TintaTeras

Biografi Luhut Binsar Panjaitan, Era Kecil Yang Merepotkan Sampai Menjadi Menteri

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Profil dan biografi Luhut Binsar Panjaitan. Saat ini beliau menjabat sebagai Menteri Kordinator bidang Kemaritiman dan Investasi di pemerintahan presiden Joko Widodo. Banyak yang menyebut Luhut Binsar Panjaitan sebagai super minister atau menteri segala persoalan alasannya mengurusi segala masalah di kementrian di kabinet yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

Biografi Luhut Binsar Panjaitan

Namun berdasarkan Luhut itu selaku upaya koordinasi dalam menyelesaikan peran yang berada di bawah kewenangannya. Meskipun begitu, dia dikenal sangat bersahabat dengan Presiden Joko Widodo. Berikut profil dan biografi singkat Luhut Binsar Panjaitan.

Biodata Luhut Binsar Panjaitan

Nama : Jenderal Tentara Nasional Indonesia (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A
Lahir : Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947
Agama : Kristen
Orang Tua : Bonar Pandjaitan (ayah), Siti Frida Naiborhu (ibu)
Istri : Devi Simatupang
Anak : Paulus Panjaitan, Paulina Panjaitan, Kerri Panjaitan, David Panjaitan.

Biografi Luhut Binsar Panjaitan

Luhur Binsar Panjaitan dilahirkan pada tanggal 28 September 1947 di Toba Samosir, Sumatera Utara. Ia ialah anak pertama dari lima orang bersaudara. Ayahnya bernama Bonar Pandjaitan dan ibunya bernama Siti Frida Naiborhu.

Masa Kecil Luhut Binsar Panjaitan

Masa kecil Luhut Binsar Panjaitan bisa dikatakan cukup susah. Ia terlahir dari keluarga yang cukup miskin. Ayahnya. Bonar Pandjaitan cuma bekerja sebagai seorang supir sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan penghasilan yang pas-pasan.

Sementara ibunya, Siti Frida Naiborhu walaupun tidak simpulan SD namun dia mengajarkan Luhut dan saudara-saudaranya untuk senantiasa bersusah payah dan jujur.

Dalam biografi Luhut Binsar Panjaitan seperti yang beliau ceritakan bahwa di usia tiga tahun, Luhut beserta keluarganya kemudian merantau ke Pekanbaru, Riau dan tinggal di kawasan Rumbai. Disana, ayahnya melakukan pekerjaan di perusahaan Minyak dan Gas yaitu Caltex yang kini berjulukan Chevron.

Riwayat Pendidikan Luhut Binsar Panjaitan

Karena ayahnya ialah karyawan Caltex maka ia memasukkan Luhut Binsar Panjaitan ke SD Yayasan Cendana yang dimiliki oleh perusahaan minyak tersebut.

Setelah lulus SD, beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Yayasan Cendana. Tamat dari Sekolah Menengah Pertama, beliau memilih SMAN 1 Pekanbaru selaku sekolahnya. Di SMA, ia pernah mewakili wilayahnya ke PON (Pekan Olahraga Nasional) di Bandung, Jawa Barat melalui cabang Renang.

Namun orang tuanya lalu memindahkan Luhut ke SMA Penaburan, Bandung sebab nakal dan salah bergaul. Di Bandung, saat G30S PKI pecah, beliau ikut menentang pemerintahan orde lama serta PKI melalui Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI).

Masuk Dalam Dunia Militer

tahun 1967, Ia diterima sebagai serdadu TNI lewat AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Ia lulus pada tahun 1970 selaku lulusan terbaik dengan menerima penghargaan Adhi Makayasa.

Setahun berikutnya, beliau sukses menjadi lulusan terbaik dalam Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (SUSSARCABIF), Kursus Komando dengan penghargaan Sangkur Perak Komando serta kursus Lintas Udara, Lulusan Terbaik dengan meraih penghargaan Trophy Payung Emas (1971).

Aktif di Kopassus (Korps Pasukan Khusus)

Karir militer Luhut Binsar Panjaitan banyak dihabiskan di Kopassus (Korps Pasukan Khusus) baret merah yang dulu bernama RPKAD atau Kopassandha.

Di tahun 1971, dia menjabat sebagai Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando Kopassus. Ia juga berulang kali diantaruntuk operasi militer mirip operasi seroja di Timor Timur dan pernah dikirim ke Mesir.

Biografi Luhut Binsar Panjaitan

Luhut dikenal selaku pendiri sekaligus komandan pertama grup Sat-81/Gultor (Penanggulangan Teroris) yang sekarang berjulukan Detasemen 81 Kopassus Anti Teror. Ia kala itu masih berpangkat Mayor sementara Prabowo Subianto menjadi wakilnya di Kopassus.

Ia juga pernah menjadi komandan Grup 3 Kopassus yang mempunyai keutamaan intelijen tempur atau Combat Intell, serta Counter Insurgency (kontra pemberontakan).

Selain itu ia juga pernah menjabat selaku Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) serta pernah menjabat Komandan Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.

Ketika posisinya sebagai perwira menengah, beliau banyak mengikuti kursus atau training militer di mancanegara misalnya Counter-Terrorism and Special Operations Course di Jerman, US Army Airborne, Pathfinder, And Ranger Course di Amerika Serikat, Training in Royal Army Special Air Service (SAS), Inggris, dan lain-lain.

Di tahun 1993, beliau menjadi Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus Kopassus. Kemudian tahun 1995, dia dipindahkan ke Jawa Timur dan menjabat selaku Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya. Disini beliau menjangkau predikat sebagai Komandan Korem Terbaik Di Indonesia.

Setelah itu ia kemudian diangkat selaku Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri TNI AD dan Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) Tentara Nasional Indonesia-AD pada tahun 1996 sampai 1997.

Setelah itu beliau mengemban peran sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat Tentara Nasional Indonesia AD) dari 1997 hingga tahun 1998 dimana pangkatnya kurun itu sebagai Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia.

Saat menjadi seorang perwira menengah, Luhut juga pernah dikirim bersekolah di National Defense University, Amerika Serikat dan kemudian mengambil gelar Masters in Public Administration, di George Washington University, Amerika Serikat.

Menjadi Duta Besar Hingga Menteri Perindustrian dan Perdagangan

Dalam biografi Luhut Binsar Panjaitan dikenali bahwa pasca Reformasi tahun 1999, Presiden BJ Habibie era itu memberinya tugas sebagai duta besar Indonesia untuk Singapura hingga tahun 2000 dimana pangkat terakhirnya kurun itu selaku Jenderal TNI Bintang Empat.

Di tahun itu juga, Presiden KH Abdurrahman Wahid mengangkat Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan hingga tahun 2001.

Setelah itu, ia tidak lagi menjabat di pemerintahan maupun di militer. Di tahun 2001, Luhut bersama dengan Istrinya lalu mendirikan yayasan Del. Dari yayasan ini ia mendirikan sekolah Institut Teknologi Del yang berada di tepi Danau Toba, Sumatera Utara.

Sekolah ini beliau dirikan untuk penduduk yang tidak mampu serta para anak berbakat. Luhun juga mendirikan Yayasan Lingkar Bina Prakarsa sebagai forum independen.

Mendirikan PT Toba Sejahtera Group

Beberapa tahun lalu adalah 2004, Luhut Binsar Panjaitan merintis usaha dengan mendirikan perusahaan bernama PT Toba Sejahtra Group yang bergerak dibidang energi dan pertambangan.

Dikutip dari bisnis.com, PT Toba Sejatera Group milik Luhut Binsar Panjaitan memiliki 6 anak perjuangan yakni Toba Coal and Mining, Toba Oil and Gas, Toba Power, Toba Perkebunan dan Kehutanan, Toba Industri dan Toba Property and Infrastructure.

Kemudian keenam anak perusahaan ini mempunyai 16 perusahaan lain yang bergerak diberbagai sektor. Maka tidak heran kalau Luhut Binsar Panjaitan diketahui selaku salah satu pebisnis sukses selepas pensiun dari militer.

Dari Kepala Staf Presiden Hingga Menjadi Menteri Kabinet

Ketika presiden Joko Widodo mulai berkuasa pada tahun 2014, ia menunjuk Luhut Binsar Panjaitan selaku kepala staf kepresidenan. Kemudian pada tahun 2015, Joko Widodo menugaskan Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Pada pada tahun 2016, Luhut lalu menjabat sebagai Menteri Kordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli. Dan di tahun 2019, beliau sekali lagi didapuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kordinator Kemaritiman dan investasi pada kabinet Indonesia Maju.

Berapa total kekayaan Luhut Panjaitan?

Pada tahun 2001, beliau pernah melaporkan kekayaannya yang berjumlah Rp7,1 miliar dan serta US$295.494. Kemudian, mengutip dari situs elhkpn.komisi pemberantasan korupsi.go.id pada tahun 2021, selaku pejabat negara Luhut Panjaitan melaporkan total kekayaannya 716 miliar yang berisikan harta bergerak dan tidak bergerak.

Keluarga Luhut Binsar Panjaitan

Luhut Binsar Panjaitan memiliki istri berjulukan Devi Simatupang yang dia nikahi pada tanggal 27 November 1971. Mereka berdua berjumpa pertama kali di Bandung saat masih sama-sama duduk di bangku SMA.

Luhut menikahi Devi setelah bergabung dengan Kopassus. Dari pernikahannya tersebut, dia mempunyai anak berjulukan Paulus Panjaitan, Paulina Panjaitan, Kerri Panjaitan dan David Panjaitan.

Artikel Menarik Lainnya: