TintaTeras

Biografi Mbah Surip

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Biografi Mbah Surip. Penyanyi berambut gimbal ini dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1949 di Mojokerto Jawa Timur. Dilahirkan dengan nama Urip Ariyanto. Saat ini Mbah Surip berstatus duda dengan empat anak dan sekaligus juga sebagai kakek dengan empat cucu. Menurut pengakuannya Mbah Surip tergolong orang yang senang sekolah, Mbah Surip mempunyai ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs. sama insinyur dan MBA. Selain sebagai penyanyi, Mbah SUrip pernah mencicipi pengalaman bekerja di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain-lain bahkan pernah melakukan pekerjaan di mancanegara seperti Kanada, Texas, Yordania dan California

Namun Merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip menjajal peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Di Ibukota Jakarta, dia bergabung dengan beberapa komunitas seni mirip Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Pada sebuah waktu, nasib memilih lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan risikonya meraih kesuksesan mirip sekarang. Dalam perjalanan musiknya Mbah Surip sudah mengeluarkan beberapa album musik. Album rekamannya dimulai dari tahun 1997 diantaranya :

  1. Ijo Royo-royo (1997),
  2. Indonesia I (1998),
  3. Reformasi (1998),
  4. Tak Gendong (2003),
  5. Barang Baru (2004).

Namun ternyata lagu Tak Gendong diciptakan pada tahun 1983 ketika Mbah Surip masihbekerja di Amerika Serikat. Menurutnya Filosofi dari lagu ini yakni Belajar salah itu, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, pembangkang, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli penumpangnya, entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa pun. Sebab, menggendong itu mencar ilmu salah. Mbah Surip tampil juga lewat video klip “Witing Trisno” karangan Tony Q Rastafara di MTV. Ciri khas dari setiap aksinya di panggung musik yakni senantiasa ditemani “Gitar Kopong” nya, menyanyi dengan sungguh relax dan nyanyi “ngalor-ngidul” dengan gaya-nya yang khas, kocak, aneh, dan bebas ekspresi.

Karakter inilah yang membuat Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menggambarkan sosok Mbah Surip yakni gambaran “Manusia Indonesia Sejati” yang tidak pernah merasa sulit, tidak pernah gusar, tidak pernah sedih dan senantiasa tertawa, walaupun kadang kala di ledek orang Mbah Surip tetap saja tertawa tidak pernah dendam, atau membalas ledekan tersebut. Bahkan acap kali Mbah Surip galau untuk pulang alasannya kehabisan ongkos. Hasilnya Mbah Surip mengejawantahkan kesusahannya dalam sebuah lagu “minta biaya pulang”. Dalam lagu tersebut Mbah Surip bercerita ihwal pacarnya, meskipun kita ragu jika Mbah Surip pernah berpacaran. TintaTeras.com

Artikel Menarik Lainnya: