TintaTeras

Biografi Robert Kebijaksanaan Hartono – Orang Terkaya Nomor Satu Di Indonesia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

TintaTeras.com – Menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia selama beberapa tahun berturut-turut itulah R. Budi Hartono yang ialah pemilik Grup Djarum, dilahirkan dengan nama lengkap Robert Budi Hartono pada tanggal 28 April 1941 di Kota Semarang.

Ayahnya bernama Oei Wie Gwan pemilik perjuangan kecil Djarum Gramophon namanya diubah menjadi Djarum yang kelak menjadi suatu perusahaan rokok paling besar di dunia. Robert Budi Hartono yang mempunyai nama Tionghoa Oei Hwie Tjhong oleh Majalah Forbes dicatat mempunyai kekayaan sebesar 17.1 Milyar Dollar atau 228 Trilyun Rupiah.

Ia ialah Orang terkaya nomor satu selama bertahun-tahun di Indonesia dan urutan 131 terkaya didunia. Semua berawal dari Mr. Oei Wie Gwan yang membeli perjuangan kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dann lalu mengganti namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek “Djarum” yang ternyata sukses di pasaran.

Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963, Djarum kembali bangun dan memodernisasikan perlengkapan di pabriknya. Robert dan kakaknya yaitu Michael Budi Hartono mendapatkan warisan ini setelah ayahnya meninggal. Pada dikala itu pabrik perusahaan Djarum gres saja terbakar dan mengalami kondisi yang tidak stabil. Namun kemudian di tangan dua bersaudara Hartono, Perusahaan Djarum bisa bertumbuh menjadi perusahaan raksasa.

Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun lalu Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.

Saat ini, Di Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini memilki pangsa pasar yang besar. Dan di negeri asalnya sendiri, Indonesia, produksi Djarum meraih 48 milyar batang pertahun atau 20% dari total buatan nasional.

Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di banyak sekali sektor. Djarum mereka, tidak boleh di Amerika Serikat semenjak 2009 bersama dengan rokok kretek yang lain, karena telah diluncurkannya Dos Hermanos, suatu cerutu premium pencampuran tembakau Brasil dan Indonesia.

Robert Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektro dan multimedia. Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilaksanakan Group Djarum ini memperkokoh Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951.

Di bidang Agribisnis, Robert bareng Michael mempunyai perkebunan sawit seluas 65.000 hektar yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dari tahun 2008. Mereka bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari Group Djarum. Di bidang properti, banyak proyek yang dikerjakan di bawah kontrol CEO Djarum ini, R. Budi Hartono, dan yang paling besar yaitu mega proyek Grand Indonesia yang ditantangani pada tahun 2004 dan final pada tahun 2008.

Proyek ini meliputi hotel (renovasi dari Hotel Indonesia), pusat belanja, gedung perkantoran 57 lantai dan apartemen. Total nilai investasinya 1,3 Triliun rupiah. Majalah Globe Asia menyatakan Robert sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan 4,2 miliar dolar AS atau sekitar 37,8 triliun rupiah. Pada tahun yang sama, R. Budi Hartono bareng kakaknya, Michael Hartono di bawah bendera Group Djarum melebarkan investasi ke sektot perbankan.

Dan mereka menjadi pemegang saham utama, menguasai 51% saham, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang ialah salah satu bank terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan data dari Bank Indonesia simpulan tahun 2011 nilai aset BCA sebesar Rp 380,927 Triliun (tiga ratus delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh rupiah).

BCA yang secara resmi bangkit pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV, banyak hal sudah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997. Dan bukti keberadaan grup Djarum yaitu gedung pencakar langit di kompleks mega proyek Grand Indonesia diberi nama Menara BCA.

Karena bank BCA menjadi penyewa khususnya dari tahun 2007 hingga 2035. Dengan demikian tergabunglah lingkungan operasional dua raksasa bisnis Indonesia di tengah-tengah pusat ibukota yang menjadi bukti keberkuasaan Djarum di kancah bisnis Indonesia.

Djarum, Robert Budi Hartono

BCA, Robert Budi Hartono

Robert Budi Hartono menikah seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih erat dengan nama Giok Hartono. Bersamanya Widowati Hartono, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang kesemuanya telah menuntaskan pendidikan. Mereka yakni Victor Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono.

Disisi lain, Robert Budi Hartono Sangat menyukai olahraga bulutangkis yang bermula dari sekedar hobi kemudian mendirikan Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum pada tahun 1969. Dari lapangan bulutangkis di daerah melinting kretek, Robert Budi Hartono menemukan talenta anak muda berbakat orisinil Kudus.

Anak muda itu dimatanya, mempunyai semangat juang yang tinggi, mental yang jago dan fisik yang prima. Tak salah intuisinya, sebab dalam era waktu yang tidak lama, anak itu mengharumkan nama bangsa di pertunjukan dunia. Anak muda itu yaitu Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.

Disamping itu bersama kakaknya ialah Michael Budi Hartono,mereka menjadi pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronika. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun.

Perusahaan Polytron ini sekarang juga memproduksi ponsel yang sebelumnya cuma meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat adalah Ventures Global Prima Digital, mereka juga membeli Kaskus, yang ialah salah satu situs terbesar di Indonesia. www.biografiku.com

Artikel Menarik Lainnya: