TintaTeras

Biografi Letjen R. Suprapto, Kisah Perjalanan Sang Jagoan Revolusi

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto diketahui selaku salah satu pahlawan revolusi. Letjen R. Suprapto ialah salah satu korban dari peristiwa G30 S/PKI atau Gerakan 30 September PKI yang merubah sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Biografi Letjen R. Suprapto

Biografi Letjen R. Suprapto

Raden Suprapto lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920, ini boleh dibilang nyaris seusia dengan Jenderal Besar Sudirman. Usianya hanya terpaut empat tahun lebih muda dari sang Panglima Besar. Pendidikan formalnya setelah selesai MULO (setingkat SLTP) yakni AMS (setingkat SMU) Bagian B di Yogyakarta yang diselesaikannya pada tahun 1941.

Masuk Militer

Sekitar tahun itu pemerintah Hindia Belanda memberitahukan milisi sehubungan dengan pecahnya Perang Dunia Kedua. Ketika itulah ia memasuki pendidikan militer pada Koninklijke Militaire Akademie di Bandung. Pendidikan ini tidak bisa diselesaikannya hingga tamat alasannya pasukan Jepang sudah keburu mendarat di Indonesia.

Oleh Jepang, beliau ditawan dan dipenjarakan, tapi kemudian ia berhasil melarikan diri. Selepas pelariannya dari penjara, dia mengisi waktunya dengan mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda, latihan keibodan, seinendan, dan syuisyintai.

Dan sesudah itu, beliau bekerja di Kantor Pendidikan Masyarakat. Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan sukses merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia lalu masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto.

Selama di Tentara Keamanan Rakyat (TKR), beliau mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi salah satu yang turut dalam peperangan di Ambarawa melawan serdadu Inggris. Ketika itu, pasukannya dipimpin eksklusif oleh Panglima Besar Sudirman.

Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro

Letjen R. Suprapto juga salah satu yang pernah menjadi ajun dari Panglima Besar tersebut. Setelah Indonesia mendapat akreditasi kedaulatan, beliau sering berpindah tugas. Pertama-tama beliau diperintahkan sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro di Semarang.

Dari Semarang Letjen R. Suprapto kemudian ditarik ke Jakarta menjadi Staf Angkatan Darat, kemudian ke Kementerian Pertahanan. Dan setelah pemberontakan PRRI/Permesta padam, dia diangkat menjadi Deputy Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera yang bermarkas di Medan. Selama di Medan tugasnya sangat berat alasannya mesti mempertahankan supaya pemberontakan mirip sebelumnya tidak terulang lagi.

Itulah permulaan dirinya secara resmi masuk selaku prajurit, karena sebelumnya meskipun beliau ikut dalam perjuangan melawan serdadu Jepang mirip di Cilacap, tetapi usaha itu hanyalah selaku usaha rakyat yang dikerjakan oleh rakyat Indonesia pada umumnya.

Monumen Pancasila Sakti

Korban Penculikan PKI

Pada pemberontakan yang dilancarkan oleh PKI tanggal 30 September 1965, Letjen R. Suprapto menjadi salah satu target yang hendak diculik dan dibunuh.

Dan pada tanggal 1 Oktober 1965 dinihari, Letjen. Tentara Nasional Indonesia Anumerta R. Suprapto bersama enam perwira yang lain diculik kemudian dibunuh secara membabi buta oleh pasukan cakrabirawa yang berafiliasi dengan PKI.

Jenazah para perwira ini dimasukkan ke sumur tua di daerah Lubang Buaya tergolong Letjen R. Suprapto. Para perwira ini kemudian gugur selaku Pahlawan Revolusi untuk mempertahankan Pancasila.

Gelar Pahlawan Revolusi

Bersama enam perwira yang lain, Letjen. Tentara Nasional Indonesia Anumerta R. Suprapto dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata. Pangkatnya yang sebelumnya masih Mayor Jenderal kemudian dinaikkan satu tingkat menjadi Letnan Jenderal sebagai penghargaan atas jasa-jasanya.

Untuk menghormati jasa para pahlawan tersebut, oleh pemerintah Orde Baru ditetapkanlah tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai hari Kesaktian Pancasila sekaligus selaku hari libur nasional.

Dan di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur, di depan sumur bau tanah daerah jenazah didapatkan, dibangun tugu dengan latar belakang patung ketujuh Pahlawan Revolusi tersebut. Tugu tersebut dinamai Tugu Kesaktian Pancasila.

Artikel Menarik Lainnya: