TintaTeras.com – Profil dan Biografi Khalid Bin Walid singkat. Pada ketika Nabi Muhammad SAW diutus di Mekkah untuk menjadi nabi yang terakhir, Ia tak serta merta mendapat sambutan baik dari penduduk Quraisy.
Mereka justru yang paling durhaka terhadap dakwah Nabi. Bani Makhzum menjadi salah satu penentang yang paling keras dan timbul nama-nama bandel Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam seperti Abu Jahal dan Al Walid Bin Mughirah termasuk Khalid bin Walid.
Khalid bin Walid merupakan orang yang sungguh menguasai medan pertempuran kalau perang berlangsung. Saat masuk Islam, ia dikenal dengan julukan Pedang Allah Yang Terhunus alasannya adalah kecerdikannya dalam berperang. Berikut profil dan biografi Khalid bin Walid secara singkat dan kisah perjuangannya dalam menegakkan agama Islam.
Daftar Isi
Daftar Isi:
Profil dan Biografi Khalid Bin Walid
Nama lengkapnya ialah Abū Sulaymān Khālid bin al-Walīd bin al-Mughīrah al-Makhzūmī. Ia dimengerti lahir pada tahun 585 Masehi. Ayahnya berjulukan Walid bin al-Mughirah. Ibunya bernama Lubabah as-Saghirah. Khalid bin Walid berasal dari Bani Makhzum yang termasuk sebuah suku besar penduduk Quraisy. Bani Makhzum mempunyai tugas mengurus persoalan pertempuran.
Ditambah lagi Ayah Khalid Bin Walid ialah seorang yang kaya raya di Mekkah sehingga kedigdayaan dan fasilitas yang dimiliki keluarganya begitu menonjol. Khalid yang semenjak permulaan menaruh minat besar pada dunia pertempuran. Ia tidak bekerja sebagaimana perjaka lainnya.
Tak hanya itu dikala trend jualan ke negeri Syam datang, Khalid bin Walid tak pernah mangkir untuk pergi bersama kafilah dagang Mekkah ke Syam. Di sana beliau justru mempergunakan potensi untuk berguru taktik perang pada Romawi. Inilah yang menciptakan Khalid begitu hebat dalam bidang pertempuran dan persenjataan.
Kecerdikan Khalid Dalam Perang Uhud
Pada tahun ketiga Hijriah, Keahlian Khalid bin Walid dalam berperang pun mulai tampakPada ketika Perang Uhud. Dalam rangka untuk membalaskan dendamnya atas kekalahan kaum Quraisy pada saat Perang Badar, saat itu kaum Quraisy hampir saja menelan kekalahan untuk kedua kalinya.
Akan namun pasukan pemanah kaum Muslimin yang berada di atas bukit menghianati amanah yang telah diberikan Rasulullah SAW. Mereka berfikir bahwa kaum Quraisy sehabis mundur dari pertempuran. Hingga balasannya mereka turun dari bukit untuk mengambil harta rampasan perang.
Di sinilah tugas Khalid bin Walid sebagai sang pemimpin pasukan berkuda pun melihat menonjol. Celah yang terbuka yang ada di barisan kaum Muslimin dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Khalid bin Walid.
Ia lalu memimpin pasukan berkuda kaum Quraisy berbalik menyerang. Khalid mengambil arah memutar balik di balik bukit. Ia kemudian mampu menyerang pasukan Muslimin dari belakang. Hal yang dikerjakan oleh Khalid bin Walid ini kemudian sukses menekan pasukan muslimin.
Sejak saat itu kehebatan Khalid bin Walid dalam berperang mulai diakui. Ia pun mulai menerima perhatian dari Nabi Muhammad SAW. Hal ini terlihat pada ketika umrah Qadha.
Khalid bin Walid Masuk Islam
Pada tahun 7 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW menawarkan komentar kepada saudara Khalid yang telah memeluk Islam. Setelah itu tercatat Khalid sering bertukar kabar dengan saudaranya. Inilah salah satu faktor yang menjadikan masuk Islamnya Khalid bin Walid. Rasulullah mengatakan kepada Al Walid yang menjadi saudara Khalid.
…Andai saudaramu Khalid masuk Islam maka kami akan jadikan dia pemimpin. – Rasulullah SAW
Al-walid kemudian mengantarkan surat kepada Khalid bin Walid yang terdiri dari perihal pedoman-aliran Islam dan kemuliaan Islam yang lalu memotivasi Khalid.
Maka di tahun selanjutnya sempurna pada bulan Safar pada tahun 8 Hijriyah, Khalid bin Walid menjemput hidayahnya. Seorang diri dia berangkat ke Madinah untuk bersyahadat pribadi di hadapan Nabi Muhammad SAW.
Di tengah perjalanan, ia berjumpa sahabatnya Amr Bin Ash yang juga ingin memeluk Islam. Maka Madinah begitu bergembira menyambut keislaman sang idola perang kota Mekah. Menyadari ketertinggalannya dalam menerima hidayah Islam, Khalid pun tidak ingin tertinggal oleh sahabat yang lain dalam menjangkau pahala dan Ridha Allah SWT.
Panglima Perang di Pertempuran Yarmuk
Maka tak ada jalan bagi Khalid selain menyumbangkan kemampuan yang paling beliau kuasai untuk membela Islam. Dua bulan sesudah keislaman Khalid, Pada tahun 8 hijriyah untuk pertama kalinya kaum muslimin berperang melawan kekuatan besar Romawi Timur. Kaum muslimin berhadapan dengan para serdadu Romawi Timur di wilayah Yarmuk yang lalu diketahui dengan nama Pertempuran Yarmuk.
Tak tanggung-tanggung bahkan Rasulullah SAW menunjuk tiga orang panglima dalam perang ini. Pertempuran Yarmuk inilah yang diketahui selaku perang paling besar kaum muslimin yang terjadi pada masa Rasulullah SAW.
Khalid bin Walid tak ingin melewatkan perannya bareng tiga ribu pasukan muslimin. Ia membulatkan tekadnya untuk berjihad dalam perang tersebut. Mendekati lokasi perang kaum muslimin pun gres mendapatkan informasi mereka akan menghadapi pasukan berjumlah 200 ribu orang.
Perang yang tidak berimbang, Namun kaum muslimin berjuang tak memperdulikan jiwa dan raganya. 3 ribu pasukan muslimin berhadapan dengan 200 ribu pasukan Romawi di kawasan Yarmuk.
Peperangan pun berlangsung begitu sulit, Tiga orang panglima Islam yang memegang komando panji usaha kaum muslimin satu persatu berguguran. Pasukan muslimin pun terdesak. Hingga karenanya Khalid bin Walid, seorang yang baru dua bulan memeluk Islam mengambil alih komando perang ini.
Khalid bin Walid, Sang Pedang Allah Yang Terhunus
Dalam biografi Khalid bin Walid dimengerti bahwa beliau sukses menyelamatkan pasukan muslimin dari kekalahan. Ia kemudian populer dengan julukan selaku atau Sayf Allāh al-Maslūl atau Pedang Allah Yang Terhunus.
Maka di malam harinya, Khalid berpikir keras untuk menyelamatkan pasukan Muslimin. Khalid sukses memperdaya musuh yang berpendapat bahwa kaum muslimin menerima pasukan komplemen.
Siasat Khalid bin Walid begitu aneh dan belum pernah terpikirkan. Pasukan kaum muslimin yang berada di sebelah kiri ia pindahkan ke kanan. Begitupun sebaliknya. Dan pasukan muslimin yang berada di bagian depan dia pindahkan ke bagian belakang dan sebaliknya.
Bahkan bendera-bendera dia tukar warnanya dan meminta pasukan muslimin supaya menciptakan kebisingan. Kuda dan Unta dibentuk terus bergerak hingga menciptakan banyak debu.
Hingga pada pagi hari, Tentara Romawi kaget alasannya adalah menyaksikan wajah baru dan warna bendera yang gres. Mereka juga mendengar ada bunyi gaduh mirip bala santunan yang tiba dan berpendapat bahwa di depan mereka yaitu pasukan yang baru.
Dan itulah hari yang hebat sehingga pasukan Romawi tidak berani mengejar-ngejar pasukan muslimin ketika kaum muslimin menyelamatkan diri ke belakang. Rasulullah SAW memuji apa yang dikerjakan Khalid sebab dia bukan lari dari medan peperangan.
Melainkan dia kembali ke daerah yang lebih kuat untuk menyiapkan taktik yang lebih berpengaruh dan matang. Sejak ketika itu Khalid terkenal sebagai Pedang Allah yang Terhunus.
Khalid bin Walid terus mengukir namanya pada ketika momen-momen berjihad. Pada peristiwa Fathul Mekkah, Khalid dipercaya menjinjing salah satu pasukan yang berhasil masuk ke pintu Mekkah. Maka hingga pada kesudahannya kaum muslimin sukses mengembalikan Mekah sebagai kota yang suci.
Panglima Perang Islam Terhebat
Pada dikala pemerintahan Abu Bakar As Shiddiq, Khalid bin Walid dengan mudahnya menumpas gerakan nabi artifisial dan memerangi nabi palsu yaitu Musailamah al-Kazzab.
Khalid terus mencetak prestasi prestasi gemilang di berbagai medan pertempuran . Kepercayaan kaum muslimin senantiasa meningkat dikala pertempuran yang dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Melihat kondisi ini, Khalifah Umar Bin Khattab justru mempunyai pendapatlain. Di perang Yarmuk, Khalifah Umar justru mencopot jabatan Khalid bin Walid sebagai panglima perang.
Ini bukan karena hal buruk yang dilakukan Khalid melainkan alasannya adalah sang khalifah tidak mau kaum muslimin terlampau memuja Khalid, sampai melupakan ada Allah SWT..
Di balik perintah tersebut, Khalid pun mengatakan hal yang begitu luar biasa, yaitu :
…Tidak dilema, Karena aku berjuang bukan sebab Umar, akan namun saya berjuang karena Allah SWT. Maka ujilah diri anda bila betul ikhlas maka berjuang di mana-mana pun anda tidak akan menjadi masalah. – Khalid bin Walid
Di bawah kepemimpinan panglima yang gres kali tetap memimpin pasukan muslimin dengan kecerdasannya beliau atur strategi perang hingga pasukan muslimin sukses menjatuhkan Imperium Romawi dan menguasai Al-Quds.
Tinggal di Suriah
Pasca penaklukan negeri Syam (Suriah), Khalid bin Walid lebih menentukan tinggal di Homs, Suriah tanpa mempunyai jabatan apapun. Walaupun telah berjasa terhadap kebesaran Islam, Ini menjadi suatu bukti usaha Khalid yang tidak menginginkan apapun selain ridho Allah SWT.
Tahun 21 Hijriah, Khalid bin Walid menghembuskan nafas terakhirnya dipembaringan. Khalid bin Walid yang dikenal sang anak kaya raya dengan julukan Pedang Allah Yang Terhunus wafat tanpa meninggalkan apapun selain senjata kuda dan pembantu yang diwakafkan untuk kepentingan Islam.