TintaTeras

Biografi Qin Shi Huang, Kaisar Pertama China Dan Pendiri Tembok Besar China

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Profil dan Biografi Qin Shi Huang. Tokoh satu ini diketahui selaku kaisar China yang pertama. Ia berasal dari dinasti Qin. Qin Shi Huang merupakan kaisar yang pertama kali menyatukan kawasan China. Walaupun diketahui sebab serakah dan kejam, dia berjasa sebagai pendiri dari Tembok Besar China (Great Wall).

Kaisar China yang pertama ini juga merupakan orang yang terobsesi dengan keabadian sehingga konon ia menyuruh para prajuritnya mencari ramuan keabadian. Ia bahkan hingga mengorbankan 6000 gadis perawan untuk mendapatkan ramuan tersebut. Bagaimana kisahnya?

Biografi Qin Shi Huang

Qin Shi Huang dilahirkan dengan nama asli Ying Zhen. Ia diketahui lahir pada tanggal 18 Februari 259 SM. Ayahnya bernama Zhuangxiang yang ialah raja dinasti Qin. Ibunya Lu Buwei yang dikenal dengan nama Ibusuri Zhao.

Ibunya ialah mantan selir seorang pedagang kaya. Ia sukses mengangkat Zhuangxiang, ayah Qin Shi Huang naik takhta. Walaupun pada awalnya ia tidak ditunjuk sebagai penerus.

Ketika Ying Zhen atau Qin Shi Huang berusia 13 tahun, beliau secara resmi naik tahta selaku raja dinasti Qin pada tahun 246 SM. Kala itu kerajaan Qin sudah menjadi negara paling kuat di dataran China.

Naiknya Qin Shi Huang kelak akan menyatukan seluruh Tiongkok di bawah kekuasaannya. Negara-negara dari dinasti lain yang ada di China tengah menganggap dinasti Qin selaku negara barbar.

Tetapi pada dikala itu posisi negara Qin sungguh besar lengan berkuasa dengan daerah di pinggiran barat pegunungan dengan pusatnya di provinsi terbaru Shaanxi. Dinasti Qin menyebarkan pemerintahan dengan birokrasi yang berpengaruh. Serta organisasi militer yang besar lengan berkuasa.

Ketika Ying Zhen atau Qin Shi Huang naik tahta, langkah-langkah pertama Zhen sebagai raja dinasti Qin yaitu mengeksekusi kekasih ibunya bergabung sebagai oposisi. Ia juga mengasingkan ibunya.

Hanya bertahun-tahun berkuasa, Ying Zhen atau Qin Shi Huang sudah menguasai satu demi satu dari enam negara tentangan yang lalu membentuk China selaku kekaisaran pada waktu itu. Ini berkat manajemen organisasi serta kecakapan para petinggi militer dinasti Qin. Wilayah terakhir yang ditundukkan oleh Ying Zhen atau Qin Shi Huang ialah dinasti Qi pada tahun 221.

Kaisar China Pertama

Dan untuk pertama kalinya China atau Tiongkok bersatu di bawah kekuasaan tertinggi Ying Zhen. Selanjutnya dia lalu diangkat selaku Kaisar China pertama. Untuk menandai pencapaiannya, Ying Zhen lalu menamai dirinya dengan nama Qin Shi Huang yang memiliki arti “Kaisar Pertama yang Berdaulat”.

Sebagai kaisar, Qin Shi Huang mengawali reformasi birokrasi kekuasaan yang bermaksud untuk membangun pemerintahan yang sepenuhnya terpusat. Qin Shi Huang kemudian menghapuskan kekuasaan feodal teritorial di kekaisaran China.

Ia memaksa para pejabat dan bangsawan kaya untuk tinggal di ibu kota kerajaan ialah Xianyang. Tujuannya dengan maksud agar gerak-gerik mereka dapapt dengan gampang diawasi.

Selanjutnya ia membagi daerah kerajaan menjadi 36 distrik provinsi yang masing-masing memiliki pasukan militer dan gubernur yang ditunjuk eksklusif ooleh kaisar Qin Shi Huang.

Kaisar Qin Shi Huang juga membangun jalan raya yang panjang dan rapi menghubungkan ibukota dengan kota-kota propinsi. Jalan raya itu dibangun sedemikian rupa yang ketika-waktu mampu digunakan untuk gerakan prajurit sentra ke tempat-tempat.

Kaisar Qin Shi Huang juga membuat hukum mengenai ukuran baik untuk berat timbangan maupun panjang sesuatu barang. Dia menetapkan tolok ukur mata duit kerajaan, macam-macam perlengkapan, lebar serta panjang kendaraan.

Ia bahkan mengawasi konstruksi jalan raya dan saluran-terusan air. Dan dia juga memutuskan metode aturan yang seragam untuk seluruh China berikut tolok ukur bahasa goresan pena resmi kerajaan.

Pada tahun 220 SM, Kaisar Qin Shi Huang melaksanakan perjalanan kebeberapa daerah kekuasaannya. Ia mengawasi serta melakukan konsolidasi organisasi kekaisaran. Ia juga membuat prasasti perihal catatan keberhasilan dari kerajaannya.

Pendiri Tembok China

Selama berkuasa, Kaisar Qin Shi Huang terus memperluas wilayah kekuasaannya dengan cara melakukan penaklukan di bab selatan China.

Daerah-tempat yang ditaklukkan dimasukkan ke dalam daerah China. Juga di utara China dan di barat pasukannya sukses melakuka penaklukan, namun ia tidak mampu menundukkan orangnya secara permanen.

Untuk menangkal jangan hingga mereka menyerang China, Kaisar Qin Shi Huang menghubungkan aneka macam dinding dan benteng yang memang sudah dibangun di perbatasan China utara sehingga menjadi jalur tembok raksasa.

Tembok besar tersebut yang lalu diketahui dengan nama Tembok Besar China atau The Great Wall.  Tembok besar ini juga dipakai untuk menahan serangan bangsa Mongol. Kaisar Qin Shi Huang lalu dikenal sebagai pendiri tembok China.

Konstruksi dari proyek pengerjaan tembok besar ini berikut dengan pertempuran-peperangan dengan pihak luar dibebankan terhadap masyarakatmelalui pajak tinggi. Hal ini membuat banyak pihak tidak senang dengan keputusan kaisar tersebut.

Tertarik Dengan Keabadian

Kaisar Qin Shi Huang sangat terpesona dengan sesuatu yang bekerjasama dengan alkimia dan sihir. Dari situ ia mengharapkan supaya dirinya mampu infinit.

Oleh alasannya adalah itu, beliau menyuruh para penyihirnya untuk tiba ke istana. Mereka diperintahkan untuk menciptakan ramuan keabadian. Ia juga memerintahkan pasukannya untuk mencari cara memperoleh ramuan keabadian.

Bahkan saking tertariknya kaisar pada keabadian, ia bahkan memerintahkan pasukannya untuk mengorbankan 6000 orang perempuan perawan. Hal itu guna menerima keabadian sesuai petunjuk para andal sihirnya.

Tak mengherankan kalau langkah yang dikerjakan kaisar Qin Shi Huang ini menciptakan para pihak cendekiawan ataupun para sarjana menentang apa yang dilaksanakan oleh kaisar. Menurut mereka, ramuan keabadian tersebut yang diinginkan oleh kaisar hanyalah omong kosong belaka.

Akibat pendapat para sarjana dan cendekiawan ini, mereka kemudian dihukum. Pertentangan antara kaisar dan para kaum cendekiawan memuncak. Kaisar menyuruh mengkremasi semua buku yang ada di perpustakaan. Terkecuali buku mengenai ramalan, kedokteran, pertanian serta catatan sejarah dinasti Qin dan China.

Semua buku yang berisi dogma mengenai anutan Kong Hu Cu. dimusnahkan. Dengan dikeluarkannya aturan ini mungkin merupakan contoh pertama adanya sensor besar-besaran dalam sejarah. Kaisar berniat melabrak semua filosofi yang dianut oleh lawannya, khususnya paham Kong Hu Cu.

Tahun terakhir kekuasaan kaisar Qin Shi Huang lebih banyak didominasi oleh ketidakpercayaan yang terus tumbuh dari rakyatnya.

Karena kekejaman dan keserakahannya, ada tiga kali upaya pembunuhan terhadap kaisar. Karena percobaan pembunuhan ini menciptakan kaisar kemudian menutup terusan ke istananya yang besar.

Makam Kaisar dan Pasukan Teracota

Kaisar Qin Shi Huang meninggal pada tanggal 10 September 210 SM. Jasadnya kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman raksasa yang dipahat dari gunung. Kompleks ini lalu diketahui sebagai Kompleks makam Kaisar Qin.

Biografi Qin Shi Huang

Pada tahun 1974, kompleks tersebut ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Pada tahun 1987, di sekeliling kompleks pemakaman tersebut didapatkan sekitar sekitar 8.000 Prajurit Terakota (tanah liat) seukuran insan.

Ditemukan juga patung kuda yang membentuk suatu “pasukan” untuk raja yang telah meninggal. Sepeninggal kaisar Qin Shi Huang, Posisinya selaku kaisar digantikan putera keduanya i Ying yang bergelar Kaisar San Shi Huang Di.

Tetapi, sang anak tidak memiliki kesanggupan berkuasa mirip sang ayah. Karena itu beberapa pemberontakan pun meletus. Dalam tempo empat tahun, Zi Ying terbunuh dan berakhirlah kekuasaan dinasti Qin pada tahun 206 SM.

Artikel Menarik Lainnya: