TintaTeras.com – Profil dan Biografi Ustadz Arifin Ilham. Dikenal dengan nama lengkap KH Muhammad Arifin Ilham. Ia ialah salah satu pendakwah populer di Indonesia yang mempunyai banyak jamaah. Ia juga ialah pendiri dari Majelis taklim ‘Adz-Dzikra’.
Daftar Isi
Daftar Isi:
Biodata Ustadz Arifin Ilham
Nama : K.H. Muhammad Arifin Ilham
Lahir : Banjarmasin, 8 Juni 1969
Wafat : Malaysia, 22 Mei 2019
Orang renta : Nurhayati (ibu), Ismail Marzuki (ayah)
Saudara kandung : Mursidah, Fitriani, Qomariah, Siti Hajar
Istri : Rania Bawazier, Wahyuniati Al-Waly, Umi Akhtar
Anak: Amtaza Syahla Arifin, Alaa Hifzhiyah Arifin, Muhammad Alvin Faiz, Muhammad Amer Azzikra, Muhammad Azka Najhan
Biografi Ustadz Arifin Ilham Singkat
KH Muhammad Arifin Ilham lahir di Banjarmasin, 8 Juni 1969. Ia yakni anak kedua dari lima bersaudara, dan beliau satu-satunya anak lelaki.
Ayah Arifin Ilham masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati, kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Setahun sesudah menikah, pasangan ini melahirkan putri pertama mereka tahun 1967. Karena anak pertama mereka perempuan, betapa bahagianya mereka ketika anak keduanya yaitu laki-laki.
Ibunya yang berjulukan Nurhayati mengatakan bahwa dikala hamil anak keduanya itu, beliau merasa biasa-umumsaja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya, berlainan dengan keempat putrinya, ketika dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif.
Tendangan kakinya pun sungguh kuat, sehingga sang ibu acapkali meringis menahan rasa sakit. Bayi yang lahir tanggal 8 Juni 1969 itu lalu diberi nama Muhammad Arifin Ilham.
Masa Kecil
Berbeda dengan keempat saudaranya lainnya, yang ketika lahir berat mereka rata-rata 3 kilogram lebih, bayi yang satu ini beratnya 4,3 kilogram dengan panjang 50 sentimeter. “Anehnya, bayi itu semenjak lahir sudah bergigi, yakni di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati.
Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun sudah bisa berlangsung dan tak usang sehabis itu ia mulai mampu berbicara. Setelah Siti Hajar, satu demi satu adik Arifin Ilham pun lahir. Yaitu, Qomariah yang lahir tanggal 17 Mei 1972 dan si bungsu Fitriani yang lahir tanggal 24 Oktober 1973.
Saat berusia lima tahun, Arifin Ilham dimasukkan oleh ibunya ke Taman Kanak-kanak Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin.
Arifin Ilham mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, dia itu orangnya itu babal. Ia baru mampu baca-tulis huruf Latin sesudah kelas 3,” kenang Arifin Ilham yang setiap kali mengatakan tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.
Sering Berkelahi
Dalam biografi Ustadz Arifin Ilham dimengerti bahwa saat bersekolah di SD Muhammadiyah, ia hanya bersekolah disana hingga kelas 3 dan dikeluarkan alasannya langgar melawan teman sekelasnya. Masalahnya, beliau tidak rela ada salah seorang temannya yang berbadan kecil diusik oleh teman sekelasnya yang bertubuhcukup besar.
Ia kalah adu alasannya adalah lawannya pendekar karate. Wajahnya bonyok dan bibirnya sobek. Agar tidak adu lagi, oleh ayahnya, beliau lalu dipindahkan ke Sekolah Dasar Rajawali.
Rumah daerah tinggal orang bau tanah Arifin Ilham terletak di Simpang Kertak Baru RT 7/RW 9, kota Banjarmasin, sempurna di sebelah rumah neneknya, ibu dari ibunda. Sebagai pegawai Bank BNI 46, ayahnya kerap kali bertugas ke luar kota Banjarmasin, kadang kala hingga dua-tiga bulan.
Ayahnya mengakui bahwa ia tidak banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga akibatnya yang banyak berperan mendidik Arifin Ilham ialah istri dan ibu mertuanya.
Ia mengungkapkan bahwa cara mendidik kedua orang renta itu keras sekali. “Baik Mama maupun Nenek bila menghukum sukanya mencubit atau menghantam. Dua-duanya turunan, jika nyubit maupun memukul keras dan sakit sekali,”
Titik Balik Kehidupan Ustadz Arifin Ilham
Ustadz Arifin Ilham tergolong seorang penyayang binatang. Di rumah ibu angkatnya di Jakarta, dia banyak memelihara binatamg, antara lain burung hantu, monyet, dan ayam kate. Awal April 1997, dia diberi seekor ular hasil tangkapan warga kampung yang didapatkan di semak belukar.
Karena kurang hati-hati ustadz populer ini pernah digigit binatang melata. Namun, beliau tidak menyadari bila dirinya keracunan. Sewaktu dalam perjalanan dengan mengendari mobil, beliau pun merasakan sesuatu yang tidak biasa, tubuhnya terasa panas, meradang, dan membiru.
Melihat kondisi Arifin Ilham yang demikian, ibu angkatnya Ny Cut mengambil alih kemudi, menuju rumah sakit terdekat. Namun, beberapa rumah sakit menolak dengan argumentasi peralatan medis yang tidak mencukupi.
Bahkan sejumlah dokter di beberapa rumah sakit tersebut memvonis, umurnya tinggal satu persen. Karena sulitnya menerima tunjangan selama 11 jam, keadaannya makin gawat. Detak jantungnya melemah.
Melihat keadaan anak angkatnya yang makin parah, Ny Cut menjajal mengunjungi RS Saint Carolus (Jakarta Pusat). Alhmadulilah pihak rumah sakit menerimanya. Arifin Ilham pribadi ditempatkan di ruang ICU.
Infus pun dipasang di tubuhnya. Untuk menolong tugas paru-paru, jantung, dan hatinya yang sudah sangat lemah, dokter memasukkan beberapa batang selang ke mulutnya.
Dengan dukungan Allah, sehabis satu bulan lima hari pihak rumah sakit menyatakan ia sudah melewati kurun kritis dan memasuki masa penyembuhan. Walaupun kondisinya sudah jauh lebih baik, Arifin Ilham mengalami pergeseran pada suaranya.
Menurut analisa dokter, hal ini disebabkan oleh pemasangan beberapa selang sekaligus dalam mulutnya untuk waktu yang cukup lama.
Tapi tidak ada yang mengenali planning Allah, justru dengan suaranya itu, Arifin Ilham menjadi lebih gampang diketahui para jamaah hanya dengan mendengar suaranya.
Pengalaman Spiritual
Seperti diceritakan Arifin Ilham, selama abad kritis, beliau menerima pengalaman spiritual yang sungguh hebat. Di alam bawah sadarnya beliau merasa berada di sebuah kampung yang sangat sunyi dan sepi. Setelah berjalan-jalan sekeliling kampung, ditemuinya suatu masjid, yang lalu dimasukinya.
Di dalam masjid ternyata telah menanti tiga shaf jamaah dengan mengenakan pakaian putih. Salah satu jamaah kemudian memintanya memimpin mereka berzikir, mengingat Allah SWT.
Keesokan harinya beliau kembali berimajinasi . Hanya saja sedikit berlawanan. Kali ini ia merasa berada di tengah kampung yang orangnya berlarian panik alasannya kehadiran beberapa orang yang dianggap sebagai jelmaan setan.
Melihat kehadirannya, para masyarakatpun berteriak dan meminta dirinya menjadi penolong mereka mengusir setan-setan tersebut. Hari selanjutnya dia kembali berimajinasi .
Kali ini beliau diminta oleh seorang bapak untuk mengobati istrinya yang sedang kesurupan. Mendengar permintaan bapak tersebut, Arifin Ilham bergegas, namun Allah berkehendak lain.
Istrinya ternyata sudah meninggal sebelum sempat ditolong Arifin Ilham. Berbekal pengalaman-pengalaman gaib yang ia alami, Arifin Ilham pun memantapkan hatinya untuk menjadi pengingat insan semoga tidak lupa berzikir.
Menjadi Penceramah
Banyak acara yang dilakukannya. Salah satu yang paling berkesan adalah memimpin zikir untuk para narapidana di Cipinang. Menurut Arifin Ilham, acara ini menunjukkan dampak yang sungguh dalam sehingga banyak di antara narapidana tidak mampu membendung air matanya, menyesali dosa-dosanya.
Meskipun banyak hujatan, pendiri majelis dzikir az-zikra ini juga sudah melaksanakan zikir di LP Nusakambangan, yang antara lain juga disertai oleh Tommy Suharto.
Ustadz Arifin Ilham Menikah
Di sinilah ia bertemu dengan Wahyuniati Al-Waly, seorang muslimah yang taat, yang lalu menjadi pendampingnya. Tidak berapa lama setelah konferensi itu, beliau bermimpin di depan Ka’bah dengan Yuni berdiri disampingnya dengan menggunakan baju putih higienis.
Dengan penasaran, pagi harinya ia menelpon Abah (panggilan Arifin Ilham untuk ayahnya), menanyakan ihwal mimpinya. Abahnya mengartikan bahwa Yuni adalah jodoh yang diberikan Allah kepadanya. Maka keduanya pun naik ke pelaminan pada 28 April 1998.
Dalam Biografi Ustadz Arifin Ilham, diketahui bahwa Yuni yang ternyata adik kelasnya di Fisipol Unas menilai sosok suaminya selaku seorang yang baik, romantis, penyayang, cendekia, dan besar lengan berkuasa landasan agamanya. Kemudian pada tahun 2010, beliau menikah lagi dengan perempuan bernama Rania Bawazier pada tahun 2010.
Di tahun 2017, Ustadz Arifin Ilham menikah untuk ketiga kalinya. Istri ketiganya berjulukan Umi Akhtar yang diketahui merupakan seorang janda beranak dua.
Kebiasaan Ustadz Arifin Ilham
Dalam kesehariannya, Ustadz Arifin Ilham diketahui terbiasa bangun shalat tahajud tiap pukul tiga pagi hingga subuh. Sekalipun ia tidur cuma sekitar tiga jam, tetapi dikala berada di kendaraan menuju tempat acara zikir ia menyempatkan diri untuk tidur di mobil.
Setiap program zikir yang dipimpinnya selalu dipadati jamaah dari aneka macam kalangan dan status. Minimal, pemandangan ini terlihat dikala ia memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa di Perumahan Mampang Indah II, Depok.
Ustadz Arifin Ilham Meninggal Dunia
Pendiri majelis dzikir Az-Zikra ini diketahui menderita penyakit kanker kelenjar getah bening. Ia dikenali berulang kali masuk rumah sakit alasannya penyakit kankernya di Rumah Sakit di Malaysia.
Ustadz Arifin Ilham meninggal dunia di rumah sakiit Penang, malaysia pada tanggal 22 Mei 2019 pada pukul 23.20 waktu Malaysia.
Sebelum meninggal, Ustadz Arifin Ilham sempat menuliskan wasiat yang menyebutkan bahwa ketika wafat, beliau ingin dimakamkan di dekat sebuah masjid di wilyah Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat serta ingin dishalatkan sebanyak dua kali di dua masjid yang berbeda.