TintaTeras

Biografi Kaisar Hirohito

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Biografi Kaisar Hirohito. Dikena selaku kaisar Jepang, Hirohito dilahirkan di Puri Aoyama, Tokyo pada tanggal 29 April 1901. anak pertama dari Kaisar Yoshihito (Taisho) dan Ratu Sadako (Teimei), dan abang dari Pangeran Yasuhito Chichibu (1903-1953), Pangeran Nobuhito Takamatsu(1905-1987) serta Pangeran Takahito Mikasa (1915- ). Sebelum naik takhta beliau diketahui sebagai Pangeran Michi (Michi-no-Miya). Masa kekuasaannya selaku kaisar diketahui sebagai era Showa yang mempunyai arti hening, cerah kecerdikan. Namun ironisnya, justru pada saat itu, Jepang terlibat perang melawan RRC dan kesannya dalam Perang Dunia II. Di Indonesia, ketika abad pendudukan Jepang (1942-1945) Hirohito dikenal selaku Tenno Heika yang berarti “Yang Mulia Kaisar”.

Hirohito mengenyam pendidikan awal di Gakushuin Peer’s School dari April 1908 sampai April 1914, kemudian menerima pendidikan khusus untuk putra mahkota (Togu-gogakumonsho) di Istana Akasaka dari tahun 1914 hingga Februari 1921. Mendapatkan karir sebagai letnan and sub-lieutnant (1st class) 9 Desember, 1912 pada Angkatan Darat Kekaisaran, kapten dan letnan (31 Oktober 1916, mayor dan wakil komandan (31 Oktober 1920)letnan kolonel dan komandan (31 oktober] 1923) dan kolonel dan komandan Angkatan Laut Kekasairan (Kaigun) (31 Oktober 1924). Ia diangkat menjadi putra mahkota secara resmi pada tanggal 16 November 1916. Pada tahun 1922 beliau menyelenggarakan kunjungan ke Inggris dan sejumlah negara negara Eropa. Kunjungan ini dianggap golongan sayap kanan kontroversial sehingga menewaskan Perdana Menteri Hamaguchi.

Hirohito memiliki wawasan tentang penelitian biologi laut dan beberapa hasil penelitiannya dituangkan dalam sejumlah buku di antaranya The Opisthobranchia of Sagami Bay dan Some Hydrozoans of the Amakusa Islands. Hirohito menikah dengan Putri Nagako, putri sulung Pangeran Kuniyoshi pada tanggal 26 Januari] 1924 dan dikaruniai 7 orang anak, Putri Teru Shigeko (1925-1961, Putri Hisa Sichiko(1927-1928), Putri Taka Kazuko (1929-1989), Putri Yori Atsuko(1931- ), Pangeran Akihito (1933- ), Pangeran Hitachi Masahito (1935 – ), Putri Suga Takako (1939 – ).

Ia dinobatkan menjadi kaisar pada tanggal 25 Desember 1926 sehabis ayahnya Kaisar Taisho meninggal, dilantik secara resmi 10 November, 1928, di Kyoto. Pada era ia bertakhta, Hirohito melihat pertentangan di dalam negeri dan peperangan yang diawali dengan kericuhan di dalam negeri balasan pertentangan antara golongan moderat dengan golongan kanan ulranasionalis yang disokong militer terutama Angkatan Darat sebagai kekuatan terbesar pada saat itu. Akibatnya sejumlah pejabat tinggi, usahawan dan tokoh-tokoh penting negara terbunuh dan puncaknya ialah peristiwa militer 26 Februari 1936, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Saburo Aizawa serta 1500 tentara. Peristiwa ini juga melibatkan pangeran Yashuhito Chichibu sehingga Kaisar Hirohito sendiri turun tangan dan memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata kekaisaran untuk menuntaskan hal ini dan memutuskan loyalitas dari seluruh keluarga kekaisaran. Meskipun demikian membisu-diam insiden ini “direstui” oleh kalangan pimpinan Angkatan Darat khususnya dari golongan ultranasionalis. Oleh sebab itu pada tahun 1930, klik ultranasionalis dan militer menguasai pimpinan pemerintahan.

Akhirnya, pada masanya Jepang tercatat terlibat peperangan di antaranya Insiden Manchuria 1931, Insiden Nanking 1937, dan Perang Dunia II dengan melancarkan serangan atas Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour 9 Desember 1941. Setelah Perang Asia (Dai Toa Senso) final, banyak desakan biar kaisar Hirohito diadili sebagai penjahat perang. Ada banyak keterangan kontroversial perihal keterlibatannya dalam perang baik sebelum maupun pada dikala Perang Dunia II. Di antaranya ialah David Bergammi dalam bukunya Japan Imperial Conspiracy yang mengatakan bahwa kaisar terlibat dalam penyusunan rencana perang. Namun banyak pula yang tidak baiklah dengan argumentasi bahwa ia hanyalah sebagai simbol dan pemimpin agama sebagaimana kaisar-kaisar abad sebelumnya Shogun sekalipun pada dikala itu berkedudukan selaku komando tertinggi.

Menteri Peperangan Amerika Serikat Henry Stimson mengatakan “Tidak menurunkan kaisar Jepang dari takhtanya akan membuat lebih mudah proses penyerahan dan menghindarkan pertempuran yang mampu merugikan utamanya pasukan pendudukan, yang kita kerjakan terhadap Kaisar Jerman pasca Perang Dunia I sehingga publik menilai kaisar Jerman yakni musuh, setan (devil), menyebabkan kekosongan kekuasan dan tata pemerintahaan di daerah itu sehingga menimbulkan Adolf Hitler”.

Sekalipun banyak desakan dari banyak sekali pemimpin dunia supaya Kaisar Hirohito diadili, termasuk diantaranya Presiden Amerika Serikat Harry S Truman walaupun kesudahannya Presiden Trumman baiklah untuk mempertahankan kedudukan kaisar. Panglima pendudukan, Jendral Douglas McArthur juga tetap menempatkan Hirohito pada tahtanya sebagai simbol dan memperlancar pembangunan kembali Jepang dan simbol keterpaduan Kaisar dengan rakyatnya khususnya pada kurun pendudukan. Kedudukan Kaisar pada takhtanya didasarkan pada konstitusi baru yang diterapkan 3 Mei 1947 yang dinamakan Konstitusi Jepang 1947 atau konstitusi pasca perang yang menetapkan kaisar sebagai lambang atau simbol dan kepala negara sebagaimana kerajaan atau monarki konstitusional. Konstitusi ini menggantikan Konstitusi Jepang 1889 pada periode Meiji dimana kaisar selaku pemegang komando dan kekuasaan tertinggi.

Kaisar Hirohito melihat perkembangan pembangunan Jepang pasca-perang. Ia mendatangi kembali beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat dan bertemu Presiden Richard Nixon pada tahun 1971. Kaisar Hirohito meninggal pada tanggal 7 Januari 1989 akibat penyakit kanker usus dua belas jari (duodenum) yang dideritanya. Pemakaman kenegaraannya dihadiri oleh para pemimpin dunia di antaranya Presiden Amerika Serikat George Bush, Presiden Perancis Francois Mitterand, HRH Duke of Edinburgh dari Inggris, dan Raja HM Baudouin dari Belgia, pada tanggal 24 Februari 1989. Jenazahnya dimakamkan di Mausoleum Kekaisaran Musashino, di samping makam Kaisar Taisho. Kedudukannya digantikan oleh Putra Mahkota Akihito. TintaTeras.com

Artikel Menarik Lainnya: