Profil dan biografi Fatmawati Soekarno. Beliau diketahui sebagai ibu negara pertama Indonesia. beliau ialah istri dari Presiden Pertama Indonesia ialah Presiden Soekarno.
Fatmawati Soekarno juga dikenal sebagai penjahit bendera pusaka yang dikibarkan pada dikala proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Berikut Biodata serta Biografi Fatmawati Soekarno dan cerita perjalanan hidupnya.
Daftar Isi
Daftar Isi:
- 1 Biodata Fatmawati Soekarno
- 2 Profil dan Biografi Fatmawati Soekarno
- 2.1 Keturunan Bangsawan
- 2.2 Masa Kecil
- 2.3 Bertemu Dengan Soekarno
- 2.4 Dilamar oleh Soekarno
- 2.5 Menikah Dengan Soekarno
- 2.6 Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih
- 2.7 Ibu Negara Republik Indonesia Pertama
- 2.8 Anak Fatmawati dan Soekarno
- 2.9 Fatmawati Soekarno Wafat
- 2.10 Penghargaan Fatmawati Soekarno
- 2.11 Gelar Pahlawan Nasional
Biodata Fatmawati Soekarno
Nama Lengkap | Fatmawati Soekarno |
Nama Asli | Fatimah |
Lahir | Bengkulu, 5 Februari 1923 |
Wafat | Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 |
Agama | Islam |
Orang Tua | Hasan Din (ayah), Siti Chadijah (ibu) |
Suami | Ir. Soekarno |
Anak | Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra |
Gelar | Pahlawan Nasional, Ibu Negara Pertama Indonesia |
Profil dan Biografi Fatmawati Soekarno
Beliau lahir pada hari Senin, 5 Pebruari 1923 Pukul 12.00 Siang di Kota Bengkulu. Nama Aslinya adalah Fatimah. Ia merupakan putri tunggal dari keluarga H. Hassan Din dan Siti Chadidjah.
Masa kecil Fatmawati sarat tantangan dan kesusahan, akhir metode kolonialisme yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ayahandanya, Hassan Din semula ialah pegawai perusahaan Belanda, Bersomij di Bengkulu.
Tetapi alasannya adalah tidak inginmeninggalkan kegiatannya sebagai anggota Muhammadiyah, beliau lalu keluar dari perusahaan itu. Setelah itu, Hassan Din sering berganti usaha dan berpindah ke sejumlah kota di kawasan Sumatera Bagian Selatan.
Keturunan Bangsawan
Tidak banyak dimengerti orang bahwa sebetulnya Fatmawati merupakan keturunan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko. Sang ayah Hassan Din yaitu keturunan ke-6 dari Kerajaan Putri Bunga Melur. Putri Bunga Melur kalau diartikan adalah putri yang cantik, sederhana, bijaksana.
Tak heran jika dia memiliki sifat bijaksana dan mengayomi. Jalinan cinta antara Bung Karno dan Fatmawti pada mulanya membutuhkan usaha yang sungguh berat.
Masa Kecil
Fatmawati mengenyam pendidikan dasarnya di Hollandsch Inlandsche School (HIS) atau setara Sekolah Dasar. Ia lalu melanjutkan pendidikannya di sekolah yang dikelola oleh organisasi katolik.
Sejak kecil ia menyukai acara organisasi. Ia bahkan aktif dalam organisasi Naysatul Asyiyah, sebuah organisasi wanita dibawah Muhammadiyah.
Bertemu Dengan Soekarno
Dalam Biografi Fatmawati Soekarno diketahui bahwa perkenalannya dengan Soekarno dimulai dikala Soekarno dipindahkan ke kawasan perasingan di Bengkulu sehabis dari tempat Flores, NTT.
Di Bengkulu, Soekarno bekerja sebagai pengajar di sekolah Muhammadiyah daerah dimana dia bersekolah. Fatmawati mengikuti les bahasa Inggris guna melanjutkan pendidikannya di sekolah perguruan tinggi Rk Voolkshool. Kedekatan Soekarno dan Fatmawati terjadi pada tahun 1938.
Kedekatan dengan Soekarno ini menciptakan pertengkaran hebat antara Inggit Ganarsih dan Soekarno. Akibatnya, Fatmawati memilih untuk pindah ke tempat tinggal neneknya yang sekarang menjadi museum Fatmawati Soekarno di Bengkulu.
Beliau jadinya dilamar seorang perjaka, tetapi sebelum itu dia meminta pendapat Soekarno tentang lamaran tersebut. Ia berjumpa Soekarno tepat di depan rumah neneknya.
Dilamar oleh Soekarno
Ir Soekarno kemudian melamar Fatmawati untuk dijadikan istrinya. Lamaran Soekarno diterima olehnya dengan syarat berpisah dengan Inggit.
Demi menemukan Fatmawati yang begitu dicintainya Bung Karno dengan perasaan yang sungguh berat terpaksa mesti merelakan kepergian Bu Inggit, sosok wanita yang begitu tegar dan tulusnya mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai Indonesia Merdeka.
Pahit getir sebagai orang buangan (tahanan Belanda) sering dilalui Bung Karno bersama Bu Inggit. Namun sejarah berkata lain. Perjalanan waktu berkehendak lain, kehadirannya diantara Bung Karno dan Inggit sudah mengganti semuanya.
Menikah Dengan Soekarno
Dalam biografi Fatmawati soekarno diketahui bahwa pada tahun 1943 Bung Karno menikahi Fatmawati. Pernikahan itu dijalankan dengan wakil salah seorang saudara Bung Karno, Opseter Sardjono. Pada 1 Juni 1943, Beliau dengan diantar orang tuanya berangkat ke Jakarta, lewat jalan darat.
Sejak itu ia mendampingi Bung Karno dalam usaha meraih kemerdekaan Indonesia. Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan sesudah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari.
Mereka, sudah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi.
Tepat pukul 10.00, dengan suara mantap dan terang, Soekarno membacakan teks proklamasi, pekik Merdeka pun berkumandang dimana-mana dan kesannya bisa mengabarkan Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.
Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih
Kalau ada yang bertanya, apa tugas wanita menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan? Tentu kita akan teringat dengan sosok Fatmawati, istri Bung Karno.
Dialah yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Setelah itu, ada seorang pemudi Trimurti yang membawa nampan dan menyerahkan bendera pusaka kepada Latief Hendraningrat dan Soehoed untuk dikibarkan.
Dan, semua hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pada hari itu, Ibu negara pertama Indoesia ini juga ikut dalam upacara tersebut dan menjadi pelaku sejarah Kemerdekaan Indonesia.
Ibu Negara Republik Indonesia Pertama
Salah satu butir keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945 yaitu menentukan Bung Karno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia.
Setelah Ir Soekarno menjabat selaku Presiden Pertama Republik Indonesia maka secara otomatis Fatmawati yang senantiasa mendampingi Soekarno kemudian diketahui selaku Ibu Negara Republik Indonesia yang pertama.
Pada tanggal 4 Januari 1946 pusat pemerintahan Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta alasannya adalah kondisi Jakarta dicicipi makin tidak aman, menyusul datangnya prajurit NICA yang membonceng kedatangan tentara sekutu.
Ibu Fatmawai dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun ijab kabul ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain alasannya keduanya tidak pernah ingat kapan menikah.
Ini bisa dimaklumi sebab ketika berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang gres tiba untuk menjajah Indonesia.
[pullquote]…Kami tidak pernah merayakan ijab kabul perak atau ijab kabul emas. Sebab kami anggap itu soal remeh, sedangkan kami senantiasa dihadapkan pada problem-persoalan besar yang hebat dan dahsyat. – Fatmawati Soekarno.[/pullquote]
Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang sarat dengan gejolak perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah, Indonesia meraih kemerdekaan.
Tetapi ini belum tamat, justru saat itu perjuangan fisik mencapai puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap momen-momen penting usaha bangsa.
Anak Fatmawati dan Soekarno
Pasangan ini melahirkan putra pertamanya adalah Guntur Soekarnoputra. Guntur lahir pada ketika Bung Karno telah berusia 42 tahun. Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh.
Putra-putri Bung Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu tak ajaib mengingat Bung Karno ialah sosok pengagum karya seni, sementara Ibu Fatmawati sungguh terpelajar menari.
Di kota gudeg itu, dia menerima banyak simpati, alasannya sikapnya yang ramah dan gampang bergaul dengan aneka macam lapisan masyarakat.
Sebagai seorang Ibu Negara, Ibu Fatmawati kerap mendampingi Bung Karno dalam kunjungan ke banyak sekali kawasan Republik Indonesia untuk menghidupkan semangat perlawanan rakyat kepada Belanda dan mengikuti kunjungan Presiden Soekarno ke banyak sekali Negara sahabat.
Fatmawati Soekarno Wafat
Peran serta perempuan dalam pembangunan telah ditunjukkan Ibu Fatmawati, dia sering melaksanakan acara sosial, seperti aktif melaksanakan pemberantasan buta huruf, mendorong acara kaum wanita, baik dalam pendidikan maupun ekonomi.
Pada tahun 14 Mei 1980 dia meninggal dunia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Mekah yang kemudian dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. Kata-kata terakhir dia sebelum meninggal waktu itu :
….Datang ke Mekah telah menjadi pendaman cita-citaku. Saban hari saya melaksanakan zikir dan mengucapkan syahadat serta memohon semoga diberi kekuatan mendekat terhadap Allah. Juga memohon supaya diberi oleh Tuhan, keberanian dan melanjutkan usaha fi sabilillah. Aku berdo’a untuk cita-cita mirip semula yaitu impian Indonesia Merdeka. Jangan hingga terbang Indonesia Merdeka.
Penghargaan Fatmawati Soekarno
Atas jasa-jasa fatmawati, Namanya diabadikan selaku nama Rumah Sakit di daerah Cilandak, Jakarta berjulukan Rumah Sakit Fatmawati yang pada awalnya bernama Rumah Sakit Ibu Soekarno.
Pada tanggal 15 April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan rumah sakit diserahkan kepada Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RS Fatmawati.
Dalam perjalanan RS Fatmawati, tahun 1984 ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 ditetapkan selaku RSU Kelas B Pendidikan.
Di Kota Bengkulu, selaku kota kelahiran Ibu Fatmawati, Pemerintah Daerah beserta seluruh bagian memperlihatkan apresiasi terhadap jasa-jasanya.
Sebagai bentuk penghargaan dan sekaligus untuk mengingat Ibu Fatmawati, maka pada tanggal 14 Nopember 2001, Bandar Udara Padang Kemiling diubah menjadi Bandar Udara Fatmawati.
Perubahan nama Bandar udara ini didirikan oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri. Perjuangan Ibu Fatmawati selama masa sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan diakui oleh Pemerintah Pusat.
Gelar Pahlawan Nasional
Hal ini lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000 tanggal 4 Nopember 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, maka Pemerintah Republik Indonesia memperlihatkan gelar Pahlawan Nasional kepada Ibu Fatmawati.
Itulah gosip singkat perihal biografi fatmawati soekarno yang merupakan istri dari Presiden Soekarno, agar infomasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca www.biografiku.com sekalian.