TintaTeras

Biografi Mozart – Komponis Terbaik Di Dunia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

TintaTeras.com. Tokoh ini populer selaku salah satu komponis paling populer yang pernah hidup di dunia. Dia ialah Wolfgang Amadeus Mozart yang lahir di Salzburg, 27 Januari 1756 dan meninggal di Wina, Austria, 5 Desember 1791 pada umur 35 tahun. Dia yakni seorang komponis. Ia dianggap sebagai salah satu dari komponis musik klasik Eropa yang paling penting dan paling populer dalam sejarah. Karya-karyanya (sekitar 700 lagu) tergolong gubahan-gubahan yang secara luas diakui sebagai puncak karya musik simfoni, musik kamar, musik piano, musik opera, dan musik paduan suara. Contoh karyanya ialah opera Don Giovanni dan Die Zauberflöte. Banyak dari karya Mozart dianggap selaku repertoar standar konser klasik dan diakui selaku mahakarya musik zaman klasik. Karya-karyanya diurutkan dalam katalog Köchel-Verzeichnis.

Mozart, yang dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa tunjangan alat), mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart yakni komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang terpenting adalah Kindersinfonie (“Simfoni Anak-Anak”). Wolfgang yakni anak bungsu dari tujuh bersaudara yang meninggal prematur. Hanya beliau dan Maria Anna Mozart (“Nannerl”) yang bertahan hidup sampai cukup umur. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melaksanakan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama ketika berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain yaitu Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold menghimpun semua komposisi ini tanpa sepengetahuan anaknya. Demikian halnya dengan Nannerl, dia juga adalah pemain keyboard yang sangat handal. Leopold yang memperoleh talenta kedua anaknya merasa “terpanggil” untuk memamerkan mereka ke seluruh Eropa.

Mozart kemudian dibawa untuk bermain piano di depan raja Bayern di München. Pada bulan September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah konser ini, Mozart mesti mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun adalah Paris (1763, 1765) dan London (1764-1765). Di tempat-tempat tersebut, Mozart mengadakan konser di depan raja-raja dan juga diuji oleh mereka. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema yang diberikan oleh penguji dengan mata yang ditutup selembar kain. Mozart disambut sebagai anak aneh di segala tempat. Di London, dia juga bertemu dengan anak dari Johann Sebastian Bach, yaitu Johann Christian Bach yang sering diundang sebagai English Bach. Mozart memainkan piano sonata dalam empat tangan sembari duduk di pangkuan Bach.

Simfoni-simfoni dari Bach dan Carl Friedrich Abel mempengaruhi simfoni-simfoni Mozart yang pertama (K.16 & K.19), yang pada tahun 1764 & 1765. Pada 1767, Mozart menggubah beberapa piano sonata dari komponis-komonis lain dan menjadikannya menjadi empat buah piano Concerto pertamanya (K.37, K.39, K.40, K.41). Pada tahun 1768, atas ajakan Kaisar Wina, Mozart menggubah Opera buffa (komik opera), La Finta Semplice (namun tak terpentaskan) dan operetta Bastien und Bastienne.

Pada tahun 1769, Mozart menyelenggarakan perjalanan ke Italia. Hasil perjalanan ini cukup baik, Mozart sangat produktif dalam penciptaan komposisi. Dia menggubah opera Mitridati, rè di Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keduanya mendapat berhasil besar dalam pertunjukannya di Milano. Mozart juga mencipatakan banyak simfoni selama perjalanan ini, dan dipengaruhi para komponis-komponis italia seperti Sammartini. Di Bologna, Mozart juga mempelajari Kontrapung pada guru komposisi yang paling terkenal pada kurun itu, Padre Martini.Sebelum kembali dari Italia, Mozart tinggal bersama ayahnya selama sepuluh minggu di Wina, Leopold tak mau Mozart kembali dan melakukan pekerjaan menjadi “tukang” musik yang tak terlalu dihargai di Salzburg. Leopold berupaya mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, tetapi tak berhasil. Sebenarnya, perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya ke seluruh Eropa tak terlalu disenangi oleh Kaisar Austria.

Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang modern dan dia juga berteman dengan Michael Haydn (1737-1806), adik dari Joseph Haydn. Salah satu karya yang penting pada pada periode ini yakni K.183, Simfoni No. 25 in G Minor (1773) dan K. 201, Simfoni in A Major (1774). Pada ketika yang sama di Salzburg, Uskup Segismundo meninggal dunia dan digantikan oleh Hieronymous von Colloredo yang otoriter dan enerjik. Sekembalinya dari Italia, Mozart menjabat sebagai Maestro kapel di Salzburg.

Uskup Colloredo yang tak terlalu terpikatpada musik, menciptakan Mozart merasa kesal khususnya alasannya sikapnya yang sering meremehkan Mozart. Untuk melewatkan rasa ketidaksukaannya pada Colloredo, Mozart menjadi cukup rajin bekerja, beliau mengerahkan kemampuannya untuk penciptaan aneka macam komposisi. Pada ulang tahunnya yang ke-21, jumlah komposisinya sudah mencapai tiga ratus buah. Pada tahun 1777 Mozart mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Maestro dan ia mengawali karirnya sebagai musisi freelance di Wina. Karya-karya pentingnya dari 1775-1777 tergolong sonata-sonata piano yang pertama, lima Violin Concerto, dan beberapa Piano Concerto, opera La jardinera gingida termasuk karya agungnya yang pertama K.271 dalam Eb Major.

Mozart sekeluarga berencana untuk pergi dan berkarir di Paris. Namun Leopold yang masih terikat kontrak kerja dengan Kapel Uskup Agung Salzburg tak dapat pergi sehingga Mozart pergi ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September 1777, dan perjalanannya mengkonsumsi waktu 16 bulan. Sebelum hingga di Paris, mereka singgah dan menetap selama sementara waktu di München dan Mannheim. Di Mannheim, Mozart berteman dengan komponis Cannabich dan Holzbauer. Ia mencoba menerima jabatan di sana lewat Pangeran Mannheim tetapi tak berhasil. Alasan utama Mozart menetap lebih usang di Mannheim yakni alasannya adalah ia berjumpa dan jatuh cinta terhadap Aloysia Weber, seorang penyanyi sopran berusia 16 tahun.

Leopold yang mengenali hal ini menulis surat yang mengatakan bahwa Mozart harus menetapkan pilihannya sendiri, apakah dia mau cuma menjadi ‘artis jalanan yang hendak dilupakan orang seiring berjalannya waktu atau menjadi seorang musisi yang terkenal, dicintai dan ditulis di aneka macam buku’.

Mozart juga memperoleh komposisi 6 duetti a Clavicembalo e Violino dari Joseph Schuster dan mengirimnya ke Nannerl. Dia menulis surat ke ayahnya ‘Jika aku tinggal di sini, aku juga akan menciptakan enam buah dalam gaya yang serupa karena mereka cukup laris di sini’

Walau kecewa (dan juga karena cintanya ditolak Aloysia), Mozart meneruskan perjalananya ke Paris. Di Paris, Mozart mulai melakukan pekerjaan dengan memberi les-belajar khusus, dan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan selera orang Perancis. Mozart mendapat kesempatan untuk mementaskan karyanya oleh Concert Spirituel. Salah satu karya yang terpenting yaitu K.297, Simfoni No. 31 ‘Paris’. Namun, setelah pementasan ini, tak usang ibu Mozart jatuh sakit alasannya demam tinggi dan meninggal pada 3 Juli 1778. Teman Mozart di Paris, seorang darah biru bernama Grimm menuliskan surat pada Leopold bahwa tak ada abad depan bagi Mozart di Paris utamanya sebab adanya kontroversi antara para penunjang Gluck dan penunjang opera Italia sehingga Mozart tak diamati.

Leopold lalu sukses menerima jabatan organis di Istana Salzburg dengan honor yang lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya. Sebelum berangkat dari Paris, Mozart berjumpa kembali dengan J.C. Bach yang sedang mementaskan Opera. Karya-karya penting selain simfoni ‘Paris’ yakni beberapa Violin Sonata termasuk K.304 Violin Sonata in E Minor, K. 299, Concerto for Flute and Harp in C Major, dan K.310, Sonata in A Minor, salah satu sonata Mozart yang memiliki suasana yang kelam karena ini diciptakan Mozart untuk ibunya yang meninggal.

Mozart pulang melalui Mannheim namun orkestra Mannheim yang populer telah pindah ke München. Mozart kemudian pergi ke München dan tinggal selama sementara waktu dengan keluarga Weber. Di sini, Mozart mengalami patah hati alasannya adalah Aloysia mendapatkan jabatan sebagai soprano dan tak mengacuhkan eksistensi Mozart.

Leopold menjadi kesal atas penundaan Mozart dan sikapnya yang kurang bertanggung jawab akan suatu jabatan penting. Dia cemas bila-kalau jabatan organis itu diberikan orang lain. Mozart pulang ke Salzburg dan dia eksklusif mendapat jabatan selaku organis di sana. Tugasnya antara lain bermain organ di katedral, istana, dan kapel istana, menggubah lagu pesanan, dan mengajar paduan bunyi bawah umur.

Tahun 1779 dan 1780 berjalan tanpa banyak peristiwa. Karya-karya pentingnya pada kurun ini tergolong K. 364, Sinfonia Concertante in Eb, Simfoni no. 32-34, beberapa Concerto, serenade, divertimento, musik gerejawi yang termasuk K. 317, Missa Coronation dan K. 339, Vesparae.

Mozart, walau mendapat jabatan penting selaku organis masih tidak mampu akur dengan Colloredo. Pada trend panas 1780, Mozart mendapat pesanan opera Idomeneo. Mozart melihat peluang ini selaku kemungkinan melepaskan diri dari Colloredo secara perlahan-lahan.

Pertunjukkan Idomeneo berlangsung berhasil dan disambut hangat oleh publik. Keluarga Mozart kemudian pergi ke Ausburg untuk menghadiri perayaan karnaval dan pesta tradisional di kota tersebut. Namun tak disangka, Colloredo ternyata juga hadir dalam pesta itu. Dia memaksa Mozart untuk pergi ke Wina bersama rombongannya dan menghadiri penobatan Kaisar Joseph II.

Di Wina Mozart diperlakukan secara tidak hormat sampai-hingga berujung ke pertengkarannya dengan Colloredo. Pada 9 Mei 1781, Mozart berantem jago dengan Colloredo dan meminta dirinya diberhentikan, tetapi ditolak. Satu bulan kemudian, Mozart dipecat secara tidak hormat. Ia pindah rumah ke keluarga Weber di Wina. Ia tidak kembali ke Salzburg.

Aloysia Weber sudah menikah dengan seorang pemain film, namun Mozart terpikat oleh Constanze Weber, anak ketiga keluarga Weber. Ayahnya sama sekali tak menyepakati hubungan Mozart itu. Untuk meredakan ketegangan, Mozart pindah ke rumah sendiri pada September 1781. Pada 15 Desember 1781, Mozart mengakui hubungannya dengan Constanze. Leopold tetap tidak merestui korelasi tersebut.

Sebenarnya, Mozart tidak mampu melepaskan diri karena ibu Konstanze mengancam kalau relasi mereka putus, Mozart mesti mengubah uang kompensasi yang telah banyak dikeluarkan.

Pada 4 Agustus 1782 Mozart menikahi Constanze di katedral St. Stefanus. Keesokan harinya, Mozart mendapat surat dari Leopold yang isinya merestui kekerabatan mereka walau surat tersebut bernada masbodoh. Pernikahan Mozart cukup bahagia walau mereka lumayan banyak menghadapi tantangan hidup. Mozart senantiasa mengalami krisis uang tetapi dia tak pernah hidup dalam kemiskinan, dan dari enam anaknya, cuma dua yang hidup.

Mozart mencari nafkah dengan mengajar tiga atau empat murid yang kaya dan memainkan konsert-konsert di rumah aristokrat di Wina. Pada Desember 1781, Mozart tampil di Istana Kaisar dalam sebuah pelombaan informal dengan Muzio Clementi. Mereka berdua membuat improvisasi secara perorangan dan tolong-menolong memainkan sonata. Meskipun Mozart dianggap menang dalam lomba tersebut, tapi harapannya untuk menerima jabatan di istana tak tercukupi.

Pada 16 Juli 1782, Mozart menggelar opera Die entfuhrung aus dem Serail. Opera ini mendapatkan sambutan meriah dari publik. Kaisar Joseph II menyampaikan pada Mozart bahwa opera tesebut mempunyai “nada yang aneka macam” dan Mozart menjawab “jumlah nada yang tepat secara persis, Baginda“. Bahkan Gluck meminta pentasopera tersebut diulang.

Pada tahun yang serupa, ia sering bermain secara rutin di rumah Pangeran Gottfried von Swieten. Swieten yang terpesona dengan musik Barok ternyata menghipnotis Mozart dalam pembuatan komposisi. Mozart menyebarkan gaya kontrapung dalam musiknya.

Pada tahun 1784, Mozart bergabung menjadi anggota Freemason, suatu serikat yang mendukung ilham persaudaraan di bawah Tuhan. Berkat serikat inilah Mozart mampu meminjam uang pada ketika ia perlu.

Puncak karier Mozart terdapat di abad 1784-1786. Mozart sungguh bersungguh-sungguh menggubah. Dia menciptakan duabelas Concerto dan dianggap para musikolog selaku karyanya yang terpenting. Walau Kaisar Joseph II ikut mendengar konser Mozart, hal itu sama sekali tak membantu keuangannya. Mozart diberi jabatan sebagai pemusik istana dengan gaji yang tak terlalu besar.

Le Nozze di Figaro (“Pernikahan Figaro”) dipentaskan pertama kali di Wina pada tahun 1786 dan meraih berhasil sehingga Mozart membawanya ke Praha (ibukota Ceko) dengan keberhasilan lebih besar lagi.

Mozart menggubah beberapa karya lagi antara lain K. 505, Simfoni No. 38 in D Major ‘Prague’. Berkat kesuksean Le Nozze di Figaro, Mozart antusiasuntuk membuat opera baru antara lain Don Giovanni, sebuah komik opera. Mozart untuk pertama kali memakai trombon pada operanya, hal inilah yang mengakibatkan munculnya imbas yang cukup dramatis. Pada tahun 1787, Leopold meninggal dunia dan cukup menghipnotis karya Mozart.

Simfoni-simfoni terakhir Mozart, Simfoni No. 39, 40, dan 41 ‘Jupiter’ tak dikenali secara pasti apakah mereka dipentaskan sebelum Mozart meninggal atau tidak. Pada animo semi tahun 1789, Mozart pergi ke Berlin tampil sebagai pianis di depan Pangeran Sachsen di Dresden, dia juga bermain organ di Thomaskirche di Leipzig. Dia juga memainkan konser privat di depan Friedrich Wilhelm II, di kunjungannya ke Potsdam dan Berlin. Wilhelm II memintanya membuat enam kuartet piano dan enam piano sonata yang sayangnya tak sempat tertuntaskan oleh Mozart.

Kembali ke Wina, Mozart mementaskan operanya, Die Zauberflote (“Seruling Ajaib”). Opera ini berhasil besar, libretto-nya ditulis oleh Emanuel Schikaneder (1751-1812). Setelah opera ini tamat, Mozart mendapat pesanan dari Pangeran Franz von Walsegg untuk membuat sebuah Requiem yang bermaksud menimbulkan komposisi tersebut sebagai karyanya untuk mengingat istrinya yang telah meninggal. Mozart tak sempat menuntaskan karya besar ini kemudian diteruskan oleh muridnya, Franz Xaver Süssmayr. Menurut beberapa sumber, Mozart tak sanggup menyanyikan bab Lacrimosa ketika sedang memainkan lagu ini dengan teman-temannya. Dari musiknya yang kelam, Franz Beyer mengomentari, dalam album Requiem ‘Aku mampu mendengar bunyi Mozart, yang berbicara untuk kepentingannya sendiri, dengan kondisi yang mendesak, seperti anak kecil yang sakit dan melihat ibunya dengan penuh keinginan dan cemas akan perpisahan’. Mozart juga mengalami takut akan ajal. Pada tanggal 5 Desember 1791, Mozart meninggal, jam satu pagi.

Sebab-musabab Mozart meninggal tak pernah tercatat dengan terang. Para musikolog membuat beberapa praduga kemungkinan kenapa kuburan Mozart tak dimengerti letaknya.

  • Mozart diracuni Salieri yang ialah saingannya. Ada jurnal di Eropa yang mengatakan Salieri mengakuinya sebelum dia meninggal di tempat tidurnya (1825), walau ada dongeng lain yang menentang hal ini.
  • Pada pemakaman Mozart terdapat angin ribut salju sehingga keluarganya tak mampu mengikuti pemakaman. Cerita ini disangkal oleh catatan cuaca Wina.
  • Tubuh Mozart dipindahkan ke daerah lain alasannya adalah keluarganya tak membayar ongkos penguburan.

Artikel Menarik Lainnya: