TintaTeras

Biografi Robert Baden-Powell – Bapak Pandu Sedunia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Biografi Robert Baden-Powell. Beliau dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia ialah anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal saat beliau berusia 3 tahun, dan dia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace Smith, seorang perempuan yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus sukses. Baden-Powell berkata wacana ibunya pada 1933, “Rahasia kesuksesan aku yakni ibu saya.” Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah mengejar dan memasak hewan – dan menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan tempat terlarang.

Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan memakai kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan kerabat-saudaranya. Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.

Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada permulaan 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana resimennya ditempatkan dan dia diberi penghargaan karena keberaniannya. Ada 3 penghargaan yang diberi angkatan perang Zulu yakni:

impressa : serigala yang tak pernah tidur, karena beliau sering berjaga-jaga dikala malam.

kantankye : orang pemakai topi lebar, sebab beliau selalu menggunakan topi lebar.

m’hlalapanzi: orang bertiarap yang siap menembak.

Kemahirannya menakjubkan dan ia lalu dipindahkan ke dinas belakang layar Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai kolektorkupu-kupu, memasukkan desain instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.

Baden-Powell kemudian diposisikan di dinas diam-diam selama 3 tahun di kawasan Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun lalu, dia menulis buku bimbingan ringkas bertajuk “Aids to Scouting”, ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk menolong melatih perekrutan tentara gres. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, beliau melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya perjuangan sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.

Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada kala Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu serdadu biasa. Ketika merencanakan hal ini, beliau terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar kesuksesan itu dikatakan selaku hasil beberapa muslihat yang dikerjakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau imitasi ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) ketika bergerak antara parit kubu.

Baden-Powell melakukan pada umumnya kerja peninjauan secara eksklusif dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan menenteng pesan-pesan, kadang menembus pertahanan musuh. Banyak dari bawah umur ini kehilangan nyawanya dalam melakukan tugas. Baden-Powell amat takjub dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan dikala melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat selaku Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi hero nasional.

Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas selaku Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903. Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku tutorial ketentaraannya “Aids to Scouting” telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi cowok.

Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell menetapkan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berlawanan, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku “Scouting for Boys” lalu diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.

Kanak-kanak dewasa membentuk “Scout Troops” secara impulsif dan gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada awalnya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan pramuka meningkat seiring dengan Boys’ Brigade. Suatu konferensi untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell memperoleh gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri lalu didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan kerabat perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.

Walaupun dia bahwasanya mampu menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti pesan yang tersirat Raja Edward VII, yang menganjurkan bahawa dia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan Pramuka.

Pada Januari 1912 Baden-Powell berjumpa calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk mengawali Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang serupa dan menjadi sensasi pers, mungkin alasannya ketenaran Baden-Powell, alasannya adalah perbedaan usia mirip itu biasa pada saat itu. Untuk menyingkir dari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan ijab kabul secara diam-diam pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan perempuan (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon).

Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel kado pernikahan, yakni sebuah mobil Rolls Royce.

Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menunjukkan dirinya terhadap Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan terhadap ia, karena, mirip yang dikatakan oleh Lord Kitchener: “beliau bisa menerima beberapa divisi lazim dengan gampang namun dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan perjuangan baik Boy Scouts.” Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam acara spionase dan dinas belakang layar berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.

Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929. Taman Gilwell adalah kawasan latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam metode penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara aneh. Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia meningkat . Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang.

Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak pria dan dua perempuan (yang menerima gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya lalu menggantikan ayahnya pada 1941. Tidak usang selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan duduk perkara kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita pusing terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur gres di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 beliau pindah ke suatu rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, erat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.

Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua gerakan Pramuka kado Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy menetapkan untuk tidak menganugerahkan kado untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.

Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari selaku hari B-P, tanggal lahir bareng Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia. TintaTeras.com

Artikel Menarik Lainnya: