TintaTeras

Biografi Jusuf Kalla, Dari Saudagar Hingga Menjadi Wakil Presiden

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

TintaTeras.com – Biografi Jusuf Kalla. Ia diketahui selaku salah satu pebisnis sukses di Indonesia, Di Sulawesi Selatan nama Jusuf Kalla sungguh populer selaku salah satu tokoh penting disana. Jusuf Kalla diketahui sebagai seorang saudagar, politikus, serta ia juga pernah menjabat sebagai wakil presiden pada abad pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan juga Wakil presiden pada masa pemerintahan Joko Widodo. Berikut biodata dan biografi Jusuf Kalla.

Biodata Jusuf Kalla

Nama : Muhammad Jusuf Kalla

Lahir : 15 Mei 1942 di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

Agama : Islam

Orang Tua : Hadji Kalla (ayah), Hj Athirah (ibu)

Istri : Mufidah Jusuf Kalla

Anak : Solihin Kalla, Chairani Kalla, Imelda Kalla, Muchlisa Kalla, Muswira Kalla

Biografi Jusuf Kalla

Biografi Jusuf KallaIa dilahirkan dengan nama lengkap Muhammad Jusuf Kalla. Beliau dilahirkan di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada tanggal 15 Mei 1942. Jusuf Kalla merupakan anak kedua dari 17 bersaudara. Orang bau tanah Jusuf Kalla diketahui sebagai seorang saudagar bugis yang  terkenal berjulukan Hadji Kalla. Ibu Jusuf Kalla bernama Hj. Athirah.

Masa Kecil

Di abad kecilnya, Jusuf Kalla tinggal di Watampone, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Ia mengawali pendidikannya dengan bersekolah di Sekolah Dasar II Watampone, Bone.

Namun saat dia diusia 10 tahun, beliau bersama dengan saudara dan kedua orang tuanya lalu pindah ke Makassar. Saat itu keadaan di watampone sedang tidak aman, terjadi banyak kekacauan dikala pemberontakan DI/TII meletus.

Di Makassar, Orang Tuanya berbelanja sepetak ruko yang kemudian menjadi daerah tinggal mereka. Hadji Kalla menentukan untuk berdagang kain bersama dengan istrinya Hj Athirah.

Usaha kedua orang tuanya meningkat pesan. Hadji Kalla kemudian dikenal sebagai salah satu pengusaha populer di Makassar masa itu.

Di Makassar, Ayahnya memasukkan Jusuf Kalla di Sekolah Menengah Pertama Islam Datumuseng. Tamat dari sana, beliau melanjutkan pendidikannya di SMA 3 Makassar.

Setelah pendidikan sekolahnya selesai, Jusuf Kalla menentukan kuliah di Universitas Hasanuddin di Fakultas Ekonomi. Semasa kuliah, Jusuf Kalla sungguh aktif dalam organisasi kemahasiswaan misalnya dalam organisasi Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) cabang Makassar selaku ketuanya pada tahun 1965 hingga 1966. Ia menuntaskan kuliahnya pada tahun 1967.

Ia juga menjadi Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) tahun 1965 sampai 1966 dan Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967 hingga 1969.

Memimpin Perusahaan NV Hadji Kalla

Setelah lulus kuliah, pada tahun 1968 ayahnya Hadji Kalla mengangkat Jusuf Kalla selaku CEO dari NV Hadji Kalla. Jusuf Kalla kemudian memimpin perusahaan keluarganya tersebut.

Dibawah kepemimpinan Jusuf Kalla, NV Hadji Kalla berkembang sungguh pesat dari perusahaan ekspor impor menjadi perusahaan yang bergerak di banyak sektor misalnya konstruksi, kendaraan, real estate, angkutandan lain-lain.

Jusuf Kalla berangkat ke Perancis untuk melanjutkan pendidikan masternya di  The European Institute of Business Administration Fountainebleu.

Karir Politik Jusuf Kalla sudah dimulai masa beliau terpilih menjadi Ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara pada tahun 1965 sampai 1968.

Inilah yang membuatnya kemudian menjadi seorang Anggota DPRD Sulawesi Selatan dari partai Golkar pada dari tahun 1967 sampai 1968.

Di tahun 1982 Jusuf Kalla kembali ke kancah politik dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi Golongan Karya. Jabatan itu dia pegang hingga tahun 1999.

Jusuf Kalla saat itu sudah diketahui selaku salah satu usahawan paling populer asal Sulawesi Selatan. Nama Jusuf Kalla makin diketahui oleh masyarakat ketika ia diseleksi menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia di periode pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur pada tahun 1999 sampai 2000.

Pada tahun 2001, Jusuf Kalla diseleksi oleh Presiden Megawati Soekarnoputri selaku  Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat atau Menkokesra. Jabatan beliau itu pegang sampai tahun 2004.

Menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia

Dalam biografi Jusuf Kalla diketahui bahwa pada Oktober 2004, Jusuf Kalla maju sebagai kontestan calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono selaku Calon Presiden pada pemilu tahun 2004.

Setelah keluar sebagai pemenang, Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Susilo Bambang Yudhoyono dilantik sebagai Presiden RI ke-6 dan Jusuf Kalla sebagai Wapres RI ke-10.

Seorang Tokoh Perdamaian

Jusuf Kalla juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting yang merintis perdamaian di banyak sekali kawasan pertentangan masa itu contohnya di dikala kerusushan Poso dan kerusuhan di Ambon.

Ia juga ialah salah satu inisiator perdamaian konflik di Aceh antara pemerintah dan golongan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang kemudian diselesaikan dengan kesepakatanHelsinki tahun 2005.

Prestasi Di Dunia Usaha

Atas prestasinya di dunia perjuangan, Jusuf Kalla diseleksi oleh dunia perjuangan menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan (1985-1997), Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia (1997-2002), Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Sulawesi Selatan (1985-1995), Wakil Ketua ISEI Pusat (1987-2000), dan Penasihat ISEI Pusat (2000-kini).

Di bidang pendidikan, Ia menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Hadji Kalla yang mewadahi Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, SLTP, SLTA Athirah, Ketua Yayasan Pendidikan Al-Ghazali, Universitas Islam Makassar.

Selain itu, dia menjabat Ketua Dewan Penyantun (Trustee) pada beberapa universitas, mirip Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar; Institut Pertanian Bogor (IPB); Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar; Universitas Negeri Makassar (UNM), Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina; Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNHAS.

Di golongan ulama dan pemuka masyarakat, nama Jusuf Kalla dikenal selaku Mustasyar Nahdhatul Ulama Wilayah Sulawesi Selatan, melanjutkan tugas-tugas dan tanggung jawab ayahnya, Hadji Kalla, yang sepanjang hidupnya menjadi bendahara NU Sulsel juga menjadi bendahara Masjid Raya, Masjid Besar yang bersejarah di Makassar.

Ketika akan membangun masjid bareng Alm. Jenderal M. Jusuf, Ia diseleksi menjadi Ketua Yayasan Badan Wakaf Masjid Al-Markaz al-Islami (Masjid Jend. M. Jusuf).

Sekarang, Masjid tersebut menjadi Masjid termegah di Indonesia Timur. Di kelompok agama-agama lain selain Islam, Jusuf Kalla diseleksi menjadi Ketua Forum Antar-Agama Sulsel.

Penggemar olah raga golf ini, selama sepuluh tahun (1980-1990) menjadi Ketua Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) dan Pemilik Club Sepak Bola Makassar Utama (MU) tahun 1985-1992.

H. M. Jusuf Kalla yang menikah dengan Nyonya Hajjah Mufidah Jusuf sudah dikaruniai satu putra dan empat putri serta dikaruniai sembilan cucu.

Maju Sebagai Calon Presiden Indonesia

Pada tahun 2009, Jusuf Kalla maju sebagai kandidat calon Presiden Indonesia yang diusung oleh Partai Golkar didampingi oleh Wiranto sebagai calon wakil Presiden Indonesia dari Partai Hanura.

Namun kalah oleh pasangan SBY serta Boediono yang berhasil menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Jusuf Kalla menerima gelar kehormatan yaitu Doctoral Causa keempatnya yang diterimanya dari Universitas Hasanuddin Makassar dalam bidang ekonomi serta politik pada September 2011.

Kesibukan Jusuf Kalla yang lain adalah menjadi Ketua Palang Merah Indonesia disamping itu dia juga biasa menyempatkan dirinya bermain bersama dengan cucu-cucunya.

Menjadi Wakil Presiden Kedua Kalinya

Dalam biografi Jusuf Kalla dimengerti juga bahwa di tahun 2014, Jusuf Kalla terpilih selaku calon wakil presiden Indonesia. Ia maju mendampingi Joko Widodo atau Jokowi yang maju selaku kandidat kandidat Presiden Indonesia yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan.

Jusuf Kalla terpilih karena pengalamannya yang pernah memimpin Republik Indonesia. Beliau lalu sukses menjadi wakil presiden terpilih berikutnya bareng dengan Jokowi sebagai Presiden Terpilih Republik Indonesia sehabis menang dengan perolehan suara terbanyak pada Pemilihan presiden 2014 yang dipilih pribadi oleh rakyat.

Kekayaan Jusuf Kalla

Selain sebagai seorang politisi, Jusuf Kalla terkenal sebagai seorang pebisnis asal Sulawesi Selatan. Sumber kekayaannya berasal dari NV Hadji Kalla yang didirikan oleh orang tuanya.

NV Hadji Kalla sekarang lalu dikenal dengan nama PT Hadji Kalla. Perusahaan ini menangui banyak anak perusahaan yang bergerak di aneka macam sektor industri terutama di Sulawesi Selatan.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dirilis pada tahun tahun 2014, total kekayaan Jusuf Kalla mencapai Rp 465 miliar plus US$ 1.058.564. Ini menyebabkan ia selaku salah satu pebisnis terkaya di Sulawesi Selatan.

Artikel Menarik Lainnya: