TintaTeras

Biografi Supriyadi, Dongeng Hero Nasional Yang Menjadi Misteri

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Supriyadi. Nama tokoh pahlawan nasional ini sangat terkenal sebab selain berjasa bagi Indonesia, keberadaannya sampai sekarang masih menjadi misteri sampai kini. Artikel kali ini akan membahas tentang biografi dan profil dari Supriyadi atau yang lebih diketahui dengan nama Sodancho Soeprijadi.

Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi Misteri

Profil dan biografi Supriyadi

Supriyadi dimengerti lahir pada tanggal 13 april 1923 di Jawa Timur yang dikala itu masih dalam kala kependudukan Hindia Belanda. Ayahnya berjulukan Raden Darmadi yang dikenal sebagai Bupati Blitar dikala kemerdekaan Indonesia.

Ibu Supriyadi berjulukan Raden Roro Rahayu yang merupakan keturunan ningrat yang wafat saat Supriyadi masih kecil dan kemudian diasuh oleh ibu tirinya yang berjulukan Susilih.

Masa Kecil Supriyadi

Supriyadi dimengerti merupakan putra pertama dari pasangan Raden Darmadi dan Raden Roro Rahayu. dan ia masih mempunyai dua belas saudara lagi. Supriyadi mulai mengenyam pendidikan pertamanya dengan bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School) yang setara dengan sekolah dasar.

Tamat dari sana, beliau lalu masuk sekolah di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setingkat SMP. Dari situ ia lalu melanjutkan pendidikannya di MOSVIA (Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren) yang ialah sekolah untuk kaum bangsawan.

Sekolah ini untuk mendididik untuk menjadi pegawai pemerintahan atau pamong praja pada periode kolonial Belanda. Namun belum lulus dari sekolah tersebut, prajurit Jepang kemudian menduduki Indonesia.

Supriyadi Bergabung Dengan Tentara PETA

Supriyadi kemudian bersekolah di SMT (Sekolah Menengah Tinggi) dan juga ikut dalam latihan militer yang diadakan oleh Jepang yang dikenal dengan nama Seinindojo di kawasan Tangerang. Tahun 1943, Ketika Jepang mulai membentuk pasukan PETA (Pembela Tanah Air) yang pasukannya berisikan pemuda Indonesia, Supriyadi lalu ikut masuk.

Dengan latihan militer yang keras yang diikuti oleh Supriyadi, membuat dia lalu mendapat pangkat sebagai Komandan Peleton atau Shodancho yang lalu diketahui dengan sebutan Shodancho Supriyadi.

Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi MisteriOleh Jepang, Supriyadi lalu ditugaskan di Blitar, Jawa Timur. Ia membawahi pasukan Peleton I dan Kompi III yang bertugas memberi pemberian senjata berat. Selain itu Supriyadi juga diperintahkan untuk mengawasi para pekerja paksa romusha.

Melihat penderitaan berat rakyat Indonesia yang dipaksa melakukan pekerjaan sebagai Romusha menciptakan Supriyadi lalu nekat untuk menyelenggarakan pemberontakan yang kemudian dikenal dengan nama pemberontakan PETA di Blitar.

Mulai Mengadakan Rencana Pemberontakan

Supriyadi lalu mulai menyelenggarakan rencana pemberontakan. Hal pertama yang dia lakukan yakni dengan menelepon kawan-kawannya sesama serdadu PETA untuk mendakan pertemuan rahasia untuk merencanakan pemberontakan pada bulan september 1944. Kawan-kawan supriyadi ketika itu yang ikut mirip Halir Mangkudijaya, Muradi dan Sumanto. Supriyadi sempat berkata dalam pertemuan tersebut :

….Kita selaku bangsa yang ingin merdeka tidak mampu membiarkan tentara Jepang terus menerus bertindak sewenang-wenang menindas dan memeras rakyat Indonesia. Tentara Jepang yang kian merajaiela itu harus dilawan dengan kekerasan. Apa pun dan bagaimana pun pengorbanan yang diminta untuk meraih kemerdekaan In­donesia kita mesti rela memberikannya.

….Akibat dan resiko dari usaha kita sudah pasti. Paling ringan dihukum tahanan dan paling berat dihukum mati. Kita yang berjuang jangan sekali-kali menginginkan pangkat, kedudukan atau pun honor yang tinggi. Bagaimana jikalau kita mengadakan pemberontakan melawan tentara Jepang?

Dari konferensi tersebut dikerjakan antisipasi dengan menghubungi serdadu PETA lainnya yang berada di Blitar untuk diajak memberontak. Persiapan yang dikerjakan oleh Supriyadi menciptakan banyak prajurit PETA yang ikut untuk memberontak kepada Jepang. Supriyadi juga meminta pertolongan tokoh penduduk untuk membantunya.

Pertemuan untuk merencanakan pemberontakan dilaksanakan berulang kali sesuai yang ditulis dalam buku yang berjudul “Tentara Gemblengan Jepang” yang tulis oleh Joyce J Lebra. Segala persiapan dilakukan mirip pembentukan pasukan pemberontakan, pembagian peran, antisipasi logistik, dan lain lain. Semua dijalankan dari tahun 1944 sampai 1945.

Supriyadi bahkan sempat menginformasikan tentang rencana pemberontakan prajurit PETA tersebut kepada Ir. Soekarno dikala beliau tiba ke Blitar namun Soekarno saat itu menasehati Supriyadi untuk mempertimbangkannya baik-baik karena resikonya sungguh besar.

Namun Supriyadi sungguh percaya bahwa pemberontakan tersebut niscaya sukses. Setelah dilakukan beberapa kali konferensi dengan serdadu PETA lainnya maka ditetapkanlah waktu dan tempat pemberotakan akan dilakukan di Tuban, Jawa Timur.

Jepang Yang Mulai Curiga

Namun pada permulaan tahun 1945, Jepang melaui meragukan bahwa akan ada pemberontakan yang mau dikerjakan oleh serdadu PETA dibawah pimpinan Supriyadi.

Oleh alhasil, jepang lalu membuat berbagi peraturan ketat untuk prajurit PETA dan juga memantau Supriyadi dan pasukannya. Mengetahui hal tersebut, konferensi terakhir perencanaan pemberontakan dijalankan. Supriyadi lalu menggatakan :

…Lebih baik kita mati terhormat melawan prajurit Jepang yang telah jelas bertindak adikara terhadap bangsa Indonesia. Lebih baik kita melakukan pemberontakan melawan Jepang sekarang juga. Dengan terjadinya pemberontakan ini besar kemungkinan kemerdeka-an Indonesia akan lebih cepat datangnya.

….Kita mengadakan pemberontakan kini juga, tidak lain untuk mencapai kemerdekaan tanah air dengan secepat-cepatnya. Kemerdekaan Indonesia harus kita rebut dengan kekerasan senjata. Sebagai bangsa yang ingin merdeka kita harus berani berjuang dan rela berkorban untuk menghentikan penindasan dan pemerasan yang diktatorial kepada rakyat Indonesia.

…Akibat dari pemberontakan paling ringan kita dieksekusi atau disiksa, dan paling berat dibunuh. Dan kita mesti menghalangi sejauh mungkin jangan sampai berhadapan dengan bangsa sendiri.

Meletusnya Pemberontakan Tentara PETA di Blitar

Semua yang hadir saat itu kemudian oke. Bahwa pemberontakan mesti segera dilakukan. Pada tanggal 14 februari pukul 03.00 pemberontakan PETA yang dipimpin oleh Supriyadi meletus di Blitar. Tembakan pertama dilakukan dengan menembakkan mortir ke hotel Sakura dimana tempat tersebut banyak terdapat perwira Jepang.

Pasukan PETA yang lain yang ikut memberontak lalu memutuskan kabel telepon dan kemudian menembaki prajurit Jepang yang mereka temui di kota Blitar.

Tak ketinggalan markas Kenpetai yang banyak berisi perwira Jepang ditembaki dengan memakai senapan mesin, namun markas tersebut sudah dikosongkan.

Rupanya Jepang telah mengenali bahwa serdadu PETA pimpinan Supriyadi akan memberontak. Pemerintah Jepang dikala itu kemudian memerintahkan pesawat terbang Jepang untuk melaksanakan pengintaian.

Langkah berikutnya Jepang kemudian mempergunakan para pemimpin tentara PETA yang tidak ikut memberontak untuk membujuk Supriyadi supaya mengalah. Dan kemudian mengantarkan pasukan Jepang untuk memadamkan pemberontakan yang dipimpin oleh Supriyadi.

Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi MisteriMelihat para pemberontak yang makin terdesak hingga ke hutan Ngancar, Jepang lalu memerintahkan seorang pimpinan tentara jepang berjulukan Kolonel Katagiri untuk menemui pimpinan pemberontakan.

Katagiri kemudian menemui Muradi pimpinan pemberontakan PETA selain Supriyadi di Sumber Lumbu, Kediri. Katagiri lalu meminta terhadap Muradi biar menyuruh para pemberontak untuk menghentikan pemberontakan kembali ke markas.

Muradi lalu mengajukan tolok ukur bahwa para pemberontak tersebut diampuni dan senjata mereka tidak dilucuti. Katagiri kemudian baiklah dan sebagai janjinya Katagiri memperlihatkan pedangnya kepada Muradi selaku bukti kesepakatan seorang samurai.

Pemberontakan Yang Gagal dan Janji Yang Tak Ditepati

Pemberontakan kemudian berhasil dipadamkan oleh jepang, tetapi Jepang tidak menepati janjinya. Sebanyak 78 perwira PETA yang terlibat dalam pemberontakan diusut oleh Polisi Militer Jepang (Kenpetai) dan senjata mereka kemudian dilucuti Jepang.

Mereka kemudian diadili secara militer dan beberapa pimpinannya dijatuhi hukuman mati oleh Jepang yakni Muradi, Sunanto, Sudarmo, Suparyono, dan Halir Mangkudijaya yang kemudian dieksekusi mati oleh jepang di pantai Ancol, Jakarta.

Sebagian lagi yang memberontak lalu dipenjara tetapi Supriyadi tidak dieksekusi mati oleh Jepang sebab ia tidak menyerahkan diri setelah pemberontakan.

Nasib Supriyadi Setelah Pemberontakan Selesai

Setelah pemberontakan prajurit PETA sukses dipadamkan, tidak ada yang mengenali nasib atau keberadaan Supriyadi, dia menghilang bagai ditelan bumi sesudah pemberontakan.

Terakhir kali dia tampakdi Dukuh Panceran, Ngancar saat negosiasi antara pemberontak dan tentara Jepang menghasilkan janji. Namun banyak yang meyakini bahwa Supriyadi masih hidup namun bersembunyi dari kejaran serdadu Jepang.

Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi Misteri

Ada juga yang menyampaikan bahwa Supriyadi tewas tertembak oleh tentara Jepang saat pemberontakan berlangsung namun jasadnya tidak pernah didapatkan sama sekali. Inilah yang lalu masih menjadi misteri hingga sekarang tentang keberadaan dari Supriyadi yang dikenal sebagai otak atau pimpinan dari pemberontakan serdadu PETA di Blitar.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada bulan agustus 1945, pada bulan september, presiden Soekarno kemudian mengangkat Supriyadi sebagai Menteri Keamanan Rakyat hingga kemudian posisinya digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo selaku Menteri Keamanan Rakyat.

Dalam biografi Supriyadi dikenali bahwa Ir. Soekarno dikala itu menunjuk Supriyadi selaku Panglima Tentara Indonesia namun ia tak pernah muncul dan digantikan oleh Jenderal Sudirman dan keberadaannya masih menjadi misteri.

Untuk menghormati jasa-jasanya, lalu pemerintah Indonesia melalui presiden Soeharto mengangkat Supriyadi sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Kepres No. 063/TK/1975 yang ditetapkan pada tanggal 9 agustus 1975.

Misteri Keberadaan Supriyadi

Dimana Supriyadi sekarang? Sampai ketika ini eksistensi dan nasib dari Supriyadi masih belum dikenali. Namun beberapa orang yang mengaku pernah melihat Supriyadi dan bahkan menyembunyikan Supriyadi saat pemberontakan final.

Seperti akreditasi Harjosemiarso yang merupakan kepala desa di Sumberagung mengaku pernah menyembunyikan Supriyadi di rumahnya ketika itu dan Ronomejo yang merupakan warga desa Ngliman di Nganjuk yang juga mengaku menyembunyikan Supriyadi di sebuah gua di penderasan Sedudo.

Bahkan pelatih Supriyadi di PETA yang berjulukan Nakajima mengaku bertemu dan menyembunyikan Supriyadi pada bulan maret 1945 di Salatiga dan kemudian Supriyadi pamit menuju ke Banten.

Kemudian seseorang berjulukan H. Mukandar di Bayah, Banten Selatan mengaku pernah berjumpa Supriyadi bahkan merawatnya di rumahnya karena dikala itu Supriyadi terkena penyakit Disentri dan lalu meninggal dan dimakamkan di Bayah, Banten Selatan. H. Mukandar bahkan menunjuk foto Supriyadi secara tepat di saat ditunjukan foto para taruna PETA  ketika berfoto di Tangerang.

Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi Misteri

Namun ada juga beberapa orang yang mengaku sebagai Supriyadi, Salah satunya legalisasi dari seseorang bernama Andaryoko Wisnu Prabu yang mengaku selaku Supriyadi. Namun banyak pihak yang kemudian meragukan pengakuannya sebab tidak sesuai dengan fakta sejarah seperti Wisnu Prabu mengaku selaku pengerek bendera saat proklamasi kemerdekaan padahal pengerek bendera saat itu ialah Latief Hendradinigrat.

Wisnu Prabu juga mengaku ikut hadir saat supersemar diserahkan di Istana Bogor. Akhirnya pengakuannya selaku Supriyadi mulai disangsikan banyak orang, kemungkinan besar ia hanya seorang prajurit PETA saja.

Hingga sekarang makam atau pusara dari Supriyadi tidak dimengerti sama sekali. Jasadnya bahkan tidak pernah ditemukan hingga kini. Namun jasa-jasa Supriyadi dalam melawan penjajah sangat dihormati sehingga beliau ditetapkan selaku Pahlawan Nasional Indonesia.

Semoga postingan mengenai profil dan biografi Supriyadi sebagai hero nasional mampu berfaedah dan menjadi referensi bagi para pembaca www.biografiku.com. Salam sukses.

Artikel Menarik Lainnya:

Cara Pakai Masker Mata

Cara Pakai Masker Mata

August 20, 2024
2 min 59 sec read
Cara Mempesona Email Yang Telah Terkirim

Cara Mempesona Email Yang Telah Terkirim

July 27, 2024
2 min 14 sec read
Cara Menciptakan Sate Taichan

Cara Menciptakan Sate Taichan

July 20, 2024
2 min 5 sec read
Pulau Peucang Ujung Kulon, Pesona Dan Harga Trip

Pulau Peucang Ujung Kulon, Pesona Dan Harga Trip

March 13, 2024
5 min 3 sec read
Cara Menanam Melon

Cara Menanam Melon

August 3, 2024
2 min 5 sec read