TintaTeras

Biografi Yngwie Malmsteen – Gitaris Terbaik Dunia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Profil dan Biografi Yngwie Malmsteen. Nama lengkapnya Lars Johann Yngwie Lannerback atau Yngwie Malmsteen di lahirkan tanggal 30 Juni 1963 di Stockholm, Swedia. Pernikahan ayah Yngwie (seorang kapten serdadu) dan ibunya (Rigmor – seniman) diakhiri dengan penceraian tidak lama setelah Yngwie lahir. Di samping itu Yngwie juga memiliki seorang kakak wanita bernama Ann Louise dan kakak lelaki Bjorn. Yngwie terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak mampu dikelola dan ceria.

Pada mulanya Yngwie mencoba untuk mempelajari piano dan trumpet tetapi ia tidak dapat menguasai alat musik tersebut. Acoustic guitar (gitar bolong) yang dibeli oleh ibunya pada waktu dia berusia 5 tahun juga tidak disentuh Yngwie dan dibiarkan bergelantung di dinding.

Sampai akibatnya pada tgl 18 September 1970, Yngwie melihat sebuah program Istimewa mengenai meninggalnya Jimi Hendrix. Di situ Yngwie yang masih 17 tahun tsb melihat bagaimana Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar dan membakar gitarnya di depan penonton. Pada hari wafatnya Jimi Hendrix tsb lahirlah permainan gitar Yngwie.

Yngwie yang ingin tau tersebut kemudian berbelanja sebuah Fender Stratocaster murah, menjajal memainkan tembangnya Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu untuk mengenali belakang layar dari alat instrumen dan musiknya sendiri. Kekaguman Yngwie kepada Ritchie Blackmore (gitaris Deep Purple) yang dipengaruhi oleh musik klasik dan kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan komposisi Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, menunjukkan ide terhadap Yngwie untuk menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik rock. Yngwie terus bermain sehari penuh penuh sampai tidurpun ia masih tetap bersama gitarnya.

Pada usia 10 tahun, Yngwie memakai nama kecil dari ibunya “Malmsteen”, mengfokuskan seluruh energi beliau dan berhenti bersekolah. Di sekolah Yngwie dikenal selaku pembuat onar dan sering berkelahi, tetapi bakir dalam pelajaran bahasa Inggris dan seni. Ibunya yang menyadari talenta musiknya yang unik, mengijinkan Yngwie tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya. Setelah menyaksikan violinis Gideon Kremer membawakan komposisi Paganini: 24 Caprices di televisi, Yngwie kesudahannya mengetahui bagaimana cara mengawinkan musik klasik dengan skill permainan dan karismanya.

Yngwie dan beberapa temannya merekam 3 lagu demo dan dikirim ke studio rekaman CBS Swedia, namun rekaman tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan. Oleh alasannya frustasinya, Yngwie menyadari bahwa dia mesti meninggalkan Swedia dan mulai mengantarkan demo rekaman ia ke berbagai studio rekaman di mancanegara. Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata jatuh ke tangan konstributor Guitar Player dan pemilik Shrapnel Records: Mike Varney. Akhirnya Yngwie mendapat permintaan ke Los Angeles untuk bergabung dengan grup musik modern Shrapnel: “Steeler” dan seterusnya yang disebut selaku sejarahnya. Pada bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke Los Angeles dengan bekal kemampuan dan gaya permainan barunya.

Selanjutnya permainan Yngwie dikenal dunia dengan permainannya yang sangat cepat di intro lagu “Hot On Your Heels”. Yngwie kemudian pindah ke group grup band Alcatrazz, sebuah grup band yang bergaya “Rainbow” dan diresmikan oleh penyanyi Graham Bonnett. Walaupun sudah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo andal di lagu “Kree Nakoorie”, “Jet to Jet,” dan “Hiroshima Mon Amour”, Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh grup musik itu sendiri. Akhirnya Yngwie berpikir bahwa cuma album sololah yang menjadi penyelesaian terbaik.

Album solo pertama Yngwie: Rising Force (sekarang dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical) berhasil memasuki nomor 60 di tangga Billboard charts untuk musik instrumental gitar tanpa berbau komersil. Album ini juga mengungguli nominasi Grammy untuk Instrumental Rock Terbaik. Tidak lama lalu Yngwie terpilih sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di berbagai majalah dan media, Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force menjadi Album Terbaik untuk tahun itu juga.

Pada 22 June 1987 mendekati ultah Yngwie yang ke-24, Yngwie mengalami kecelakaan dengan kendaraan beroda empat Jaguarnya yang menjadikan dia koma nyaris sepekan. Penyumbatan darah pada otak Yngwie juga menjadikan tangan kanannya tidak berfungsi. Karena takut akan karirnya yang akan selsai itu, Yngwie dengan sukar payah mengikuti terapi untuk memulihkan kembali tangan kanannya. Setelah itu Yngwie menerima cobaan lagi dari ajal ibunya di Swedia akibat penyakit kanker yang menghabiskan banyak ongkos medical. Jika Yngwie orang lain, mungkin sudah menyerah dengan nasib seperti itu, namun Yngwie justru berubah dan kembali ke musiknya dengan semangat tinggi.

Setelah itu Yngwie meluncurkan album yang laku manis seperti Odyssey, Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I Can’t Wait, Magnum Opus, Inspiration, Facing the Animal, Alchemy, War To End All Wars dan akibatnya Yngwie berhasil merealisasikan cita-citanya untuk bermain bersama suatu Orkestra sarat di salah satu album terbarunya: Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1 (tahun 1998).

Ketika merelease albumnya Eclipse (1990), Yngwie sempat tour dan membuat konser yang berhasil di Indonesia (Jakarta, Solo, & Surabaya). Rencananya pada bulan July 2001 ini Yngwie juga akan konser kembali di Indonesia, namun dibatalkan sebab pemerintah USA & istrinya menasehati Yngwie akan keselamatan politik di Indonesia. Padahal tiket Yngwie telah sempat laris keras di Indonesia, penggemar Yngwie di Indonesia boleh kecewa. Kapan lagi Yngwie akan konser di Indonesia apabila keadaan politik Indonesia masih mirip ini?

Album-album selanjutnya adalah Attack!! yang menampung nomor hits instrumental Baroque & Roll. Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bareng Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video. Setelah akhir tur bareng G3, ia menyelesaikan album terbarunya Unleash The Fury. Album tersebut direlease diawal taun 2005. Yngwie Malmsteen merupakan pencetus yang melahirkan seluruh gitaris shredder yang kami tampilkan di situs web ini. Setelah Eddie Van Halen (Van Halen) pertama kali membawakan tembang “Eruption” pada tahun 1978 yang memperkenalkan teknik “two handed tapping”, Yngwie meluncurkan album klasik baroque shred debutnya “Rising Force” yang mengegerkan komunitas gitar rock, menciptakan persyaratan gres untuk kecepatan & kemampuan dalam bermain. Warna “Neo-Classical” yang di bawahkan Yngwie ialah menurut struktur komposisi dari J.S Bach (1685-1750) dan Niccolo Paganini (1782-1840).

Setelah itu timbul para gitaris shredder yang menciptakan sekian banyak album yang sukses. Hampir setiap ahad timbul gitaris gres yang mengklaim dirinya sebagai gitaris baru yang paling cepat di dunia. Sebagai acuan: Paul Gilbert, Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony Macalpine, Greg Howe, dll. Tidak mampu disangkal lagi bahwa Yngwie merupakan jagoan gitar yang patut diacungi jempol.

Artikel Menarik Lainnya: