TintaTeras

Cara Menghitung Modus

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam suatu kumpulan data. Dalam statistika, modus sering digunakan untuk mengenali nilai yang paling lebih banyak didominasi atau frekuensi dari data tersebut. Menghitung modus bisa dijalankan dengan beberapa metode, tergantung pada jenis data yang dimiliki. Berikut ini ialah beberapa tindakan cara mengkalkulasikan modus:

1. Modus untuk Data Ungrouped

Jika data yang dimiliki bersifat ungrouped, artinya data belum dikelompokkan dalam interval-interval, langkah-langkah menjumlah modusnya adalah sebagai berikut:

  1. Hitunglah frekuensi kemunculan setiap nilai dalam data
  2. Langkah pertama yang harus dilaksanakan ialah menghitung berapa kali setiap nilai timbul dalam data. Misalnya, bila data yang dimiliki adalah 2, 3, 4, 5, 2, 3, 4, maka frekuensi kemunculan nilai 2 ialah 2 kali, nilai 3 yakni 2 kali, dan nilai 4 yaitu 2 kali.

  3. Tentukan nilai dengan frekuensi tertinggi
  4. Setelah menjumlah frekuensi kemunculan setiap nilai, tentukan nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi. Nilai ini lah yang hendak menjadi modus dari data yang dimiliki.

2. Modus untuk Data Grouped

Jika data yang dimiliki telah dikelompokkan dalam interval-interval, tindakan menghitung modusnya sedikit berbeda. Berikut yakni langkah-langkahnya:

  1. Hitunglah frekuensi kedatangan setiap interval
  2. Sama seperti pada data ungrouped, langkah pertama yaitu menghitung frekuensi kehadiran setiap interval dalam data. Misalnya, jika data dikelompokkan dalam interval 1-5, 6-10, 11-15, dan seterusnya, hitunglah berapa kali masing-masing interval muncul.

  3. Tentukan interval dengan frekuensi tertinggi
  4. Setelah menghitung frekuensi kehadiran setiap interval, tentukan interval yang mempunyai frekuensi tertinggi. Sebagai pola, bila interval 1-5 muncul paling banyak dibandingkan interval yang lain, maka interval ini lah yang menjadi modus dari data grouped yang dimiliki.

3. Modus pada Data Bimodal atau Multimodal

Selain data unimodal yang cuma memiliki satu modus, kadang-kadang data juga bisa bersifat bimodal atau multimodal yang artinya mempunyai dua atau lebih nilai modus. Cara menjumlah modus pada data bimodal atau multimodal yakni dengan mencari lebih dari satu nilai dengan frekuensi tertinggi. Contohnya, jika data memiliki dua modus yang timbul sama-sama paling kerap, maka data tersebut disebut selaku bimodal.

4. Modus pada Data Tanpa Modus

Ada juga perkara di mana data tidak memiliki modus, atau disebut no mode. Hal ini terjadi dikala setiap nilai dalam data timbul dengan frekuensi yang sama, sehingga tidak ada nilai yang dominan secara signifikan. Ketika menghadapi data tanpa modus, Anda mampu menyimpulkan bahwa distribusi data tersebut merata tanpa ada nilai yang paling kerap timbul.

5. Contoh Perhitungan Modus

Untuk mengetahui cara mengkalkulasikan modus dengan lebih baik, berikut ini yakni teladan perhitungan modus untuk sebuah data:

Contoh: Diketahui data berikut: 3, 4, 5, 4, 6, 7, 4, 5, 4

Langkah-langkah menjumlah modus dari data di atas yakni selaku berikut:

  1. Hitunglah frekuensi kemunculan setiap nilai dalam data
  2. Frekuensi kemunculan setiap nilai ialah: 3 (1 kali), 4 (4 kali), 5 (2 kali), 6 (1 kali), dan 7 (1 kali).

  3. Tentukan nilai dengan frekuensi tertinggi
  4. Dari data di atas, nilai 4 muncul paling sering dengan frekuensi 4 kali. Sehingga, modus dari data tersebut yaitu 4.

Penutup

Dengan memahami cara menjumlah modus, Anda mampu lebih mengetahui distribusi data yang dimiliki dan mengenali nilai yang paling kerap muncul. Modus menjadi salah satu ukuran sentra penting selain mean dan median dalam statistika. Dalam menghitung modus, pastikan untuk memperhatikan apakah data bersifat ungrouped atau grouped, serta memperhitungkan kemungkinan ada data bimodal, multimodal, atau tanpa modus.

Selamat mencoba menjumlah modus pada data yang Anda miliki!

Artikel Menarik Lainnya: