Ciputra dikenal selaku salah pendiri perusahaan Ciputra Group, sebuah grup perusahaan properti terbesar di Indonesia. Ia diketahui selaku konglomerat dan usahawan sukses di Indonesia. Ciputra dikenal sebagai raja properti di Indonesia.
Kesuksesannya tidak diraih secara instan. Ia bahkan terlahir bukan dari keluarga kaya. Semuanya berkat perjuangan dan kegigighannya dalam membangun bisnisnya sejak usia sungguh muda. Bagaimana Kisahnya?
Daftar Isi
Daftar Isi:
Biodata Ciputra
Nama | Ir Ciputra |
Lahir | Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931 |
Wafat | Singapura, 27 November 2019 |
Orang Tua | Tjie Siem Poe (ayah), Lie Eng Nio (ibu) |
Istri | Dian Sumeler |
Anak | Rina Ciputra Sastrawinata, Junita Ciputra, Cakra Ciputra, Candra Ciputra |
Dikenal | Pendiri Ciputra |
Biografi Ciputra
Nama lengkap Dr. Ir. Ciputra. Beliau lahir di kota kecil Parigi, Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Agustus 1931 dengan nama Tjie Tjin Hoan. Ia anak ke 3 dari pasangan Tjie Sim Poe dan Lie Eng Nio yang juga berlatar belakang keluarga sederhana.
Masa Kecil
Ketika berusia 12 tahun dia kehilangan ayahnya yang meninggal di tahanan serdadu pendudukan Jepang alasannya tuduhan artifisial dianggap intel Belanda.
Kepahitan kala kecil sudah menimbulkan tekad dan keputusan penting yakni mempunyai impian bersekolah di Pulau Jawa demi hari depan yang lebih baik, bebas dari kemiskinan dan kemelaratan.
Terlambat Bersekolah
Akhirnya Dr. Ir. Ciputra kecil kembali ke kursi sekolah walau telat. Ia terlambat alasannya negara kita masih dalam situasi peperangan dengan serdadu Belanda maupun Jepang. Ia masuk kelas 3 Sekolah Dasar di desa Bumbulan walau usianya telah 12 tahun atau telat hampir 4 tahun.
Ketika usianya 16 tahun lulus dari SD lalu melanjutkan SMP di Gorontalo dan jenjang Sekolah Menengan Atas di Manado sehabis itu memasuki ITB jurusan arsitektur di Bandung.
Keseluruhan pendidikan era dewasa Dr. Ir. Ciputra memang merupakan campuran dari pendidikan yang akademis dan juga non akademis, di dalam kelas dan juga di luar kelas.
Inilah yang dapat disebut sebagai sekolah kehidupan yang menciptakan seseorang tumbuh menjadi eksklusif yang mampu berdiri diatas kaki sendiri dan utuh.
Oleh karena itu tidak aneh kalau ketika ini dia berpendapat bahwa pendidikan yang bagus yaitu pendidikan yang membangun insan seutuhnya dan beberapa cirinya adalah membangun watak, mendorong kreativitas dan mendidik huruf-karakter berdikari siswa-siswinya.
Merintis Kerajaan Bisnis
Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, sahabat kuliahnya, sekitar tahun 1957 beliau mendirikan PT Daya Cipta.
Biro arsitek milik ketiga mahasiswa tersebut, sudah mendapatkan persetujuan pekerjaan tidak mengecewakan untuk masa itu, dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Proyek yang mereka tangani antara lain gedung bertingkat suatu bank di Banda Aceh.
Tahun 1960, dia lulus dari ITB. Ia kemudian pindah ke Jakarta. Keputusan ini menjadi tonggak sejarah yang memilih jalan hidup Ciputra dan kedua rekannya itu.
Dengan bendera PT Perentjaja Djaja IPD, proyek bergengsi yang akan diatur yaitu pembangunan pusat berbelanjaan di kawasan senen. Dengan banyak sekali cara, Ia berupaya menemui Gubernur Jakarta dikala itu, Dr. R. Soemarno, untuk menunjukkan proposalnya.
Gayung bersambut. Pertemuan dengan Soemarno lalu ditindak lanjuti dengan mendirikan PT Pembangunan Jaya, sehabis apalagi dahulu dirapatkan dengan Presiden Soekarno.
Setelah sentra perbelanjaan Senen, proyek monumental Ciputra di Jaya selanjutnya adalah Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jaya. Melalui perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki Pemerintah Daerah DKI inilah ia menunjukkan kelasnya selaku entrepreuneur sekaligus profesional.
Pebisnis yang Handal
Ia sangat tangguh dalam menghimpun sumber daya yang ada menjadi kekuatan bisnis raksasa. Grup Jaya yang didirikan tahun 1961 dengan modal Rp. 10 juta, sekarang mempunyai total aset sekitar Rp. 5 trilyun.
Dengan disokong kesanggupan lobinya, Ia secara bertahap juga membuatkan jaringan perusahaannya di luar Jaya, yakni Grup Metropolitan, Grup Pondok Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan yang terakhir adalah Grup Ciputra.
Dalam Biografi Ciputra diketahui bahwa jumlah seluruh anak perjuangan dari Kelima grup itu pasti di atas seratus, karena anak perjuangan Grup Jaya saja 47 dan anak usaha Grup Metropolitan meraih 54. Mengenai hal ini, secara berkelakar Ciputra mengatakan: Kalau anak kita sepuluh, kita masih mampu mengenang namanya masing-masing. Tapi jikalau lebih dari itu, bahkan jumlahnya pun susah diingat lagi.
Karya-karya besar Ciputra begitu bermacam-macam, alasannya adalah hampir semua subsektor properti dijamahnya. Ia sekarang menertibkan 5 kelompok usaha Jaya, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, dan Ciputra Development yang masing-masing mempunyai bisnis inti di sektor properti.
Membangun Berbagai Proyek Besar
Proyek kota barunya sekarang berjumlah 11 buah tersebar di Jabotabek, Surabaya, dan di Vietnam dengan luas lahan mencakup 20.000 hektar lebih. Ke-11 kota gres itu yaitu Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, CitraRaya Surabaya.
Selain itu ada juga di Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City di Hanoi, Vietnam. Proyek-proyek properti komersialnya, juga sungguh elegan dan menjadi animo setter di bidangnya. Lebih dari itu, proyek-proyeknya juga menjadi magnet bagi pertumbuhan wilayah di sekitarnya.
Perumahan Citraland milik Ciputra juga tersebar di Indonesia. Citraland ialah salah satu perumahan elite yang terkenal di Indonesia.
Pendiri grup Ciputra ini meninggal dunia di Singapura pada tanggal 27 November 2019. Jenazahnya kemudian dimakamkan pada tanggal 5 Desember 2019 di Memorial Park, Citra Indah City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.