TintaTeras

Biografi Idham Azis, Dari Seorang Ahli Reserse Dan Anti Teror Menjadi Kapolri

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

TintaTeras.com – Profil dan Biografi Idham Azis. Saat ini beliau menjabat sebagai Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia). Ia mengambil alih Tito Karnavian yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolri.

Biografi Idham Azis

Idham Azis dikenal berpengalaman atau seorang ahli dalam bidang reserse serta anti teror. Prestasinya ialah sukses melumpuhkan teroris terkenal yakni Dr. Azahari di Malang. Berikut profil dan biografi Idham Azis dan perjalanannya menjadi seorang Kapolri.

Biodata Idham Azis

Nama : Jenderal Polisi. Drs. Idham Azis, M.Si

Lahir : Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Januari 1963

Agama : Islam

Orang Tua : Abdul Azis (ayah), Tuti Pertiwi Azis (ibu)

Istri : Fitri Handari

Anak : Ilham Urane Azis, Irfan Urane Azis, Firda Athira Azis serta Pandu Urane Azis

Jabatan : Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)

Profil dan Biografi Idham Azis

Idham Azis dilahirkan pada tanggal 30 Januari 1963 di Kampung Salo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Ayahnya bernama Abdul Azis dan ibunya bernama Tuti Pertiwi Azis. Orang nomor satu di kepolisian ini ialah anak ke 2 dari 5 orang bersaudara.

Masa Kecil Idham Azis

Di daerah kelahirannya di Kampung Salo Kendari, Idham akrab disapa dengan sebutan Om Calli. Masyarakat sekitar mengenal Idham Azis sungguh sabar dan tekun.

Ia aktif bermain bersama sahabat sebayanya ketika kecil. Dimata keluarga dan orang terdekatnya, beliau dikenal selaku sosok yang giat dan sederhana.

Riwayat Pendidikan

Idham Azis memulai pendidikannya dengan bersekolah di SD 8 Kendari di kawasan Kampung Salo yang ketika itu masih berdinding papan dan beralaskan tanah.

Tamat dari sana pada tahun 1976, beliau lalu melanjutkan pendidikannya dengan bersekolah di Sekolah Menengah Pertama 2 Kendari. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama tahun 1979, dia melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Kendari.

Riwayat Karir di Kepolisian

Setelah lulus SMA pada tahun 1982, Idham Azis diterima masuk sebagai anggota kepolisian dan lulus Akademi Kepolisian pada tahun 1988. 

Setelah lulus Akpol, beliau berpangkat Letnan Dua dan bertugas di Pamapta Kepolisian Resor Bandung di bagian Reserse. Hanya berselang satu tahun, ia naik jabatan selaku Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung sesudah itu dia menjabat selaku Kapolsek Dayeuhkolot Resor Bandung di tahun 1991.

Hanya 2 tahun saja tepatnya tahun 1993, Idham Azis naik jabatan sebagai Kepala Kepolisian Majalaya Resor Bandung Kepolisian Wilayah Priangan. Pangkatnya telah naik menjadi Letnan Satu Polisi.

Di tahun 1995, beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dengan pangkat Kapten Polisi. Pasca reformasi tahun 1999, Mayor Idham Azis pindah peran ke Polda Metro Jaya Jakarta selaku Kepala Unit VC Satuan Serse UM Direktorat Serse setelah itu menjadi Wakil Kepala Satuan Serse di Polda Metro Jaya.

Pada tahun 2001, dia menuntaskan meraih gelar master di bidang Kajian Ilmu Kepolisian (KIK) Universitas Airlangga. Karena prestasinya yang bagus, di tahun 2002 Idham Azis melanjutkan pendidikan kepolisiannya di Sekolah Staf dan Pemimpin (Sespim) Polisi Republik Indonesia.

Setelah menjadi perwira menengah di kepolisian, Idham Azis menjabat selaku Kasat I Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya lalu pindah ke Kasat III Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro jaya. Pangkatnya kurun itu AKBP (Ajun Kombes Polisi).

Tahun 2004, Idham menjabat sebagai Wakapolres Metro Jakarta Barat dan kemudian dipindahkan ke Sulawesi Tengah sebagai Inspektur Bidang Operasi Inspektorat Polda Sulawesi Tengah.

Pada tahun 2005, Idham menjabat selaku Kanit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror. Pada tahun itu juga, bersama dengan Tito Karnavian, Idham berhasil melumpuhkan teroris paling dicari di Indonesia yaitu Dr. Azahari pada tanggal 9 November 2005 di Batu, Jawa Timur.

Setelah itu, ia berangkat ke Poso bareng dengan Tito Karnavian mengusut masalah pemenggalan tiga gadis kristen yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Setahun selanjutnya yakni 2006, Idham Azis bergabung di Bareskrim Polri selaku Kanit IV Direktorat I/Keamanan & Transnasional.

Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror

Beberapa tahun selanjutnya tepatnya tahun 2008, Idham Azis diangkat selaku Kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88/Anti-Teror Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia.

Hanya beberapa bulan saja, dia lalu pindah tugas sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat sesudah itu menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum di Polda Metro Jaya pada tahun 2009.

Pengalamannnya di bidang reserse serta anti teror membuat Idham Azis menjabat selaku Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polisi Republik Indonesia tahun 2010.

Ia bertugas di Densus 88/Anti-Teror Polisi Republik Indonesia selama bertahun-tahun sesudah itu ia pindah peran selaku eksekutif Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri Tahun 2013. Pangkatnya kemudian naik menjadi Brigadir Jenderal Polisi.

Kapolda Sulawesi Tengah

Pada tahun 2014, Kapolri dikala itu adalah Jenderal Sutarman menunjukkan jabatan gres kepada Idham Azis sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Dalam biografi Idham Azis diketahui bahwa dia ikut terlibat dalam operasi Camar Maleo menumpas kelompok teroris Santoso di Poso. Ia juga terlibat dalam operasi lanjutan adalah Operasi Tinombala yang dikerjakan oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian.

Setahun selanjutnya, terjadi penggantian Kapolri dari Jenderal Sutarman ke Jenderal Badrodin Haiti. Kapolri Badrodin Haiti kemudian memberikan mandat terhadap Idham Azis sebagai Inspektur Wilayah II Inspektorat Wilayah Umum Polisi Republik Indonesia.

Biografi Idham Azis

Belum cukup setahun menjabat, Tito Karnavian naik sebagai Kapolri menggantikan Badrodin Haiti yang pensiun. Kapolri Tito Karnavian memperlihatkan posisi gres kepada Idham Azis sebagai Kepala Divisi Profesi & Pengamanan Polri di tahun 2016. Pangkatnya juga naik menjadi Inspektur Jenderal Polisi.

Kapolda Metro Jaya

Dua tahun kemudian, Kapolri Tito Karnavian mengangkat Idham Azis sebagai Kapolda Metro Jaya. Dua tahun kemudian, Idham Azis dimutasi menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia pada awal tahun 2019. Pangkatnya naik menjadi Komisaris Jenderal Polisi bintang tiga.

Menjadi Kapolri

Di penghujung tahun 2019, Tito Karnavian diberhentikan jabatannya selaku Kapolri oleh Presiden Joko Widodo. Presiden kemudian mengangkatnya selaku Menteri Dalam Negeri Indonesia.

Tak lama sesudah itu, Presiden menunjuk Idham Azis selaku Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) yang baru mengambil alih Tito Karnavian.

Setelah menuntaskan fit and proper test di DPR RI, Idham Azis dilantik oleh presiden Joko Widodo selaku Kapolri yang gres pada tanggal 1 November 2019. Pangkatnya kemudian naik menjadi Jenderal Polisi bintang empat.

Idham Azis menjabat selaku Kapolri selama 13 bulan saja alasannya adalah pada permulaan tahun 2021, Idham Azis akan memasuki periode pensiun dari Kepolisian.

Keluarga Idham Azis

Jenderal Polisi Idham Azis diketahui menikah dengan Fitri Handari. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai empat orang anak bernama Ilham Urane Azis, Irfan Urane Azis, Firda Athira Azis serta Pandu Urane Azis.

Artikel Menarik Lainnya: