TintaTeras.com – Profil dan Biografi Sultan Iskandar Muda singkat dan lengkap. Sultan Iskandar Muda merupakan hero nasional Indonesia dan salah satu raja yang paling terkenal di Kesultanan Aceh. Sultan Iskandar Muda ialah sultan yang paling populer yang berhasil membawa kesultanan Aceh ke puncak kejayaannya antara tahun 1607 hingga 1636.
Daerah kekuasaan kesultanan Aceh di abad pemerintahan Sultan Iskandar Muda sangat luas bahkan reputasinya selaku kerajaan Islam sangat populer sampai ke mancanegara.
Inggris, Belanda, Perancis dan Turki menaruh hormat pada kesultanan Aceh dan Sultan Iskandar Muda. Berikut profil dan biografi Sultan Iskandar Muda singkat dan perjuangannya dalam memimpin kesultanan Aceh.
Daftar Isi
Daftar Isi:
Profil dan Biografi Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda dilahirkan di Bandar Aceh Darussalam kesultanan Aceh pada tahun 1590. Nama orisinil Sultan Iskandar Muda yaitu Perkasa Alam. Dilihat dari garis keturunannya, Sultan Iskandar Muda merupakan keturunan dari Sultan Alaudin al-Qahhar, Penguasa dari kesultanan Aceh yang berkuasa pada tahun 1537 sampai 1571.
Ibu Sultan Iskandar Muda berjulukan Putri Raja Indra bangsa, Sementara ayahnya bernama Sultan Mansyur Syah. Ketika mereka menikah upacara pernikahannya dijalankan secara besar-besaran.
Seperti yang diketahui sebelumnya semasa kecil sultan iskandar muda diketahui dengan nama Perkasa Alam ini lahir dan besar di lingkungan istana kesultanan Aceh.
Di usia muda Sultan Iskandar Muda mencar ilmu perihal agama kepada seorang ulama yang berasal dari Baitul Mukadis. Ulama tersebut bernama Teungku Di Bitai Yang dikenal sangat jago di bidang ilmu Falak dan ilmu Firasat.
Sultan Iskandar Muda juga mencar ilmu kepada beberapa ulama paling besar lengan berkuasa yang berasal dari Mekkah serta Gujarat India. Ulama tersebut yakni Syekh Abdul Khoir Ibnu Hajar, Syekh Muhammad Jailani Bin Hasan Ar-Raniri yang berasal dari Gujarat India serta Syekh Muhammad Zamani yang berasal dari Mekah Arab Saudi.
Istri Sultan Iskandar Muda bernama Putroe Phang. Iya ialah seorang putri dari Kesultanan Pahang yang berada di wilayah Malaysia.
Dikatakan bahwa Sultan Iskandar Muda membangun Gunongan untuk mengobati kesedihan istrinya yang selalu rindu akan kampung halamannya di Pahang. Dari pernikahannya dengan Putroe Phang, Sultan Iskandar Muda memiliki anak bernama Sultanah Safiatuddin dan Meurah Pupok.
Masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda naik selaku Sultan Kerajaan Aceh menggantikan Sultan Ali Riayat Syah yang mangkat. Dikutip dari buku Agama dan Perubahan Sosial (2001) yang ditulis oleh Djokosurjo disebutkan Pada kurun kepemimpinan Sultan Ali Riayat Syah, Kesultanan Aceh mengalami kekacauan internal serta ancaman dari bangsa Portugis.
Di situlah Sultan Iskandar Muda yang kurun itu masih dikenal dengan nama Perkasa Alam melancarkan perlawanan kepada Sultan Ali Riayat Syah tetapi perlawanan tersebut gagal dan Perkasa alam kemudian dipenjara.
Perkasa Alam yang kurun itu di penjara Kemudian memperlihatkan Sultan Ali Riayat Syah Bahwa kalau diizinkan memiliki sedikit pasukan serta senjata. Ia meyakinkan Sultan Ali Riayat Syah niscaya mampu menghalau Portugis dari tanah Aceh.
Pada kala itu tekanan Portugis sangat berpengaruh untuk dapat menguasai Aceh serta jalur jual beli Malaka. Sultan Ali Riayat Syah lalu menerima anjuran dari Perkasa alam.
Jalannya usaha sultan iskandar muda dimulai dari berbekal sedikit pasukan dan senjata yang diberikan oleh Sultan Ali Riayat Syah, Perkasa Alam dapat mengusir Portugis dari tanah Aceh di mana hal itu terjadi pada tahun 1606.
Hal inilah yang lalu menciptakan Perkasa alam atau Sultan Iskandar Muda kemudian disegani oleh Inggris serta Belanda. Pada tahun 1607, Perkasa alam atau Sultan Iskandar Muda lalu naik sebagai Sultan Aceh menggantikan Sultan Ali Riayat Syah yang mangkat. Sultan Iskandar Muda dikenal selaku orang yang pemberani, mahir serta para ulama.
Adapun langkah langkah Sultan Iskandar Muda dalam memperkokoh posisi dan kekuatannya di kesultanan Aceh yaitu dengan merangkul negeri-negeri di sekeliling kesultanan Aceh serta semua pelabuhan yang berada di sekitar Selat Malaka.
Semua ini beliau lakukan semoga tidak gampang terpengaruh oleh bangsa-bangsa ajaib Seperti bangsa Portugis, Inggris serta Belanda mirip yang dikutip dari buku Aceh Sepanjang Abad (1981) yang ditulis oleh Mohammad Said.
Kerajaan Aceh Mencapai Puncak Kejayaan
Kebijakan ketat diterapkan oleh Sultan Iskandar Muda di bidang jual beli serta ekonomi. Bandar dagang utama juga dibangun di Aceh kala itu serta Sultan Iskandar Muda juga menertibkan harga pasaran hasil bumi dan juga mengendalikan pergerakan orang-orang ajaib yang berada di Wilayah kesultanan Aceh.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda kesultanan Aceh melakukan penaklukan kawasan-tempat di sekitar Pulau Sumatera hingga sukses menguasai hampir sebagian besar pulau Sumatera abad itu.
Wilayah kerajaan Aceh dibawah kekuasaan Sultan Iskandar Muda diperluas bahkan sampai menguasai kawasan Semenanjung Malaya (Malaysia) mirip Malaka, Pahang, Johor, Perak sampai hingga ke Patani, Thailand.
Kesultanan Aceh juga diketahui mempunyai angkatan maritim yang sungguh tangguh yang berisikan ratusan kapal perang yang dilengkapi dengan meriam. Angkatan Daratnya pun tidak kalah handal.
Kesultanan Aceh kalah itu bahkan memiliki puluhan ribu tentara, ratusan pasukan gajah serta pasukan berkuda. Kekuatan militer kesultanan Aceh ini Portugis era itu mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran.
Hubungan Kesultanan Aceh dan Negara Di Eropa
Belanda yang periode itu juga ingin menguasai Selat Malaka mengalihkan perhatiannya ke Jawa serta Maluku dan menghormati kekuasaan kesultanan Aceh. Inggris bahkan meletakkan hormat terhadap Sultan Iskandar Muda Yang kalah itu sebagai rekan jualan kesultanan Aceh.
Raja Inggris masa itu yang bernama Raja James I bahkan mengantarkan hadiah kepada Sultan Iskandar Muda berupa sebuah meriam. Meriam tersebut lalu dinamakan selaku Meriam Raja James yang hingga kini masih terawat.
Meriam tersebut kini menjadi salah satu benda peninggalan Sultan Iskandar Muda dan Kesultanan Aceh. Salah satu peninggalan yang lain dari Kesultanan Aceh adalah Masjid Baiturrahman yang dibangun pada era Sultan Iskandar Muda.
Prancis sendiri menaruh hormat kepada Sultan Iskandar Muda dan kesultanan Aceh. Mereka bahkan mengirimkan delegasi Raja Perancis yang Turut serta mengantarkan kado berupa cermin yang sangat indah tetapi cermin tersebut pecah dalam perjalanan. Meskipun begitu Sultan Iskandar Muda tetap senang hati menerima hadiah belahan kaca cermin tersebut .
Kesultanan Aceh dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda juga Memiliki relasi yang baik dengan Kesultanan Utsmaniyah di Turki. Sultan Turki kala itu bernama Sultan Ahmed I bahkan mengantarkan suatu meriam sebagai hadiah atas kunjungan wakil dari kesultanan Aceh. Kesultanan utsmaniyah bahkan mengirimkan beberapa orang nya untuk mengajari kesultanan Aceh dalam bidang ilmu militer.
Serangan Melawan Portugis
Ancaman bangsa Portugis di Malaka ialah salah satu duduk perkara yang dihadapi oleh kesultanan Aceh. Sultan Iskandar Muda bareng dengan pasukan kesultanan Aceh kemudian melancarkan serangan pertama kepada Portugis di Malaka pada tahun 1615. Namun serangan tersebut mengalami kegagalan.
Pada tahun 1629 serangan kedua dilancarkan secara besar-besaran oleh Sultan Iskandar Muda menggempur pertahanan Portugis di Malaka.
Pasukan Portugis kalau itu hampir terkepung dan mengalah, Namun dukungan dari India serta beberapa kerajaan Melayu di Semenanjung Malaya yang sukses dihasut oleh Portugis membuat Serangan yang dilancarkan oleh Sultan Iskandar Muda dapat dipatahkan.
Sultan Iskandar Muda Wafat
Setelah perang besar melawan Portugis rampung, Kondisi kesehatan Sultan Iskandar Muda memburuk. Sultan Iskandar Muda kesannya wafat pada usia 43 tahun tepatnya pada tanggal 27 Desember 1636.
Ia lalu dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sultan Aceh Kandang XII, Banda Aceh. Atas jasa-jasanya, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional terhadap Sultan Iskandar Muda. Namanya juga bahkan diabadikan selaku nama Bandar Udara di Aceh serta beberapa nama jalan di Indonesia.
Sultan Iskandar Muda ialah Penguasa kesultanan Aceh besar dan paling populer dalam sejarah Kerajaan Aceh. Dia bahkan sanggup menjinjing kesultanan Aceh meraih puncak kejayaannya di Sumatera serta di Malaka.
Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Kesultanan Aceh lalu dipimpin oleh Sultan Iskandar Thani. Namun Ia tidak mampu menenteng kembali Kejayaan kesultanan Aceh ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa.