Untung Surapati merupakan seorang tokoh yang namanya dikisahkan dalam sebuah buku legenda ataupun cerita rakyat. Namun siapa sangka kalau dia masuk ke sebagai pahlawan yang membuat VOC geram.
Bagaimana tidak, ia sukses membunuh salah satu kapten VOC sekaligus pernah menjalin cinta terlarang. Di sisi lain, dirinya dianggap bisa mendatangkan laba bagi sang majikan hingga diberi nama Untung. Agar lebih jelasnya, simak biografi Untung Surapati berikut.
Daftar Isi
Daftar Isi:
Biodata Untung Surapati
Dikenal | Untung Surapati |
Nama asli | Surawiroaji |
Tempat, tanggal lahir | Bali, 1660 |
Istri | Raden Ayu Gusik Kusuma |
Anak | Raden Pengantin, Raden Surapati, Raden Suradilaga |
Meninggal | 17 Oktober 1706 |
Biografi Untung Surapati
Nama Surawiroaji yang kemudian diketahui selaku Untung Surapati sudah diberikan terhadap seorang anak laki laki yang lahir pada tahun 1660 di Pulau Dewata. Sayangnya, nama kedua orang tuanya tidak ada di dalam catatan sejarah.
Sehingga dia kemudian dianggap sebagai anak yatim piatu semenjak berusia 7 tahun. Tampaknya kedua orang tuanya telah meninggal dunia saat terjadi pemberontakan VOC.
Asal Nama ‘Untung’
Uniknya ia tidak dibunuh oleh para tentaranya, melainkan diambil oleh perwira VOC berjulukan van Baber. Dalam biografi Untung Surapati dikenali bahwa ia sengaja diambil untuk dijadikan budak dan diperdagangkan terhadap Moor.
Setelah resmi menjadi budak, secara gila karir militer Moor melejit dalam waktu yang cukup singkat. Awalnya pangkatnya sebatas kapten, lalu berkembang menjadi seorang mayor.
Dan berselang usang dipromosikan menjadi penasihat bagi Gubernur Jenderal. Dianggap mendatangkan keuntungan, akhirnya beliua diberi nama Untung.
Layaknya status budak yang dibawanya, Untung akibatnya dibawa ke kediamannya yang berada di Batavia. Ia mendapatkan tugas selaku tukang kebun sekaligus melayani putri cantiknya yang bernama Suzzane.
Selang berjalannya waktu, timbul perasaan cinta antara keduanya dan menetapkan untuk menjalin asmara kemudian menikah. Hubungan antara majikan dan budak tersebut kemudian dimengerti oleh Moor.
Jabatannya sebagai penasihat Gubernur Jenderal, menjadikannya merasa malu ketika menerima mantu seorang budak yang dibelinya sendiri.
Berdasarkan hal inilah, Untung lalu dimasukkan ke penjara berjulukan Stashuis yang mana sekarang sudah beralih menjadi Museum Sejarah Jakarta. Maksud hati ingin memberi pelajaran, ternyata tinggal di penjara tidak membuat Untung meratapi semua perbuatannya tersebut.
Perjalanan Hidup Si Budak Cerdas
Untung pun menggalang kekuatan bersama dengan para tahanan yang lain dan berhasil kabur. Dari aksinya tersebut, statusnya bermetamorfosis buronan dengan terus melaksanakan aksi kucing kucingan dengan para pegawanegeri VOC.
Meski pada jadinya ditemukan, Dalam biografi Untung Surapati diketahui bahwa beliau justru ditawari masuk menjadi anggota militer VOC. Beliau menjabat selaku Letnan, dengan peran menjemput Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purbaya.
Sang pangeran yang ingin menyerahkan diri balasan kerajaannya dihancurkan VOC, berhasil dijemput Untung di Gunung Gede. Selama perjalanan berlangsung, disana pula dirinya menyaksikan perlakuan kurang baik terhadap sang pangeran.
Melihat hal yang tidak baik tersebut, pada karenanya Untung justru balik memberontak. Sayangnya sang pangeran tetap ingin menyerahkan diri, sedangkan istrinya ingin kembali ke rumah ayahnya.
Secara tidak sengaja, istri pangeran yang bernama Ayu Gusik Kusuma dan Untung justru saling meletakkan hati. Akibat perbuatannya tersebut, dirinya menjadi materi buronan VOC kembali.
Hingga pada kesannya, ia adu dengan Raden Surapati yang era itu tengah bertindak sewenang wenang. Dianggap selaku orang yang mencemarkan nama baik kerajaan, Raden Surapati pun dihukum mati. Sejak ketika itulah nama Surapati diberikan terhadap Untung.
Tampaknya keberuntungan kembali memihak Untung, karena sang ayah Ayu Gusik Kusuma yang bernama Patih Nerangkusuma disebut anti VOC.
Miliki tujuan yang serupa dan mengetahui adanya hubungan dengan sang anak, maka hubungan antara Untung dan Ayu pun direstui dan resmi menjadi pasangan suami istri.
Dukungan dari sang mertua, ditemukan dari adanya siasat melawan VOC bersama. Di saat yang serempak, VOC mendesak Amungkurat II untuk menyerahkan Untung. Pasukan VOC Belanda kala itu dipimpin oleh Kapten Tack.
Permintaan tersebut dikabulkan, yang secara tidak langsung VOC telah masuk ke dalam perangkatnya. Ketika komando Kapten Francois Tack memasuki istana, sang kapten kemudian dihabisi dan tewas bareng pasukannya.
Mengetahui sang kapten tewas, VOC menggerakkan tentaranya untuk menyerang Pasuruan dan menjadi perjalanan terakhir dari Untung Surapati.
Gelar Tumenggung Wiranegara
Amangkurat II kemudian mendukung Untung Surapati untuk menyerang pasuruan bareng Nerangkusuma. Mereka mengalahkan bupatinya era itu yang berjulukan Anggajaya.
Anggajaya kemudian menyingkir ke Surabaya. Setelah mengalahkan Anggajaya, Untung Surapati lalu menobatkan dirinya sebagai bupati Pasuruan. Ia pun bergelar Tumenggung Wiranegara.
Amangkurat II dikenali juga mendukung VOC tetapi disisi lain dia juga berpihak mendukung Untung Surapati. Namun karena tak mau dicap selaku seorang penghianat, Amangkurat berpura-pura mengirim pasukan menolong VOC menyerang Pasuruan namun gagal itu hanyalah selaku sandiwara.
Ketika Amangkurat II wafat, perebutan kekuasaan terjadi di Kartasura. Pangeran Puger yang mendukung VOC melawan Amangkurat III.
Pangeran Puger kemudian menobatkan dirinya menjadi Pakubuwono I atas pinjaman VOC. Ia kemudian menghalau Amangkurat III. Setelah diusir, Amangkurat III kemudian pergi ke Pasuruan dan berlindung dibawah kekuasaan Untung Surapati.
Wafatnya Untung Surapati
Dengan tujuang mengejar-ngejar Amangkurat III, terbentuklan gabungan pasukan yang berisikan VOC, Madura, kartasura serta beberapa pasukan dari Surabaya. Pasukan tersebut dipimpin oleh Mayor Goovert Knole.
Gabungan pasukan itu kemudian berangkat ke Pasuruan dan menyerbu benteng Bangil. Benteng tersebut merupakan pertahanan dari Untung Surapati.
Dalam pertempuran tersebut, Untung Surapati atau Wiranegara gugur. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Oktober 1706. Sesaat di tamat kematian menjemput. Untung sempat berpesan terhadap prajuritnya untuk merahasiakan makamnya berada.
Para pengikutnya kemudian menciptakan makam Untung rata dengan tanah semoga tidak bisa diketahui oleh VOC dan yang lain. Sayangnya aksi tersebut gagal. Pada tahun 18 Juni 1707, Makam Untung Surapati ditemukan lewat ekspedisi yang dipimpin oleh Herman de Wilde.
Makam Untung Surapati tersebut kembali dibongkar dan jasadnya pun dibakar. Adapun bubuk dari jasanya kemudian dibuang ke maritim dan hanyut bersama ombak.
Pahlawan Nasional
Dengan keberanian dan kecerdasan yang dimilikinya, hasilnya Untung dinobatkan selaku Pahlawan Nasional setelah 250 tahun lamanya. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di Semarang serta menjadi nama salah satu kapal perang Indonesia.