TintaTeras

Biografi Alfred Nobel, Dikala Penemu Dinamit Mendirikan Hadiah Nobel Sebagai Rasa Penyesalan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Alfred Nobel dikenal sebagai pendiri Nobel dan juga penemu dari Dinamit. Hadiah Nobel merupakan sebuah penghargaan atau kado paling bergengsi di dunia dalam bidang tertentu. Ya, Penghargaan ini timbul atas prakarsa dari Alfred Nobel. Namun tahukah kau, selain selaku pendiri kado nobel, Alfred Nobel juga dikenal dunia sebagai seorang penemu dinamit yang ialah bahan peledak.

Dalam sejarahnya, Sebelum meninggal Afred Nobel yang kaya raya dari penemuan dinamit ini mewasiatkan bahwa seluruh hartanya diberikan selaku kado kepada mereka yang berjasa dalam suatu bidang. Hal ini juga selaku rasa tanggung jawab dan penyesalannya atas penemuan dinamit. Bagaimana kisahnya? Berikut profil dan biografi Alfred Nobel.

Biografi Alfred Nobel

Biografi Alfred Nobel

Alfred Nobel dilahirkan dengan nama lengkap Alfred Benhard Nobel. Ia lahir di Stockholm, Swedia pada tanggal 21 Oktober 1833. Ia ialah anak dari pasangan Immanuel Nobel dan Andriette Ahlsell.

Sang ayah yakni seorang insinyur dan juga seorang pengusaha dalam bidang konstruksi. Ayahnya amat suka melaksanakan eksperimen, khususnya dalam hal penghancuran bangunan dan watu. Kelak, bisnis inilah yang mendorong anaknya ialah Alfred Nobel menjadi penemu dinamit yang dimengerti selaku materi peledak.

Biografi Alfred Nobel

Ketika Alfred lahir, bisnis Immanuel mengalami keterpurukan. Hal ini mendorong ayahnya Immanuel Nobel untuk pindah ke negara lain, yaitu Finlandia dan Rusia. Sementara keluarganya ditinggal di Stockholm termasuk Alfred Nobel.

Meskipun berasal dari keluarga yang kaya-raya, Ibu Alfred yang bernama Andriette memiliki keuletan dan kemampuan untuk bekerja keras menghidupi keluarganya sembari ditinggal oleh suaminya bekerja di Rusia. Guna menyambung hidup keluarganya, Ibu Alfred membuka toko grosir di Stockholm, Swedia. Dari bisnisnya ini, beliau mampu mencukupi kebutuhan beliau dan anak-anaknya.

Pindah Ke Rusia

Tahun 1842 keluarga Immanuel Nobel berkumpul kembali di Rusia. Bisnis Immanuel yang baru, ialah bidang mesin sedang naik daun dan sukses sebab adanya persetujuan dengan militer Rusia.

Ayah Nobel menjadi kontraktor atau pemasokperlengkapan-peralatan yang dipakai dalam Perang Krim melawan Inggris. Perusahaannya juga menciptakan ranjau darat dan bahari yang diharapkan pemerintah Rusia ketika perang.

Di Rusia, Keluarga Nobel menetap di Saint Petersburg. Disana mereka hidup sederhana meskipun walau bergotong-royong mampu hidup dalam kemewahan. Ayah Alfred, Immanuel menginvestasikan kekayaannya untuk pendidikan anak-anaknya.

Tidak Mengenyam Pendidikan Formal

Alfred Nobel dan semua saudaranya tidak menjalani pendidikan formal di sekolah. Mereka menerima pendidikan privat atau home schooling di dalam rumah di bawah didikan guru-guru yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Hasil didikan semacam itu sangat terlihat dalam diri Alfred. Di bawah bimbingan gurunya yang berkebangsaan Swedia, Lars Santesson, dia jadinya memiliki minat yang sungguh mendalam dalam bidang sastra dan filsafat.

Ivan Peterov mengajari bawah umur Immanuel matematika, fisika, dan juga kimia. Semua anak Immanuel fasih berbahasa Swedia, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman. Alfred sendiri menguasai bahasa tersebut pada usianya yang ke-17.

Walau basis pendidikan yang diterima sama, Alfred memilih jalur yang berlawanan dengan saudara-saudaranya. Ludvig dan Robert terjun dalam bidang teknik, sedangkan Alfred menentukan untuk mendalami ilmu kimia. Profesor Nikolai N. Zinin, sang guru kimia, ialah orang yang memperkenalkan Alfred dan Immanuel akan nitrogliserin di kemudian hari.

Tertarik Dengan Sastra Dan Filsafat

Alfred Nobel muda sangat kesengsem akan sastra, fisika, dan kimia. Dia juga tergolong eksklusif yang melankolis alasannya sungguh suka menciptakan puisi. Sepeninggalnya, dia tercatat mempunyai perpustakaan pribadi yang berisikan 1.500 buku mulai dari bidang sains, filsafat, hingga teologi dan sejarah.

Karya-karya Lord Byron, sastrawan dari Inggris, sangatlah beliau gemari. Filsafat turut mengisi kurun mudanya. Hanya sebab ingin menguji kemampuan berbahasanya (dan pastinya intelektualnya pula), Alfred Nobel menerjemahkan karya Voltaire dari bahasa Prancis ke bahasa Swedia.

Ia juga menulis ulang dalam bahasa Prancis. Alfred Nobel juga mempelajari bagaimana fatwa filsuf seperti Locke, Alexander von Humboldt, dan Benedict Spinoza yang dengan gampang dilahapnya.

Menjadi Insinyur Kimia

Rupanya, Immanuel tidak baiklah dengan hobi Alfred dibidang sastra dan filsafat. Ayahnya berharap supaya Alfred bergabung dalam perusahaan yang sudah beliau bangkit, khususnya sebagai insinyur.

Upaya yang dilakukan Immanuel untuk mengalihkan perhatian Alfred dari dunia sastra diwujudkan dengan mengantarkan Alfred ke luar negeri untuk mencar ilmu disana. Ayahnya berharap agar Alfred Nobel yang dikenal pendiam dan sedikit introvert itu mendalami ilmu teknik kimia dan membuka wawasannya.

Belajar dari Amerika Hingga Ke Perancis

Alfred pun mulai melanglang buana menuntut ilmu semenjak tahun 1850 sampai 1852. Negara pertama yang dikunjunginya ialah Amerika Serikat. Di sana dia mempelajari teknologi-teknologi modern.

Pendidikannya pun berlanjut di Paris, Prancis. Profesor T.J. Pelouze mendapatkannya untuk bekerja di laboratorium eksklusif miliknya atas nasehat yang diberikan oleh Profesor Zinin, bekas guru kimianya.

Zinin sendiri adalah murid dari Pelouze. Pelouze adalah profesor di College de France dan juga sahabat bersahabat Berzelius, ahli kimia berkebangsaan Swedia. Apa yang terjadi di Paris ternyata berbuntut panjang pada bisnis Alfred Nobel nantinya.

Biografi Alfred Nobel

Asal Mula Penemuan Dinamit

Di kota Paris, Alfred berkenalan dengan mahir kimia muda murid Pelouze yang berasal dari Italia, Ascanio Sobrero. Sobrero tiga tahun sebelumnya, pada 1847, memperoleh materi kimia cair yang dinamakan dengan pyroglicerine (sekarang dinamakan dengan nitrogliserin).

Ia menjelaskan pada Alfred, materi ini mempunyai daya ledak yang tinggi, tetapi beliau tidak mengetahui bagaimana cara menertibkan ledakan yang dihasilkan. Nitrogliserin dihasilkan dari pencampuran gliserin dengan asam nitrat dan welirang atau proses nitrasi gliserol.

Bahan ini sangatlah berbahaya alasannya gampang meledak. Meskipun daya hancur yang dimilikinya melebihi bubuk mesiu (gunpowder), tetapi cairan ini mampu dengan mudah meledak jika mengalami tekanan dan pertambahan temperatur.

Alfred Nobel pun kepincut untuk mengetahui lebih lanjut perihal nitrogliserin dan ingin melibatkan penggunaannya dalam bisnis konstruksi.

Pada tahun 1852 bisnis Immanuel Nobel mengalami pertumbuhan yang sungguh pesat seiring dengan semakin parahnya Perang Krim. Pesanan Pemerintah Rusia akan peralatan perang bertambah.

Immanuel pun memerintahkan Alfred untuk pulang ke Rusia guna membantu bisnis keluarganya. Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh selama di Paris, Alfred dan ayahnya melakukan serangkaian percobaan untuk memproduksi nitrogliserin.

Mereka memproduksinya dalam jumlah besar dan dapat dipakai dalam keperluan komersial. Ide akan observasi ihwal nitrogliserin datang pula dari Profesor Zinin yang menyelenggarakan demonstrasi akan penggunaan nitrogliserin untuk kebutuhan militer.

Pada demonstrasi itu, Zinin menuangkan beberapa tetes nitrogliserin yang kemudian dipukul menyebabkan ledakan keras. Meskipun demikian, ternyata cairan yang bereaksi hanyalah yang mengalami kontak dengan tekanan, sisanya tetap ada.

Immanuel pun menjajal melibatkannya dalam Perang Krim, tetapi semuanya gagal dan tidak berfungsi. Menurut Alfred di kemudian hari, eksperimen ayahnya yang dilaksanakan dengan mencampurkan nitrogliserin dengan debu mesiu cuma dilaksanakan dalam kecil-kecilan.

Perang Krim pun alhasil usai setelah ditandatanganinya Treaty of Paris pada 30 Maret 1856. Peristiwa ini menimbulkan kebangkrutan kedua bagi Immanuel dan memaksanya meninggalkan Rusia dan kembali ke Swedia.

Robert dan Ludvig menetap di Rusia dan membuatkan bisnis mesin yang di kemudian hari akan mendirikan perusahaan minyak Rusia yang bernama Brothers Nobel atau Branobel.

Eksperimen Bahan Peledak

Sekira tahun 1860, Alfred menyelenggarakan serangkaian eksperimen pribadi. Akhirnya ia mulai berhasil memproduksi nitrogliserin tanpa ada permasalahan yang memiliki arti. Keberhasilannya ini merupakan keunggulan pertamanya atas Sobrero.

Alfred kemudian mencampurkan nitrogliserin dengan abu mesiu dan membakarnya dengan santunan sumbu. Sang ayah yang melaksanakan percobaan serupa cukup geram. Dia menganggap, hal itu ialah idenya.

Alfred pun menjelaskan apa saja yang dilakukannya, sehingga kemarahan Immanuel pun mereda. Hasil karya Alfred Nobel akan cairan yang disebut dengan blasting oil ini pun tertuang dalam paten pada Oktober 1863, di usianya yang ke-30.
Setelah itu, bayang-bayang keberhasilan Alferd Nobel mulai terlihat secara sedikit demi sedikit. Pada musim semi dan panas selanjutnya, ia kembali penelitian dan akibatnya mengenali prosedur buatan nitrogliserin yang lebih sederhana dan mengenalkan penggunaan detonator dalam peledakan. Kedua penemuannya ini dipatenkan pula jadinya.

Kaya Raya Berkat Bahan Peledak

Meskipun termasuk melankolis, Alfred Nobel bukanlah orang yang lambat pulih dari kesedihan. Pada September 1864, pabrik Alfred di Stockholm meledak dan memakan korban adiknya, Emil Nobel. Satu bulan berikutnya, beliau menambahkan perusahaannya dalam pasar saham.

Sukses besar pun diraihnya. Ia menjadi kaya raya berkat materi peledak. Pabriknya pun kian bertebaran di penjuru dunia. Dia membeli sebidang tanah di Hamburg, Jerman, dan mendirikan pabriknya di sana. Pabriknya di Amerika Serikat dibangun pada 1866 setelah melawan aneka macam hambatan birokrasi dan praktik bisnis yang serupa.

Biografi Alfred Nobel

Keberhasilan demi keberhasilan tidak menyurutkan perhatian Alfred pada bidang yang sangat digemarinya, yakni meneliti. Dia akhirnya mengenali, nitrogliserin haruslah dapat diserap oleh material yang berpori sehingga memiliki bentuk yang sifatnya portable, mampu dibawa ke mana saja, dan kondusif.

Alfred Nobel Sang Penemu Dinamit

Dalam biografi Alfred Nobel diketahui bagwa saat menetap di Jerman, ia risikonya menemukan materi tersebut. Materi ini diketahui dengan nama Kieselguhr yang merupakan pasir pengabsorb berbahan dasar silika yang berasal dari cangkang ganggang diatomae.

Kieselguhr membuat nitrogliserin mempunyai bentuk, alasannya bisa mengabsorb materi kimia cair itu. Dengan demikian, adonan ini mampu dengan gampang diletakkan di target peledakan dan dibawa ke mana saja tanpa khawatir akan terjadinya ledakan.

Asal Kata ‘Dinamit’

Dari sinilah dinamit berasal. Dinamit sendiri berasal dari kata Yunani dynamis, yang mempunyai arti tenaga atau daya. Tahun 1867 juga ialah kurun keemasan bagi Alfred Nobel sebab paten dinamitnya memperoleh kesepakatan di berbagai negara mirip Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Penemu Dinamit

Dinamit sendiri didapatkan pada dikala mesin pengebor pneumatic dan intan digunakan untuk kebutuhan yang serupa. Tidaklah mengherankan bila keterlibatan dinamit sangat meminimalisir waktu, tenaga, dan ongkos dalam projek-projek konstruksi.

Asal Mula Hadiah Nobel

Pada 1868 Alfred Nobel dan ayahnya mendapatkan penghargaan Letterstedt Prize dari Royal Swedish Academy of Sciences. Penghargaan ini diberikan pada siapa saja yang menghasilkan penemuan yang berguna bagi umat insan. Ide penghargaan Nobel berasal pula dari penghargaan ini.

Kesibukan bisnis dan seringnya ia bepergian ke luar negeri cuma menyisakan waktu yang sedikit bagi kehidupan pribadinya. Pada usia ke-43 dia sungguh merasa kesepian. Hal ini mendorongnya untuk mencari sobat di rumah dan juga sekretaris pribadi.

Ia lalu mengiklankannya di surat kabar. Pendaftar pun berdatangan. Namun pilihan pun kesudahannya jatuh pada Countess Bertha Kinsky, seorang perempuan aristokrat Austria. Perkenalannya dengan sang Countess tidak berjalan usang sebab Countess Bertha Kinsky harus menikah dengan Count Arthur von Suttner.

Meskipun demikian, mereka tetap berafiliasi melalui surat. Bertha von Suttner ternyata bukan perempuan sembarangan. Dia tergolong seorang pemikir dan penggagas perdamaian dunia yang di kemudian hari menciptakan suatu buku berjudul ”Lay Down Your Arms”.

Biografi Alfred Nobel

Banyak pihak yang tidak mewaspadai efek Bertha von Suttner dalam membentuk pandangan baru Alfred Nobel untuk memperlihatkan hartanya dalam bentuk hadiah bagi pihak-pihak yang sungguh mendukung perdamaian dunia. Bertha von Suttner sendiri mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1905.

Kelebihan Alfred Nobel yang sungguh menonjol adalah kemampuannya untuk menggabungkan gaya berpikirnya yang mendalam ala filsuf dan ilmuwan dengan pandangannya yang jauh ke depan dan dinamis yang kerap dimiliki oleh seorang industrialis.

Dia juga tertarik dalam info-informasi sosial dan tidak jarang pula melontarkan ajaran-ajaran yang termasuk radikal untuk saat itu. Sastra dan penulisan puisi juga digelutinya.

Wasiat Terakhir Sebagai Rasa Bersalah

Kekayaan yang melimpah dan tidak adanya keturunan menciptakan beliau gundah hendak diberikan terhadap siapa harta yang dimilikinya. Pada 27 November 1895 dia menuliskan wasiatnya di hadapan Swedish-Norwegian Club di Paris.

Isi Wasiat Alfred Nobel ialah menawarkan harta yang beliau miliki kepada siapa saja yang amat berjasa dalam sebuah bidang. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama Hadiah Nobel.

Wasiatnya juga menjadi suatu rasa penyesalan atas inovasi bahan peledak dinamit. Dinamit lalu banyak digunakan orang menjadi materi peledak yang terkadang menyebabkan korban jiwa dan juga tak sedikit digunakan untuk kejahatan.

Disisi lain, Penemuan bahan peledak khusunya dinamit menciptakan Alfred Nobel bergelimang harta atau kaya raya. Hal itulah yang menyebabkan rasa bersalah dan penyesalannya. Apalagi dikala saudaranya meninggal dunia, sebuah surat kabar menulis judul ‘Pedagang Kematian yang mati’.

Alfred Nobel Wafat

Pada 1891 di pindah dari Paris menuju ke San Remo, Italia. Di kota ini, Alfred Nobel sang penemu Dinamit sekaligus aktivis kado Nobel meninggal dunia balasan pendarahan otak. Ia wafat pada tanggal 10 Desember 1896.

Selama hidupnya, ia menciptakan 355 paten atas namanya. Ia juga menjadi orang yang kaya raya berkat bahan peledak khususnya penemuannya atas dinamit yang banyak digunakan oleh orang.

Artikel Menarik Lainnya: