Firaun Tutankhamun diketahui sebagai salah satu firaun paling populer dengan misterinya. Jika anda pernah menonton film The Mummy yang menceritakan wacana kutukan seorang firaun, anda pasti menduga hal itu memang mustahil terjadi. Namun siapa sangka diantara banyak firaun yang memerintah Mesir kuno, Firaun (Pharaoh) Tutankhamun salah satu firaun yang populer karena kutukannya yang melegenda sejak inovasi makamnya. Bagaimana kisahnya?
Daftar Isi
Daftar Isi:
- 1 Biografi Firaun Tutankhamun
- 1.1 Firaun Termuda Dalam Sejarah Mesir Kuno
- 1.2 Pemerintahan firaun Tutankhamun
- 1.3 Firaun Tutankhamun Meninggal
- 1.4 Penyebab Kematian Firaun Tutankhamun
- 1.5 Malaria dan penyakit di kaki
- 1.6 Penemuan Makamnya Oleh Howard Carter
- 1.7 Penggalian Selama Puluhan Tahun
- 1.8 Makam Firaun Tutankhamen
- 1.9 Misteri Kutukan Firaun Tutankhamun
- 1.10 Kutukan Yang Memakan Banyak Nyawa
- 1.11 Penyebab Kematian Korban ‘Kutukan’ Sang Firaun
Biografi Firaun Tutankhamun
Firaun paling populer sepanjang sejarah yakni Firaun Tutankhamun. Ia adalah Firaun ke-12 dari dinasti ke 18 Mesir. Firaun paling muda diantara semua firaun yang pernah memerintah Mesir. Dia memerintah dari 1334-1323 SM selama periode itu diketahui selaku Kerajaan Baru.
Nama orisinil firaun Tutankhamen adalah Tutankhaten yang memiliki arti “Gambaran Hidup Aten“, sementara Tutankhamun berarti “Gambaran Hidup Amun“.
Firaun Termuda Dalam Sejarah Mesir Kuno
Sebagai seorang firaun atau pharaoh, Tutankhamun memulai pemerintahannya pada usia 9 tahun dan ialah raja mesir antik termuda sepanjang sejarah mesir antik.
Meskipun demikian, Tutankhamun ialah firaun yang paling populer dari Firaun-firaun yang menguasai mesir sebelumnya, dan cuma satu yang memiliki julukan dalam budaya populer selaku “King Tut” atau raja Tut.
Penemuan makamnya di tahun 1922 oleh Howard Carter membuat media seluruh dunia menyinari ihwal Firaun Tutankhamun ini dan memicu kepentingan publik yang gres di Mesir.
Firaun Tutankhamun sendiri menikah dengan Ankhesenpaaten, putri Akhenaten ialah kerabat perempuannya sendiri. Ankhesenpaaten juga mengubah namanya dari akhiran ‘Aten’ dan menyertakan kata ‘Amun’, menjadi Ankhesenamun.
Pemerintahan firaun Tutankhamun
Dalam Biografi Firaun Tutankhamun dikenali bahwa dalam tiga tahun dari pemerintahan Tutankhamun (1331 SM), dikala ia masih seorang bocah sekitar 11 tahun, beliau menciptakan hak istimewa tradisional dikembalikan ke peraturan lama, dan ibukota kerajaan kemudian dipindahkan kembali ke Thebes.
Firaun muda ini juga mengadopsi nama Tutankhamun, mengubahnya dari namanya saat lahir Tutankhaten. Karena usianya yang masih anak anak pada saat keputusan itu dibuat, lazimnya banyak yang berpikir bahwa kebanyakan tidak semua tanggung jawab bagi Tutankhamun dibebankan padanya dan mungkin juga pada penasehat lainnya.
Firaun Tutankhamun Meninggal
Firaun Tutankhamun meninggal pada usia 19 yang ditengarai karena cedera pada kepalanya menurut hasil otopsi pada jasad mummi nya. Banyak mengira bahwa dia dibunuh. Dia dimakamkan di Lembah Para Raja.
Dua fetus mumi ditemukan dalam peti mati yang telah disegel atas namanya. Dimana diyakini bahwa itu ialah anak-anaknya yang lahir prematur.
Penyebab Kematian Firaun Tutankhamun
Selama dua tahun, sejumlah ilmuwan di Mesir mengusut mumi dari raja yang berusia 19 tahun itu untuk mengkaji sampel darah dan DNA. Mereka mendapatkan benalu malaria dalam darahnya, seperti diangkut dalam Journal of the American Medical Association.
Sejak makam Firaun Tutankhamun didapatkan oleh Howard Carter di Lembah Raja pada 1922, para ilmuwan mengungkap aneka macam spekulasi tentang penyebab kematiannya.
Beberapa ilmuwan berpendapat raja yang masih berusia 19 tahun itu tewas sebab jatuh dari kereta kudanya dan ada yang beropini bahwa beliau bergotong-royong dibunuh.
“Hal penting lain yang mengakibatkan kematiannya yaitu malaria yang akut yang ditemukan menurut tes DNA,” kata Dr Zahi Hawass. Namun ada pula yang menyampaikan Tutankhamun menderita penyakit yang amat jarang yang menyerang keluarganya sebab beliau meninggal pada usia amat muda dan tidak meninggalkan ahli waris.
Malaria dan penyakit di kaki
Kini sejumlah spekulasi itu tampaknya akan selsai setelah tim arkeologi Mesir yang dipimpin Dr Zahi Hawass memeriksa mumi Tutankhamun dan 10 mumi anggota kerajaan yang lain selama dua tahun.
Dua diantara mumi yang diteliti dengan memakai sidik jari genetis diperkirakan ialah nenek dan ayahnya. Hasil penyelidikan mengukuhkan Firaun Tutankhamun kemungkinan menderita penyakit turunan berupa penyakit tulang yang menyerang kaki yang disebut Kohler II.
Namun peneliti juga memperoleh bekas-bekas parasit malaria di darahnya sehingga menyimpulkan malaria bareng dengan luka di kakinya yang tidak sembuh itu sudah menyebabkan kematiannya.
“Hal penting lain yang mengakibatkan kematiannya ialah malaria yang akut yang didapatkan berdasarkan tes DNA. Dan pada tahun 2005 aku memperoleh bahwa ia mengalami luka di kaki kirinya dan luka itu disebabkan kecelakaan yang terjadi beberapa jam sebelum beliau meninggal.” kata Dr Zahi Hawass.
“Jadi Raja Tut tewas alasannya adalah malaria yang akut. Kami kini untuk pertama kalinya bisa menyampaikan bahwa kami telah mengungkap misteri anak emas keluarga itu, Raja Tut.”
Penemuan Makamnya Oleh Howard Carter
Howard Carter (1874 – 1939), yaitu arkeolog asal London, Inggris, yang mendalami kebudayaan Mesir antik. Tak ada arkelog yang begitu konsisten kepada Mesir kecuali ia.
Karena itu Howard Carter menjadi satu-satunya pakar kebudayaan Mesir Kuno yang paling mahir. Dalam perjalanan karir dan hidupnya, Howard Carter mendalami seni menggambar dan arkeologi. Semua hal yang dikerjakannya semenjak usia 17 tahun sudah “berbau” Mesir.
Lantas di usia 25 tahun ia telah diberi iman untuk bekerja di kawasan Mesir untuk melakukan penggalian dan restorasi situs, termasuk pemeliharaan artefak Mesir Kuno.
Sampai hasilnya dia terobsesi untuk menemukan salah satu makam firaun Mesir Kuno dari dinasti ke-18 yang diketahui sebagai Tutankhamun. Ternyata obsesinya ini menjadi “perburuan” tersulit dan terlama selama hidupnya
Titik penelusuran makam Firaun Tutankhamun ini terkonsentrasi di sekitar Lembah Raja di daerah Tepi Barat, erat Luxor. Selama bertahun-tahun penggalian dan penelitian dilakukannya tetapi makam yang dicari tak kunjung ditemukan.
Penggalian Selama Puluhan Tahun
Selama penggalian ia hanya memperoleh pasir gurun dan jikalau sedikit mujur ada mendapatkan semacam guci-guci yang mengarah pada abad pemerintahan Tutankhamen.
Sepuluh tahun pertama penggalian, kemajuan terakhir yang ditemukan hanyalah serpihan busana dan bongkahan batu yang bertuliskan nama Tutankhamun dan jejak yang mengarah pada masa pemerintahan firaun berusia 18 tahun itu.
Seluruh tim ekspedisi itu mulai putus asa sementara biaya yang dikeluarkan telah banyak dan persediaan keuangan telah sangat tipis. Namun di tengah rasa putus asa rekan-rekannya, Howard Carter tetap optimis bahwa perkiraannya sempurna bahwa Firaun Tutankhamun pastilah dimakamkan di lembah itu. Ia percaya bahwa makam penguasa Thebes yang menyatukan Mesir kuno itu persis di lembah yang sedang mereka gali.
Untuk kelanjutan ekspedisi, dia menemui sponsornya yakni Lord Carnarvon. Bangsawan yang menggemari barang kuno dan antik ini mengultimatum Howard Carter bahwa dia sudah tak mampu menyokong ekspedisi itu lebih lama. Namun H Carter meyakinkan Carnarvon bahwa dia hanya butuh satu peluang lagi.
Pada permulaan November 1922, H Carter memulai penggalian terakhirnya. Penggalian dilaksanakan di satu titik yang belum pernah disentuh sebelumnya. Di lokasi ini, dia memperoleh semacam komplek tempat tinggal para budak penggali makam dan beberapa artefak kuno lainnya.
Saat penggalian dilanjutkan, seorang mandornya bernama Ali melaporkan inovasi sebuah tangga batu yang menurun di sekeliling kompleks itu. Penggalian dilanjutkan selama dua hari dan tangga watu itu terperinci terlihat mengarah pada satu pintu tertutup.
Lord Carnarvon pun di telegram memberitahu bahwa pintu makam Tutankhamen sudah didapatkan. Setelah Carnarvon datang di lokasi, dua hari kemudian pintu kerikil menuju makam berhasil dibuka. Didalamnya terdapat lorong dengan serakan bebatuan berhias hiroglif Mesir Kuno di dinding menuju pintu berikutnya.
Carter mencoba membuka pintu batu dengan memahat celahnya. Setelah memindah beberapa bongkah watu, dia membuat sebuah lubang kecil.
Dari celah itu beliau memasukkan lilinnya untuk mengintip ke dalam ruangan yang gelap di balik pintu. Apa yang dilihatnya menjadikannya membisu kagum selama beberapa ketika.
Ia telah mendapatkan makam yang dia cari selama dua puluh tahun terakhir, yakni makam Firaun Tutankhamun . Howard Carter yang menemukan situs makam Firaun Tutankhamun ini menjadi isu besar yang menggemparkan dalam sejarah arkelog kala itu. Penemuan ini dinobatkan selaku temuan arkelogi paling fantastis di masa 20.
Makam Firaun Tutankhamen
Temuan kompleks makam lengkap dengan artefak dan harta peninggalan firauan yang masih utuh, mummi, situs, dan semua yang berada di dalam makam itu masih tersegel dan belum pernah disentuh semua orang setelah pemakamannya 3.300 tahun yang kemudian.
Saat pertama kali mendapatkan ruang makam bawah tanah itu, H Carter menyaksikan bahwa ruangan itu dilapisi emas murni yang kuning berkilau. Di dalam ruangan itu terdapat 4 lubang kubur dengan masing-masing peti mati watu didalamnya.
Ruangan itu tertata baik dengan beberapa pot bunga, singgasana bertahta permata, baju-baju kerajaan, beberapa set alat rumah tangga, pisau dan senjata, patung berupa gila, dan beberapa peti harta. Didalam peti mati itu terdapat mummi yang disegel dengan nama Tutankhamun. Peti matinya berisikan tiga lapisan.
Dan lapisan paling terakhir terbuat dari lempengan emas murni berukir. Mummi firaun itu dibalut kain kafan putih berlapis permata, bagian wajah ditutup topeng emas berhias permata, dan di bagian dadanya terdapat kalungan bunga yang warnanya masih “segar”.
Temuan makam firaun ini adalah yang terlengkap dalam sejarah. Satu-satunya situs (dikala itu) yang belum dijarah dan terjamah insan. Sampai balasannya ekpedisi H Carter dan Carnarvon memperoleh dan membuka segel firaun yang telah terkubur ribuan tahun itu.
Misteri Kutukan Firaun Tutankhamun
Makam Tutankhamun yang sangat populer itu, pertama kali dibuka pada tahun 1922, para jurnalis melaporkan ada prasasti di akrab pintu makam yang Raja Tutankhemen ini yang berbunyi demikian :
…Kematian akan secepatnya mengunjungi mereka yang menjamah makam Pharaoh.
Keliatannya memang konyol, namun perayaan ini tampaknya terbukti benar, saat nyaris semua arkeolog dan para pekerja yang menjamah makam Tutankhemen dilaporkan meninggal secara misterius dan mengerikan dalam tempo yang tidak terlampau usang sehabis insiden pembongkaran makam itu terjadi.
Ada empat Raja-raja Amarna pada Dinasti ke-18 dan Tutankhamun yang ketiga. Karena Dinasti ke-19 tidak menggemari peraturan Dinasti ke-18, maka raja-raja Amarna dicoret dari daftar keluarga raja dan itu dilakukan didepan biasa .
Monumen raja Tutankhemen di hancurkan, dan lokasi makamnya dilupakan.Dan itu benar, eksistensi makam raja muda yang bernasib malang tersebut betul-betul terlupakan oleh Dinasti ke-20. Ketika kepala arsitek mengawali memahat batu untuk membuat makam Ramses VI, beliau tidak tahu bahwa beliau sudah membiarkan puing-puing berjatuhan di atas makam Raja Tutankhamun.
Dan sejak itu, makam raja muda ini benar-benar dilupakan alasannya adalah dia dulu juga bukan ialah penguasa yang hebat, sama sekali tidak mengesankan. Namun hal ini justru menjinjing keuntungan pada 3.300 tahun lalu, mengapa?
Karena makamnya tersembunyi dan harta karunnya tetap tidak tersentuh. Dan ini menimbulkan makan Raja muda Tutankhamun ialah satu-satunya makam raja Mesir kuno yang di kuburkan di Lembah Raja-raja Luxor yang tidak diacak-acak selama berabad-masa oleh para perampok.
Kutukan Yang Memakan Banyak Nyawa
Selama berabad-kurun damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi telah berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung itu, Carter melakukan langkah-langkah radikal, ialah dengan memotong-motong mumi.
Ini sangat fatal. Dalam 14 hari, 2 dari orang-orang yang terlibat meninggal secara secara tiba-tiba. Bahkan pada tahun 1929, 13 orang meninggal sebab satu karena …Kutukan
Lord Carvarnon meninggal pada tanggal 6 April 1923 alasannya pneumonia, komplikasi balasan gigitan nyamuk yang terinfeksi. Kemudian para jurnalis mendapatkan prasasti di erat pintu makam ihwal peringatan mengenai maut tadi.
Mereka kemudian menyampaikan bahwa Kutukan Fir’aun Tutankhemen-lah yang membunuh Lord Carvarnon . Menyusul kemudian, Lady Carnarvon, yang menyusul suaminya ke alam awet dengan alasannya adalah maut yang tak terperinci.
Di tahun yang sama, seorang meninggal secara mendadak sehabis mendatangi makam ini dan dianggap ialah ulah kutukan juga. Ia adalah Pecky Callender, yang menolong Carter memasuki makam.
Kematian misterius juga dialami oleh salah seorang usahawan kaya yang berkunjung ke makam Tutankhemen, George Jay Gould. Untuk tour mahalnya ini, Gould mesti membayar mahal. Malam hari setelah mendatangi makam, dia terkena demam, dan esoknya ia meninggal dunia.
Harta karun Raja muda ini dipamerkan di banyak museum di seantero dunia. Ketika Arthur C Mace dari Metropolitan Museum of Art di New York, dan George Benedite dari Museum Louvre, Paris, ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius sesudah menunjukkan harta karun tersebut di Museum mereka!!
Kembali, Kutukan Tutankhemen yang disalahkan atas meninggalnya dua orang tersebut. Kutukan itu kembali beraksi dan menjadi dipermasalahkan atas maut orang-orang yang sedikit sekali terlibat dengan ekspedisi ini. Contohnya sekertaris eksklusif Howard Carter yang berjulukan, Robert Bathnell ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius.
Tiga bulan kemudian, ayah Bathell, Lord Westbury melompat dari lantai 7 dan tewas. Ia meninggalkan pesan,meyalahkan kutukan Tutankhemen atas ajal anaknya.
Tidak hanya rampung disitu, ketika dalam perjalan ke makam, kereta mayit Lord Westbury menabrak seorang anak 8 tahun. Anak itu tewas seketika, begitu pula dengan salah seorang pegawai British Museum dalam bidang Egyptology.
Selama tiga dekade kutukan itu tak menyerang hingga terakhir kali tempat peristirahatan Tutankhemen diusik. Hingga saat ini, terhitung kurang lebih 25 orang yang telah meninggal dunia dengan disangkut pautkan dengan kutukan Tutankhamun. Yang terakhir kalinya menimpa seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995 silam.
Banyak ilmuwan mulai menelaah kutukan fir’aun dari sudut pandang ilmiah. James Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of Claims, Fraunds and Hoaxes of the Occult and Supranatural, menuliskan nama-nama siapa saja Eropa yang hadir saat makam Tutankhamun dibuka dan kapan mereka meninggal dunia.
Pernah mendengar yang namanya tabel aktuaria? . Tabel ini memberi nilai cita-cita hidup kita, didasarkan pada dimana tempat tinggal kita, apakah merokok atau tidak,dll.
Randi mengusut tabel aktuari yang berhubungan untuk siapa saja yang dihubungkan dengan makam Raja Tutankhemen, dan siapa yang meninggal selanjutnya.
Ternyata, orang-orang yang datang dalam pembukaan makam, hidup satu tahun lebih usang dibandingkan ramalan tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada usia wajar, adalah 66 tahun.
Dr. Douglas Derry, yang membedah mumi, meninggal pada usia lebih dari 80 tahun. Dan Alfred Lucas, ahli kimia yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada usia 79 tahun.
Penelitian lain memberikan tidak ada pengaruh aktual pada keinginan hidup orang-orang yang terlibat pada penggalian tersebut. Para korban mungkin tidak meyadari bahwa di dinding-dinding makam yang penuh dengan pernak-pernik-ornamen indah itu ternyata tersembunyi ribuan bahkan lebih pembunuh mematikan yang telah berumur 3000 tahun lamanya!
Penyebab Kematian Korban ‘Kutukan’ Sang Firaun
Dinding-dinding itu diselimuti oleh jamur cokelat kecil. Bakteri mungkin timbul dari plester atau cat dan hidup dari kelembaban plester sehabis makam ditutup.Dan, pembunuh sesungguhnya ialah bakteri mematikan yang berjulukan aspergillus niger.
Dalam makam yang hangat, kuman yang menyerang sistim pernapasan ini berkembang. Ia satu-satunya makhluk yang dapat bertahan hidup selama 3000 tahun di makam itu.
Saat Shryl Munson, korban terakhir yang ikut meninggal setelah berkunjung ke makam datang dengan ketahanan tubuh yang rapuh, maka dia yaitu rumah utama bagi jamur itu.
Spora itu terhisap dan menyerang sel yang lemah, menghancurkannya selagi menyebar. Sheryl Munson kelemahan oksigen, 10 hari setelah masuk rumah sakit, fungsi paru-parunya berhenti.
Tim dokter berhasil memperoleh jamur aspergilllus niger pada ketika melakukan biopsi paru-paru Sheryl Munson dan jamur mematikan ini ditemukan lebih banyak lagi di dalam makam Tutankhamun, utamanya di dinding makam.
Sheryl ternyata sudah melaksanakan suatu hal yang sangat fatal bagi hidupnya pada dikala mendatangi makam Tutankhemen. Ia menjamah dinding makam dan mengusap-usapkan jemari tangannya ke beberapa lukisan cat, dimana disana telah menanti kuman yang sungguh mematikan untuk bermigrasi ke dalam tubuhnya.
Begitu juga dengan orang-orang yang terlibat dalam pembongkaran makam. Bekerja dengan mumi mampu fatal, baik bagi peneliti dan muminya. Tindakan gegabah Howard Carter yang memangkas-motong badan mumi berakibat sungguh fatal bagi mereka yang terlibat.
Karena peneliti mampu menghisap spora dari debu mumi.Sebaliknya, peneliti mampu menawarkan bakteri atau kelembaban pada permukaan mumi yang mampu mengakibatkan pembusukan.
Walaupun telah mati selama ribuan tahun, mumi hidup bareng basil. Beberapa tak berbahaya, tetapi beberapa lagi sungguh mematikan. Tidak memakai pelindung dikala bekerja dengan mumi, akan sungguh rentan terinfeksi oleh spora jamur. Dan itulah yang terjadi pada Carter dan orang-orang disekelilingnya.
Otopsi lalai kepada mumi Tutankhamun ternyata melepas banyak pembunuh menakutkan yang kasat mata. Parahnya, pada ketika otopsi itu berlangsung, Carter dan rekan-rekannya tidak memakai pelindung apapun, mereka hanya memakai pakaian sehari-hari.
Kaprikornus mungkin terjadi persilangan kerusakan antara para peneliti dan mumi. Namun banyak orang yang beruntung mirip Carter yang tidak terinfeksi basil ini.