TintaTeras

Biografi Dan Profil Sri Sultan Hamengku Buwono X

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

TintaTeras.com – Sri Sultan Hamengkubuwana X atau dalam bahasa jawa disebut dengan Sri Sultan Hamengku Bawono Kasepuluh, ia lahir dengan nama Bendara Raden Mas Herjuno Darpito. Sri Sultan Hamengkubuwana X lahir pada tanggal 2 April 1946 di Yogyakarta.

Di tahun 1968, Sri Sultan Hamengkubuwana X menikah dengan Tatiek Dradjad Supriastuti yang sekarang dikenal sebagai Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Pada tanggal 7 Maret 1989 dia dinobatkan selaku raja Kasultanan Yogyakarta dan pada tahun 1998 menjabat sebagai Gubernur Daerah spesial Yogyakarta.

Sri Sultan Hamengku Buwono X atau yang sering disebut dengan Sri Sultan HB X ialah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang ketika ini masih aktif menjabat.

Salah satu tokoh yang juga ikut ikut serta dalam acara politik di Indonesia ini mempunyai gelar resmi yang diberikan semenjak 7 Maret 1989. Berbagai aktivitas sosial dan politik telah diikuti oleh Raja Yogyakarta yang mempunyai nama lahir BRM Herjuno Darpito.

Bahkan, pada abad mudanya Sri Sultan juga sempat mengenyam pendidikan sarjana di Universitas Gadjah Mada dengan mengambil bidang studi Fakultas Hukum.

Selama mengambil bidang pendidikan aturan, Sri Sultan mulai mengembangkan contoh pikir yang lebih terbaru untuk meningkatkan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Meskipun aktif dalam kegiatan sosial dan politik, namun Sri Sultan Hamengku Buwono X memilih untuk mengambil jalan netral saat berada di pusaran politik pemerintahan. Hal ini terlihat ketika Sri Sultan juga pernah aktif dalam kepengurusan Partai Golongan Karya.

Bahkan, dirinya juga pernah menjabat selaku Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar. Namun, dirinya harus rela untuk melepaskan jabatan di partai politik karena hal ini berkaitan dengan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta yang telah disahkan pada tahun 2012 lalu.

Salah satu hukum yang telah ditetapkan pada Undang-undang itu yakni melarang Gubernur yang dijabat oleh Sri Sultan untuk ikut dan terjun pribadi di dunia politik.

Selalu Aktif Dalam Kegiatan Budaya

Sri Sultan Hamengku Buwono X juga pernah ikut ikut serta dalam kegiatan birokrasi hingga sosial, khususnya di Yogyakarta. Hingga dikala ini. Sri Sultan pernah ikut dalam beberapa organisasi seperti Kadinda DIY selaku Ketua Umum, Ketua KONI Daerah Istimewa Yogyakarta, dan beberapa jabatan yang lain.

Sebagai tokoh nasional yang mempunyai efek cukup besar di Indonesia, dirinya juga ikut dalam aktivitas politik Deklarasi Ciganjur. Deklrasi ini dicetuskan Sri Sultan dengan beberapa tokoh nasional lainnya selaku sikap ketika terjadinya reformasi di Indonesia.

Impian Kebhinekaan yang terus-menerus digaungkan oleh Sultan dianggap sebagai pertimbangan ketika dirinya menjadi pembicara pada pelatihan kebangsaan.

Sri Sultan Hamengku Buwono X yang lahir pada 2 Maret 1946 lima orang putri dari pernikahannya dengan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas adalah GKR Pembayun, GKR Candrakirana, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara.

Beberapa pemikiran kritis yang dimiliki Sri Sultan lalu dituangkan pada Karya Ilmiah yang berjudul Kerangka Konsepsi Politik Indonesia yang diterbitkan pada tahun 1989 dan Bercermin Di Kalbu Rakyat yang terbit pada 1999.

Kegiatan sosial, politik dan kebudayaan yang dikerjakan Sri Sultan juga senantiasa memberikan hasil yang sangat positif bagi banyak kalangan. Hal ini yang membuat dirinya mendapatkan Gelar Doktor Kehormatan dari ISI atau Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Pemberian gelar ini alasannya sumbangan Sri Sultan pada seni pertunjukan kekinian dan tradisi yang mulai dilakukannya dari 1989 sampai kini.

Artikel Menarik Lainnya: