TintaTeras

Biografi Kaisar Charlemagne

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

TintaTeras.com.  Kaisar abad tengah Charlemagne (Charles yang Agung) Lahir tahun 742, bersahabat kota Aachen yang risikonya jadi ibukotanya. Ayahnya berjulukan Pepin si Cebol dan kakeknya Charles Martel, seorang pemuka bangsa Frank, yang di tahun 732 sukses memenangkan percobaan kaum Muslimin yang berupaya menaklukkan Perancis, dalam pertempuran di Tours. Tahun 751 Pepin dinyatakan sebagai Raja bangsa Franks sehingga menyelesaikan kelemahan dinasti Merovingian, mendirikan dinasti gres yang kini disebut Carolingian, sehabis Charlemagne. Tahun 768 Pepin meninggal dunia dan kerajaan bangsa Franks dibagi antara Charles dan saudaranya Carloman. Nasib baik buat Charles dan untuk kesatuan Franks, secara tiba-tiba Carloman meninggal tahun 771. Kejadian ini menyebabkan Charles, di umur dua puluh sembilan tahun, jadi Raja tunggal di Kerajaan Franks yang sudah jadi kerajaan terkuat di Eropa.

Biografi Kaisar Charlemagne 

Pada ketika penobatan Charles, Kerajaan Franks terdiri dari Perancis sekarang, Belgia, Swis, tambah sebagian negeri Belanda sekarang dan Jerman. Charles mencampakkan sedikit waktu untuk mulai meluaskan kerajaannya. Janda Carloman dan anak-anaknya mengungsi ke kerajaan Lombard di Italia Utara. Charlemagne bercerai dengan istrinya orang Lombard berjulukan Desidarata dan memimpin prajurit menuju Italia Utara. Menjelang tahun 774 Lombard sepenuhnya ditaklukkan. Italia Utara dibaurkan dengan kerajaannya meskipun empat penyerbuan suplemen masih diperlukan untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya. Janda Carloman berikut anak-anaknya jatuh ke tangan Charlemagne dan sejak itu tak tampak lagi batang hidungnya selama-lamanya.

Tetapi, yang lebih penting, dan tentu saja lebih sulit adalah penaklukan Charlemagne atas Saxony, suatu tempat luas di sebelah utara Jerman. Ini diperlukan tidak kurang dari delapan belas kali pertempuran; yang pertama tahun 772 dan yang terakhir tahun 804. Faktor-aspek agama telah barang pasti menjadi penyebab mengapa perang musuh Saxony begitu ketat dan berdarah. Orang-orang Saxon itu pagan –tak beragama– dan Charlemagne memaksa mereka memeluk agama Kristen. Mereka yang menolak dibaptis atau belakangan balik lagi murtad jadi pagan dijatuhi hukuman mati. Menurut taksiran, tak kurang dari seperempat masyarakatSaxon terbunuh dalam proses penaklukan agama secara paksa ini.

Charles juga melakukan serbuan ke bagian selatan Jerman dan barat daya Perancis, untuk mengukuhkan pengawasannya atas daerah-tempat itu. Untuk mengamankan perbatasan timur kerajaannya, Charlemagne melakukan serentetan penyerbuan terhadap bangsa Avar. Orang Avar berdarah Asia, ada relevansinya dengan bangsa Hun, dan mereka menguasai tempat yang luas, yang sekarang populer dengan Honggaria dan Yugoslavia. Sesudah itu Charlemagne membabat habis seluruh kekuatan Angkatan Bersenjata Avar. Kendati tempat-daerah sebelah timur Saxony dan Bavaria tidak diduduki bangsa Franks, negeri-negeri lain yang mengakui kekuasaan Franks membentang luas mulai Jerman sampai Croatia.

Charlemagne juga mencoba mengamankan daerahnya di perbatasan bagian selatan. Tahun 778 dia pimpin penyerbuan ke Spanyol. Penyerbuan ini tidak sukses, tetapi Charlemagne bisa juga mendirikan tempat kekuasaan di Spanyol bab utara, populer dengan istilah “Spanish March” yang mengakui kedaulatan kekuasaan Charlemagne.

Sebagai hasil begitu banyak pertempuran yang membawa kemenangan (bangsa Franks melaksanakan lima puluh empat kali peperangan dalam jangka waktu empat puluh lima tahun selama pemerintahannya), Charlemagne berhasil menyatukan nyaris seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaannya. Pada puncak kejayaannya, kerajaannya berisikan sebagian besar Perancis sekarang, Jerman, Swis, Austria, Negeri Belanda, tambah sebagian besar Italia dan banyak lagi daerah-daerah perbatasan. Sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi, tak ada satu negara pun yang punya tempat kekuasaan seluas itu.

Selama pemerintahannya Charlemagne memelihara relasi dekat dengan Paus. Tetapi dalam era hidupnya jelas bukan Paus,yang menguasai Charlemagne, melainkan Charlemagne yang menguasai Paus. Puncak paling tinggi, atau paling tidak peristiwa yang paling termasyhur dari pemerintahan Charlemagne terjadi di Roma pada Hari Natal tahun 800. Pada hari itu Paus Leo III mengenakan mahkota di atas kepala Charlemagne dan mengumumkan bahwa ia adalah Kaisar Romawi. Ini mempunyai arti Kekaisaran Romawi Barat yang sudah hancur tiga era sebelumnya dinyatakan bangun kembali dan Charlemagne ialah pengganti Augustus Caesar yang sah.

Kenyataannya, pastinya, satu kecacatan menilai Kerajaan Charlemagne ialah “pemugaran” Kekaisaran Romawi. Pertama, daerah yang dikuasai kedua kekaisaran sangat jauh berbeda. Kerajaan Charlemagne betapapun luasnya, hanya meliputi separoh dari Kekaisaran Romawi Barat. Sebagian tempat memang sama dikuasai oleh kedua kekaisaran itu, mirip Belgia, Perancis, Swis dan bagian utara Itali. Tetapi Inggris dan Spanyol, daerah selatan Itali dan Afrika bab utara yang ialah tempat kekaisaran Romawi, tidak berada di bawah kekuasaan Charlemagne. Sedangkan Jerman yang ialah kawasan taklukannya yang penting tidak pernah berada di bawah kekuasaan Romawi. Kedua, Charlemagne bukanlah orang Romawi ditilik dari segala sudut; tidak dari sudut kelahiran, persepsi, maupun budaya. Bangsa Franks termasuk suku Teutonik, dan bahasa orisinil Charlemagne ialah dialek Jerman Kuno, walaupun sedikit-sedikit dia ada berguru bahasa Latin. Charlemagne sebagian besar dari umurnya hidup di Eropa Utara, khusus Jerman, dan hanya melakukan empat kali perjalanan ke Itali. Ibukota kekaisarannya bukan Roma melainkan Aachen. Kini berada di Jerman Barat tidak jauh dari perbatasan Belgia dan Negeri Belanda.

Kegesitan pengambilan keputusan politik Charlemagne yang menjadi ciri khasnya ternyata macet begitu dia dihadapkan pada dilema siapa yang mau mengambil alih tahtanya. Kendati ia telah menghabiskan sebagian besar periode hidupnya berpegang menyatukan sebagian besar kawasan Eropa Barat, beliau tidak mampu secara bijak menyusun penyusunan rencana membagi daerah kekaisaran diantara ketiga puteranya ketika dia mati. Hal ini biasanya menandakan ketidakmampuan menetapkan satu garis tegas dan jalan keluar hingga bisa jadi bibit perang kerabat. Tetapi kondisi selanjutnya menawarkan kedua putera tertuanya mati tak lama sebelum Charlemagne sendiri. Akibatnya, putera ketiganya –Louis Sang Taat– bisa mewarisi tahta Charlemagne tanpa hambatan saat Charlemagne meninggal dunia di Aachen tahun 814. Tetapi, Louis memberikan kelemahannya dalam hal pengambilan keputusan ketimbang sang ayah tatkala dikala naik tahta datang; ia juga berhasrat membagi kerajaannya terhadap anak-anaknya. Sesudah lewat peperangan, putera Louis akhirnya menandatangani kesepakatan Verdun (tahun 843) yang menyebabkan kerajaan bangsa Franks terbagi jadi tiga bab. Parohan pertama terdiri dari sebagian besar daerah Perancis kini, parohan kedua tergolong bab besar tempat Jerman; dan parohan ketiga termasuk baik Italia bagian utara maupun daerah memanjang perbatasan Perancis-Jerman.

Kini, ada sebagian orang menerka imbas Charlemagne lebih mahir dari perhitungan aku sendiri. Telah disebutkan di bagian depan, ia membangun kembali Kekaisaran Romawi; ia menyatukan Eropa Barat; ia masukkan Saxony ke dalam daerah Eropa; dia letakkan acuan-pola yang dianut oleh nyaris sepanjang sejarah Eropa Barat; dia menjaga Eropa Barat dari bahaya luar; beliau membuatsecara garang perbatasan Perancis, Jerman dan Itali; beliau berbagi agama Katolik; dan penobatan Paus menyelesaikan kontradiksi berabad panjangnya antara negara dan gereja di Eropa. Menurut pendapat aku, pikiran itu berlebih-lebihan. Pertama, apa yang disebut Kekaisaran Romawi suci bukanlah pendirian kembali yang bantu-membantu dari Kekaisaran Romawi samasekali, namun sekedar kelanjutan dari Kerajaan Franks yang diwariskan oleh Charlemagne.

Penyatuan Eropa Barat akan punya makna penting apabila Charlemagne betul-betul berhasil menyelesaikannya. Tetapi, kerajaan Charlemagne jatuh dalam era antara tiga puluh tahun sehabis matinya, dan tak pernah bersatu kembali sesudah itu.

Perbatasan Perancis sekarang, perbatasan Jerman sekarang, dan juga Italia, tak ada sangkut-pautnya baik dengan Charlemagne maupun Louis Sang Taat. Perbatasan utara Italia sebagian terbesarnya mengikut perbatasan geografis Pegunungan Alpen. Perbatasan Jerman-Perancis secara garis besarnya mengikuti perbatasan bahasa, dan sebaliknya perbatasan utara mengikuti Kekaisaran Romawi.

Memberikan penghargaan yang layak buat Charlemagne dalam hal penyebaran Agama Kristen sepertinya tidak seharusnya buat aku. Agama Kristen sudah tersebar ke arah utara menuju Eropa berabad-kurun sebelum pemerintahan Charlemagne dan dilanjutkan berabad-abad sesudahnya. Lepas dari persoalan Charlemagne memaksa memeluk Agama Kristen bagi orang Saxon secara moral tidak mampu dihargai karena terlampau menyeramkan dan merupakan langkah yang samasekali tidak perlu. Orang Anglo Saxon di Inggris masuk Katolik tanpa pembunuhan dan diabad-kala berikutnya pelbagai rakyat Skandinavia juga dimasukkan Kristen lebih banyak dengan pendekatan daripada dengan kekerasan.

Bagaimana halnya dengan kemenangan militer Charlemagne yang berhasil mempertahankan Eropa Barat dari bahaya serangan dari luar? Duduk soalnya tidaklah begitu. Selama sepanjang periode ke-9, pantai utara dan barat Eropa menjadi sasaran serangan yang mematikan serentetan serbuan dari pihak bangsa Viking atau Norsemen. Pada saat yang berbarengan, pasukan berkuda orang Magyar menyerbu Eropa dari arah timur dan kaum Muslimin menyapu benua itu dari arah selatan. Saat Charlemagne itu sedikitnya ialah dikala yang paling aman di dalam sejarah Eropa.

Wilayah Kekuasaan Charlemagne

Perjuangan untuk kekuasaan antara pejabat sipil dan gereja ialah kemelut dalam sejarah Eropa bahkan di kawasan-daerah yang tidak tergolong dalam Kekaisaran Carolingian. Perjuangan semacam itu-bantu-membantu-sudah merupakan aspirasi gereja masa tengah dan sudah berlangsung (meskipun dalam bentuk yang sedikit berbeda) tanpa Charlemagne. Pemberian mahkota di Roma merupakan insiden yang menarik, namun hampir tidak memecahkan faktor kesulitan secara umum.

Saya pikir, susah meyakinkan orang Cina atau India yang berpendidikan bahwa Charlemagne mesti dipandang mendekati arti penting orang semacam Shih Huang Ti, Jengis Khan atau Asoka. Memang, jika Charlemagne dibandingkan dengan Shih Huang Ti, sepertinya Kaisar Cina itu lebih punya makna lebih penting dibandingkan dengan keduanya. Penyatuan Cina oleh Sui Wen Ti punya pengaruh berjangka langgeng, sedangkan penyatuan Eropa Barat yang dijalankan Charlemagne sekedar berlangsung satu generasi.

Kendati arti penting Charlemagne agak dilebih-lebihkan oleh orang Eropa, efek jangka pendeknya memang benar-benarbesar. Dia melabrak negara Lombard dan Avar dan menaklukkan Saxony. Banyak korban jatuh akibat peperangan ini. Dari sudut positifnya, ada sedikit kebangunan kultural di periode pemerintahannya (yang segera pula berhenti sehabis matinya).

Juga ada balasan-akibat berjangka panjang dari kariernya. Berabad sehabis Charlemagne, raja-raja Jerman terlibat dalam usaha tidak berguna untuk menguasai Italia. Tanpa acuan yang diberikan Charlemagne, sungguh mungkin sedikit sekali mereka meletakkan perhatian terhadap Italia dan menitikberatkan perhatian hanya terhadap perluasan daerah ke barat atau timur. Juga benar, Kekaisaran Romawi suci, yang dimulai oleh Charlemagne, berlangsung usang hingga periode ke-19. (Tetapi, sebagian waktu itu kekuatan sebenarnya kekaisaran suci bergotong-royong kecil, dan kekuatan efektif di Jerman terbagi-bagi dalam jumlah negara-negara kecil yang tak terhitung jumlahnya).

Tetapi, hasil utama Charlemagne mungkin penaklukan Saxony itu, yang menimbulkan kawasan itu masuk ke dalam arus kebudayaan Eropa. Hasil karya ini sama dengan hasil penaklukan Julius Caesar atas tempat Gaul, meskipun tidaklah sepenting itu benar mengingat Saxony wilayahnya lebih kecil.

Artikel Menarik Lainnya:

Cara Mengganti Sandi Wifi

Cara Mengganti Sandi Wifi

October 27, 2024
1 min 56 sec read
Cara Memuaskan Perempuan

Cara Memuaskan Perempuan

August 22, 2024
2 min 32 sec read
Cara Cek Ram Laptop

Cara Cek Ram Laptop

July 7, 2024
2 min 26 sec read
Bacaan Bilal Tarawih 11 Rakaat

Bacaan Bilal Tarawih 11 Rakaat

July 10, 2024
2 min 41 sec read