TintaTeras

Biografi Susno Duadji

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Biografi Susno Duadji. Komjen Pol Drs. Susno Duadji, S.H, M.Sc. lahir di Pagar Alam, Sumatera Selatan, 1 Juli 1954. Dia adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia (Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri) yang menjabat sejak 24 Oktober 2008 sampai 24 November 2009. Sebelumnya, dia menjabat selaku Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kapolda Jawa Barat. Susno Duadji merupakan lulusan Akabri Kepolisian dan mengenyam berbagai pendidikan antara lain PTIK, S-1 Hukum, S-2 Manajemen, dan Sespati Polisi Republik Indonesia. Ia juga menerima kursus dan training di antaranya Senior Investigator of Crime Course (1988), Hostage Negotiation Course (Antiteror) di Universitas Louisiana AS (2000), Studi Perbandingan Sistem Kriminal di Kuala Lumpur Malaysia (2001), Studi Perbandingan Sistem Polisi di Seoul, Korea Selatan (2003), serta Training Anti Money Laundering Counterpart di Washington, DC, AS.

Susno Duaji ialah anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya berjulukan Duadji, seorang sopir, dan ibunya, Siti Amah seorang pedagang kecil. Ia yakni suami dari Herawati dan bapak dari dua orang putri. Lulus dari Akademi Kepolisian 1977, Susno yang menghabiskan sebagian karirnya selaku perwira polisi lalu lintas, telah juga mengunjungi 90 negara untuk berguru menguak kasus korupsi. Karirnya mulai meroket dikala ia diandalkan menjadi Wakapolres Yogyakarta dan berturut-turut sehabis itu Kapolres di Maluku Utara, Madiun, dan Malang. Susno mulai ditarik ke Jakarta, saat diperintahkan menjadi kepala pelaksana aturan di Mabes Polisi Republik Indonesia dan mewakili institusinya membentuk KPK pada tahun 2003. tahun 2004 ia ditugaskan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ( PPATK ).

Sekitar tiga tahun di PPATK, Susno kemudian dilantik sebagai Kapolda Jabar dan sejak 24 Oktober 2008, ia menjadi Kabareskrim Mabes Polri mengambil alih Bambang Hendarso Danuri. Kode Susno semenjak itu dikenal dengan Truno 3, atau orang nomor tiga paling kuat di Polri sesudah Kapolri dan Wakapolri.

Kontroversi Susno Duadji

Pernyataan Susno yang berbunyi “Ibaratnya di sini buaya disitu cicak. Cicak kok melawan buaya” sudah mengakibatkan kontroversi andal di Indonesia. Akibat dari pernyataan ini muncul perumpamaan “cicak melawan buaya” yang sungguh terkenal. Istilah ini juga menyebabkan gelombang protes dari berbagai pihak dan menciptakan banyak pihak yang merasa anti terhadap korupsi menamakan diri mereka selaku Cicak dan sedang melawan para “Buaya” yang diibaratkan selaku Kepolisian. Kode “Truno 3″ disebut dalam percakapan yang disadap oleh KPK sehubungan dengan perkara bank Century.

Pernyataan Susno yang berbunyi ”Jangan Pernah Setori Saya” juga sungguh terkenal ketika dia menjabat sebagai kapolda Jabar. Pada tanggal 5 November 2009, Susno Duadji menyatakan mundur dari jabatannya, tetapi mulai 9 November 2009 dia kembali aktif sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri. Pada 24 November 2009, Kapolri resmi memberhentikannya dari jabatan Kabareskrim. TintaTeras.com

Artikel Menarik Lainnya: