TintaTeras

Cara Penularan Dbd

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan DBD yakni penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini mampu menyerang semua orang, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan mampu berakibat fatal kalau tidak diobati dengan segera. Untuk menyingkir dari penularan DBD, penting bagi kita untuk memahami cara penularan penyakit ini dengan baik.

Apa Itu DBD?

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengue berisikan empat serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Penularan virus dengue dapat terjadi kalau seseorang digigit oleh nyamuk yang telah terinfeksi virus tersebut.

Bagaimana Virus Dengue Menyebar?

Ada beberapa cara penularan DBD yang perlu kita waspadai, antara lain:

  1. Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti
  2. Penularan DBD khususnya terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi virus dengue. Nyamuk ini lazimnya aktif pada pagi dan sore hari, sehingga kita perlu berhati-hati dan menghindari gigitan nyamuk pada jam-jam tersebut.

  3. Transfusi Darah
  4. Selain lewat gigitan nyamuk, virus dengue juga dapat ditularkan melalui transfusi darah. Oleh alasannya itu, penting bagi panti jompo dan akomodasi kesehatan lainnya untuk memutuskan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi sudah diuji untuk memutuskan tidak terdapat virus dengue di dalamnya.

  5. Transmisi Vertikal
  6. Penularan virus dengue juga dapat terjadi dari ibu hamil yang terinfeksi virus dengue kepada bayi yang dikandungnya. Transmisi vertikal ini dapat mengakibatkan bayi lahir dengan kondisi tertentu yang bekerjasama dengan DBD.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penularan DBD

Penularan DBD tidak cuma dipengaruhi oleh gigitan nyamuk saja, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, mirip:

  1. Cuaca dan Lingkungan
  2. Cuaca yang panas dan lembab akan mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, sehingga memajukan risiko penularan DBD. Lingkungan yang kotor dan tidak bersih juga mampu menjadi kawasan berkembangbiaknya nyamuk tersebut.

  3. Perilaku Manusia
  4. Perilaku manusia seperti jarang membersihkan lingkungan, tidak menggunakan kelambu dikala tidur, dan tidak menggunakan obat anti nyamuk juga dapat memajukan risiko penularan DBD.

  5. Perjalanan ke Daerah Endemis
  6. Orang yang melaksanakan perjalanan ke kawasan endemis DBD, seperti Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Kepulauan Pasifik, memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular virus dengue.

Cara Menghindari Penularan DBD

Untuk menghindari penularan DBD, ada beberapa langkah yang dapat kita kerjakan, antara lain:

  • Menggunakan Kelambu
  • Saat tidur, pastikan kita menggunakan kelambu untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk Aedes aegypti, utamanya pada malam hari.

  • Membersihkan Lingkungan
  • Jaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, tergolong membuang tempat-tempat yang mampu menjadi sarang nyamuk seperti ban bekas, botol bekas, atau pot-pot kosong.

  • Menggunakan Obat Anti Nyamuk
  • Gunakan obat anti nyamuk atau lotion anti nyamuk ketika beraktivitas di luar rumah, terutama dikala pagi dan sore hari.

  • Mengenakan Pakaian yang Tepat
  • Pakailah busana yang menutupi sebagian besar badan, terutama dikala berada di luar rumah untuk menghemat risiko gigitan nyamuk.

  • Menghindari Perjalanan ke Daerah Endemis
  • Jika memungkinkan, hindarilah perjalanan ke tempat endemis DBD, utamanya saat sedang dalam kondisi pandemi COVID-19 untuk meminimalkan risiko penularan penyakit tersebut.

Gejala DBD

Setelah terkena gigitan nyamuk yang mengandung virus dengue, seseorang biasanya akan mengalami gejala-tanda-tanda DBD, seperti:

  1. Demam Tinggi
  2. Pasien akan mengalami demam tinggi yang dapat mencapai suhu 40 derajat Celsius atau lebih.

  3. Sakit Kepala
  4. Sakit kepala yang parah dan menetap ialah tanda-tanda biasa yang dialami oleh penderita DBD.

  5. Nyeri Sendi dan Otot
  6. Pasien juga akan merasakan nyeri pada sendi dan otot-ototnya, khususnya di tempat punggung, lutut, dan pergelangan tangan.

  7. Mual dan Muntah
  8. Gejala mual dan muntah juga sering dialami oleh penderita DBD, khususnya saat mengalami demam tinggi.

  9. Ruam Kulit
  10. Beberapa pasien juga mampu mengalami ruam kulit yang khas pada penderita DBD, biasanya muncul setelah demam turun.

Penanganan DBD

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-tanda-tanda DBD, segera konsultasikan dengan dokter untuk menerima penanganan yang tepat. Pemeriksaan darah mungkin diperlukan untuk menentukan diagnosis DBD. Beberapa langkah penanganan yang mampu dilaksanakan antara lain:

  1. Istirahat Yang Cukup
  2. Pastikan pasien menerima istirahat yang cukup untuk membantu badan memerangi infeksi virus dengue.

  3. Konsumsi Cairan yang Cukup
  4. Minum air putih dalam jumlah yang cukup sungguh penting untuk menghindari dehidrasi akibat demam yang tinggi.

  5. Obat Penurun Demam
  6. Dokter mungkin akan menawarkan obat penurun demam untuk meminimalkan tanda-tanda demam tinggi yang dialami pasien.

  7. Pantau Kondisi Pasien
  8. Pantau kondisi pasien secara bersiklus dan konsultasikan dengan dokter bila tanda-tanda-tanda-tanda DBD kian parah.

Dengan mengetahui cara penularan DBD dan tindakan pencegahannya, kita dapat meminimalkan risiko tertular virus dengue dan menghalangi penyebaran penyakit ini. Jaga kebersihan lingkungan, gunakan kelambu ketika tidur, dan konsultasikan dengan dokter kalau Anda atau keluarga mengalami tanda-tanda-tanda-tanda DBD. Semoga info ini berfaedah dan mampu menolong mengembangkan kesadaran penduduk akan bahaya DBD.

Artikel Menarik Lainnya: