TintaTeras

Biografi Kim Peek (The Rain Man) – Manusia Super Jenius

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Biografi Kim PeekKim Peek ialah insan super jenius yang lahir dengan keterbelakangan mental dilahirkan pada tahun 1951 dengan ukuran kepala 3 kali lebih besar dibandingkan ukuran kepala bayi wajar . Selain itu, Kim juga divonis menderita encephalocele, adalah semacam luka di belakang kepala yang memperlihatkan sebagian otaknya yang mencolokkeluar. Di usia tiga tahun, luka itu semakin meluas dan merusak sebagian otak Kim. Tahun 1983, Kim menjalani pemeriksaan X-ray yang sukses menyibak ketaknormalan yang terjadi di otak Kim, yaitu otak Kim hanya mempunyai satu bab! Dengan kata lain, otak Kim tidak terbagi menjadi otak kanan dan otak kiri layaknya orang normal.Kemudian, setelah dilaksanakan investigasi lanjutan, kemballi diperlihatkan bahwa setengah dari bagian otak Kim sudah terpecah menjadi tiga bagian.

Menurut ayahnya, Peek sudah memiliki ingatan yang besar lengan berkuasa semenjak usia 16-20 bulan. Ia membaca buku, mengingat isinya lalu mengembalikan buku-buku tersebut dengan posisi terbalik ke rak untuk menawarkan jika dia telah selesai membacanya. Ia membaca satu buku dalam waktu satu jam, dan mengenang hampir semua yang ia baca, mengenang info yang sungguh luas dalam hal sejarah, literatur, geografi, angka, olahraga, musik dan tanggal. Teknik membacanya yakni dengan membaca halaman kiri dengan mata kirinya dan halaman kanan dengan mata kanannya, dengan cara ini ia mampu membaca dua halaman sekaligus dengan rate 8-10 detik per halaman. dia mampu mengenang isi 12000 buku.

Biografi Kim Peek

Berbagai investigasi itu tak juga memberikan informasi perihal penyebab kejeniusan Kim, cuma penyebab ketidakmampuannya. Kim mempunyai kekurangan dalam hal motorik, bahkan untuk mandi dan menggosok gigi pun tak mampu dilakukan seorang diri. Ketika Kim lahir, dokter memvonisnya sebagai ‘anak bodoh’ atau ‘cacat mental’ dan dia menyarankan kedua orang renta Kim untuk membawanya ke tempat tinggal perawatan. Namun pada ketika itu Fran dan istrinya membawa pulang Kim dan memperkenalkan Kim pada buku. Pada usia tiga tahun, Kim mengajukan pertanyaan pada Fran arti kata “diam-diam”. Sambil bercanda, Fran menyuruh putranya itu untuk mencarinya di kamus. “Saat itu beliau belum mampu berjalan”, kenangnya, “jadi ia merangkak ke arah meja, mengangkat tubuhnya ke atas meja dan sekitar 30 detik lalu ia berseru ‘ketemu!’” Saat berumur 4,5 tahun Kim sudah hafal 8 volume awal dari satu set ensiklopedia yang ada di rumahnya. Bahkan, gres-gres ini telah terungkap bahwa Kim mampu membaca 2 halaman buku secara serempak dan meyerap isinya cuma dalam waktu 10 detik! Hebatnya lagi isu yang ia dapatkan tadi tak akan ia lupakan. Menakjubkan!

Selain kesanggupan menghafal dan aritmatika yang jauh d iatas rata-rata, Kim juga menyayangi musik dan berguru memainkan piano pada Dr. April Greenan dari Universitas Utah. “Dia memiliki kesanggupan bermusik yang fenomenal dan lebih dari sekedar menghafal”, Ujar Dr.Greenan. “Bila Kim mendengar sebuah simfoni ketika dia kecil, dan lalu mendengarnya lagi pada usia 53 tahun, ia eksklusif dapat mengetahui bila terdapat kesalahan kecil pada permainan musik itu.”

Sesungguhnya apa yang dikatakan dokter yang menolong kelahiran Kim adalah benar, bahwa Kim bukanlah ialah seorang autis jenius, tetapi lebih tepat disebut pria dengan keterbelakangan mental yang superjenius. Karena seorang yang jenius lazimnya mempunyai kesanggupan luar biasa dalam 3 bidang. Tetapi Kim, sang superjenius, mempunyai kemampuan yang sungguh mahir setidaknya di 15 bidang yang berlainan! Hal ini disebabkan alasannya adalah kesanggupan menghafal 12000 buku, memprediksi cuaca dan mempunyai kemampuan bermusik layaknya Mozart!

Biografi Kim Peek

Tak ada orang lain di dunia ini yang memiliki kapasitas otak mirip Kim Peek. Badan Antariksa Amerika (NASA) pun kepincut memakai berbagai perlengkapan mutakhir, mirip brain imaging dan data fusion techniques, untuk mendapatkan belakang layar di balik kesanggupan otak Kim yang mengagumkan. Ketika Kim ditanya tentang pendapatnya perihal langkah yang akan diambil NASA, beliau pun menjawab, “Itu yang terbaik.” Mengapa ia bisa tahu semuanya? “Karena saya punya rasa cinta yang besar pada semua yang saya lihat,”ujar Kim. Sulit untuk berbincang-bincang dengan Kim. Pikirannya bisa berpindah-pindah dengan kecepatan tinggi. Namun dengan perlindungan Fran, Kim senantiasa dibimbing untuk kembali pada topik pembicaraan semula. Dalam sebuah obrolan lazim, seorang bercerita bahwa ia dibesarkan di kota Cirencester. “Itu adalah nama kamp orang Romawi, Corin,” sahut Kim. “Corinium,” ujar orang tersebut seraya membetulkan pernyataan Kim. Tetapi belakangan, sesudah dicek ulang, Kimlah yang benar. Karena orang-orang Romawi mengambil nama Corinium dari bahasa Keltik, Corin

Artikel Menarik Lainnya: