TintaTeras

Biografi Jakob Oetama, Mantan Guru Pendiri Surat Kabar Kompas

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Pada mulanya Harian Kompas didirikan oleh dua orang wartawan bernama Jakob Oetama bersama dengan Petrus Kanisius Ojong atau PK Ojong. Surat kabar harian Kompas ialah salah satu media cetak dan elektronika yang populer di Indonesia. Media ini bernaung dibawah PT Kompas Media Nusantara yang merupakan bab dari Kompas Gramedia.

Biografi Jakob Oetama

Biografi Jakob Oetama

Jakob Oetama lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931. Jakob ialah anak dari pasangan Raymundus Josef Sandiyo Brotosoesiswo dan Margaretha Kartonah. Ayahnya dikenali ialah seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta.

Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengan Atas Seminari di Yogyakarta, Jakob lalu menentukan menjadi guru. Ia lalu mengajar di SMP Mardiyuwana di daerah Cipanas, Jawa Barat. Ia juga sempat mengajar di Sekolah Menengah Pertama Van Lith di kawasan Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta.

Berkarir Sebagai Wartawan

Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika Ia ditunjuk menjadi redaktur Majalah Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961, PK Ojong salah satu pendiri Kompas lalu mengajak Jakob membuat majalah gres berjulukan Intisari, cikal bakar surat kabar Kompas. Majalah ini berisi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari terbit pertama kali Agustus 1963.

Untuk menjalani hidup selaku wartawan, Jakob bergaul erat dengan kalangan wartawan mirip Adinegoro, Parada Harahap, Kamis Pari, Mochtar Lubis, dan Rosihan Anwar. “Dalam soal-soal jurnalistik, Ojong itu guru aku, selain Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar,” katanya.

Biografi Jakob Oetama, Mantan Guru Pendiri Surat Kabar Kompas

Di mata Jakob, Ojong merupakan sosok yang besar lengan berkuasa di bidang humaniora dan berpengaruh dalam prinsip nilai-nilai pertumbuhan. Mochtar Lubis sosok yang berani dan memegang teguh prinsip, sedang Rosihan Anwar besar lengan berkuasa dalam duduk perkara humaniora. Majalah Intisari lalu diperkuat oleh teman-sobat Jakob-Ojong dari Yogyakarta mirip Swantoro dan J Adisubrata. Menyusul lalu Indra Gunawan dan Kurnia Munaba.

Mendirikan Surat Kabar Kompas

Majalah Intisari yang diresmikan oleh Ojong dan Jakob Oetama ini berkiblat pada majalah Reader’s Digest yang berasal dari amerika. Selanjutnya kisah sukses majalah intisari dilanjutkan oleh keduanya dengan mendirikan suatu Koran harian yang di beri nama KOMPAS. Namun pada tahun berdirinya Kompas ialah 1965 merupakan kurun dimana Indonesia sedang di sibukan oleh ancaman pemberontakan PKI.

Jakob Oetama dan PK Ojong

Mengenai kedua pendiri Kompas ini, Sejak permulaan tahun 1960 Ojong dan Jakob sama-sama menjadi pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia. Mereka berdua juga pernah sama-sama jadi guru dan punya minat besar pada sejarah.

Dalam perjalanannya mendirikan majalah Intisari, Sama mirip Star Weekly, Intisari melibatkan banyak ahli. Di antaranya ahli ekonomi Prof. Widjojo Nitisastro yang menjadi penulis duduk perkara-problem ekonomi terkenal.

Kemudian juga ada Drs. Sanjoto Sastromihardjo, atau sejarawan muda Nugroho Notosusanto. Saat itu, pergaulan PK Ojong dikenal sangat luas. Dia berteman baik dengan Goenawan Mohamad, Arief Budiman, Soe Hok Gie, dan Machfudi Mangkudilaga.

Majalah Intisari terbit 17 Agustus 1963. Mengikuti Star Weekly, Majalah ini menjadi hanya hitam putih dan Tanpa Cover. Ukurannya 14 X 17,5 cm, dengan tebal 128 halaman. Logo “Intisari”-nya sama dengan logo rubrik senama yang diasuh Ojong di Star Weekly. Edisi perdana yang dicetak 10.000 eksemplar ternyata laku manis.

Sejarah Surat Kabar Kompas

Jakob Oetama dan PK Ojong saling menolong, berkantor sama, bahkan wartawannya pun merangkap. Setelah beberapa pengurus Yayasan Bentara Rakyat bertemu Bung Karno, beliau merekomendasikan nama “Kompas”.

Biografi Jakob Oetama, Mantan Guru Pendiri Surat Kabar Kompas

Pengurus yayasan – I.J. Kasimo (Ketua), Frans Seda (Wakil Ketua), F.C. Palaunsuka (Penulis I), Jakob Oetama (Penulis II), dan PK Ojong (bendahara) – oke. Mereka juga menyepakati sifat harian Kompas yang independen, menggali sumber info sendiri, serta mengimbangi secara aktif efek komunis, dengan tetap berpegang pada kebenaran, ketelitian sesuai profesi, dan moral pemberitaan.

Berdirinya Kompas Gramedia

Sesuai sifat Ojong yang senantiasa mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, kelahiran Kompas disiapkan sematang mungkin. Dari kemajuan kompas inilah, kemudian berdirilah kalangan perjuangan KOMPAS GRAMEDIA.

Gramedia ialah nama yang di pakai untuk member label pada usaha toko buku. hingga kini kalangan kompas gramedia dibawah kendali Jacob Oetama sudah melebarkan sayapnya di aneka macam bidang usaha. Termasuk diantaranya mengurus bisnis hotel serta sempat berkiprah didunia jurnalistik pertelevisian seperti Kompas TV.

Dibawah kepemimpinan Jacob Oetama sudah terjadi metamorfosis pers dari pers yang sektarian menjadi media massa yang mencerminkan inclusive democracy. Pengalaman kerja Jakob Oetama di bidang jurnalisme dimulai dari editor majalah Penabur, Ketua Editor majalah bulanan Intisari, Ketua Editor harian Kompas, Pemimpin Umum/Redaksi Kompas, dan Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia.

Biografi Jakob Oetama, Mantan Guru Pendiri Surat Kabar Kompas

Sejumlah karya tulis Jacob Oetama, antara lain, Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin, yang ialah skripsi di Fisipol UGM tahun 1962, Dunia Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001), serta Berpikir Ulang ihwal Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2002).

Jacob juga berkiprah dalam berbagai organisasi dalam maupun mancanegara. Beberapa diantaranya pernah menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasihat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ), Anggota Asosiasi International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai.

Penghargaan Jakob Oetama

Jakob Oetama adalah peserta doktor honoris causa ke- 18-yang dianugerahkan UGM sehabis sebelumnya gelar yang serupa dianugerahkan UGM terhadap Kepala Negara Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah.

Promotor Prof Dr Moeljarto Tjokrowinoto dalam penilaiannya menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam bidang jurnalisme pada hakikatnya merefleksikan jasa dan karyanya yang luar biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan.

Jakob juga telah menawarkan dampak tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia. Dalam pertimbangannya, UGM menganggap Jacob Oetama sejak tahun 1965 berhasil mengembangkan wawasan dan karya jurnalisme bertemasejuk, yakni “kultur jurnalisme yang khas”, pengetahuan jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu. Kultur jurnalisme itu sudah menjadi acuan bagi kehidupan jurnalisme di Indonesia.

Jakob Oetama Meninggal Dunia

Pendiri harian Kompas ini meninggal pada tanggal 9 September 2020. Ia wafat di rumah sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. Jenazah Jakob Oetama kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, pada tanggal 10 September 2020.

Artikel Menarik Lainnya:

Cara Update Driver Laptop

Cara Update Driver Laptop

April 23, 2024
3 min 15 sec read
Cara Membuat Kalender Di Excel

Cara Membuat Kalender Di Excel

April 11, 2024
3 min 18 sec read
10 Wisata Masakan Di Bali Yang Wajib Dicoba, Terbaru

10 Wisata Masakan Di Bali Yang Wajib Dicoba, Terbaru

March 19, 2024
7 min 59 sec read
5 Cara Bayar Jne Pakai Ovo Terbaru 2024

5 Cara Bayar Jne Pakai Ovo Terbaru 2024

June 8, 2024
2 min 16 sec read
14040 Nomor Apa, Simak Penjelasan Lengkapnya

14040 Nomor Apa, Simak Penjelasan Lengkapnya

March 28, 2024
5 min 33 sec read
Yandex Ru Yandex Browser Jepang Full Video

Yandex Ru Yandex Browser Jepang Full Video

October 1, 2024
13 sec read