store hingga tahun 2001.

Biografi Hari Darmawan, Pendiri Matahari

Meskipun begitu berdasarkan Hari Darmawan, beliau tidak menyesal dalam memasarkan Matahari Department Store miliknya ke Lippo Group. Kerusuhan tahun 1965 ialah ‘menandakan’ dari Tuhan baginya untuk memasarkan perusahaannya dikala diwawancarai oleh majalah Tempo pada tahun 2004.

Hal ini terbukti saat kerusuhan tahun 1998 lalu pecah. Di kurun itu banyak mal serta sentra perbelanjaan dibakar dan Indonesia mengalami krisis ekonomi yang cukup parah. Akibatnya bisnis ritel pun mengalami anjlok yang luar biasa.

Banyak perusahaan ritel yang tutup serta banyak pebisnis ataupun konglomerat melarat kala itu. Sejak dikala itu Hari Darmawan lalu membentuk perusahan gres yang kemudian bergerak di banyak sektor ialah fashion, pendidikan, supermarket dan gaya hidup tetapi banyak perusahaanya yang gagal meningkat .

Setelah melepaskan jaringan ritel Matahari, Hari Darmawan tinggal di kawasan Cisarua, Bogor. Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) itu lebih menentukan menjadi sosial enterprenuer.

Ia lebih berkonsentrasi ke bidang sosial dan membangun kawasan rekreasi dengan nama Taman Wisata Matahari yang bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar. Hari Darmawan wafat pada tanggal 10 Maret 2018. Ia sempat dinyatakan hilang lalu jasadnya didapatkan meninggal di anutan sungai Ciliwung di kawasan Bogor. 

Biografi Ciputra, Pendiri Ciputra Group Raja Properti Indonesia

Biografi Pengusaha Sukses,  Biografi Tokoh Indonesia,  Feed

Ciputra dikenal selaku salah pendiri perusahaan Ciputra Group, sebuah grup perusahaan properti terbesar di Indonesia. Ia diketahui selaku konglomerat dan usahawan sukses di Indonesia. Ciputra dikenal sebagai raja properti di Indonesia.

Kesuksesannya tidak diraih secara instan. Ia bahkan terlahir bukan dari keluarga kaya. Semuanya berkat perjuangan dan kegigighannya dalam membangun bisnisnya sejak usia sungguh muda. Bagaimana Kisahnya?

Biodata Ciputra

Nama Ir Ciputra
Lahir Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931
Wafat Singapura, 27 November 2019
Orang Tua Tjie Siem Poe (ayah), Lie Eng Nio (ibu)
Istri Dian Sumeler
Anak Rina Ciputra Sastrawinata, Junita Ciputra, Cakra Ciputra, Candra Ciputra
Dikenal Pendiri Ciputra

Biografi Ciputra

Biografi Ciputra

Nama lengkap Dr. Ir. Ciputra. Beliau lahir di kota kecil Parigi, Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Agustus 1931 dengan nama Tjie Tjin Hoan. Ia anak ke 3 dari pasangan Tjie Sim Poe dan Lie Eng Nio yang juga berlatar belakang keluarga sederhana.

Masa Kecil

Ketika berusia 12 tahun dia kehilangan ayahnya yang meninggal di tahanan serdadu pendudukan Jepang alasannya tuduhan artifisial dianggap intel Belanda.

Kepahitan kala kecil sudah menimbulkan tekad dan keputusan penting yakni mempunyai impian bersekolah di Pulau Jawa demi hari depan yang lebih baik, bebas dari kemiskinan dan kemelaratan.

Terlambat Bersekolah

Akhirnya Dr. Ir. Ciputra kecil kembali ke kursi sekolah walau telat. Ia terlambat alasannya negara kita masih dalam situasi peperangan dengan serdadu Belanda maupun Jepang. Ia masuk kelas 3 Sekolah Dasar di desa Bumbulan walau usianya telah 12 tahun atau telat hampir 4 tahun.

Ketika usianya 16 tahun lulus dari SD lalu melanjutkan SMP di Gorontalo dan jenjang Sekolah Menengan Atas di Manado sehabis itu memasuki ITB jurusan arsitektur di Bandung.

Keseluruhan pendidikan era dewasa Dr. Ir. Ciputra memang merupakan campuran dari pendidikan yang akademis dan juga non akademis, di dalam kelas dan juga di luar kelas.

Inilah yang dapat disebut sebagai sekolah kehidupan yang menciptakan seseorang tumbuh menjadi eksklusif yang mampu berdiri diatas kaki sendiri dan utuh.

Oleh karena itu tidak aneh kalau ketika ini dia berpendapat bahwa pendidikan yang bagus yaitu pendidikan yang membangun insan seutuhnya dan beberapa cirinya adalah membangun watak, mendorong kreativitas dan mendidik huruf-karakter berdikari siswa-siswinya.

Merintis Kerajaan Bisnis

Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, sahabat kuliahnya, sekitar tahun 1957 beliau mendirikan PT Daya Cipta.

Biro arsitek milik ketiga mahasiswa tersebut, sudah mendapatkan persetujuan pekerjaan tidak mengecewakan untuk masa itu, dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Proyek yang mereka tangani antara lain gedung bertingkat suatu bank di Banda Aceh.

Tahun 1960, dia lulus dari ITB. Ia kemudian pindah ke Jakarta. Keputusan ini menjadi tonggak sejarah yang memilih jalan hidup Ciputra dan kedua rekannya itu.

Dengan bendera PT Perentjaja Djaja IPD, proyek bergengsi yang akan diatur yaitu pembangunan pusat berbelanjaan di kawasan senen.  Dengan banyak sekali cara, Ia berupaya menemui Gubernur Jakarta dikala itu, Dr. R. Soemarno, untuk menunjukkan proposalnya.

Gayung bersambut. Pertemuan dengan Soemarno lalu ditindak lanjuti dengan mendirikan PT Pembangunan Jaya, sehabis apalagi dahulu dirapatkan dengan Presiden Soekarno.

Setelah sentra perbelanjaan Senen, proyek monumental Ciputra di Jaya selanjutnya adalah Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jaya. Melalui perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki Pemerintah Daerah DKI inilah ia menunjukkan kelasnya selaku entrepreuneur sekaligus profesional.

Pebisnis yang Handal

Ia sangat tangguh dalam menghimpun sumber daya yang ada menjadi kekuatan bisnis raksasa. Grup Jaya yang didirikan tahun 1961 dengan modal Rp. 10 juta, sekarang mempunyai total aset sekitar Rp. 5 trilyun.

Dengan disokong kesanggupan lobinya, Ia secara bertahap juga membuatkan jaringan perusahaannya di luar Jaya, yakni Grup Metropolitan, Grup Pondok Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan yang terakhir adalah Grup Ciputra.

Dalam Biografi Ciputra diketahui bahwa jumlah seluruh anak perjuangan dari Kelima grup itu pasti di atas seratus, karena anak perjuangan Grup Jaya saja 47 dan anak usaha Grup Metropolitan meraih 54. Mengenai hal ini, secara berkelakar Ciputra mengatakan: Kalau anak kita sepuluh, kita masih mampu mengenang namanya masing-masing. Tapi jikalau lebih dari itu, bahkan jumlahnya pun susah diingat lagi.

Karya-karya besar Ciputra begitu bermacam-macam, alasannya adalah hampir semua subsektor properti dijamahnya. Ia sekarang menertibkan 5 kelompok usaha Jaya, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, dan Ciputra Development yang masing-masing mempunyai bisnis inti di sektor properti.

Salah Satu Proyek Ciputra

Membangun Berbagai Proyek Besar

Proyek kota barunya sekarang berjumlah 11 buah tersebar di Jabotabek, Surabaya, dan di Vietnam dengan luas lahan mencakup 20.000 hektar lebih. Ke-11 kota gres itu yaitu Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, CitraRaya Surabaya.

Selain itu ada juga di Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City di Hanoi, Vietnam. Proyek-proyek properti komersialnya, juga sungguh elegan dan menjadi animo setter di bidangnya. Lebih dari itu, proyek-proyeknya juga menjadi magnet bagi pertumbuhan wilayah di sekitarnya.

Perumahan Citraland milik Ciputra juga tersebar di Indonesia. Citraland ialah salah satu perumahan elite yang terkenal di Indonesia.

Pendiri grup Ciputra ini meninggal dunia di Singapura pada tanggal 27 November 2019. Jenazahnya kemudian dimakamkan pada tanggal 5 Desember 2019 di Memorial Park, Citra Indah City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Biografi Rusdi Kirana, Dari Calo Tiket Hingga Menjadi Pendiri Lion Air

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pendiri Perusahaan

Rusdi Kirana diketahui sebagai pendiri Lion Air, salah satu maskapai terkenal asal Indonesia. Maskapai ini dikenal berbiaya rendah atau low cost, yang ialah ilham dari Rusdi Kirana. Maskapai yang memiliki moto “We Make People Fly” ini banyak dipakai di Indonesia.

Dibalik kesuksesannya selaku salah satu maskapai terbesar di Indonesia, Ada kerja keras Rusdi Kirana selaku pendiri dan pemilik Lion Air. Dalam perjalanannya hidupnya sebelum menjadi pemilik Lion Air, Rusdi Kirana dulunya melakukan pekerjaan sebagai calo tiket hingga tukang mesin tik. Bagaimana kisahnya?

Biografi Rusdi Kirana

Rusdi Kirana yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1963. Terlahir dari keluarga pedagang, bapak tiga anak ini memang dididik dengan keras oleh keluarganya. Hal itulah yang menjadi bekalnya untuk membesarkan Lion Air.

Dari Penjual Mesin Ketik Hingga Calo Tiket

Rusdi Kirana mengawali karir selaku penjual mesin ketik Amerika `Brother`. Bersama kerabat laki-lakinya Kusnan Kirana, awalnya mereka membangun sebuah perusahaan agen perjalanan bersama.

Pria yang berkumis tebal ini dikenali mengenal bisnis penerbangan dikala dia sedang kuliah di fakultas Ekonomi Universitas Pancasila.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Ia mempersiapkan bisnis Travel Agent bernama Lion Tour. Selama 10 tahun, Rusdi Kirana dikenal oleh orang-orang sebagai pedagang tiket penerbangan atau menjadi calo tiket.

Pendiri Lion Air

Ketika Departemen Perhubungan melaksanakan deregulasi Industri penerbangan pada tahun 1999, Rusdi Kirana lalu melihat potensi besar dalam bisnis penerbangan Indonesia.

Ia kemudian mengajak para koleganya di pasar Glodok untuk menanamkan modalnya di bisnis barunya ini. Ada sebagian yang yakin dan ada juga yang tidak yakin dengan ilham bisnis Rusdi Kirana ini.

Berbekal modal yang terkumpul sekitar 80 miliar rupiah, Ia dan saudaranya Kusnan Kirana mendirikan Mentari Lion Airlines pada tanggal 2 september 1999.

Perusahaan itu sebgian sahamnya dikuasai oleh Rusdi Kirana dan saudaranya. Saat awal berdirinya Mentari Lion Airlines, Rusdi Kirana merangkap selaku direktur dan saudaranya lebih banyak dibelakang layar.

Lion Air adalah nama yang dipilihnya dengan logo kepala singa. Adapun kantor pertama Lion Air berada di suatu rumah toko (Ruko) sewaan di daerah Harmoni, Jakarta Pusat.

Hari bersejarah berdirinya Lion Air bagi Rusdi Kirana terjadi pada bulan Juli tahun 2000. Dengan berbekal Pesawat Boeing 737-200 sewaan, Lion Air miliknya melayang perdana dari Jakarta ke Pontianak.

Tahun-tahun pertama ialah tahun yang merepotkan baginya Kirana karena tak banyak orang yang yakin dengan maskapainya.

Pengalaman melaksanakan bisnis biro perjalanan dianggap sangat berlainan dengan menjadi operator pesawat sendiri. Selain pekerja keras, Rusdi kirana memang diketahui selaku orang yang rendah hati.

Pemilik Lion Air ini mudah bergaul dengan banyak orang dan senantiasa tampil sederhana di setiap potensi . Ia menyampaikan bahwa itu semua didapat alasannya latar belakang pendidikan orangtuanya. Selain itu, Ia juga menyebut bahwa bisnis yang digelutinya mampu berhasil alasannya ia selalu berupaya memperlihatkan kepuasan terhadap orang lain.

Pelopor Penerbangan Murah

Rusdi Kirana sekarang dikenal sebagai penggagas penerbangan murah di tanah air. Bahkan, dia pernah dinobatkan selaku tokoh bisnis paling kuat dari suatu media ekonomi nasional.

Prinsip Low Cost Carrier yang diterapkan olehnya di Lion Air salah satunya dengan memotong biaya-biaya siluman serta kebijakan yang berlainan dengan maskapai yang lain.

Misalnya, Lion Air selalu membeli suku cadang pesawat secara tunai, menggunakan aplikasi sendiri, serta mencari pesawat yang berbadan lebar.

Rusdi Kirana, Lion Air

Selain itu, beliau juga menekan ongkos penerbangan misalnya dengan menetralisir fasilitas makanan untuk penerbangan jarak pendek serta biaya lainnya. Kini, perusahaannya juga sudah bersiap mendunia dengan aliansi beberapa maskapai dunia.

Maraknya dunia penerbangan Indonesia ketika ini boleh jadi dipelopori oleh munculnya maskapai penerbangan murah pertama di Indonesia, yakni Lion Air. Dengan slogannya: “We make people fly” atau “Kita menciptakan orang-orang terbang”, maskapai yang gres beroperasi permulaan tahun 2000-an tersebut seolah menyebabkan hadirnya maskapai low cost yang lain.

Lion selaku maskapai baru segera menjadi materi perbincangan karena bisa menyedot banyak penumpang meski kehadirannya sempat disangsikan sebelumnya. Bahkan kini, maskapai tersebut sudah menduduki peringkat kedua sebagai maskapai dengan penumpang paling banyak di tanah air.

Lion Air yakni sebuah perusahaan penerbangan yang keberadaannya sungguh mempengaruhi pertumbuhan angkutanudara di Indonesia. Dengan kegigihan Rusdi Kirana bareng dengan kakaknya,perusahaan ini bisa menjadi sebesar sekarang.

Terlihat dari jumlah pelanggan yang banyak mengantri untuk menerima tiket pesawat melayang mereka. Lion Air merupakan maskapai yang pertama di Indonesia memakai pesawat jenis Boeing 737-900ER dalam jumlah besar.

Menggebrak Dunia Penerbangan

Dalam Biografi Rusdi Kirana diketahui ia bareng saudaranya kemudian kembali menggebrak dunia penerbangan dunia. Setelah membeli Boeing, Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana dan Presiden serta CEO Airbus Fabrice Bregier menandatangani surat pembelian Lion Air terhadap 234 pesawat Airbus jenis A320 di Istana Elysee di Paris, Prancis, Senin (18/3).

Lion Air resmi beli 234 pesawat baru jenis Airbus A320 yang terdiri 109 pesawat A320neo, 65 A321neo, & 60 A320ceo. Dalam mereka akan mengeluarkan dana sebesar USD 24 miliar (Rp 233 triliun). Padahal, Tahun 2011 kemudian, Lion Air sudah mengumumkan pembelian 201 pesawat Boeing yang nilainya USD 22 miliar (Rp 214 triliun).

Kekayaan yang dimiliki oleh Rusdi Kirana menjinjing dirinya sukses menyandang predikat orang terkaya nomor tiga puluh tiga dari empat puluh orang terkaya di Indonesia tahun 2012.

Kekayaan Rusdi Kirana

Semua ini sebab usahanya yang sangat sukses dengan tingginya jumlah konsumen yang sungguh percaya pada Lion Air. Kekayaan yang Kusnan dan Rusdi Kirana miliki berkisar antara US$ 900 juta per 2012, dan pastinya semua itu tidak ditemukan dengan gampang.

Semua perjuangan yang ia dan sang kakak kerjakan membuahkan hasil yang membuat puas sehingga Lion Air bisa menjadi salah satu maskapai yang paling digemari oleh banyak orang untuk melaksanakan perjalanan; baik dalam maupun luar negeri saat ini.

Rusdi Kirana, Lion Air

Dengan aneka macam kenyamanan dan keselamatan yang disediakan oleh Kirana Bersaudara dan perusahaannya, tak pelak sukses membuat mereka dan perusahaannya kian berhasil hingga kini.

Hal ini juga disokong oleh mutu para pegawai yang ikut mendukung kesuksesan Lion Air, dengan penampilan mereka yang ramah dan terampil. Rusdi Kirana memiliki seorang istri dan dikarunia tiga orang anak.

Rusdi Kirana masih terus berkarya untuk mengakibatkan perusahaan Lion Air menjadi perusahaan penerbangan paling berhasil di Indonesia. Perusahaan penerbangan dengan segala kenyamanan yang ditawarkan untuk para penumpangnya.

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai pemilik Lion Air, Rusdi Kirana saat ini menjabat selaku duta besar Indonesia untuk Malaysia. Sebelumnya dia menjabat sebagai salah satu Anggota dewan usulanPresiden di periode Presiden Joko Widodo.

Biografi William Soeryadjaya, Pendiri Pt Astra Internasional Rela Memasarkan Perusahaan Demi Anak

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pendiri Perusahaan

William Soeryadjaya pernah dikenal selaku pebisnis ternama di Indonesia dan pendiri PT Astra Internasional. Salah satu grup perusahaan multinasional populer di Indonesia dimana sektornya banyak bergerak dibidang industri otomotif.

William Soeryadjaya dikenal selaku sosok pekerja keras, giat dan pantang mengalah untuk membangun kerajaan bisnisnya. Namun konon dia rela mengorbankan semua yang beliau punya di Astra Internasional dan memilih kasih sayang kepada anaknya. Bagaimanakah dongeng perjalanan bisnis taipan ulung anak pedagang Majalengka yang berjulukan Asli Tjia Kian Liong itu?

Biografi William Soeryadjaya

William Soeryadjaya atau yang dikenal dengan nama Tjia Kian Liong dilahirkan di Majalengka, Jawa Barat, 20 Desember 1922. Perjalanan bisnis yang dilakoni pria kelahiran itu bergotong-royong diawali dengan sarat pahit dan getir. William sudah menjadi yatim piatu pada usia 12 tahun. Menginjak usia 19 tahun, sekolahnya di MULO, Cirebon, putus di tengah jalan. Ia kemudian banting setir menjadi pedagang kertas di Cirebon.

Biografi William Soeryadjaya

Selain berdagang kertas, William muda juga berdagang benang tenun di Majalaya. Tak begitu usang, beliau beralih menjadi penjualhasil bumi, seperti minyak kacang, beras, dan gula. “Dengan berjualan, saya dapat membantu kehidupan kerabat-saudara saya,” ujar anak kedua dari lima bersaudara keluarga pedagang ini, suatu dikala.

Dari perolehan hasil berdagang itu, William muda kemudian melanjutkan studinya ke Belanda, dengan masuk ke Middlebare Vakschool V/d Leder & Schoen Industrie Waalwijk, sekolah industri yang mengajarkan penyamakan kulit. Begitu kembali ke Tanah Air tahun 1949, William mendirikan industri penyamakan kulit, yang kepengurusannya dia serahkan kepada seorang kawannya. Tiga tahun lalu, William mendirikan CV Sanggabuana, bergerak di bidang jual beli dan ekspor-impor. Cuma celakanya, dalam menekuni bisnis ini, beliau ditipu rekannya.

William Mendirikan PT Astra Internasional

Lima tahun lalu, atau tepatnya tahun 1957, bareng Drs Tjia Kian Tie, adiknya, dan Lim Peng Hong, kawannya, William mendirikan PT Astra Internasional Inc. Bisnis perusahaan barunya ini pada awalnya hanya bergerak dalam pemasaran minuman ringan merek Prem Club, kemudian ditambah dengan mengekspor hasil bumi.

Biografi William Soeryadjaya

Dalam kemajuan berikutnya, lahan garapan usaha astra meluas ke sektor otomotif, perlengkapan berat, peralatan kantor, perkayuan, dan sebagainya. Astra tumbuh kolam “pohon rindang”, mirip yang ditamsilkan William sendiri. Keberhasilan Astra ketika itu, diakui William, tidak terlepas berkat ada kebijaksanaan Pemerintah Orde Baru, yang memberi angin sejuk kepada dunia usaha untuk meningkat .

Menjadi Distributor Otomotif di Indonesia

Salah satu misalnya tahun 1968-1969, Astra diperkenankan menyuplai 800 kendaraan truk merek Chevrolet. Kebetulan, saat itu pemerintah sedang mengadakan acara rehabilitasi besar-besaran. Saking banyaknya yang memerlukan, kendaraan truk itu laris kolam pisang goreng. Apalagi, dikala itu terjadi kenaikan kurs dollar, dari Rp 141 menjadi Rp 378 per dollar AS.

“Bisa dibayangkan berapa keuntungan kami,” ujar Oom Willem, panggilan akrabnya, periode itu. Sejak itu pula Astra kerap ditunjuk sebagai rekanan pemerintah dalam menyediakan berbagai fasilitas pembangunan. Dalam perjalanan berikutnya, Astra tak cuma sebatas memasok, tetapi juga mulai merakit sendiri truk Chevrolet. Lalu, mengageni dan merakit alat besar, Komatsu, kendaraan beroda empat Toyota, dan Daihatsu, sepeda motor Honda, dan mesin fotokopi Xerox. Yang berikutnya pula, balasannya lahan perjuangan yang baru ini menjadi “mesin duit” dari PT Astra Internasional Inc. William juga menunjuk keponakannya yang bernama Theodore Rachmat selaku pimpinan Grup Astra

Menggeluti Sektor Agrobisnis

Masih ada satu bisnis Astra lainnya, ialah agrobisnis. Astra yang omzetnya pada tahun 1984 meraih 1,5 miliar dollar AS masuk ke agrobisnis dengan membuka kawasan pertanian kelapa dan casava seluas 15.000 hektar di Lampung. Namun, bukannya tanpa argumentasi Astra masuk ke sektor agrobisnis. Menurut William, Agrobisnis yang mengusahakan peningkatan bikinan pada sektor pertanian itu ialah gagasan pemerintah yang pantas ditanggapi banyak sekali kalangan wirausahawan Indonesia.

Pada tahun itu juga Astra membeli Summa Handelsbank Ag, Deulsdorf, Jerman. Pengelolaan bank yang tak ada kaitannya dengan bisnis Astra ini diserahkan terhadap putra tertuanya, Edward Soeryadjaya, sarjana ekonomi lulusan Jerman Barat.

Di bank ini William mengantongi 60 persen saham yang dibagi rata dengan Edward. Cuma, sayangnya, Edward kurang berhati-hati dalam mengerjakan roda perjuangan perbankan itu. Edward terlalu royal dalam mengumbar kredit. Akibatnya, tahun 1992 bank ini dilanda utang yang begitu besar dan untuk melunasinya.

Melepas PT Astra Internasional

Ia senantiasa kembalikan terhadap Tuhan. Ia senantiasa berpegang pada prinsip: Manusia berupaya, Tuhan menentukan. Yang paling penting baginya dikala itu yakni nasib para karyawan dan nasabah Bank Summa. Ia teramat duka membayangkan pegawai sebanyak itu harus kehilangan mata pencahariannya.

Akhirnya, Willian Soeryadjaya terpaksa menjual seluruh saham kepemilikannya di PT Astra Internasional guna melunasi utang Bank Summa milik anaknya Edward Soeryadjaya. Walaupun begitu pemerintah tetap melikuidasi Bank Summa milik Edward Soeryadjaya.

Banyak spekulasi yang berkembang dikala Oom Willem terpaksa memasarkan sahamnya di Astra. Spekulasi yang banyak diyakini orang yaitu adanya rekayasa pemerintah untuk menjatuhkan Oom Willem. Namun, Oom Willem sendiri tidak pernah merasa dikorbankan oleh metode.

Banyak spekulasi yang berkembang saat Oom Willem terpaksa menjual sahamnya di Astra. Spekulasi yang banyak diyakini orang yaitu adanya rekayasa pemerintah untuk menjatuhkan Oom Willem. Namun, Oom Willem sendiri tidak pernah merasa dikorbankan oleh metode.

Semua itu dianggapnya sebagai konsekuensi bisnis. Ia tak maularut dalam tekanan spekulasi dan unek-unek. Melainkan dia pasrah dengan nrimo kepada keinginanTuhan. Dengan ketulusan itu pula, beliau terus melangkah maju ke depan dengan pengharapan yang hidup. Dan, kini, salah satu kepeduliannya yang paling besar yakni bagaimana Astra dapat terus berperan sebagai biro perkembangan ekonomi nasional, yang antara lain mampu membuka lapangan kerja lebih luas.

Memang, membuka lapangan kerja, yakni salah satu impiannya yang tetap membara dari dahulu sampai sekarang. Sebuah impian dan obsesi yang dilandasi kepeduliannya kepada sesama. “Salah satu hasrat saya dari dulu ialah membuka lapangan kerja,” katanya. Apalagi kondisi Indonesia dikala ini, yang dilanda krisis ekonomi, yang berakibat bertambahnya pengangguran.

Impian inilah yang mendorong Omm Wilem berbelanja 10 juta saham PT Mandiri Intifinance. Di sini, dia menghimpun dana untuk diinvestasikan ke dalam pengembangan usaha petani-petani kecil dan small and medium enterprises (perjuangan-usaha kecil dan menengah). Agar dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru dan mengembangkan daya beli masyarakat, yang pada kesannya akan mengangkat bangsa ini dari keterpurukan.

Namun, yang pantas disanjung dari perilaku William semasa kejayaannya di Astra yakni kepeduliannya kepada rekannya, usahawan kecil. Dalam suatu tulisannya di harian Suara Karya, “Peranan Pengusaha Besar Dalam Kerja Sama dengan Pengusaha Kecil demi Suksesnya Pelita IV”, mengetengahkan bentuk-bentuk kerja sama antara yang besar dan yang kecil. Misalnya, menimbulkan perusahaan besar selaku market dari perusahaan kecil dalam bentuk leadership dan menjadi perusahaan kecil selaku bagian dari service network produk perusahaan besar.

Sikapnya lainnya, yang juga layak ditiru, ialah kepeduliannya kepada dunia pendidikan. William merelakan tanahnya di Cilandak, Jakarta Selatan, terjual dengan harga “miring” bagi pembangunan gedung Institut Prasetya Mulya, forum pendidikan yang dimaksudkan mencetak tenaga-tenaga manajer yang hebat. Sejumlah konglomerat juga ikut membidani forum. William sendiri abad itu duduk selaku Wakil Ketua Dewan Pembina.

Sikap religiusnya pun merupakan salah satu contoh yang bagus dalam melaksanakan roda bisnisnya. Penganut Protestan yang teguh ini percaya betul bahwa kesuksesan yang diperolehnya , selain kerja kerasnya bersama semua karyawan, juga berkat rahmat dari Tuhan, bukan semata dari dirinya. Semangatnya dalam menempuh bisnis pun layak dijadikan panutan. Kalau beliau terjegal dalam kancah bisnis, itu bukanlah simpulan dari perjalanan usahanya, melainkan justru permulaan dari kebangkitannya.

William Soeryadjaya Wafat

William Soeryadjaya, pendiri PT Astra Internasional Inc (semenjak tahun 1990, Tbk), meninggal dunia hari Jumat (2/4/2010) pukul 22.43 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan. William sebelumnya berulang kali dirawat alasannya sakit. Terakhir, beliau dirawat tanggal 10 Maret dan semenjak hari Kamis (1/4/2010) dirawat di unit rawat intensif (ICU). Jenazah disemayamkan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, hingga Senin (5/4/2010).

William yang lahir di Majalengka, Jawa Barat, 20 Desember 1922, adalah langsung yang rendah hati dan bersahaja. Keberhasilannya membangun Astra Internasional tidak pernah diklaim selaku keberhasilan dirinya. Ketika ditanya tentang keberhasilannya, beliau menyampaikan, ”Keberhasilan Astra berkat jerih payah semua karyawan dan rahmat Tuhan, bukan sebab kesuksesan saya eksklusif.”

William juga seorang visioner yang seakan mengetahui ke mana bisnis akan bergerak. Ia juga adalah salah satu pencetus modernisasi industri otomotif nasional. Ia membangun jaringan bisnis dengan core product di sektor otomotif. Namun, memang, kemajuan bisnisnya tidak pernah lepas dari campur tangan pemerintah.

Keberhasilannya dalam membuka usaha menjadikan beliau menduduki banyak jabatan penting di sejumlah perusahaan, terutama yang berbasis otomotif. William menjadi orang pertama Asia yang menjadi anggota Dewan Penyantun The Asia Society yang didirikan John D Rockefeller III di New York, AS, tahun 1956. Ia mempesona diri dari dunia bisnis tahun 1992 ketika Bank Summa milik anaknya, Edward, kolaps dan mesti dilikuidasi sehingga memaksanya melepas 100 juta lembar saham Astra Internasional guna melunasi kewajibannya. Beliau meninggal pada usia 78 tahun tepatnya hari Jumat (2/4/2010).

Biografi Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Besar Indonesia Melawan Penjajahan Dengan Sastra

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Sastrawan

Pramoedya Ananta Toer dikenal selaku seorang sastrawan besar Indonesia. Banyak karya-karyanya yang fenomenal sehingga dia dikenal selaku sastrawan yang sangat produktif. Namun sebagian besar hidupnya ia habiskan di penjara alasannya adalah dituduh selaku penunjang partai komunis alasannya menjadi ketua LEKRA. Bagaimana kisahnya?

Biografi Pramoedya Ananta Toer - Sastrawan Indonesia

Biografi Pramoedya Ananta Toer

Beliau lahir pada tanggal 6 februari 1925 di tempat Blora yang terletak di Jawa Tengah. Ayahnya bernama Mastoer Imam Badjoeri yang melakukan pekerjaan selaku seorang guru di sebuah sekolah swasta dan ibunya berjulukan Saidah melakukan pekerjaan selaku seorang penghulu di kawasan Rembang.

Masa Kecil Pramoedya Ananta Toer

Nama orisinil dari Pramoedya yaitu Pramoedya Ananta Mastoer tetapi usang kelamaan orang lebih mengenalnya selaku Pramoedya Ananta Toer atau lazimdipanggil Pram.  Beliau mulai bersekolah di Sekolah Institut Boedi Utomo di Blora di bawah panduan ayahnya yang bekerja selaku guru disana tetapi tercatat bahwa Pramoedya beberapa kali tidak naik kelas. Tamat dari Boedi utomo, ia lalu bersekolah di Sekolah Teknik Radio Surabaya selama 1,5 tahun di 1940 hingga 1941. Pada tahun 1942, Pramoedya lalu berangkat ke Jakarta dan bekerja selaku tukang ketik di Kantor informasi Jepang bernama ‘Domei’ pada dikala masa kependudukan jepang di Indonesia.

Sambil bekerja, Pramoedya juga mengikuti pendidikan di Taman Siswa yang diresmikan oleh Ki Hajar Dewantara antara tahun 1942 higga 1943. Selanjutnya di tahun 1944 hingga 1945, dia mengikuti sebuah kursus Stenografi dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Islam Jakarta pada tahun 1945.

Kemudian memasuki abad pasca kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tahun 1946, Pramoedya Ananta Toer mengikuti pembinaan militer Tentara Keamanan Rakyat dan bergabung dengan Resimen 6 dengan pangkat letnan dua dan diperintahkan di Cikampek dan kemudian kembali ke Jakarta pada tahun 1947.

Pramoedya Ananta Toer kemudian ditangkap Belanda pada tanggal 22 juli 1947 dengan tuduhan menyimpan dokumen pemberontakan melawan Belanda yang kembali ke Indonesia untuk berkuasa. Ia kemudian di jatuhi hukuman penjara dan kemudian dipenjarakan di pulau Edam dan lalu dipindahkan ke penjara di daerah Bukit Duri sampai tahun 1949 dan selama era penahanannya tersebut, dia lebih banyak menulis buku dan cerpen.

Menjadi Pimpinan LEKRA

Keluar dari penjara, Pramoedya Ananta Toer kemudian bekerja selaku seorang redaktur di Balai Pustaka Jakarta antara tahun 1950 sampai 1951, dan di tahun selanjutnya ia kemudian mendirikan Literary and Fitures Agency Duta hingga tahun 1954. Ia bahkan sempat ke Belanda mengikuti acara pertukaran budaya dan tinggal disana beberapa bulan. Tidak usang kemudian beliau pulang ke Indonesia dan menjadi anggota Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang diketahui selaku organisasi kebudayaan berhaluan kiri.

Biografi Pramoedya Ananta Toer - Sastrawan Indonesia

Pada tahun 1956, Pramoedya Ananta Toer sempat ke Beijing untuk menghadiri hari kematian Lu Sung. Kembali ke Indonesia, dia kemudian mulai mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan orang-orang tionghoa di Indonesia. Pramoedya bahkan menjalin relasi yang erat dengan para penulis atau sastrawan dari Tiongkok. Di abad tersebut, Pramoedya banyak menulis karya-karya sastra dan juga tulisan-tulisan yang mengkritik pemerintahan Indonesia mengenai penyiksaan kepada etnis Tionghoa di Indonesia.

Kemudian pada tahun 1958, Pramoedya Ananta Toer didaulat menjadi pimpinan sentra Lekra (Lembaga Kesenian Jakarta) yang bernaung di bawah Partai Komunis Indonesia pimpinan D.N Aidit. Jabatannya sebagai pimpinan pusat Lekra menciptakan banyak seniman menjadi berseberangan usulan dengan Pramoedya Ananta Toer teruta para seniman yang menentang pemikiran komunis di Indonesia.

….Orang boleh berilmu setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, beliau akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis ialah melakukan pekerjaan untuk keabadian.”Pramoedya Ananta Toer

Di tahun 1962, Pramoedya Ananta Toer lalu melakukan pekerjaan selaku seorang dosen sastra di Universitas Res Republica. Ia juga menjadi Dosen Akademi Jurnalistik Dr. Abdul Rivai dan juga berprofesi selaku redaktur majalah Lentera.

Ditangkap dan Dipenjara di Pulau Buru

Memasuki tahun 1960an, PKI kian gencar memperluas pengaruhnya hingga lalu terjadi gejolak politik dimana Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan yang populer dengan nama G30S/PKI dan terjadi perubahan kekuasaan dari Ir. Soekarno ke Soeharto. Dibawah pemerintahan Soeharto, penumpasan PKI dikerjakan. Hal ini lalu membuat organisasi-organisasi yang berada di bawah PKI saat seperti Lekra yang dipimpin oleh Pramoedya menjadi terancam.

Pemerintah lalu menangkap Pramoedya Ananta Toer dengan tuduhan mendukung komunis. Ia alhasil ditahan tanpa pengadilan dari tahun 1965 sampai 1969, sesudah itu ia dititipkan di penjara Nusakambangan di Jawa Tengah dan lalu dia di buang di pulau Buru yang populer selaku pulau buangan para tahanan politik PKI dikala itu dari tahun 1969 sampai 1979. Di pulau tersebut juga Pramoedya dilarang menulis oleh pemerintah tetapi beliau tetap menulis karya-karyanya mirip novel semi fiksi yang berjudul Bumi Manusia.

Bebas dari Penjara

Memasuki tahun 1979 pada bulan desember, Pramoedya Ananta Toer jadinya dibebaskan karena beliau tidak tebukti terlibat dalam gerakan G30S/PKI tetapi beliau tetap menjadi tahanan rumah oleh pemerintahan Soeharto sampai tahun 1992 dan lalu naik menjadi tahanan kota sampai tahanan negara hingga tahun 1999. Hampir separuh hidupnya dia habiskan didalam penjara balasan relevansinya dengan partai PKI namun pada kala itu juga ia aktif dalam menulis tetapi banyak karya-karya atau tulisannya yang tidak boleh terbit oleh pemerintah orde gres sampai tahun 1995.

Biografi Pramoedya Ananta Toer - Sastrawan Indonesia

Ketika perubahan pemerintahan orde gres ke orde reformasi, Pramoedya Ananta Toer banyak menuliskan asumsi-pikirannya baik itu di kolom-kolom majalah mengkritik pemerintahan yang baru. Sebagai penulis dan sastrawan dengan puluhan karya-karya yang populer membuat Pramoedya Ananta Toer banyak mendapatkan penghagaan nasional dan internasional seperti Ramon Magsaysay Award, Hadiah Budaya Asia Fukuoka XI, Norwegian Authors’ Union Award serta penghargaan dari Universitas Michigan Amerika.

Wafatnya Pramoedya Ananta Toer

Meskipun sudah masuk periode tua, Pramoedya Ananta Toer tetap aktif menulis walaupun dia gemar merokok. Hingga lalu beliau terbaring di rumah sakit pada awal 2006 balasan penyakit diabetes, sesak nafas dan jantungnya yag melemah. Hingga lalu dia keluar lagi. Namun kembali masuk rumah sakit saat kondisinya semakin memburuk akibat panyakit radang paru-paru.

…Berbahagialah mereka yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka alasannya usahanya sendiri, dan maju alasannya pengalaman nya sendiri. – Pramoedya Ananta Toer.

Hingga pada tanggal 30 april 2006, Pramoedya Ananta Toer akibatnya menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggal di usia 81 tahun. Pemakamannya banyak didatangi oleh masyarakat dan juga para tokoh populer seperti wakil presiden saat itu Jusuf Kalla. Pramoedya Ananta Toer lalu dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.

Beliau diketahui memiliki seorang istri bernama Maemunah Thamrin yang lalu memberinya lima orang anak dan lalu Pramoedya juga memiliki sembilan orang cucu. Istrinya meninggal pada bulan januari tahun 2011 dan dimakamkan di daerah yang sama dengan Pramoedya Ananta Toer ialah di TPU Karet Bivak.

Penghargaan

  • Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS, 1988
  • Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989
  • Wertheim Award, “for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people”, dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995
  • Ramon Magsaysay Award, “for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people”, dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995
  • UNESCO Madanjeet Singh Prize, “in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence” dari UNESCO, Perancis, 1996
  • Doctor of Humane Letters, “in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom” dari Universitas Michigan, Madison, AS, 1999
  • Chancellor’s distinguished Honor Award, “for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding”, dari Universitas California, Berkeley, AS, 1999
  • Chevalier de l’Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis, 1999
  • New York Foundation for the Arts Award, New York, AS, 2000
  • Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang, 2000
  • The Norwegian Authors Union, 2004
  • Centenario Pablo Neruda, Chili, 2004

Lain-lain

  • Anggota Nederland Center, ketika masih di Pulau Buru, 1978
  • Anggota kehormatan seumur hidup dari International PEN Australia Center, 1982
  • Anggota kehormatan PEN Center, Swedia, 1982
  • Anggota kehormatan PEN American Center, AS, 1987
  • Deutschsweizeriches PEN member, Zentrum, Swiss, 1988
  • International PEN English Center Award, Inggris, 1992
  • International PEN Award Association of Writers Zentrum Deutschland, Jerman, 1999.