TintaTeras

Biografi Ebit G. Ade – Penyanyi Dan Penulis Lagu

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Ebit G. Ade, Penyanyi, BiografiProfil dan Biografi Ebit G. Ade. Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far atau Ebit G. Ade di Wanadadi, Banjarnegara 21 April 1954, ialah anak termuda dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja’far, seorang PNS, dan Saodah, seorang penjualkain. Dulu beliau memendam banyak impian, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi — kendati beliau lebih suka disebut penyair alasannya adalah latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan. Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta.

Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke Sekolah Menengan Atas Muhammadiyah I. Di sana dia aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun, beliau tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal dikala ayahnya yang pensiunan memberinya pilihan: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru cobaan lulus jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa Sekolah Menengan Atas. Gurunya orang abnormal, umummemanggilnya Ebiet, mungkin sebab mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-usang ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh sobat-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja’far. Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet dekat dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk antisipasi Ebiet untuk mengorbit. Motivasi paling besar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah saat erat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas (cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis).

Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet saat peran kepenyairannya dimasak, alasannya pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana. Meski mampu menciptakan puisi, dia mengaku tidak bisa kalau diminta sekedar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara eksklusif itu, Ebiet mencari cara agar tetap mampu membaca puisi dengan cara lainnya, tanpa mesti berdeklamasi. Caranya, dengan memakai musik. Musikalisasi puisi, begitu perumpamaan yang dipakai dalam lingkungan kepenyairan, mirip yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, saat masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya semoga menciptakan lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat dari sobat-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.

Ebit G. Ade

Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu berguru gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula dia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat jawaban positif dari pemirsanya. Walau begitu beliau masih menganggap kegiataannya ini selaku hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, alhasil Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, balasannya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.

Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta sudah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan berhasil. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk meraih hasil yang lebih baik, yaitu album Camellia III. Tetapi, beliau menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, dikala dia menerima potensi tampil di depan publik di sana. Pernah juga beliau melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-nya Zaman. Ia menambahkan Addie M.S. dan Dodo Zakaria selaku rekan yang membantu musiknya.

Lagu-lagunya menjadi animo gres dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-1983. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan Seraut Wajah. Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang “gusar” dengan Indonesia, balasannya menentukan “bertapa” dari keramaian indutri musik dan menentukan bangkit di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995 ia mengeluarkan album Kupu-Kupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo (alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun (didukung oleh Adi Adrian dari KLa Project).

Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun selanjutnya ia mengeluarkan album Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik gamelan oleh Rizal Mantovani. Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron Cinta dan tahun 2001 dia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh Andi Rianto, Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan. Ebiet ialah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berhubungan dengan terjadinya tsunami 2004, bareng dengan 57 musisi yang lain. Ia memang seorang penyanyi spesialis tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.

Pada tahun 2007, dia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), sesudah 5 tahun mangkir rekaman. Album itu sendiri ialah perayaan buat ulang tahun akad nikah ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama. Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam program Zona 80 di Metro TV cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan didatangi para sobat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G Ade membawakan lagu usang yang pernah popular pada dekade 80-an.

Ebit G. Ade, Penyanyi, Biografi
Album Ebit G. Ade

Ebiet diketahui dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan murung derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada permulaan kariernya, beliau ‘memotret’ situasi kehidupan Indonesia di simpulan tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya bermacam-macam, tidak cuma perihal cinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, peristiwa, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dia lalu Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto, kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982, dia dikaruniai 4 anak, 3 pria dan 1 wanita:

  • Abietyasakti “Abie” Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982)
  • Aderaprabu “Dera” Lantip Trengginas (lahir 6 Januari 1986)
  • Byatriasa “Yayas” Pakarti Linuwih (lahir 6 April 1987)
  • Segara “Dega” Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989).

Mereka berdomisili di tempat Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Anak sulung Ebiet, Abie juga memiliki talenta musik, dan sering mewakili Ebiet dalam memeriksa sound system menjelang ayahnya manggung. Ebiet juga seorang penggemar golf, tetapi semenjak terjadinya peristiwa tsunami 2004, beliau tidak pernah lagi main golf. Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu gres. Pada tahun-tahun terakhir, dia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen orisinil maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak menentukan berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat. Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melampaui album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam.

Album studio :

  • Camellia I (1979)
  • Camellia II (1979)
  • Camellia III (1980)
  • Camellia 4 (1980)
  • Langkah Berikutnya (1982)
  • Tokoh-Tokoh (1982)
  • 1984 (1984)
  • Zaman (1985)
  • Isyu! (1986)
  • Menjaring Matahari (1987)
  • Sketsa Rembulan Emas (1988)
  • Seraut Wajah (1990)
  • Kupu-Kupu Kertas (1995)
  • Cinta Sebening Embun (1995)
  • Aku Ingin Pulang (1995)
  • Gamelan (1998)
  • Balada Sinetron Cinta (2000)
  • Bahasa Langit (2001)
  • In Love: 25th Anniversary (2007)
  • Masih Ada Waktu (2008)
  • Tembang Country 2 (2009)

Penghargaan Ebiet G. Ade :

  • 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label yang lain dari album Camellia I hingga Isyu!
  • Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)
  • Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985)
  • Penghargaan Diskotek Indonesia (1981)
  • 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)
  • Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
  • Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992)
  • BASF Awards (1984 – 1988)
  • Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997)
  • Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
  • Planet Muzik Awards dari Singapura (2002)
  • Penghargaan Lingkungan Hidup (2005)
  • Duta Lingkungan Hidup (2006)
  • Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006)
  • Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.

Artikel Menarik Lainnya:

Inilah Perbedaan Shallow Frying Dengan Deep Frying

Inilah Perbedaan Shallow Frying Dengan Deep Frying

March 22, 2024
3 min 17 sec read
Cara Menghalangi Asma

Cara Menghalangi Asma

July 9, 2024
2 min 59 sec read
Cara Memijat Sakit Gigi

Cara Memijat Sakit Gigi

September 12, 2024
2 min 16 sec read
Cara Membuat Pidato Perpisahan Kelas 6

Cara Membuat Pidato Perpisahan Kelas 6

August 3, 2024
2 min 6 sec read